Anda di halaman 1dari 4

TUGAS ARTIKEL: DIFFERENTIAL ITEM FUNCTIONING (DIFF)

DOSEN; PROF. DJEMARI MARDAPI


MAHASISWA; CHRISTINA PERNATUN KISMOYO /S3/PEP/2015

Bias butir merupakan hasil pengukuran dimana skor yang didapat tercemar oleh
validitas pengukuran tersebut. Bias butir ini disebut pula Differential Item Functioning (DIF)
yakni pemfungsian yang berbeda dari butir uji tes. Dapat dijelaskan apabila butir soal akan
relative menjadi sulit pada sekelompok orang yang memiliki budaya atau tingkat pendidikan
tertentu. Misalnya butir soal ujian nasional terkait upacara adat Bali yang tidak umum
diajarkan kepada seluruh peserta didik seIndonesia, soal ini akan mudah bagi anak Bali dan
menyulitkan siswa lain selain anak Bali. Menurut Naga (19992) Bias butir ini merugikan
kaum feminisme dan menguntungkan kaum maskulin. Bias butir dalam suatu pengukuran
mengidentifikasikan adanya kesalahan sistemik dalam pengukuran tersebut. Ada dua karakter
bias karakter yaitu: arah dan besaran. Bias butir dapat pula disebut sebagai uji probabilitas,
contoh anak A mempunyai kemampuan sama dengan teman-temannya tetapi tidak memiliki
peluang yang sama untuk memperoleh jawaban benar.
Penyebab DIF yang timbul dipengaruhi oleh 1) item itu sendiri yang dalam penelitian disebut
factor internal, fokus deteksi bias butir dalam karakteristik butir, 2) faktor dari luar atau
eksternal, focus deteksi bias butir yaitu peserta tes. Pendapat para ahli :
a. Menurut Hulin & Parson, (1983) DIF dikatakan muncul pada sebuah butir soal, jika
peserta yang mempunyai kemampuan yang sama pada konstruk yang diukur oleh tes,
tetapi dari kelompok yang berbeda. Mempunyai peluang yang berbeda dalam
menjawab benar, dalam soal tersebut.
b. Menurut Hambleton (1991), suatu butir menunjukkan DIF jika peserta tes memiliki
kemampuan sama berada dalam kelompok yang berbeda, tidak mempunyai
probabilitas sama untuk menjawab betul. Suatu butir mengandung DIFF bila dua
kelompok peserta tes yang memiliki kemampuan sama dan memilki probabilitas
menjawab betul yang tidak sama pada butir tersebut.

c.

Menurut Crocker & Algina, (1986) dif adalah probabilitas menjawab benar butir soal
dari dua kelompok yang berbeda setelah mengontrol tingkat kemampuan.

Apakah suatu butir terindikasi suatu DIFF atau tidak, diperlukan indeks DIFF yaitu: indeks
yang menunjukkan sekuat indikasi diFF pada butir soal tersebut . jika tingkat indikasi DIFF
tersebut signifikan dapat dibuktikan dengan uji statistik melihat nilai indeks saja, maka butir
soal yang bersangkutan dikatakan terdeteksi sebagai butir soal yang bias. Kurva yang
menggambarkan fungsi respon disebut kurve respon butir atau kurve karakteristik (Item
Characteristic Curve/ICC). Tanggapan para pakar terkait tipe kurce ICC adalah:
a. Hambleton (1991) definisi DIFF secara operasional dihubungkan dengan kurve ICC.
Suatu butir menunjukkan DIFF apabila kurve ICC butir pada subkelompok berbeda
tingkat berhimpit, dan sebaliknya suatu butir tidak menunjukkan DIFF apabila kurve
ICC pada sub kelompok yang lain berhimpit.
b. Lord (1980) suatu butir menunjukkan DIFF apabila dua kurva ICC butir dari dua
kelompok berbeda
Terdapat dua jenis DIFF, DIFF uniform (konsisten) akan muncul apabila salah satu kelompok
diuntungkan jika keuntungan tersebut ada di setiap level kemampuan dan DIFF non uniform
(tidak konsisten) jika keuntungan muncul pada salah satu kelompok dan terjadi tidak selalu
pada tiap level kemampuan. Suatu butir soal menunjukkan ada atau tidak DIFF apabila kurve
ICC dari dua kelompok peserta tes yang memilki kemampuan sama menunjukkan himpitan.
Berhimpit dapat digambarkan dua kelompok memilki pola garis sama dan sejajar dengan
kemampuan siswa yang menjawab butir tes.
Dijelaskan gambar 1. DIFF Uniform terjadi pada saat ICC dari dua kelompok berbeda dan
tidak berpotongan

Pada gambar 1 dapat dijelaskan bahwa untuk satu kelompok memilki rentang kemampuan
yang tidak sama .Hal ini terjadi karena dua kurve ICC memiliki parameter daya beda yang
sama. DIFF uniform muncul jika keuntungan salah satu kelompok terhadap kelompok
lainnya tidak terjadi pada setiap kemampuan

Pada gambar 2 dapat dijelaskan ICC untuk dua kelompok adalah berbeda, tetapi
berpotongan pada satu titik sakal tertentu. DIFF uniform terjadi jika tidak terdapat interaksi
antara tingkat kemampuan peserta dan keanggotannya dalam kelompok dan DIFF tidak
uniform terjadi jika terdapat interaksi antara tingkat kemampuan peserta tes dan
kelompoknya. (Hambleton, 1991)

DAFTAR PUSTAKA
Hambleton, Ronald K,H Swaminathan, dan Rogers H.J. 1991. Fundamental of Item Respons
Theory California, Sage Publication.
Naga, Dali S.1992. Pengantar Teori Skor pada Pengukuran pendidikan, Jakarta, Universitas
Gunadarma.
Sudaryono, 2012, Kajian Metode Deteksi Differential Item Function (DIFF) Butir Soal Ujian
Nasional Dengan Teori Klasik, Publikasi Tesis.

Anda mungkin juga menyukai