Bab 17 Geologi Biostratigrafi
Bab 17 Geologi Biostratigrafi
17.1 PENGENALAN
____________________________________________________________________
Tiga bab terdahulu berfokus pada hubungan-hubungan stratigraphic dalam suksesi
pengendapan eksis yang tampak pada karakteristik-karakteristik secara fisik pada
pengendapan karang, baik pada lithology maupun sifat-sifat fisik yang dapat
dirasakan sedikitnya melalui instrumentasion seismic ataunmagnetic. Kita kembali
sekarang pada ba
organisme fosil yang bermain dalam stratigraphy. Pertama, fossil memberikan suatu
metode penggunaan sepenuhnya yang tinggi dan ditambahkan bagi pembagian
kembali karang yang terendapkan ke dalam unit-unit
pengidentifikasian
Stratigraphy didasarkan pada karakteristik-karakteristik paleontology pada karangkarang yang terendapkan yang juga berkenaan dengan stratigraphic paleontology,
studi pada fossil dan distribusinya dalam beragam bentuk geologis.
Pemisahan pada unit-unit karang pada dasar suatu kandungan fossil yang bisa
atau tidak bisa menghasilkan
dapat dibuat
beberapa unit
biostratigraphy yang lebih kecil. Tentu saja, salah satu sasaran utama pada
biostratigraphy adalah untuk membuat kemungkinana perbedaan pada stratum ke
dalam subunit-subunit bersekala kecil atau zona-zona yang dapat ditentukan dan
dikorelasikan
interpretasi pada sejarah Bumi dengan suatu kerangka kerja yang tepat pada masa
geologis. Pada satu sisi, hal tersebut cukup biasa bagi unit-unit stratigraphic yang
dibuat
biologis untuk
dibedakan
pada dasar
kandungan fossilnya dari unit-unit stratigraphy yang lebih muda dan lebih tua.
Biostratigraphy sebelumnya disatukan secara tertutup dengan paleontology, dan
seorang ahli biostratigraphy yang trampil haruslah juga seorang ahli paleontology
yang sangat terampil. Buktinya, aplikasi pada biostratigraphy adalah bagi pra ahli
yang
organisma dan distribusi yang sifatnya temporer dan khusus. Karena stratigraphic
paleontology adalah
komprehensif pada subyek ini melebihi cakupan bukunya. Maksud bab ini adalah
untuk memperkenalkan beberapa konsep dan prinsip dasar pada biostratigraphy. Para
pembaca yang mengharapkan treatment yang lebih mendalam pada stratigraphy
dapat mengkonsultasikan
sebagaimana
Berry (1987), Cubitt dan Reyment 91982), Dodd dan Stanton (1981), Gradstein, dkk.
(1985) dan Kauffman serta Hazel (1977).
Kita memulai diskusi pada biostratigraphy melalui pengujian konsep bahwa
fosil
Sebagai bagian
organisme baik dalam ruang dan waktu dieksplorasi berikutnya. Kita conclude bab
dengan suatu diskusi pada
17.2 FOSSIL
SECARA STRATIGRAPHIC
____________________________________________________________________
mengakui bahwa fossil adalah sisa-sisa pada organisme yang hidup-sekali, dan
beberapa penulis telah kadang-kadang membuat kesan kemungkinan bahwa spesies
tertentu pada organisme berkulit lautan telah menjadi punah. Smith telah
membuktikan yang pertama menggunakan fossil seabagi suatu alat praktis untuk
mengkarakterisasi, membagi dan membuat korelasi strata dari satu area ke area
lainnya. Dalam tulisannya sebagai seorang peneliti dan pembuat kanal, dia telah
menemukan sekitar tahun 1796 bahwa stratum di dan sekitar Bath di Somerset dan
bagi beberapa wilayah di sekitarnya selalu ditemukan
ditempatkan di atas yang lain. Lebih lanjut lagi, dia mencatat bahwa setiap lapisan
dalam suksesi stratigraphic dikarakterisasi oleh
fossil
asemblage dimana hal tersebut ditemukan pada keseluruhan wilayah. Segera saja,
rentang waktu-
rentang waktu lainnya. Konsep ini mempunyai konsekuensi menjadi dikenal sebagai
prinsip (hukum) pada suksesi faunal. Kadang-kadang tanpa memberi tanpa pada
nama untuk fossil, Smith berhasil sepenuhnya dalam menggunakan cara tersebut
dalam membuat suksesi stratigraphic dan untuk membagi karang-karang ke dalam
unit-unit pemetaan melalui suatunkombinasi pada karakteristik lithologic dan
kumpulan fossil.
Merupakan hal penting untuk diberikan penekanana bahwa Smith tidaklah
membagi suksesi karang pada dasar fossil itu sendiri. Stratumnya pertama kali
delineated dan dinamakan menurut lithologinya. Kemudian, karakteristik fossil
dikumpulkan dan dipelajari. Penggunaan fossil sendiri untuk membagi ketebalan,
pembentukan secara homogen lithologically yang paling penting tidaklah muncul
hampir selama 15 tahun lamanya. Ahli ilmu pengetahuan Prancis Georges Cuvier,
seorang Smith kontemporer, mengakui hasrat yang dapat dipertanggungjawabkan
pada penggunaan fosil untuk membagi karang-karang tetapi tidaklah mencoba proses
tersebut bagi dirinya sendiri. Pembagian pada suksesi karang pada dasar fossil
pertama kali ditemukan pada sedimen pada masa Tertier pada tahun 1830-an.
Deshayes di Prancis (1830), Bronn di Jerman (1831), Lyell di Inggris (1833)
semuanya mengajukan pembagian-pembagian pada stratum Tertier yang berdasarkan
pada fossil (Hancockk, 1977). Pembagian Lyell secara historis patut diperhatikan. Dia
membagi stratum Tertier ke dalam empat unit pada dsar proporsi kehidupan untuk
kepunahan/kematian spesies pada karang (Tabel 17.1). Dengan demikian, kita melihat
di sini dengan jelas pertama kali penggunaan fossil sebagai bagian yang penting
sekali pada pembuatan definisi unit-unit waktu geologis dan kemungkinan bebas
secara biostratigraphy dari kontrol lithologic.
Tahapan Konsep
Walaupun prinsip Smith mengenai suksesi faunal menjadi landasan bagi seluruh
biostratigraphy selanjutnya, keerja yang dilakukannya pada
suksesi-suksesi
biostratigraphic membawa untuk hanya unit-unit waktu yang dibuat secara tidak jelas.
Pembagian Lyell secara sama tidaklah jelas dan, dalam banyak kasus, confine
penggunaan dalam penentuan waktu dan korelasinya. Tahapan yang penting ini
muncul dengan pengenalan pada tingkatan konsep, yang dikaitkan dnegan ahli
paleontology Prancis Alcide dOrbigny. Sekitar tahun 1842 Orbigny muncul dengan
gagasan meluruskan pembagian stratum utama, setiap bagiannya dibuat sistematis
mengikuti yang lain dan setiap (bagian) memberikan suatu kumpulan yang unik pada
fossil. Seperti Smith, dOrbigny mengakui bahwa kesamaan pada kumpulan fossil
bisa meliputi banyak formasi (unit-unit lithostratigraphic) dalam satu tempat atau
hanya suatu pembentukan tunggal atau bagian pada suatu formasi di lain tempat.
Dia mendefinisikannya
mengandung kumpulan fosil utama yang sama. Dia menamakan tahapan ini setelah
lokalitas geografis dengan
karang melalui kumpulan lainnya. Dia menyusun tingkatan ini sebagai mempunyai
perluasan di seluruh dunia dan untuk menjadi menghasilkan perusakan cathastrophic
berulang pada kehidupan di Bumi yang diikuti penciptaan-penciptaan baru, seperti
Cuvier yang mendahuluinya, yang gagal untuk gain penerimaan terakhir diantara
para ahli geologi, studi yang berikutnya telah menunjukkan bahwa tingkatan ini dan
karakteristik fauna adalah bersifat lokal daripada bersifat seluruh dunia. Meskipun
begitu, konsep dOrbigny pada tingkatan sebagai isi/badan utama pada stratum
dikarakterisasi oleh kumpulan besar fossil-fossil unik hingga bagian itu pada kolom
stratigraphic secara total
Konsep Zona
Tingkatan konsep pada dOrbigny membolehkan pembagian pada strata ke dalam
suksesi utama pada dasar fossil-fossil. Apa yang mereka tidak dapat berikan adalah
suatu metode melalui mana strata fossilferous dapat dibagi ke dalam besar-kecil,
unit-unit pembatasan yang nyata. Friedrich Quenstedt di Jerman secara khusus,
mengeritik tingkatan yang dibuat dOrbigny karena, menurutnya, metode dOrbigny
berpusat di seputar penerimaan, sebagai suatu diagnosa aggregate faunal, pada
spesies pada banyak strata dalam banayak lokalitas, yang lumped bersama dengan
cukup anggapan bagi jarak stratigraphic precise (Berry, 1987, hal. 125). Quenstedt
maintain bahwa hanya melalui studi yang sangat detail pada strata pada dasar
sentimeter ke sentimeter secara sangat penting dapat secara penuh memahami suksesi
pada fauna yang dikembangkan. Tulisan yang dimiliki Qunstedt tidaklah memberikan
notion pada pembagian biostratigraphic secara detail ke dalam pemanisan secara
karang Jurassic dalam beragam bagian di Jerman, dia menerima gagasan mengenai
unit-unit berskala-kecil yang dibuat oleh jarak-jarak stratigraphic pada fossil species
yang terabaikan pada lithology pada bagian alas yang mengandung fossil. Oppel
membuat catatan bahwa susunan vertikal pada beberapa spesies adalah sangat
pendek; yakni, spesies yang eksis untuk suatu masa yang sangat pendek secara
geologis. Lainnya cukup panjang, tetapi kebanyakan pada beberapa panjang tingkat
lanjut/pertengahan. Oppel membuat catatan juga bahwa kumpulan pada fossil yang
dikarakterisasi strata dibuat jaraknya untuk saling melengkapi pada fossil. Dia
membuat zona-zonanya melalui eksplorasi jarak vertikal pada setiap spesies secara
terpisah. Setiap zona dikarakterisasi oleh gabungan peristiwa pada spesies yang
tidak ditemukan bersama di atas atau di bawah zona ini. Dengan demikian, jarak
pada beberapa spesies dimuali pada dsar suatu zona (pemunculan pertama pada suatu
spesies), yang lainnya diakhiri pada puncak suatu zona (pemunculan terakhir pada
suatu spesies), whereas masih yang lain dibuat jarak pada keseluruhan zona atau
kadang-kadang diperpanjang melebihinya.
dibuat Oppel dinamai setelah suatu spesies fossil yang khusus, yang disebut suatu
indeks fossil, atau indeks spesies, yang mana adalah tetapi satu spesies fossil dalam
kumpulan pada spesies yang mengkarakterisasi zona.
Konsep pada zona dengan demikian dibolehkan, pembagian pada tingkat ke
dalam dua atau lebih banyak yang lebih kecil, unit-unit biostratigraphic yang berbeda
yang dapat diakui dan berkorelasi melampaui jarak yang panjang. Oppel mencoba,
sebagai contoh, untuk membagi karang-karang Jurassic pada Bagian Barat Eropa ke
dalam 33 zona. Hal tersebut dapat dicatat bahwa Oppel tidaklah memulainya dengan
tingkatan yang dibuat dOrbigny dan membaginya ke dalam zona. Di samping itu,
dia menggambarkan zona pada dasar jarak fossil dan kemudian dikombinasikan
zona-zona ke dalam tahapan-tahapan, seluruhnya tidaklah memerlukan kepatutan ke
dalam salah satu
(Hancock, 1977).
Zona-zona bersifat lambat diadopsi ke dalam praktek stratigraphic, khususnya
di Amerika Serikat, tetapi dengan modifikasi-modifikasi kecil pada metode Oppel
mereka sekarang menjadi biasa dengan angka sebutan (dalam bilangan pecahan) pada
studi biostratigraphic. Zona-zona yang diperluas hingga ke seluruh bagian pada
catatan fossil, bukan hanya Jurrasic, dan bagi keseluruhan wilayah di dunia. Hal
tersebut sekarang diakui, bagaimanapun,
tertentu melebihi kebanyakan zona yang telah ditemukan. Area dengan mana suatu
zona dapat diakui adalah
upaya-upaya untuk
Penggunaan baru-baru ini pada zona dan jenis-jenis yang berbeda pada zona sekarang
diakui digambarkan dalam bagian berikut.
1. Interval diantara occurrence paling rendah dan paling tinggi pada suatu
taxon tunggal (Gambar 17.3) merupakan jenis paling sederhana pada zona
interval dalam apa yang meliputi suatu spesies tunggal atau taxon lainnya.
Jenis zona interval ini disebut zona jarak dalam International Stratigraphic
Guide. Hal tersebuit merupakan badan/isi strata yang menggambarkan jarak
total pada peristiwa pada specimen pada suatu taxon yang khusus,
sebagaimana dilawankan dengan jarak lokal.
2. Interval diantara peristiwa sangat rendah yang terdokumentasikan pada
satu taxon dan peristiwa paling tinggi yang terdokumentasikan pada taxon
lainnya yang membuat suatu jenis zona interval yang disebut suatu zona
jarak concurrent dalam beberapa kasus. Sebagai contoh, the International
Stratigraphic Guide
menggunakan istilah
rendah suksesif pada taxa yang tidak berhubungan atau diantara peristiwa
paling tinggi suksesifbukan pada taxa yang berhubungan, tetapi juga yang
tidak berhubungan, yang berkorespodensi bagi zona interval pada
International Stratigraphic Guide (Gambar 17.3). catat bahwa zona interval
dibuat dalam the International Stratigraphic Guide sebagai suatu interval
antara dua horizon biostratigraphic berbeda, yang dengan demikian lebih
banyak restrictive daripada definisi umum pada suatu zona interval yang
puncak pada the International Stratigraphic Guide. Petunjuk memberi kesan bahwa
suatu zona puncak menggambarkan perkembangan maksimum, yang mana biasanya
berarti kelimpahan maksimum atau frekuensi pada peristiwa, pada beberapa spesies,
genus, atau taxon lainnya, tetapi bukan jarak secara total. Gambar 17.6
mengillustrasikan pembagian pada strata pada dasar zona abundance (acme). Catat
bahwa jurang pemisah bisa eksis diantara zona-zona yang dibuat pada dasar taxon
abundence.
lengkap atau sebagian ke dalam subbiozona (subzona) yang didesain secara formal
apabila semacam
sepenuhnya.
biozona diberikan suatu nama yang unik, yang compound dan mendesain jenis
biozone, sebagai contoh, zona kumpulan Exus albus atau zona jarak taxon Rotalipora
cushmani. Nama boleh didasarkan pada satu atau dua karakteristik dan taxa bisa yang
diperkeras hingga biozona atau mempunyai stratigraphic total yang saling mengisi
dengan biozona. Nama-nama ini sangat biasa paga benera atau subgenera, pembuatan
desain-desain spesies binomial, atau pembuatan desain trinomial pada subspesies.
jawaban untuk teka-teki ini beberapa tahun setelah Oppel menyatakan konsep zona.
Dalam kerja monumentalnya mengenai asal-usul spesies yang dipublikasikan pada
tahun 1859, Darwin menunjukkan eksistensi mengenai evolusi organik dan dengan
cara demikian secara garis besar merubah pemikiran ilmu geologi dan philosophi di
masa berikutnya, sungguhpun gagasan-gagasannya tanpa pengertian yang diterima
sebagai pemikiran kontemporer.
Darwin bukanlah yang pertama menerima gagasan umum mengenai evolusi,
tetapi para penulis sebelumnya telah mengajukan sedikit bukti yang mendukung
gagasan-gagasannya. Sebagai perbandingan, Darwin menggambarkan secara bersama
data pada catatan fossil mengenai kepunahan organisme, hasil-hasil perkembang
biakan yang selektif pada hewan domestik, observasi pada adaptasi-adaptasi bersifat
ekologi dan keragaman dinatara organisme hidup, serta rincian pada anatomi secara
komparatif. Dia kemudian merangkai-rangkaikan data ini ke dalam argumen yang
kuat bagi evolusi organik. Darwin menitik beratkan
mempunyai penghitungan reproduksi yang tinggi, yet populasi pada organisme ini
tang menyisakan sifat konstan yang sangat penting dalam waktu yang panjang. Dia
menjelaskan pengamatannya melalui pemberian kesan bahwa tidak semua organisme
pada jenis (spesies) yang sama sama baik equip dengan baik untuk bertahan hidup,
dan oleh karena itu banyak individu mati sebelum bereproduksi. Setiap individu pada
suatu spesies berbeda dari individu lainnya sebagai suatu hasil keragaman yang
timbul dengan suatu organisme sebagai keseluruhan melalui kesempatan. Beberapa
kesempatan yang beragam ini boleh jadi suatu keuntungan bagi organisme dalam
perebutan dengan
boleh jadi tidak beruntung. Variasi yang berhasil sepenuhnya membantu organisme
bertahan hidup dan memperpanjang lingkungannya jaraknya. Ketidakberhasilan
variasi menghasilkan kepunahan.
Darwin mengistilahkan proses ini membuang yang tidak berguna yang tidak
cocok dan bertahan hidup pada seleksi alam yang cocok. Lebih lanjut lagi, dia
mengajukan bahwa variasi yang nyaman ini bersifat diwariskan dan dapat
dipindahkan dari satu generasi hingga yang berikutnya. Kontribusi fundamental
Darwin dalam memahami evolusi dengan demikian merupakan pengakuan bahwa
seleksi alamai dalah proses melalui mana spesies baru lahir. Spesies baru muncul
karena komposisi pada populasi berubah dengan waktu yang tampak pada bukti
bahwa
individu yang melalui adaptasi yang nyaman akan berada dalam suatu
kesempatan yang lebih baik untuk bertahan hidup dan berreproduksi. Dia tidak
memahami bagaimana variasi timbul atau bagaimana ciri pembawan ini berlalu dari
satu generasi pada organisme hingga yang berikutnya. Konsep pada perubahan yang
spontan dalam gene yang kita sekarang sebut mutasi tidaklah dikenal saat Darwin
mempublikasikan The Origin of Species.
suatu
spesies merupakan suatu kelompok pada organisme yang saling berkembang biak
yang diisolasi secara reproduktif dari semacam kelompok lainnya. Kriteria untuk
mengidentifikasi suatu spesies secara biologis adalah berbeda untuk aplikais hingga
organisme fossil. Oleh karena itu, spesies fosil biasanya dikarakterisasi terutama
saja
membutuhkan
menyebabkan
spesies berubah. Baik mutasi gene, atau kombinasi gene yang dikelompokkan, dan
pembagian kondisi-kondisi lingkungan bersifat sangat penting bagi evolusi spesies.
Kebanyakan spesies dengan baik secara biasa bagi lingkungan normalnya, tetapi
apabila suatu variasi yang tepat muncul dalam suatu spesies hanya pada saat ketika ia
menjadi tidak adaptif bagi suatu perubahan lingkungan, kekuatan seleksi alami bisa
menempatkan varian novel ini (Shaw, 1964). Dengan demikian, spesies telah dicakup
melalui waktu sebagai suatu hasil seleksi alami pada pengacakan, mutasi-mutasi
menantang yang membawa spesies ke dalam penyesuaian diri yang lebih baik dengan
kondisi-kondisi lingkungan yang berubah.
Semua indikasi dari catatan geologis memberikan kesan
bahwa variasi
spesies adalah salah satu yang bersifat langsung dan tanpa kebalikannya. Sekali suatu
spesies telah menjadi punah, ia tidak dapat muncul kembali dalam catatan fossil.
Sebagai anggota pada suatu spesies baru yang bertambah dalam jumlah, mereka
boleh
dan pada akhirnya hilang-punah, atau pemunculan terakhir, pada spesies. Kepunahan
ditentukan hilangnya melalui kematian pada setiap anggota individu pada suatu
spesies atau kelompok taxonomic yang lebih tinggi sehingga bahwa garis silsilah
tidaklah lebih panjang eksisnya. Para ahli paleontology mengakui juga bahwa suatu
spesies bisa mengalami pseudoextinction. Pseudoextinction, atau kepunahan phyletic,
menentukan suatu proses evolusi dengan jalan mana suatu spesies dicakup ke dalam
suatu spesies berbeda. Dengan demikian, spesies asli menjadi punah, tetapi keturunan
terus-menerus dalam spesies saudara (perempuannya). Beberapa spesies eksis untuk
hanya suatu pecahan pada suatu periode geologis. Lainnya boleh jadi persist untuk
periode waktu yang lebih panjang. Organisme yang abundant dan tersebar luas secara
geografis dan secara relatif berjarak pendek mempunyai utility-stratigraphic waktu
yang lebih besar, yakni, penggunaan sepenuhnya yang sangat besar bagi studi
biostratigraphic (Gambar 17.7).
Model dan Penilaian pada Evolusi. Terdapat pertimbangan yang bersifat
kontroversi dinatara ahli paleontology yang memberi perhatian pada tempo
perubahan dalam evolusi organik. Dua titik tinjau utama yang berlaku. Satu tinjauan
menyatakan
terutama sebagai
suatu perubahan
melalui speciation atau pembuatan cabang pada garis silsilah, yang dengan begitu
disebut
pemunculan awal pada suatu spesies baru dalam bidang wewenang yang berbeda bisa
menunjukkan suatu kelambatan waktu yang tampak pada kelambatan dalam migrasi
(lihat Bagian 17.5 dan 17.6), yang mana membuat identifikasi pada pemunculan
pertama batas spesies yang lebih sukar.
Pengidentifikasian batas-batas spesies secara praktis, dan pembuatan batas-batas
zona biostratigraphic, lebih lanjut diperumit oleh permasalahan-permasalahan yang
tercakup sebagai berikut:
1. selang waktu contoh (Seberapa kecil harusnya mereka ada untuk memberikan
keyakinan bahwa batas-batas spesies terdeteksi?)
2. perubahan dalam catatan fossil yang disebabkan melalui pemeliharaan yang
terkubur dan tingkah laku yang aneh
3. sifat konstan dan penilaian pada pengendapan (selang waktu contoh yang
lebih kecil dibutuhkan untuk sedimen yang diakumulasikan sangat lambat vs
terakumulasi sangat cepat.)
4. susunan-susunan yang sebentar-sebentar dan dijelaskan pada pengendapan
dan erosi yang menghasilkan suatu catatan stratigraphic yang tidak lengkap,
yang dengan demikian memberikan pemunculan yang dijelaskan dengan
kekhususan.
Suatu pertanyaan mengenai evolusi yang memberi perhatian pada faktor-faktor
yang mengontrol penilaian pada mana evolusi dan kepunahan yang terjadi.
Kelompok-kelompok yang berbeda pada spesies dikenal untuk mencakup pada
penilaian yang secara garis besar berbeda. Stanley (1985) mengindikasikan, sebagai
contoh,
bahwa kelompok-kelompok
mencakup pada suatu penilaian bahwa hasil-hasilnya hanyalah tiga atau empat
spesies dalam 20 ma. Sebagai perbandingan, famili mammalia mencakup
suatu
muncul untuk menjadi unsur kunci pada model. Kuffman (1977) maintain bahwa
kontrol utama pada penghitungan evolusi adalah manifest secara eksternal dan
mencakup ukuran populasi, tingkat isolasi, penilaian pada isolasi, perbedaan pada
ceruk, variasi-variasi pada
organisme
trophic, serta luasnya toleransi bersifat ekologi. Stanley (1989) memberikan kesan
bahwa penghitungan/penilaian pada speciation (pengelompokan spesies) dan
kepunahan juga bertambah dengan penambahan tingkat pada perilaku stereotypical
(penambahan kompleksitas pada perilaku). Penambahan kompleksitas pada perilaku
merupakan suatu mekanisme pengisolasian penting, yang menyokong speciation;
bagaimanapun, ia dihasilkan juga dalam suatu dimensi yang sempit pada keluasan
ceruk, yang mana membuat suatu spesies yang rentan hingga perubahan dalam
lingkungan dan pada suatu resiko lebih besar pada kepunahan daripada suatu spesies
yang lebih sedikit terspesialisasi. Penilaian evolusi dan kepunahan berkurang dengan
kemampuan penyebarannya, suatu penguatan yang dihadapkan dengan isolasi (dan
speciation) tetapi mendukung suatu daya tahan untuk bertahan hidup.
Evolusi Deterministic vs Probabilistic. Suatu sisi persoalan yang penting pada
permasalahan pengontrolan evolusi yang berhubungan dengan pertanyan pada apa
atau bukan semacam peristiwa-peristiwa evolusi sebagai radiasi adaptif dan periode
pada massa yang punah yang bersifat menentukan atau kemungkinan. Dengan begitu
dapatlah dikatakan, peristiwa-peristiwa evolusi yang dijelaskan hanya dalam istilah
faktor-faktor penyebab, atau terdapat aturan-aturan secara statistik atau generalisasi
yang dapat menjelaskan peristiwa-peristiwa ini pada dasar proses atau variasi yang
acak? Model-model evolusi kemungkinan disebut model-model stochastic. Van Valen
(1973, hal. 1) menyatakan, sebagai contoh, bahwa seluruh kelompok yang mana data
eksis
bagi suatu
kelompok yang diberikan. Semacam pernyataan yang tidak dapat diambil bagi
pengertian kepunahan yang dapat terjadi tanpa kasus. Kepunahan pada suatu spesies
boleh jadi menghasilkan sejumlah kasus yang spesifik-dan ia bisa oleh karena itu
menjadi tidak valid bagi sifat kematian pada individu untuk berkesempatan. Apabila
frekuensi pada kematian dipertimbangkan pada tingkatan populasi, bagaimanapun, ia
boleh jadi menjadi valid secara matematis untuk menggambarkan frekuensi sebagai
keberadan
sejumlah kasus spesifik yang berbeda; yang bagaimanapun, populasi sebagai suatu
keseluruhan akan menjadi punah pada suatu penilaian yang konstan, bergantung pada
ukurannya, dengan menganggap kasus-kasus spesifik pada kematian individu. Oleh
karena itu, frekuensi kematian yang diamti dapat digunakan
untuk menghitung
suatu
keseluruhan adalah diterima untuk menjadi suatu proses acak, walaupun fluktuasifluktuasi individual dalam susunan ini dapat dijelaskan melalui penyebab dan
efeknya.
Raup (1977) menyatakan bahwa model-model stochasic memberikan
pelayanan untuk memisahkan ciri-ciri itu pada catatan evolusi yang mana adalah
amenable untuk penjelasan-penjelasan yang menentukan dari hal itu dimana
pencarian bagi suatu penyebab khusus tidak dijaminkan. Sebagai contoh, kematian
cepat yang terbuka pada dinosaur pada akhir masa Cretaceous dapat kemungkinana
kesukaran
Lebih lanjut lagi, tidak seluruh ahli geologi dan paleontologi setuju dengan
pendekatan
stochasic
pada fusulinid
foramainifers pada akhir Premian tetapi dua contoh pada kehilangan yang tiba-tiba
pada kelompok-kelompok utama organisme. Kepunahan-kepunahan yang dramatis
ini mempunyai beban imajinasi pada para ahli paleontology dan para ahli geology
untuk memeberikan
suatu penjelasan
kepunahan Premian Akhir telah diterima dengan perhatian khusus karena sejumlah
kelompok-kelompok utama yang dipengaruhi dan penajaman perubahan
dengan
mana kelompok-kelompok yang hilang dari catatan geologis dianatara Permian Akhir
dan Triasic.
Kepunahan-kepunahan massa adalah perhatian sangat besarbagi para ahli geologi
karena pertanyaan yang timbul, diantara hal-hal lainnya, mengenai kemungkinan
peristiwa-peristiwa recurring catastrophic dalam sejarah Bumi. Tahun-tahun 1980-an
dan awal 1990-an melihat pertumbuhan eksplosif dalam riset ke dalam susunan
penghitungan, penyebab, dan konsekuensi-konsekuensi kepunahan (Flessa, 1990)
tetapi sedikit keseluruhan persetujuan mengenai penyebab kepunahan. Teori-teori
mengenai kepunahan dibedakan dalam tiga kelompok:
1. kepunahan catastrophic
2. kepunahan yang berangsur-angsur
3. kepunahan-kepunahan yang terjadi dalam suatu rangkaian tahap-tahap yang
mempunyai ciri-ciri tersendiri yang tinggal di sekitar
batas-batas
melalui pelepasan awan raksasa pada angin dan/atau dihasilkan hujan asam, tsunami
dan kebakaran yang sifatnya liar yang disebabkan kepunahan sejumlah kelompok
taxonomic. Sebagai alternatif, aktivitas gunung berapi yang intense eksplosif boleh
jadi menambah pengaruh pada iklim melalui pelepasan pada awan gas yang
berlebihan (penghangatan rumahhijau). Ahli geologi lainnya memberikan kesan
bahwa semacam extarterrestrial memnyebabkan tidak diperlukan untuk menjelaskan
peristiwa-peristiwa kepunahan yang sangat. Secara berangsur-angsur,
progressif dalam iklim bersama perubahan
perubahan
pengurangan pada tingkat laut mengurangi habitat bagi organisme-air dangkal) yang
adequate, mereka katakan, untuk menghitung kepunahan. Masih beberapa ahli
geologi lainnya memberikan kesan bahwa beberapa kepunahan terjadi dalam suatu
pertunjukan
diringkaskan pada Tabel 17.5, setelah Donovan (1989). Para pembaca dapat sadar,
bagaimanapun, bahwa tidak semua pembuat riset setuju dengan yang dikesankan
karena digambarkan pada Tabel 17.5. Dalam beberapa peristiwa, kepunahankepunahan seluruh dunia pada suatu kelompok utama organisme, ketika sangat
menjadi
penting,
memainkan
hanya
suatu
peranan
yang
dibatasi
dalam
17.5 DISTRIBUSI
PADA
ORGANISME
DALAM
RUANG:
PALEOBIOGEOGRAPHY
____________________________________________________________________
Ketika dOrbigny memperkenalkan konsep tahapan, dia percaya bahwa kumpulan
fossil dimana dia berada dalam tingkatan didasarkan distribusi seluruh dunia. Kita
sekarang mengetahui bahwa species fossil dan kumpulan-kumpulan yang
mengkarakterisasi
unit-unit
biostratigraphic
tidaklah
perlu
ditemukan
daratan adalah penghalang bagi organisme lautan; air laut terbuka adalah penghalang
bagi binatang dan tumbuhan darat; air dalam adalah penghalang bagi organisme
dwelling-dasar air-dangkal; air dingin adalah suatu penghalang bagi organisme airhangat; air segar adalah suatu penghalang baginorganisme yang diadaptasi kondisi
laut yang bergaram; dan seterusnya. Suatu jenis khusus pada penghalang boleh jadi
dapat masuk melalui satu spesies pada organisme tetapi tidak melalui yang lain.
Sebagai contoh, organisme benthonic yang tidak mempunyai hidup yang panjang,
larval planktonik juvenile yang tingkatannya ditemukan dalam suatu penghalang air
dalam hingga dispersal. Sebagai perbandingan, organisme planktonic, yang hidup di
air dekat-permukaan dalam laut, didistribusikan secara luas ke seluruh lautan baik
dalam bagian yang dangkal maupun air yang dalam.
Bubarnya Organisme
fundamental secara alami. Mereka suatu unit dasar yang menjalani evolusi ; spesies
niche yang merupakan unit fungsional dasar dalam interaksi secara ekologi; dan
spesies adalah unit-unit fundamental pada biogeography, zonation biostratigraphy dan
korelasi. Karena begitu pentingnya dalam biostratigraphy, hal tersebut sangat penting
bahwa kita memahami faktor-faktor yang mengontrol pembubaran dan dstribusi
spesies. Tak pelak lagi, faktor-faktor yang mempengaruhi pembubaran pada
organisme daratan dan tumbuhan adalah berbeda dari pengontrolan pembubaran
pada organisme lautan. Juga, distribusi pada organime laut vertebrata yang dikontrol
oleh
yang
dangkal dengan kolom air (pelagic realm) dan mempunyai ability sangat lemah atau
dibatasi untuk melangsungkan pergerakannya. Mereka didistribusikan lebih atau
kurang pasif melalui aru dan laku gelombang serta boleh jadi disperse secara luas ke
dalam semua jenis lingkungan laut-terbuka. Organisme plankton adalah fosil yang
digunakan sepenuhnya tanpa kekcualian bagi biostratigraphic zonation dan korelasi
karena
habitat pada
pelagic realm dan bukan lingkungan dasar ke dalam mereka jatuh dalam kematian;
oleh karena itu, kehadirannya
sepenuhnya
beberapa
aplikasi
paleooceanographic
(contoh,
interpretasi pada paleotemperatur air dari isotop oksigen) Sejumlah plankton seperti
graptolites mempunyai sejumlah nilai sebagaimana indikator-indikator pada
lingkungan dsarnya. Graptolites terlalu fragile untuk bertahan hidup dalam energitinggi, lingkungan-lingkungan air dangkal dan hence ditempatkan terutama dalam
facies pada lingkungan-lingkungan yang cukup air. Dengan demikian, mereka
merupakan fossil facies.
Nekton juga inhabit pelagic realm dan mencakup seluruh hewan yang ada
untuk berenang secara bebas. Nekton modern terdistribusikan dalam lautan pada
kedalaman yang berjarak dari permukan hingga ribuan meter dan meliputi banayak
kelompok-kelompok hewan yang menguntungkan seperti ikan, whales, dan mamalia.
Nekton lebih sedikit abundant dalam catatan fossil daripada waktu, terdapat banyak
wilayah di dunia yang dapat dikolonisasi melalui spesies apabila mereka dapat
mencapainya dalam jumlah yang tepat, tetapi mereka barred dari capainnya melalui
intervening area inhospitable. Kebanayakan spesies kadang-kadang mendapatkan
cara untuk broach penghalang-penghalang yang sempit dan barangkali dalam waktu
even to melintasi penghalang-penghalang yang lebih luas. Sekali saja penghalang
dilintasi, atau penghalang hilang, spesies migran bisa menemukan dirinya sendiri
dalam persaingan bagi niche lingkungan dengan spesies serupa atau spesies yang
diadaptasi secara serupa dalam province baru. Dalam permukaan kompetisi, baik
spesies indigenous maupun spesies migrant bisa menjadi punah. Secara alternatif,
spesise yang diadaptasi
teradaptasi hingga suatu lingkungan niche yang berbeda. Sekali saja suatu penghalang
surmouted, pembuat koloni secara tipikal memperpanjang jarak pada lokasi baru
hingga ia circumscribed melalui penghalang-penghalang lainnya, mengisi keluar
jarak lokal barunya, hopping dari satu wilayah habitat ke yang lainnya melintasi
penghalang pada perubahan yang sukar pada penetrasi, expanding bersifat episode
jarak spesies totalnya (Valentine, 1977a).
Broaching pada penghalang-penghalang dengan demikian membawa pada
ekspansi jarak total pada suatu spesies walaupun dalam beberapa kasus ia bisa
membawa pada kepunahan pada spesies dalam wilayah baru atau evolusinya hingga
suatu spesies yang lebih adaptif. Pada sisi lainnya, apabila opposite situasi prevail dan
suatu penghalang tiba-tiba muncul dan membagi suatu wilayah sekali-secara terusmenerus pada habitat yang dipakainya, hasilnya adalah segregasi pada spesies ke
dalam populasi berbeda yang dipisahkan oleh penghalang. Populasi yang dipisahkan
dapat secara berangsur-angsur evolve ke dalam spesies berbeda, yang setiap (spesies)
dengan suatu jarak geografis yang diperkeras daripada yang terjadi pada spesies
induk (Dodd dan Stanson, 1981).
Sejumlah faktor ekologis dapat berlaku sebagai penghalang untuk pembubaran
organisme, seluruhnya dapat dikelompokkan
kesalahan habitat-sebagaimana ketika dasar habitata memberikan cara bagi kondisikondisi laut dalam atau untuk daratan-dan (2) suhu. Hallam (1981) membuat kesan
bahwa kontrol-kontrol utama pada provinciality faunal adalah iklim dan pergerakan
tumbuhan. Dodd dan stanton (1981) mengindikasikan bahwa faktor-faktor utama
yang mengontrol distribusi geografis pada spesies adalah kedalaman-kenaikan-yakni,
kedalaman air dan kenaikan daratan-serata temperatur. Kemungkinan pengontrolan
ini pada provinciality didiskusikan pada rincian lebih lanjut dalam paragraf berikut.
Suhu. Suhu adalah suatu penghalang utama bagi migrasi pada spesies, dan hal itu
biasanya mempengaruhi larvae lebih daripada organisme dewasa. Karena distribusi
pada suhu seluruh dunia dikontrol latitudinally, temperatur adalah penghalang yang
sangat penting secara latudinal, sungguhpun perubahan temperatur bersifat musim
dan diurnal juga penting. Batas-batas pada seluruh bidang kewenanagan
biotic
modern adalah sebagian temperatur yang dikontrol, dan province biotik purba adalah
dikontrol secara serupa dengan tidak ragu-ragu. Taxa air-hangat diperkeras terutama
bagi zona equatorial pada lautan karena tidak terdapat bagian yang besar pada lautan,
baik pada permukaan maupun pada bagian yang dalam, cukup hangat untuk
sustainspesies tropis ini. Taxa air-dingin, pada satu sisi, dapat memperpanjang
jaraknya secara lebih tertutup hingga wilayah eequatorial migrasi
gradient
bathimetric ke dalam
apabila suatu spesies polar dapat mengelola untuk mendaptakan suatu cara
beragam temperatur dan tidaklah terjadi pada seluruh zona suhu. Haruslah diakui juga
bahwa zona temperatur lautan telah berubah secara waktu geologis sebagaimana
zona iklim dunia yang dibagi dalam tanggapan untuk
episode pembuatan sungai es. Given wilayah geografis di dunia bisa dengan demikian
mencatat suatu sukssesi pada fauna air lebih dingin atau lebih hangat melalui waktu
dalam tanggapannya terhadap pembagian kondisi-kondisi iklim ini.
Penghalang-penghalang secara Geografis. Istilah keesalahan habitat, pergerakan
lempeng, dan kedalaman-penaikan yang digunakan di atas seluruhnya cara berbeda
dalam
mengekspresikan
konsep
penghalang-penghalang
secara
geografi.
berubah dalam tingkat laut dan perubahan dalam kealamian dan distribusi geografis
pada massa daratan dan lantai lautan
kemungkinan untuk muncul dengan cepat spesies baru (speciation) sebagai suatu
hasil radiasi adaptif pada kelompok-kelompok yang bertahan hidup pada episode
sebelumnya pada tingkat air yang lebih rendah.
Hallam (1981) menyatakan bahwa suatu analisa pada genera melintasi dunia
yang mengindikasikan suatu inverse terbuka hubungan diantara endemism dan area
pada kontinen yang dicakup oleh laut. Endemism adalah kecenderungan pada spesies
atau taxa lainnya untuk mempunyai suatu jarak secara geografis yang sangat dibatasi,
yang dibandingkan dengan pandemisme, yang merupakan kecenderungan
pada
spesies untuk mempunyai distribusi seluruh dunia. Dia membuat kesan bahwa pada
sat suatu tingkat laut rendah dan restriction pada laut, migrasi faunal diantara area
dasar kontinental dapat rendered lebih sukar, yang menghasilkan aebih sedikit aliran
gene. Dengan demikian, terdapat lebih speciation lokal diantara organisme yang
dispersibel yang occupied habitat-habitat air yang lebih dangkal.
Pergerakan Lempeng. Tektonik adalah faktor utama yang mengontrol distribusi
pada massa-daratan dan basin lautan. Perubahan utama dalam kerangka kerja bersifat
lingkungan pada realm lautan terjadi sebagaimana posisi geografisnya, konfigurasi,
dan ukuran kontinen serta basin lautan yang dirubah melalui proses-proses tektonik
lempeng global. Pergerakan lempeng dapat secara garis besar mempengaruhi batasbatas topografik melalui produksi perubahan
dalam penghitungan/penilaian
seperti pada saat ini (Dodd dan Stanton, 1981). Batas-batas lebih banyak dan
provinciality lebih sedikit ketika gerakan-gerakan
kontinen bersama, sebagaimana pada akhir
adalah penghalang-
penghalang-
penghalang-
penghalang.
5. Gunung-gunung berapi lempeng-pertengahan (contoh, Kepulauan Hawaii)
yang membantu break down penghalang-penghalang air-dalam.
6. Zona-zona subduction yang menyebar ridges, dan dihubungkan arc pulau
pada sudut yang tinggi hingga kontinen (contoh, Pulau-pulau Aleutian) yang
bisa
memberikan
migrasi
pathway,
yang
dengan
demikian
break
down/penghalang-penghalang
Tiga susunan pada perubahan distribusi faunal dengan waktu yang dihubungkan
dengan pergerakan lempeng telah diidentifikasi. Convergence mengenai fenomena
whereby tingkat resemblance pada fauna dalam wilayah-wilayah berbeda dari suatu
waktu yang lebih awal hingga akhir. Divergence refer untuk reserve proses, yakni,
pengurangan dalam tingkat resemblance pada fauna-fauna dalam wilayah-wilayah
berbeda dari waktu yang lebih awal hingga akhir. Tabel 17.8 mendaftarkan beberapa
contoh
invertebrata lautan. Catat dari tabel ini bahea pergerakan lempeng tektonik yang
menyebabakan closure pada basin lautan berkecendrungan untuk memproduksi
convergence pada organisme benthonic air-dangkal. Perbedaan distinct bidang
wewenang faunal pada sisi lain suatu laut yang luas secara berangsur-angsur dibawa
kontinen-kontinen
pada
lautan
biasanya
diproduksi
divergence.
Hallam
(1981)
ditandai dapat terjadi dalam beberapa yang kecil, yang restricted arm pada lautan
ketika
rendah daripada normal ensue dalam beberapa wilayah pantai dimana air segar
runoff tinggi. Beragam salinity ini dapat mengontrol komunitas lokal pada organisme
tetapi bukan distribusi pada organisme pada suatu tingkat provincial. dalam laut
terbuka,
salinity
berkecenderungan
untuk
menjadi
lebih
tinggi
dalam
Tambahan arus dalam dispersal pada spesies planktonic dan larvae pada spesies
bentonic, tetapi mereka membantu juga, dalam beberapa bagian lautan, untuk
maintain temperatur gradient yang menciptakan penghalang-penghalang untuk
dispersal. Dengan demikian, arus-arus bisa berlaku baik sebagai suatu penghalang
maupun tambahan bagi dispersal. Susunan arus dalam jangka waktu yang panjang
berpengaruh pada dirinya sendiri
sebagaimana didiskusikan.
17.6 EFEK-EFEK
DIKOMBINASIKAN
PADA
atau tanpa nilai dalam korelasi dan unraveling pada kronologis lokalnya karena
spesies yang sama dapat eksis dalam keseluruhan masa geologis.
Catatan fossil yang nyata dapat merefleksikan fakta bahwa baik segregasi ke
dalam biogeographic dan maupun evolusi organik ditempatkan. Tampak pad evolusi
organik, kita berada untuk mengkorelsikan stratum pada kecenderungan usia satu
wilayah ke yang lainnya dan untuk menyusun kronologi relatif pada strata dalam
kecenderungan area. Karena kebanyakan
province
Dengan demikian, korelasi diantara province biogeographic adalah sukar, dan hal
tersebut biasanya tidaklah mungkin untuk membuat korelsi seluruh dunia. Pada sisi
lain, karena perbedaan kelompok pada organisme dapat confine untuk provence
berbeda dan lingkungan berbeda, provinciality pada organisme purba memberikan
suatu alat tidak bernilai dalam mengintertasikan lingkungan pengendapan.
Pada sisi debit lainnya, provinciality pada organisme dapat menciptakan
permasalahan khusus dari titik berdiri untuk menentukan jarak stratigraphic vertikal
total pada suatu spesies. Suatu spesies bisa eksis dalam satu province bagi periode
waktu yang panjang sebelum broching suatu penghalang khusus dan menyebar ke
dalam suatu province di dekatnya. Seterlah migrasi ke dalam province baru, spesie
bisa mati dalam province lama/tua ketika terus-menerus thrive untuk beberapa waktu
dalam wilayah baru. Oleh karena itu, jarak vertikal lokal pada suatu spesies dalam
suatu kecenderungan province, kadang-kadang disebut zona teil, bisa jadi
kebanayakan lebih pendek daripada jarak total pda spesies dalam suatu skala global.
Para ahli paeontologi haruslah secara kerasa berhati-hati
dalam mengakui
17.7 BIOCORRELATION
____________________________________________________________________
Unit-unit biostratigraphic yang diobservasi, unit-unit stratigraphic obyektif yang
diidentifikasi pada dasar kandungan fossilnya.
dan disusun
unit-unit
pada
menghasilkan korelasi-korelasi
menganggap batas jaraknya (gambar 17.5). Hal tersebut dibuat melalui suksesisuksesi berbeda pada fauna dan flora, dan mereka succeedsetiap lainnya dalam
bagian stratigraphic tanpa jurang pemisah atau bersifat saling melengkapi. Zona-zona
kumpulan mempunyai signifikasi khusus yang signifikan sebagai suatu indikator
pada lingkungan, yang mana berubah secara garis besar secara regional. Oleh karena
itu,mereka berkecenderungan untuk menjadi nilai yang sangat besar dalam korelasikorelasi lokal. Meskipun demikian, beberapa zona kumpulan didasarkan pada
kumpulan plankton lautan yang bisa digunakan bagi korealsi melampaui kebanyakan
wilayah yang lebih luas. Prinsip pada korelasi melalui zona-zona kumpulan
dillustrasikan secar grafik dalam contoh sangat sederhana yang ditunjukkan dalam
Gaaambar 17.12.
Shaw (1964) menitik beratkan bahwa batas dintara zona-zona kumpulan
adalah fuzzy inherent karena batas-batas di atas dan di bawah pada zona ini akan
menjadi zona transisi yang mana bagian yang mengkarakterissai kumpulan fossil
akan menjadi hilang karena ia sebelumnya tidak mucul atau telah bersiap untuk
vanished. Oleh karena itu, terdapat suatu batas-batas praktis bagi keakuratan yang
dapat diterima melalui korelasi-korelasi zona kumpulan. Bagian permasalahan dalam
korelasi melalui zona-zona assemblage stem dari fakta bahwa sejumlah taxa fosil
bahwa seorang pembuat stratigraphy haruslah bekerja dengan kesukaran yang begitu
besar untuk membuat asimilasi data yang bersifat visual dan menggambarkan batasbatas zona dengan pengertian penuh (Gambar 17.13). Untuk
mengatasai
permasalahan ini, para penulis awal cenderung untuk mengurangi jumlah taxa yang
mana
bagi
zaona-zona yang didasarkan pada sejumlah besar taxa tanpa mengambil keputusan
yang menggunakan tangan pada para ahli biostratigraphy. Rincian-rincian pada
teknik-teknik multivariasi ini diberikan oleh Hazel,(1977), Brower (1981), dan
Gradstein, dkk. (1985).
ialah bahwa
pada
yang
lainnya.
Kelimpahan
maksimum
bisa
dengan
demikian
oleh zona-zona
melalui zona-zona
sangat umum hingga subyek ini. Untuk treatment yang lebih rigorous pada
biocorrelation, lihat Gradstein dkk. (1985) dan Guex (1991).
occurrence pada taxa yang sangat tinggai dan/atau sangat rendah. Beberapa jenis
zona-zona interval diakui., termasuk yang dibentuk melalui jarak pada taxa yang
saling melengkapi. Gambar 17.3 mengillustrasikan beberapa cara yang muncul
pertama dan terakhir pada taxa yang bisa digunakan untuk membuat zona-zona
interval:
1. Interval anatara pemunculan pertama dan terakhir pada suatu taxon tunggal
(zona jarak taxon)
2. interval antara pemunculan pertama atau pemunculan terakhir pada dua taxa
berbeda
3. interval antra pemunculan pertama pada salah satu taxon dan pemunculan
terakhir pada yang lainnya
4. interval-interval yang dibuat melalui zona-zona jarak yang saling melengkapi
(zona-zona jarak concurrent)
Zona-zona interval yang mempunyai tingkat perubahan
digunakan sepenuhnya
untuk menjadi taxa tersebut yang mempunyai jarak-jatak stratigraphic sangat pendek,
yang tersebar luas seacra geographic, yang cukup berkelimpahan untuk menunjukkan
catatan stratigraphic, dan diidentifikasi dengan mudah. Sayangnya, istilah indeks
fossil telah juga digunakan dalam cara-cara lain dan dapat mempunyai konotasi lain.
Oleh karena itu, hal tersebut sedikit membingungkan ketika membicarakan korelasi
yang didasarkan
pada keseluruhan
sangat pendek, dan umur strata dalam interval ini yang bisa mendekati
interval. Catat dari illustrasi ini bahwa zona-zona interval dapat diidentifikasi yang
menggambarkan span yang kebanyakan lebih pendek pada waktu daripada yang
digambarkan
dapat dibuat juga dianatar bagian-bagian stratigraphic secara sederhana pada dasar
pemunculan pertama atau trakhir pada taxa yang spesifik, tanpa berkorelasi dengan
keseluruhan zona. Dengan kata lain, suatu garis korelsi dapat digambarkan dari
posisi stratigraphic yang digambarkan melalui pemunculan pertama pada suatu taxon
khusus, yang disebut datum pemunculan pertama atau FAD hingga FAD pada taxon
yang sama pada bagian stratigraphic lainnya. Secara serupa, korelasi dapat dibuat
dianatara datum-datum pemunculan terakhir, LAD, pada suatu given taxon pada
bagian-bagain stratigraphic berbeda. FAD dan LAD lebih lanjut didiskusikan dalam
bab berikut pada Bagian 18.4.
Metode Grafik bagi Korelasi melalui Zona Jarak Taxon. Sungguhpun zona-zona
interval dapat digunakan untuk membuat unit-unit pada strata yang diendapkan
selama periode waktu yang relatif pendek, mereka tidaklah memerlukan hasil yang
berkorelasi dengan stratigraphic precise waktu. Organisme bisa bermigrasi secara
latteral dan muncul dalam wilayah lainnya pada somewhat waktu lebih lanjut
daripada yang mereka ..pemunculan (Gambar 17.11), atau mereka dapat bermigrasi
pada suatu area lokal sebelum extinction pertama dimanapun. Variabel-variabel ini
pada perilaku membuat batas-batas diantara zina-zona interval yang fuzzy inherent.
Batas eksak diantara biozones tidak dapat pernah menjadi dikenal karena semacam
batas-batas ditentukan secara empiris. Pengumpulan yang ditambahkan dalam suatu
area baru selalu memegang kemungkinan pada perpanjangan jarak yang dikenal
spesies atau taxa yang dibuat sebelumnya, karena mereka mempunyai pemunculan
yang lebih awal atau persisted lebih panjang dalam wilayah baru daripada dalam
wilayah yang dibuat secara asli. Suatu cara untuk meminimalkan permasalahan pada
batas-batas zonal fuzzy adalah untuk treat jarak data secara statistik, menggunakan
pemunculan pertama dan terakhir pada seluruh spesies yang tampil dalam suatu
bagian stratigraphic lebih daripada jarak pada hanya satu atau dua spesies. A.B. shaw
pada tahun 1964 adalah yang pertama
bagi
pembuatan persamaan waktu pada strata dalam dua bagian stratigraphic memlaui
plotting pemunculan pertama dan terakhir pada seluruh spesies dalam satu bagian
menghadapi/terhadap yang pertama dan pemunculan terakhir pada spesies sama
dalam bagian lainnya. Metode ini sekarang secara luas digunakan oleh para ahli
stratigraphy untuk merinci korelasi tratigraphic waktu diantara
bagian-bagian
pada grafik untuk menggambarkan nilai-nilai ini. Secara serupa, penambahan titiktitik diplotkan untuk menggambarkan pemunculan pertam dan terakhir pada seluruh
spesies dalam dua bagian. Prosedur ini menghasilkan suatu rangkaian pada titik-titik
yang cenderung untuk cluster di seputar suatu garis lurus (Gambar 17.17). Garis ini
dapat digambarkan secara visual hingga menghasilan suatu garis fit-terbaik, atau ia
dapat digambarkan melalui penggunaan metode-metode regressi secara statistik.
Koordinat x dan y pada beberapa titik dalam garis ini memberikan suatu precise
korelasi stratigraphic-waktu diantara dua bagian. Dalam Gambar 17.17, sebagai
contoh, bed pada 60 m pada Bagian A berkorelasi dengan bed pada 30 m di Bagian B,
dan bed pada 100 m di Bagian A berkorelasi dengan bed pada kira-kira 49 m di
Bagian B.
Pemunculan pertama dan terakhir pada spesies digammbarkan melalui titiktitik yang plot dengan baik garis fit-terbaik pada Gambar 17.17 yang
mengindikasikan spesies yang muncul dalam atau hilang dari Bagian A pada pada
saat berbeda yang dibedakan
daripada di Bagian B.
pada peristiwa-
mempunyai signifikasi stratigraphic-waktu, atau verify posisi pada garis fit terbaik.
Sebagai contoh, ash falls terjadi melampaui wilayah geografis yang luas hampir
instan. Kehadirannya dalam dua bagian stratigraphic merupakan suatu
precise
pada pengendapan dianatara dua bagian atau kehadiran suatu hiatus dalam suatu
bagian. Landaian pada garis fit-terbaik mengindikasikan penghitungan relatif pada
pengendapan
dalam slope ini (Gambar 17.18), perubahan ini memberikan kesan suatu penambahan
atau pengurangan relatif yang tiba-tiba dalam penghitungan pengendapan dalam
bagian-bagian ini. Perubahan dalam slope pada kira-kira 75 m dalam Gambar 17.18,
sebagai contoh, mengindikasikan
suatu penambahan
dalam penghitungan
pengendapan dalam Bagian A yang dibandingkan dengan apa yang terjadi dalam
Bagian B. Kehadiran suatu hiatus dalam pengendapan dalam salah satu bagian
ditunjukkan sebagai suatu segmen garis horizontal dalam kurva fit-terbaik (Gambar
17.19).
Bukan hanya metode korelasi grafik dapat digunakan bagi pengkorelasian
diantara dua bagian lokal, tetapi hal tersebut juga dapat expanded melalui korelasi
satu bagian setelah yang lainnya untuk compile apa yang Shaw (1964) nytakan
sebagai suatu bagian referensi standar komposit yang dapat digunakan bagi regional
korelasi stratigraphic waktu (dan kemungkinana global). Dalam beberapa bagian
referensi yang dipilih untuk studi, jarak-jarak pada beberapa spesies fossil akan
menjadi maksimum stratigraphic totalnya. Fossil-fossil lainnya akan mempunyai
jarak yang tidak lengkap yang tampak pada
kejadian-kejadian pada
preservation. Maksud penciptaan suatu bagian refernsi standar komposit adalah untuk
membuat jarak standar komposit total pada setiap spesies atau taxon melalui
compound
informasi
bagian
yang telah
dasar-dasar
dan
puncak-puncak
ini
kemudian
menggambarkan
ditentukan dan bagian refensi standar komposit dibuat, ia bisa menjadi kemungkinan
untuk membuat korelasi-korelasi stratigraphic waktu pada suatu skala regional hingga
global.
latitudinal pada lautan, beberapa spesies atau taxa lainnya dibatasi hingga province
biogeographic yang dibuat melalui latitude. Dengan demikian, taxa latitude yang
rendah secara ekologis excluded dari latitude tinggi, dan sebaliknya; bagaimanapun,
perubahan dalam iklim dapat membolehkan kenaikan-kenaikan pada taxa ini ke
dalam suatu province biogeographic berbeda. Selama tahapan-tahapan sungai es
(glacial) utama, sebagai contoh, taxa latitude-tinggi dapat expand ke dalam latitude
rendah, dan selama masa hangat yang cenderung diantara tahapan yang rendah
glacial utama taxa latitude dapat expand ke dalam latitude yang lebih tinggi. Dari
suatu titik tinjauan bersifat geochronology, penyebaran keluar pada spesies planktonic
tertentu dalam menanggapi fluktuasi-fluktuasi iklim utama adalah isochronous yang
sangat penting.
iklim
dikontrol
pembagian-pembagian
latitudinal
dalam
assemblages
left-coiled
dominantly.
Perubahan-perubahan
ini
dalam
lithostratigraphic.
GAMBAR 17.2 Illustrasi berupa diagram paada suatu zona Oppel yang dibuat
melalui jrak yang saling melengkapi pada dua atau lebih banyak taxa.
GAMBAR 17.3 Jenis-jenis utama pada zona-zona interval sebagaimana yang dibuat
North American Stratigraphic Code dan the International Stratigraphic Guide.
GAMBAR 17.4 Subdivision pada chalk the Cretaceous (Maastrichtian) di barat laut
Eropa yang menggunakan zona-zona jarak renggang concurrent (biozona) Bilanganbilangan disamping jarak bars berkenaan dengan spesies secara individu.
GAMBAR 17.5 Dua jenis kumpulan zona yang dibuat oleh the North American
Stratigraphic Code.
GAMBAR 17.6 Illustrasi berupa skema pada zona abundance (acme) pada tiga
spesies fossil bersifat hipotesis. Catat bahwa setiap spesies mencapai puncak
abundance (jumlah total pada individu) pada suatu waktu yang khusus dan kemudian
declines dalam abundance. Umur pada stratum bertambah menurun, dan abundance
relatif bertambah hingga right.
GAMBAR 17.7
organisme-organisme invertebrata bagi pembuatan zona biostratigraphic. Kolomkolom putih menunjukkan rentang waktu distribusi, kolom-kolom hitam rentang
waktu yang mana organisme adalah penting sebagai indeks fossil.
GAMBAR 17.8 sketsa berbentuk digram pada phulogenesis hipotesis (garis-garis
pada descent langsung dalam suatu kelompok organisma) yang menggambarkan
model punctuational (A) dan model yang sifatnya berangsur-angsur (B). Catat bahwa
beberapa
yang mengillustrasikan
bilangan/jumlah yang besar pada taxa fossil yang boleh jadi dicakup dalam korelasi
melalui kumpulan zona. Garis belakang vertikal menggambarkan jarak renggang
komposit pada spesies yang ditemukan pada beragam bagian lokal. Kolom paaada
bagian kanan menunjukkan satu interpretasi yang dapat digambarkan dari data fosil
ini.
GAMBAR 17.14
mengillustrasikan bagaimana
strata
B; Zona 4 dibentuk melalui jarak yang saling melengkapi pada Spesies B dan C; dan
seterusnya.
GAMBAR 17.16 Dua bagian stratigraphic dengan jarak-jarak pada fossil spesies
(spesies 1 hingga 12) yang dibuat dalam grafik dalam meter di atas dasar pada bagian.
Bagian A dan B mengandung fossil-fossil identik dengan span waktu yang identik;
yang bagaimanpun, Bagian B menggambarkan
akumulasi sedimen. Penggunaan jarak-jarak fossil ini dalam A.B. Dalam grafik Shaw
(1964) yang menunjukkan metode korelasi yang diilustrasikan pada Gambar 17.17.
GAMBAR 17.17 Illustrasi pada grafik Shaw A.B. (1964) metode yang berkorelasi
dengan penggunaan data yang ditunjukkan dalam Gambar 17.16.
Gambar 17.18 Penambahan dalam penilaian pengendapan dalam Bagian A yang
dibandingkan untuk apa yang tampak pada Bagian B yang ditunjukkan melalui suatu
dogleg dalam garis korelasi yang ditentukan
pengendapan
assemblage
latitude-
refinement pada skala biokronologis dalam latitude yang lebih tinggi dari
pembuatnya, taxa latitude
rendah yang secara normal dikeluarkan.