Anda di halaman 1dari 23

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1

Pengertian Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam proses penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang diperlukan disini adalah
teknik pengumpulan data mana yang paling tepat, sehingga benar-benar
didapat data yang valid dan reliable.
Dalam suatu penelitian, langkah pengumpulan data adalah satu tahap
yang sangat menentukan terhadap proses dan hasil penelitian yang akan
dilaksanakan tersebut. Kesalahan dalam melaksanakan pengumpulan data
dalam satu penelitian, akan berakibat langsung terhadap proses dan hasil
suatu penelitian.
Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan
penggunaan metode dan instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas
dan reliabilitasnya. Secara sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai
proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau
menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian
sesuai dengan lingkup penelitian. Dalam prakteknya, pengumpulan data ada
yang dilaksanakan melalui pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Dengan kondisi tersebut, pengertian pengumpulan data diartikan juga
sebagai proses yang menggambarkan proses pengumpulan data yang
dilaksanakan dalam penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.
1

Pengumpulan data, dapat dimaknai juga sebagai kegiatan peneliti dalam


upaya mengumpulkan sejumlah data lapangan yang diperlukan untuk
menjawab pertanyaan penelitian (untuk penelitian kualitatif), atau menguji
hipotesis (untuk penelitian kuantitatif).
Teknik pengumpulan data sangat ditentukan oleh metodologi
penelitian, apakah kuantitatif atau kualitatif. Dalam penelitian kualitatif
dikenal teknik pengumpulan data: observasi, focus group discussion (FGD),
wawancara mendalam (indent interview), dan studi kasus (case study).
Sedangkan dalam penelitian kuantitatif dikenal teknik pengumpulan data:
angket (questionnaire), wawancara, dan dokumentasi.

2.2

Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data Kuantitatif


Penelitian

kuantitatif

menjunjung

tinggi

objektifitas

dan

keseragaman. Sesuatu yang objektif harus tampak dalam perilaku. Data


kuantitatif berupa respons yang diberikan responden yang tampak dan
dapat diukur.
Dalam penelitian kuantitatif, peneliti dapat dengan mudah
menetapkan data penelitian yang berupa variabel yang terukur. Jumlah dan
jenis variabel dapat ditetapkan sebelumnya, serta hubungan antar variabel
dapat dibuat di dalam suatu model atau paradigma penelitian, namun
dalam penelitian kualitatif, peneliti tidak dapat menentukan data dengan
tepat dalam rancangan yang disusun sebelum melakukan penelitian,
karena dalam penelitian kualitatif tidak menekankan pada bentuk

hubungan antar variabel, tetapi pada makna yang terkandung dalam


masalah penelitian pada konteks tertentu. Menurut Lofland dalam
Moleong (2005) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah
kata- kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lainnya.
Jika dalam penelitian kuantiatif yang menjadi titik perhatian dalam
pengumpulan data adalah sampel yang diperlakukan sebagai subyek
penelitian, sedangkan di dalam penelitian kualitatif tidak berbicara
tentang sampel sebagaimana penelitian kuantitatif, tetapi tentang informan
dan aktor atau pelaku, kata-kata dan tindakan informan dan pelaku itulah
yang dijadikan sumber data untuk diamati atau diobservasi dan diminta
informasinya melalui wawancara atau diskusi atau dokumentasi. Orang
yang dimintai informasinya disebut

key.

Informans atau informan kunci yang dipilih orang-orang yang


benar-benar mengetahui beberapa permasalahan yang akan diteliti. Peneliti
mengumpulkan data bergerak dari informan satu ke informan lainnya
sampai data diangap selesai terkumpul, ini sering disebut snow ball,
karena bergerak seperti bola salju yang bergerak menggelinding makin
besar.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan intrumen utama
penelitian, di mana peneliti sekaligus sebagai perencana yang menetapkan
fokus, memilih informan, sebagai pelaksana
menafsirkan

data,

menarik

kesimpulan

pengumpulan

sementara

data,

di lapang dan

menganalisis data di lapangan yang alami tanpa dibuat-buat. Sudarwin


(2002) menyatakan bahwa peneliti sebagai instrument dalam penelitian
kualitatif mengandung arti bahwa peneliti melakukan kerja lapangan
secara langsung dan bersama beraktivitas dengan orang-orang yang diteliti
untuk mengumpulkan data.

Konsekuensi
peneliti

peneliti

sebagai

instrumen

penelitian

adalah

harus memahami masalah yang akan diteliti, memahami teknik

pengumpulan data penelitian kualitatif yang akan digunakan. Peneliti


harus dapat menangkap makna yang tersurat dan tersirat dari apa yang
dilihat, didengar dan dirasakan, untuk itu dibutuhkan kepandaian dalam
memahami masalah. Peneliti harus dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang akan diteliti, untuk itu dibutuhkan sikap yang toleran,
sabar dan menjadi pendengar yang baik. Moleong (2005) mengemukakan
ciri-ciri manusia atau peneliti sebagai instrument mencakup segi responsif,
menyesuaikan diri, menekankan keutuhan, mendasarkan diri atas
pengetahuan, memproses, mencari respon.
Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif sangat dinamis, di
mana peneliti memasuki lapangan yang terbuka apa adanya, otomatis
peneliti menghadapi situasi yang sulit diprediksi dengan tepat apa yang
sudah,sedang dan akan terjadi. Untuk itu maka peneliti haruslah
mengandalkan

teknik-teknik

pengumpulan

data

kualitatif,

seperti

wawancara, observasi, dokumen dan pemaknaan. Peneliti dituntut untuk

menunjukkan bukti secara nyata dari lapangan. Seperti yang dikatakan


oleh Faisal (1990) yang menyatakan bahwa teknik pengumpulan data
yang utama dalam penelitian kualitatif adalah observasi partisipatif dan
wawancara mendalam ditambah Dokumentasi.

2.3

Metode Pengumpulan Data Yang Umum Digunakan


2.3.1; Observasi

Observasi atau pengamatan langsung adalah pengumpulan


data dengan melakukan penelitian langsung terhadap kondisi
lingkungan objek penelitian yang mendukung kegiatan penelitian,
sehingga didapat gambaran secara jelas tentang kondisi objek
penelitian tersebut.
Dalam menggunakan observasi cara yang paling efektif
adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan
sebagai instrumen pertimbangan kemudian format yang disusun
berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang
digambarkan. Dari peneliti berpengalaman diperoleh suatu petunjuk
bahwa mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi
juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian
kepada skala bertingkat. Misalanya memperhatikan reaksi penonton
televisi, bukan hanya mencatat rekasi tersebut, tetapi juga menilai
reaksi tersebut apakah sangat kurang, atau tidak sesuai dengan apa
yang dikehendaki (Arikunto, 2006: 229).
A. Ada beberapa komponen yang tercakup dalam proses
pengumpulan data dengan metode observasi, antara lain:
a. Pemilihan
b. Pengubahan
c. Pencatatan
d. Pengodean
e. Tujuan empiris

B. Teknik pengumpulan data dengan observasi dapat dibedakan


berdasarkan keterlibatan pengamat dan cara pengamatan.
a;

b;

Berdasarkan keterlibatan pengamatan dibagi dua, yaitu:


1; Observasi partisipasi, dimana pengamat ikut serta dalam
kegiatan-kegiatan yang dilakukan subjek yang diteliti
atau yang sedang diamati.
2; Observasi tak partisipasi, dimana pengamat berada di
luar subjek yang sedang diteliti atau diamati.
Berdasarkan cara pengamatan dibagi dua, yaitu:
1; Observasi terstruktur, dengan cara ini pengamat dalam
proses pengumpulan data menggunakan pedoman
pengamatan.
2; Observasi tidak terstruktur, dengan cara ini pengamat
dalam proses pengumpulan data tidak menggunakan
pedoman pengamatan.

C. Kelebihan teknik observasi, antara lain:


a; Pengamat mempunyai kemungkinan untuk langsung mencatat

hal-hal, perilaku pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu


kejadian tersebut masih berlaku, atau sewaktu perilaku
sedang terjadi sehingga pengamat tidak menggantungkan
data-data dari ingatan seseorang.
b; Pengamatan dapat memperoleh data dan subjek, baik dengan
berkomunikasi verbal ataupun tidak, misalnya dalam
melakukan penelitian. Sering subjek tidak mau
berkomunikasi secara verbal dengan peneliti karena takut,
tidak punya waktu atau enggan. Namun, hal ini dapat diatasi
dengan adanya pengamatan (observasi) langsung.
D. Kekurangan teknik observasi, antara lain:
a;

b;

c;

Memerlukan waktu yang relatif lama untuk memperoleh


pengamatan langsung terhadap satu kejadian, misalnya adat
penguburan suku Toraja dalam peristiwa ritual kematian,
maka seorang peneliti harus menunggu adanya upacara adat
tersebut.
Pengamat biasanya tidak dapat melakukan terhadap suatu
fenomena yang berlangsung lama, contohnya kita ingin
mengamati fenomena perubahan suatu masyarakat
tradisional menjadi masyarakat modern, akan sulit atau
tidak mungkin dilakukan.
Adanya kegiatan-kegiatan yang tidak mungkin diamati,
misalnya kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan hal-hal

yang sifatnya pribadi, seperti kita ingin mengetahui perilaku


anak saat orang tua sedang bertengkar, kita tidak mungkin
melakukan pengamatan langsung terhadap konflik keluarga
tersebut karena kurang jelas.
E. Manfaat Observasi
Menurut Patton sebagaimana dikutip Nasution, manfaat
observasi adalah sebagai berikut.
1; Dengan observasi dilapangan peneliti akan lebih mampu

memahami konsteks data dalam keseluruhan situasi sosial,


jadi akan dapat diperoleh padangan yang holistik atau
menyeluruh.
2; Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman
langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan
pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau
pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka
kemungkinan melakukan penemuan.
3; Dengan observasi peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang
atau tidak diamati orang lain. Khususnya orang yang berada
dalam lingkungan itu, karena telah dianggap biasa dan karena
itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara.
4. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang
sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam
wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena
dapat merugikan nama lembaga.
5. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang di
luar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh
gambaran yang komperhensif.
6. Melalui

pengamatan

dilapangan,

peneliti

tidak

hanya

mengumpulkan data yang kaya, tetapi juga memperoleh


kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana atau situasi
sosial yang diteliti.

F. Langkah-langkah Observasi
Dalam hal melaksanakan penelitian tindakan kelas
dilakukan secara kolabiratif, maka secara umum pelaksanaan
observasi perlu dilakukan dalam tiga fase kegiatan, yaitu
pertemuan perencanaan; pelaksanaan observasi kelas; dan
pembahasan balikan.
1; Tes

Tes secara harfiah berasal dari bahasa perancis kuno


testum artinya piring untuk menyisihkan logam-logam
mulia. Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat
lain

yang

digunakan

untuk

mengukur

ketrampilan,

pengetahuan, kecerdasan, kemampuan, atau bakat yang


dimiliki seseorang atau kelompok. Tes juga dapat didefinisikan
sebagai himpunan pertanyaan yang harus dijawab atau
pertanyaan yang harus dipilih dengan tujuan untuk mengukur
aspek perilaku tertentu dari orang yang dikenai tes. Dapat
disimpulkan bahwa Tes adalah cara atau prosedur dalam
rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang
berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas sehingga
dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku peserta
tes.
a. Fungsi tes
1.Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik (tingkat
perkembangan yang dicapai)

2.Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran.


b.

Pembagian Tes
1. Berdasarkan fungsinya.
1.Tes seleksi
2.Tes tes awal
3.Tes akhir
4.Tes diagnostik
5.Tes formatif
6..Tes sumatif
2. Berdasarkan aspek psikis:
1.Tes intelegensi
2.Tes kemampuan
3.Tes sikap
4.Tes kepribadian
5.Tes hasil belajar
3. Berdasarkan banyaknya orang:
1.Tes individu
2.Tes kelompok
4. Berdasarkan waktu:
1.Power test
2.Speed test
5. Berdasarkan bentuk respon:
1.Verbal test

10

2. Nonverbal test
6. Berdasarkan cara mengajukan pertanyaan dan jawaban:
1.Tes tertulis
2.Tes lisan
c. Bentuk tes yang sering dipakai dalam proses belajar
mengajar pada hakikatnya dapat dikelompokkan menjadi
tiga bentuk, yaitu :
1. Tes tertulis (written tes) merupakan suatu tes yang
menuntut siswa memberikan jawaban secara tertulis . Tes
tertulis mempunyai 2 macam, yaitu :
2. Tes obyektif adalah tes tertulis yang menuntut siswa
memilih jawaban yang telah disediakan atau memberikan
jawaban singkat terbatas. Tes ini dibuat sedemikian rupa,
sehingga hasil tes tersebut dapat dinilai secara obyektif,
dinilai oleh siapapun akan menghasilkan nilai yang sama.
Tes objektif jawabannya ringkas dan pendek (short
answer test).
A. Bentuk bentuk tes obyektif ini adalah :
1) Bentuk benar salah (true false)
Contoh : Lingkarilah B bila pertanyaan ini benar,
atau S bila pertanyaan tersebut salah. B-S Hukum
memberi hadiah adalah sunah muakkad.
2) Bentuk pilihan ganda ( multiple choice)

11

Contoh : berilah tanda (x) huruf a, b, c, d pada


jawaban yang benar!
Wajib

megerjakan

ibadah

haji

bagi

orang

yang
a. Tua

c. kaya

b. Mampu

d. suka

3) Bentuk menjodohkan (matching)


Contoh : Jodohkan soal bagian A dan B
Bagian A
- Melaksanakan Ibadah puasa
- Iman kepada kitab-kitab Alloh
- Menahan keluarnya hadast
Bagian B
- Rukun Iman nomor 3
- Hal yang makruh dalam sholat
- Rukun islam nomor 4
4) Bentuk melengkapi (completion)/jawaban singkat
Contoh : Rosul nomor 25 adalah.
3. Tes Subjektif atau Essai adalah tes tertulis yang meminta
siswa memberikan jawaban berupa uraian atau kalimat
yang panjang-panjang. Panjang pendeknya tes essai adalah
relatif, sesuai kemampuan si penjawab tes. Bentuk-bentuk
tes subjektif ini adalah :

12

1). Essai bebas, yakni tes yang soal-soalnya harus dijawab


dengan uraian secara bebas. Sesuai dengan apa yang
diketahuinya.
Contoh : Apa yang terjadi apabila pemerintahan suatu
negara dipimpin oleh seorang diktator
Kelemahan dalam bentuk ini adalah sukar menentukan
standar jawaban yang benar sebab jawaban siswa
sifatnya beraneka ragam.
2). Essai terbatas, yakni yang soalnya menuntut jawaban
dalam bentuk uraian yang telah terarah. Tes uaraian ini
lebih mudah memeriksanya, karena dapat lebih mudah
ditetapkan standar jawaban yang benar.
Contoh : Sebutkan ciri-ciri seorang pemimpin yang
bersifat dictator!
4;

Tes Lisan (oral test) : Tes lisan sangat bermanfaat untuk


mengukur aspek yang
Terkait dengan kemampuan
komunikasi. Tes lisan juga dapat digunakan untuk menguji
siswa baik secara individual ataupun kelompok.
A. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tes
lisan :
a) Janganlah guru membentak siswa karena siswa itu
memberikan jawaban yang menurut penilaian guru
merupakan jawaban yang salah.
b) Jangan pula ada kecenderungan untuk membantu
seorang

murid

yang

sedang

dites

dengan

13

memberikan kunci-kunci jawaban tertentu karena


kita merasa kasihan atau simpati pada murid itu.
Contoh bentuk tes lisan :
Guru dikelas bertanya pada siswanya :
sebutkan Rukun-rukun dalam sholat!

2.3.2; Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan/data


untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap
muka antara pewawancara dengan responden dengan menggunakan
alat yang dinamakan panduan wawancara.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila

peneliti

ingin

melakukan

studi

pendahuluan

untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila


peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya sedikit/ kecil.
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan
yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan teknik
interview dan juga kuesioner adalah sebagai berikut:
a; Bahwa subjek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang

dirinya sendiri.
b; Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah

benar dan dapat dipercaya.


c; Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang


dimaksudkan oleh si peneliti.

14

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun


tidak terstruktur, dan dapat dilakukan dengan tatap muka maupun
lewat telepon. Secara garis besar ada dua macam pedoman
wawancara :
a; Pedoman wawancara tidak terstruktur

Yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis


besar yang akan ditayakan. Tentu saja kreativitas pewawancara
sangat diperlukan. Pewawancaralah sebagai pengemudi jawaban
responden. Adapun

contohnya

adalah

sebagai

berikut:

Bagaimanakah pendapat Saudara terhadap kebijakan-kebijakan


Rektor terhadap UKM-UKM yang ada di IAIN Syekh Nurjati
Cirebon?dan bagaimana dampaknya terhadap mahasiswa!.
b; Pedoman wawancara terstruktur

Yaitu

pedoman

wawancara

yang

disusun

secara

terperinci sehingga menyerupai chek list. Wawancara terstruktur


digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti informasi apa
yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan
wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen
penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif
jawabannya pun sudah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur
ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul
data mencatatnya.

15

Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa


instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpul
data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder,
gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu
pelaksanaan

wawancara

berjalan

lancar.

Adapun

contoh

wawancara terstruktur tentang tanggapan Mahasiswa terhadap


pelayanan Kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon:
1)

Bagaimanakah tanggapan Saudara/I terhadap pelayanan


yang ada di PBA?
a) Sangat bagus
b) Bagus
c) Tidak bagus
d) Sangat tidak bagus

2)

Bagaimanakah tanggapan Saudara/i terhadap pelayanan


Administrasi di IAIN Syekh Nurjati?
a) Sangat bagus
b) Bagus
c) Tidak bagus
d)

Sangat tidak bagus


Pedoman wawancara yang banyak digunakan adalah

bentuk semi structured. Dalam hal ini mula-mula interviewer


menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur,
kemudian satu per satu diperdalam dalam mengorek keterangan

16

lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang diperoleh bisa


meliputi semua variabel, dengan keterangan yang lengkap dan
mendalam.
Sebagai

contoh

misalnya

kita

akan

menyelidiki

pengetahuan dan pendapat mahasiswa tentang perguruan tinggi di


mana mereka kuliah. Pertama-tama mereka kita tanya tentang
tahun berapa mereka masuk, sekarang di semester berapa,
mengambil mata kuliah apa saja, ekstrakulikuler apa yang diikuti,
dan sebagainya. Kemudian diikuti pertanyaan sebagai berikut:

Pada tahun Saudara masuk, jurusan apa saja yang ada?


Apakah Saudara memperoleh indeks prestasi (IP) yang
baik dari semester ke semester?
Apakah program studi yang diberikan cocok dengan
keperluan Saudara jika sudah lulus?

Sebelum melakukan proses wawancara ada beberapa hal


yang perlu diperhatikan, antara lain:
1) Persiapan wawancara
2) Menentukan jenis dan struktur pertanyaan
3) Menyiapkan instrument wawancara

17

4) Menghubungi atau membuat janji dengan calon responden


untuk melakukan kunjungan, atau memilih tempat dan situasi
yang nyaman.
5)

Membuat kesan positif

6) Sikap dan pedoman wawancara


7) Peranan pewawancara

A. Kelebihan teknik wawancara:


a; Memungkinkan untuk mengajukan banyak pertanyaan yang

memerlukan waktu yang panjang.


b; Memungkinkan
bagi pewawancara untuk memahami
kompleksitas masalah dan menjelaskan maksud penelitian
kepada responden.
c; Partisipasi responden lebih tinggi dibandingkan teknik
kuesioner.
B. Kelemahan dan kelebihan wawancara
Manurut (Djumhur dan Moh. Surya) Selain memiliki
kelebihan, wawancara juga mempunyai kelemahan - kelemahan,
yaitu:
a.Memerlukan waktu, tenaga, dan biaya yang lebih besar
b; Sangat tergantung pada individu yang akan diwawancarai
c; Situasi wawancara mudah dipengaruhi lingkungan sekitar
d; Menuntut penguasaan keterampilan bahasa yang baik dari
interviewer
e; Adanya pengaruh subyektif pewawancara yang dapat
mempengaruhi hasil wawancara.
f; Adanya pengaruh subjektifitas dari interviewer terhadap hasil
wawancara
Upaya-upaya mengatasi kelemahan dalam wawancara
yaitu :

18

a; Kondisikan keadaan agar lebih baik sehingga tidak terpengaruh

keadaan lingkungan yang kurang baik.


b; Bahasa yang digunakan bisa disesuaikan dengan klien agar klien
mengerti dan faham.
c; Minimalkan waktu, tenaga, dan biaya yang ada.
2.3.3; Dokumentasi

Dokumen diartikan sebagai suatu catatan tertulis /


gambar yang tersimpan tentang sesuatu yang sudah terjadi.
Dokumen merupakan fakta dan data tersimpan dalam berbagai
bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang
tersedia adalah berbentuk surat-surat, laporan, peraturan, catatan
harian, biografi, simbol, artefak, foto, sketsa dan data lainya yang
tersimpan. Dokumen tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga
memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang
pernah terjadi untuk penguat data observasi dan wawancara dalam
memeriksa keabsahan data, membuat interprestasi dan penarikan
kesimpulan.
Kajian dokumen dilakukan dengan cara menyelidiki data
yang didapat dari dokumen, catatan, file, dan hal-hal lain yang
sudah didokumentasikan. Metode ini relatif mudah dilaksanakan
dan apabila ada kekeliruan mudah diganti karena sumber datanya
tetap. Dengan membuat panduan / pedoman dokumentasi yang
memuat

garis-garis

besar

data

yang

akan

dicari

akan

mempermudah kerja di lapangan dalam melacak data dari


dokumen satu ke dokumen berikutnya.

19

2.3.4; Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data yang


dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu
pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan
dari responden (Iskandar, 2008: 77).
Uma sekaran (1992) dalam Sugiyono mengungkapkan
beberapa prinsip penulisan angket yaitu sebagai berikut:
a) Isi dan tujuan pertanyaan, yang dimaksud disini adalah isi
pertanyaan tersebut merupakan bentuk pengukuran atau bukan.
Kalau berbentuk pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan
harus teliti, setiap pertanyaan harus ada skala pengukuran dan
jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang
diteliti.
b) Bahasa yang digunakan, bahasa yang digunakan dalam
penulisan angket harus disesuaikan dengan kemampuan
berbahasa responden.
c) Tipe dan bentuk pertanyaan, tipe pertanyaan dalam angket dapat
berupa terbuka atau tertutup, (dalam wawancara bisa terstruktur
dan tidak terstruktur), dan bentuknya dapat menggunakan
kalimat positif dan negatif.
d) Pertanyaan tidak mendua.

20

e) Tidak menanyakan yang sudah lupa.


f)

Pertanyaan tidak menggiring, artinya usahakan pertanyaan tidak


menggiring pada jawaban yang baik saja atau yang jelek saja.

g) Panjang pertanyaan, pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak


terlalu panjang, sehingga akan membuat jenuh responden dalam
mengisi.
h) Urutan pertanyaan, urutan pertanyaan dalam angket, dimulai
dari yang umum menuju ke hal yang spesifik, atau dari yang
mudah menuju hal yang sulit.

Ada beberapa jenis kuesioner yang dapat digunakan dalam


proses pengumpulan data, yaitu:
a; Kuesioner tertutup

Pertanyaan-pertanyaan

yang

diberikan

kepada

responden sudah dalm bentuk pilihan ganda. Jadi kuesioner jenis


ini responden tidak diberi kesempatan untuk mengeluarkan
pendapat.
Contoh: Penerapan skala likert
Bagaimana pendapat Saudara tentang sarana dan
prasarana yang ada di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN
Surakarta?
1 Sangat tidak baik
2 Tidak baik
3 Biasa

21

4 Baik
5 Sangat baik
b; Kuesioner terbuka

Merupakan angket atau pertanyaan-pertanyaan yang


diberikan kepada responden yang memberikan keleluasaan
kepada responden untuk memberikan pendapat sesuai dengan
keinginan mereka.
Contoh: Bagaimana pendapat Saudara tentang sarana dan
prasarana yang ada di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN
Surakarta?
Jawab: Sarana dan prasarana yang ada di Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan IAIN Surakarta sudah baik, misalnya seperti buku
yang ada di perpustaan fakultas sudah memadai.
Kelebihan teknik kuesioner, antara lain:
a; Jumlah responden dapat dalam jumlah yang besar dan

cakupannya cukup luas, karena kuesioner dapat dikirim


melalui pos.
b; Biaya yang dibutuhkan dengan teknik ini relative murah.
c; Responden tidak perlu orang yang mempunyai keahlian dan
wawasan yang luas, cukup orang yang terkait dengan
permasalahan dalam penelitian.
Kekurangan teknik kuesioner, antara lain:
a; Tingkat pengembalian kuesioner rendah, jika dikirim

melalui pos.
b; Teknik kuesioner hanya dapat diberikan kepada responden

yang dapat membaca.


c; Bila pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner ditafsirkan

salah oleh responden, maka hasil penelitian tidak akurat.


Petunjuk-petunjuk yang harus diikuti saat memilih bahasa
dalam proses pembuatan kuesioner sebagai berikut:

22

a;
b;
c;
d;
e;
f;

Gunakan bahasa atau kata-kata yang sederhana agar mudah


dipahami oleh responden.
Hindari penggunaan pertanyaan-pertanyaan spesifik.
Pertanyaan harus singkat.
Hindari pemilihan kata yang bermakna ganda.
Berikan pertanyaan kepada responden yang tepat.
Pastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut secara teknik
cukup akurat.

23

Observasi atau pengamatan langsung adalah pengumpulan


data dengan melakukan penelitian langsung terhadap kondisi
lingkungan objek penelitian sehingga didapat gambaran secara jelas
tentang kondisi objek penelitian tersebut.
Kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan/data
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap
muka antara pewawancara dengan responden dengan menggunakan
alat yang dinamakan panduan wawancara.
Dokumen diartikan sebagai suatu catatan tertulis / gambar yang tersimpan tentang
sesuatu yang sudah terjadi.

Anda mungkin juga menyukai