PENDAHULUAN
alat yang mampu mengukur tingkat stres dengan parameter suhu tubuh, tekanan darah, dan
detak jantung dengan menggunakan metode fuzzy sebagai pengambil keputusan.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana metode penelitian dalam membuat rancang bangun Alat Pengukur
Tingkat Stres Menggunakan Metode Fuzzy Logic?
1.2.2. Apa saja pemahaman yang harus diketahui dalam membuat Alat Pengukur
Tingkat Stres Menggunakan Metode Fuzzy Logic?
1.2.3. Bagaimana sistem kerja dari Fuzzy Logic sebagai pengambil keputusan pada
alat ini?
1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui metode penelitian dalam membuat rancang bangun Alat
Pengukur Tingkat Stres Menggunakan Metode Fuzzy Logic
1.3.2. Untuk memahami apa saja yang harus diketahui dalam membuat Alat Pengukur
Tingkat Stres Menggunakan Metode Fuzzy Logic?
1.3.3. Untuk mengetahui sistem kerja daru fuzzy logic sebagai pengambil keputusan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Metodologi Penelitian
Keseluruhan sistem dapat dapat dijelaskan dalam blok diagram pada Gambar 1.
Sensor Suhu
DS18B20
Motor DC dan
Solenoid
Perhitungan Suhu
Tubuh
Fuzzy Tingkat
Stres
Tampil LCD
Handcuff
Sensor Tekanan
MPX5050DP
Perhitungan
Tekanan Darah
Dan Detak
Jantung
Pada Gambar 1 terdapat tiga bagian utama, yaitu input, proses dan output.
a. Bagian input merupakan nilai aktual dari parameter - parameter stres yang diukur
pada subjek manusia.
b. Bagian proses merupakan bagian yang ada di dalam arduino terdiri atas 3 bagian:
Pin digital sebagai pemroses data digital dari sensor suhu menjadi nilai suhu
dalam derajat celcius.
Fuzzy tingkat stres merupakan proses untuk mengukur tingkat stres manusia
dari 3 parameter yang telah diukur.
c. Bagian output terdiri dari LCD dan aktuator berupa motor DC dan solenoid valve
untuk memompa handcuff sebagai proses yang dilakukan untuk mendapatkan nilai
tekanan darah dan detak jantung.
Dalam mendeteksi tingkat stres manusia, menurut Suwarto (2012) terdapat empat
parameter yang diukur yaitu tekanan darah (blood pressure / BP), detak jantung (heart
rate/HR), suhu tubuh (human temperature/ T), dan resistansi kulit (galvanic skin
resistance/ GSR). Hubungan antara parameter tingkat stres dengan kondisi tingkat stres
secara terperinci digambarkan dalam Tabel 1
Tabel 1 Hubungan parameter tubuh terhadap tingkat stress
Kondisi
Rileks
Tenang
GSR
(Siemens)
<2
2-4
Cemas
4-6
Tegang
>6
Parameter
HR
BP
(bpm)
(mmHg)
60-70
100/70-110/75
70-90
110/75-120/85
120/9090-100
130/110
>100
>130/>110
T
()
36-37
35-36
33-35
<33
Motor DC ON
Hitung Suhu
Tidak
Tidak
Tekanan = 200
mmHg
Sesuai
Ya
Motor DC OFF
Ya
Tampil LCD
A
Selenoid Valve ON
END
Pengeksekusian program dimulai saat subjek menekan tombol on, kemudian pada bagian
inisialisasi program akan mengecek apakah sensor sudah siap. Langkah selanjutnya,
sistem akan menyalakan pompa hingga tekanan pada handcuff mencapai 200 mmHg, lalu
pompa akan dimatikan. Selanjutnya, secara perlahan handcuff akan mengempis dan
sistem akan menghitung tekanan darah dan detak jantung dari subjek. Kemudian tahap
ini diakhiri dengan perhitungan untuk mencari suhu tubuh.
Setelah semua data didapatkan, sistem melakukan eksekusi program fuzzy tingkat stres
sampai didapatkan hasilnya dan ditampilkan pada LCD. Kemudian sistem akan
menyalakan solenoid valve sehingga udara dalam handcuff bisa keluar secara maksimal.
2.3.1. Membership function detak jantung
Pada membership function detak jantung memiliki 4 fungsi keanggotaan yakni lambat,
normal, agak cepat, dan cepat.
Bp
Rendah
Normal
Agak Tinggi
Tinggi
T/Hr
Normal
Agak Dingin
Dingin
Sangat Dingin
Normal
Agak Dingin
Dingin
Sangat Dingin
Normal
Agak Dingin
Dingin
Sangat Dingin
Normal
Agak Dingin
Dingin
Sangat Dingin
Lambat
Rileks
Rileks
Rileks
Rileks
Rileks
Tenang
Tenang
Tenang
Rileks
Tenang
Cemas
Tenang
Rileks
Tenang
Tenang
Tegang
Normal
Rileks
Tenang
Tenang
Tenang
Tenang
Tenang
Tenang
Tenang
Tenang
Tenang
Cemas
Cemas
Tenang
Tenang
Cemas
Tegang
Agak Cepat
Rileks
Tenang
Cemas
Cemas
Tenang
Tenang
Cemas
Cemas
Cemas
Cemas
Cemas
Cemas
Cemas
Cemas
Cemas
Tegang
Hasil
Termometer
Digital
34,2
34,6
34,2
34,4
32,7
34,75
35,0
Keluaran sensor
Suhu DS18B20
34,50
34,88
34,38
34,0
32,38
34,9
35,20
10
Error %
0,87
0,81
0,53
1,16
0,98
0,43
0,57
Cepat
Rileks
Cemas
Cemas
Tegang
Cemas
Tenang
Cemas
Tegang
Cemas
Cemas
Cemas
Tegang
Tegang
Tegang
Tegang
Tegang
34,2
34,25
33,2
33,50
34,4
34,55
Rata-rata error (%)
0,14
0,90
0,44
0,52%
Berdasarkan hasil pengukuran pada Tabel 3 dapat disimpulkan bahwa sensor suhu
DB18B20 mempunyai rata-rata tingkat error 0,52%. Dengan demikian dapat diperoleh
tingkat akurasi dari sensor suhu DS18B20 yang dibuat sebesar 99,48 %.
2.4.2. Hasil Pengujian Sensor tekanan
67
81
65
72
70
76
69
82
71
74
67
65
77
58
70
71
65
74
66
78
65
79
Rata-rata error (%)
20,89
10,76
8,57
18,84
4,22
2,98
24,67
1,42
13,84
18,18
0
10,41 %
12
Gambar merupakan salah satu hasil pengujian sistem secara keseluruhan yang
menunjukkan bahwa pengukuran tingkat stres yang dilakukan menghasilkan nilai detak
jantung 88 bpm, tekanan darah sistolik 122 mmHg, suhu tubuh 35,19 oC, dan kondisi
tingkat stres 48,42 % (Tenang). Penghitungan tingkat stres secara manual
menunjukkan hasil sebagai berikut:
Input detak jantung = 88 bpm, tekanan darah =122 mmHg, suhu tubuh = 35,19 oC.
= 0
= 0
= 0
13
35,5 35,19
= 0,21
1,5
35,19 34,5
= 0,69
1
= 0
Rule Fuzzy:
R1. If Detak Normal and Tekanan Normal and Suhu dingin Then Tenang = min(0,47 ;
0,3 ;0,21) = 0,21
R2. If Detak Normal and Tekanan Normal and Suhu Agak Dingin Then Tenang = min
(0,47 ; 0,3;0,69) = 0,3
R3. If Detak Normal and Tekanan Agak Tinggi and Suhu Dingin Then Cemas = min
(0,47;0,7 ; 0,21 ) = 0,21
R4. If Detak Normal and Tekanan Agak Tinggi and Suhu Agak Dingin Then Tenang
= min (0,47;0,7;0,69 ) = 0,46
R5. If Detak Agak Cepat and Tekanan Normal and Suhu Dingin Then Cemas = min
(0,3 ; 0,3; 0,21) = 0,21
R6 If Detak Agak Cepat and Tekanan Normal and Suhu Agak Dingin Then Tenang =
min ( 0,3; ,3; 0,69 ) = 0,3
R7. If Detak Agak Cepat and Tekanan Agak Tinggi and Suhu Dingin Then Cemas =
min (0,3 ; 0,7 ; 0,21 ) = 0,21
R8. If Detak Agak Cepat and Tekanan Agak Tinggi and Suhu Agak Dingin Then
Cemas =min (0,3 ; 0,7 ; 0,69 ) = 0,3
=
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan pengukuran tingkat stres dengan hasil sebesar
48,42 %.
14
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
3.1.1. Pembuatan alat untuk mengetahui tingkat stress ini diawali dengan membaca data sensor
untuk beberapa parameter yaitu suhu tubuh, tekanan darah dan detak jantung kemudian
diolah pada mikrokontroller dan dengan metode fuzzy digunakan untuk pengambilan
keputusan apakah seseorang yang sedang di tes tingkat stressnya tenang, cemas/ khawatir
dan lainnya
3.1.2. Tingkat akurasi sensor DS18B20 untuk pengukuran suhu tubuh sebesar 99,48%, hasil
tersebut merupakan perbandingan dengan termometer digital merek Onemed. Sedangkan
tingkat akurasi sensor MPX5050DP untuk pengukuran tekanan sistolik sebesar 91,94 %,
tekanan diastolik sebesar 89,59 %, dan detak jantung sebesar 96,7 %. Hasil yang
diperolehtersebut merupakan perbandingan dengan tensimeter digital Omron HEM-7111
yang mempunyai tingkat error 5%.
3.1.3. Penghitungan tingkat stres dengan menggunakan metode fuzzy berjalan dengan baik
dengan persentase keberhasilan 100% sesuai dengan analisis fuzzy secara manual.
Pengukuran suhu tubuh menggunakan sensor DS18B20 memiliki tingkat keakuratan
yang sangat baik yaitu 99,48%. Sedangkan pada pengukuran tekanan darah sistolik dan
diastolik, error yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkandengan hasil pengukuran detak
jantung, walaupun menggunakan sensor tekanan yang sama.Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi hasil pengukuran tekanan darah tersebut diantaranya adalah ukuran
handcuff dengan lengan yang kurang sesuai, posisi peletakan handcuff pada lengan harus
tepat yaitu handcuff dililitkan sekitar 1-2 cm di atas pergelangan siku, harus sejajar
dengan jantung, serta lengan harus rileks pada saat pengukuran. Secara keseluruhan
sistem dapat berjalan dengan baik dalam pengukuran tingkat stres dan sistem fuzzy yang
digunakan dapat berjalan sesuai yang diharapkan.
3.2. Saran
Secara keseluruhan sistem bisa dikatakan sudah berjalan dengan baik namun masih banyak
yang perlu diperhatikan terutama kepresisian sensor yang digunakan serta metode
pengukuran harus terus dikembangkan agar % error semakin kecil untuk paramterparameter medis seseorang
15
Daftar Pustaka
Pradhipta Kresna Hadya. 2015. Rancang Bangun Alat Pengukur Tingkat Stres Menggunakan
Metode Fuzzy Logic. JCONES Vol. 4, No. 1 Stikom Surabaya
Atkinson, Rita L, Atkinson, Richard C & Hilgard, Ernest R. 2011. Pengantar Psikologi, Jilid 2
(Terjemah Nurdjannah Taufiq). Jakarta: Erlangga.
Cox, Earl. 1994. The Fuzzy Systems Handbook Handbook Prsctitioners Guide to Building,
Using, and Maintaining: Academic Press.
Kadir, Abdul. 2012. Panduan Praktis Mempelajari Aplikasi
Mikrokontroler dan
16