Anda di halaman 1dari 10

:*:Klausa:*:

Klausa ialah satuan gramatikal yang berupa kelompok


kata, sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat dan
sering kali mengikutsertakan objek, pelengkap, dan keterangan.
Posisi objek, pelengkap, ataupun keterangan disini bersifat
manasuka.
Contoh:
Saat negara-negara lain sudah menjadi negara
berkembang, Negara kita baru melakukan proses menuju
negara berkembang.
Kalimat diatas terdiri dari beberapa klausa, yaitu:
Saat negara-negara lain menjadi (S-P);
negara berkembang (O-Pel);
negara kita baru melakukan (S-P);
proses menuju negara berkembang (P-O).
Dalam kalimat tertentu klausa terdiri dari 2 bagian, yaitu :
klausa induk dan klausa subordinatif (anak kalimat).
Contoh:
Dia menulis surat ketika kedua orangtuanya sudah pergi.
Keterangan:
Dia menulis surat (klausa induk)
ketika kedua orangtuanya sudah pergi. (klausa anak)
Penggabungan kedua klausa ini menjadi proses terbentuknya
sebuah kalimat. Bergabungnya kedua klausa ini menandakan
masuknya konjungsi atau kata sambung ketika. Sedangkan

untuk konjungsi atau kata sambung sendiri terdiri atas 4 bagian,


yaitu :
Konjungsi Kordinatif (serta, dan, atau, tetapi)
Contoh:
Kami membaca dan dia menulis surat.
Rika pergi sekolah tetapi adiknya tinggal dirumah.
Dia memiliki paras yang cantik serta hati yang baik.
Ami pergi ke pasar atau ke toko buku.
Konjungsi Korelatif (baik, maupun, tidak hanya, tetapi
juga)
Contoh:
Keseriusannya dalam belajar tidak hanya menjadikannya
sebagai juara kelas tapi juga memberikannya peluang
unuk mendapatkan beasiswa.
Konjungsi Subordinatif (sejak, karena, setelah, seperti,
agar, dengan)
Contoh:
Dia menjadi pramugari sejak tahun 1990.
Sani menyelesaikan pekerjaan rumah sampai larut malam,
karena tugas rumah Sani sangat banyak.
Dia sembuh dari sakit setelah minum obat yang diberikan
oleh dokter.
Kedua bersaudara itu menegndarai sepeda motor seperti
seorang pembalap profesional.
Kami terus berlatih angkat beban agar saat kejuaraan
angkat beban kami menjadi juara.

Andi melihat kepergian orangtuanya dengan meneteskan


airmata.
konjungsi Antarkalimat (meskipun, demikian, begitu,
kemudian, oleh karena itu, bahkan, lagi pula)
Contoh:
Kami tidak akan mengikuti kemauannya meskipun dia
memberi kami uang.::
Saya tidak pernah mengerti jalan pikirannya biarpun
begitu saya selalu mendukung setiap keputusan
positifnya.::
Dia selalu bertindak tanpa pikir panjang baru kemudian
menyadari kekeliruannya.::
Dia tidak saja merawat bunga ini setiap hari bahkan dia
juga menambah koleksi bunga-bunga yang lain.
Keempat jenis konjungsi ini dapat menghubungkan kata, frasa
ataupun klausa, konjungsi bisa memiliki kedudukan sebagai
preposisi jika berhubungan langsung dengan kata dan frasa.
Sedangkan dengan klausa, konjungsi cukup menempati posisi
sebagai konjungsi tidak lebih. Dengan adanya penjelasan ini
makanya frasa dan klausa dapat diidentifikasikan menjadi
sebagai berikut:
Contoh :
Dia tidak bisa berbicara karena lidahnya pendek.
Keterangan:
Dia tidak bisa berbicara (klausa)
tidak bisa berbicara (frasa)
karena (konjungsi)
lidahnya pendek. (klausa)

Klausa Dia tidak bisa berbicara dalam posisi sebagai klausa


induk, sedangkan klausa lidahnya pendek menempati klausa
anak. Untuk konjungsi karena berperan sebagai konjungsi
subordinatif-sebab yang telah menghubungkan 2 klausa atau
lebih.

Jenis-jenis klausa
Klausa berdasarkan kategori kata atau frasa.
Contoh :
Mereka sudah menyiapkan seekor sapi untuk hari Raya
Idhul Adha.
Klausa berdasarkan struktur.
Berdasarkan strukturnya klausa dapat dibedakan menjadi 3,
yaitu:
Klausa berdasarkan struktur intern.
Didalam klausa yang sesuai struktur internnya terdapat
unsure inti klausa yaitu S dan P. meski begitu dalam
penggabungan klausa S sering kali dapat dihilangkan
dalam kalimat jawaban. Karena klausa yang terdiri dari S
dan P disebut klausa lengkap sedangkan klausa yang
tidak bersubjek disebut kalimat tidak lengkap.
Contoh:
May mempercepat laju sepedanya karena May tidak ingin
terlambat.

Subjek May dalam anak kalimat dapat dihilangkan, hal


itu dikarenakan adanya penggabungan klausa May tidak
masuk sekolah dan May tidak ingin terlambat.
Klausa juga dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu
kalusa lengkap dan klausa tidak lengkap. Untuk klausa
lengkap secara struktur internnya dapat dibedakan menjadi
2 golongan. Golongan yang pertama yaitu klausa lengkap
susun biasa yang Subjeknya terletak di depan Predikat,
sedangkan golongan kedua yaitu klausa lengkap susun
balik (klausa inversi) yang Subjeknya tepat diletakkan
dibelakang Predikat.
Klausa berdasarkan ada tidaknya kata negatif
yang secara gramatikal mengaktifkan Predikat.
Didalam pembentukan klausa juga terdapat klausa positif
dan klausa negatif. Klausa positif ialah klausa yang sama
sekali tidak memiliki kata negatif yang secara otomatis
mampu menegatifkan unsur P (predikat), sedangkan
untuk klausa negatif merupakan klausa yang memiliki katakata negatif yang secara gramatikal memang menegatifkan
unsur P (predikat) (kata-kata negatif: tiada, tak, bukan,
belum, dan jangan).
Klausa Positif
Contoh:
Dia sudah menjadi primadona dikampusnya.
Kami berhasil mendapatkan beasiswa itu.
Klausa negatif
Contoh:
Mereka bukan siswa disekolah ini lagi.
Kami belum menerima THR (Tunjangan Hari Raya).

Rima tidak memiliki orangtua lagi.


Saya mohon jangan bawa dia pergi.
Penggolongan klausa berdasarkan kategori kata
atau frasa yang menduduki fungsi Predikat.
Penggolongan klausa jenis ini yang mampu menempati
unsur P (predikat) pada klausa ialah Nomina, Verba,
Bilangan, dan Frasa Depan. Berdasarkan penggolangan
klausa unsur P dapat digolongkan menjadi 4 golongan,
yaitu:
Klausa Nominal
Contoh:
Kami mahasiswa
yang digunakan mobil itu
Klausa Verbal
Contoh:
Pamanku membelah kayu.
Anak-anak itu membuat prakarya.
Untuk klausa golongan Verbal fungsi P dapat secara
gramatikal dinegatifkan dengan kata tidak.
Contoh:
Pamanku tidak membelah kayu.
anak-anak itu tidak membuat prakarya.
Klausa Verbal sendiri dapat digolongkan kembali menjadi 6
bentuk klausa, yaitu:

1. Klausa verbal adjektiva adalah klausa yang unsur


predikatnya berupa kata sifat. Contoh: Orang yang
pemarah.; Harga saham turun.
2. Klausa verbal intransitif adalah klausa yang unsur
predikatnya termasuk kedalam kelompok kata kerja
intransitive. Contoh: Siswa-siswa SMA berkompetisi
di olimpiade matematika.; Presiden sedang berpidato
di depan calon PNS.
3. Klausa verbal aktif Contoh: Nami sedang menulis
surat.; Irfan sedang menikmati liburan sekolahnya di
Bali.
4. Klausa verbal pasif Contoh: Sebelum memasuki Mall
kami diperiksa oleh security Mall.
5. Klausa verbal yang refleksif merupakan klausa yang
predikatnya menyatakan suatu perbuatan yang
dilakukan oleh sipelaku sendiri (kata kerja). Contoh:
Mereka sedang menenangkan diri.; Orang itu
mencoba memutus urat nadinya.
6. Klausa verbal yang resiprokal adalah klausa yang
unsur predikatnya termasuk dalam kata kerja yang
menyatakan kesalingan. Bentuk-bentuknya sendiri
adalah (saling) meN-, (saling) ber-an dengan proses
pengulangan maupun tidak. Contoh: Kami saling
berkirim-kiriman surat.; Mereka saling menuduh.
Klausa Bilangan

Kata bilangan adalah kata-kata yang dapat diikuti oleh


ekor, batang, keping, buah, kodi, helai, dll. Untuk frasa
bilangan sendiri ialah frasa yang mempunyai distribusi
yang sama dengan kata bilangan, misalkan : dua ekor, tiga
batang, beberapa butir, dll.
Contoh:
Di kampung itu terdapat seratus kepala keluarga.
Kami hanya dua bersaudara.
Kami membeli satu kodi pakaian wanita.
Klausa Depan
Klausa depan adalah klausa yang predikatnya terdiri atas
frasa depan, artinya frasa atau klausa yang diawali dengan
kata depan sebagai penanda.
Contoh:
Rok itu untuk kaum hawa.
Masjid itu untuk tempat ibadah umat islam.

Tugas

Oleh:
NAMA : PERAWATI
KELAS : X MIA 4
NIS : 7563

SMA NEGRI 4
WATAMPONE

Anda mungkin juga menyukai