Anda di halaman 1dari 23

PENGLIHATAN

LBM 2

STEP 1
Chemosis
o Adalah edema konjungtiva di bagian stroma yang disebabkan
adanya transudasi cairan pada konjungtiva
Conjunctival injection
o Adalah melebarnya pembuluh darah arteri pada konjungtiva
atau bias terjadi akibat pengaruh mekanis atau infeksi
Ophthalmology statues
o Pemeriksaan pada palpebra untuk mengetahui fungsi dari
daya penglihatan itu sendiri, pemeriksaan dimulai dari
konjungtiva sampai pupil.

STEP 2
1. Why his eye to be reddish ?

Mata merah terbagi menjadi mata merah akibat melebrnya pembuluh darah
konjungtiva seperti pada peradangan mata akut, misalnya: konjungtivitis,
keratitis, atau iridosiklitis. Selain melebarnya pembuluh darah, mata merah
dapat terjadi akibat pecahnya salah satu pembuluh darah mata yang
menyebabkan darah tertimbun di bawah jaringan konjungtiva, keadaan ini
disebut sebagai perdarahan subkonjungtiva.

Kemerahan yang paling nyata pada fornix dan mengurang ke arah limbus.
Hal ini disebabkan oleh dilatasi pembuluh pembuluh konjungtiva posterior.
Pembuluh darah konjungtiva posterior berasal dari cabang nasal dan lakrimal
yang merupakan cabang teminal arteri oftalmika, menuju kelopak mata
melalui forniks. Diantara keduanya terdapat anastomosis. Injeksi konjungtiva
menunjukkan adanya kelainan pada konjungtiva superficial.

Daniel Vaughan, General Ophthalmology. Fifteenth edition, Appleton


and Lange, San Fransisco, USA. 1999

2. Why his eyelid felt sticky and difficult to open?


3. Why he felt itchy and foreign body sensation ?
4. Why the oedem palpebrae with mild spasm ?

5. Why in this case we find chemosis, conjunctival injection and


copious mucopurulent discharge ?
Konjungtivitis alergika disebabkan oleh respon imun tipe 1 terhadap alergen.
Alergen terikat dengan sel mast dan reaksi silang terhadap IgE terjadi,
menyebabkan degranulasi dari sel mast dan permulaan dari reaksi bertingkat
dari peradangan. Hal ini menyebabkan pelepasan histamin dari sel mast, juga
mediator

lain

termasuk

triptase,

kimase,

heparin,

kondroitin

sulfat,

prostaglandin, tromboksan, dan leukotrien. histamin dan bradikinin dengan


segera menstimulasi nosiseptor, menyebabkan rasa gatal, peningkatan
permeabilitas vaskuler, vasodilatasi, kemerahan, dan injeksi konjungtiva.
Hiperemis konjungtiva bulbi (Injeksi konjungtiva). Kemerahan paling nyata
didaerah forniks dan berkurang ke arah limbus, disebabkan dilatasi arteri
konjungtiva posterior akibat adanya peradangan. Warna merah terang
mengesankan konjungtivitis bakterial, dan warna keputihan mirip susu
mengesankan konjungtivitis alergi.

Sigid suseno-25 Februari 2012


Epitel superficial mengandung sel goblet yang memproduksi mucin. Sekret
merupakan produk kelenjar, yang pada konjungtiva bulbi dikeluarkan oleh sel
goblet. Sekretnya dapat bersifat;
-

Air, kemungkinan disebabkan infeksi virus dan sebagai reaksi alergi.

Purulen, biasanya bakteri atau klamidia

Hiperpurulen, disebabkan gonokokus atau meningokokus

Lengket, bila disebabkan karena reaksi alergi atau vernal

Serous, bila disebabkan oleh adenovirus.


Ilyas, S. 2005. Ilmu Penyakit Mata. 3rd (ed). FKUI. Jakarta

6. Why in this case we find papils at superior and inferior tarsal


conjunctiva ?

Perubahan struktur konjungtiva erat kaitannya dengan timbulnya radang


interstitial yang banyak didominasi oleh reaksi hipersensitivitas tipe I. Pada
konjungtiva akan dijumpai hiperemi dan vasodilatasi difus, yang dengan
cepat akan diikuti dengan hiperplasi akibat proliferasi jaringan yang
menghasilkan pembentukan jaringan ikat yang tidak terkendali. Kondisi ini
akan diikuti oleh hyalinisasi dan menimbulkan deposit pada konjungtiva
sehingga terbentuklah gambaran cobblestone. Jaringan ikat yang berlebihan
ini akan memberikan warna putih susu kebiruan sehingga konjungtiva
tampak buram dan tidak berkilau. Proliferasi yang spesifik pada konjungtiva
tarsal, oleh von Graefe disebut pavement like granulations.
Staff Ilmu Penyakit Mata FK UGM, Keratokonjungtivitis Vernalis

7. Why his eyes produces yellow mucoid discharge ?


serous, (cair bening)
Encer seperti air dengan penyebabnya virus. Setelah dua/ tiga hari dapat
menjadi mukopurulen, karena super infeksi dari kuman komensal, (daya
tahan menurun sehingga kuman komensal tumbuh tak terkendali)

mucous, (kental bening elastis)


kental, bening, elastis (bila ditarik dengan ujung kapas). Penyebabnya
biasanya karena proses khronis/alergi . Fibrin-fibrin dalam keadaan utuh.
Klinis : bila ditutul kapas akan mulur (elastis) Sebab zat mucous terdiri dari
fibrin

purulen, (cair keruh kuning)

Makin ganas kumannya makin purulen (nanah) mis : Gonococcen

Banyak sel yang mati, terutama leucocyt, dan jaringan nekrose

Kuman-kumannya type ganas, fibrin sudah hancur.

Bila ditutul kapas, ia akan terhisap, sifatnya seperti air,berwarna


kuning

Campuran

mucopurulen,

kental

berwarna

kuning,

elastis.

Penyebabnya: biasanya kuman coccen yang lain.


membran, (keruh lengket pada permukaan, bila diangkat tak berdarah)
Misal : pada conjunctivitis diphtherica.
Terbentuk sekret, sel - sel lepas dan terbentuk jaringan nekrotik.
Terjadi defek konjungtiva.
Membran sukar dilepas dan bila dipaksa akan berdarah karena ada ulkus
dibawahnya.
Bila dilepas /dikupas akan berdarah
pseudomembran, (keruh lengket pada pemukaan, bila diangkat berdarah)
Seolah-olah seperti melekat pada conjunctiva tetapi mudah diambil dan
tak mengakibatkan perdarahan. Penyebabnya antara lain streptococcus
haemoliticus

Sanguis, (cair merah ada darah)


Sekret berdarah. Terdapat pada konjungtivitis karena virus yang sangat
virulent. Sering disertai sekret purulent setelah dua/ tiga hari, karena ada
super infeksi dari bakteri komensal.
ILMU PENYAKIT MATA, PROF. DR. H. SIDARTA IILYAS, SP. M

8. Macam-macam secret yang ada di mata ?


9. Mengapa dilakukan pemeriksaan microbiology test ?
10.
DD (paket lengkap) ?
Konjungtivitis

Merupakan radang konjungtiva atau radang selaput lender yang menutupi

belakang kelopak mata dan bola mata.


(ILMU PENYAKIT MATA, Prof.Dr.H.Sidarta ilyas , SpM)
Etiologi
Infeksi:
a. Bakterial
Neisseria GO
Neiseria meningitides
Pneumokokus
Haemofilus influenza
Stafilokokus
Streptokokus
Klamidia trakomatis
b. Virus
Adenovirus
Varicella-Zooster
Herpes simpleks
Riccketsia
c.
Fungi
Candida
d. Parasit
Onchocerca volvulus
Loa-loa
Ascaris lumbricoides
Larva lalat
Imunologik ( alergik )
Reaksi hipersensitifitas segera ( humoral )
Kerato konjungitivitis vernal ( musim semi )
Kerato konjungitivitis atopic
Konjungitivitis papiler raksasa
Reaksi hipersensitifitas tertunda ( seluler )
Phlyctenulosis ( reaksi hipersensitivitas lambat terhadap antigen

mikroba, spt stafilokokus, mikrobakterial)


Penyakit autoimun
Keratokonjungtivitis sicca pada sindrom Sjogren
Kimiawi atau iritatif
Iatrogenik
Miotika

Idoxuridine
Obat topical lain
Larutan lensa kontak
Yang berhubungan dengan pekerjaan

Asam

Basa

Asap

Angin

Cahaya ultra violet

Bulu ulat

Etiologi tidak diketahui

Folikulosis

Konjungitivitis folikuler menahun

Rosasea akuler

Psoriasis

Dermatitis herpetiform

Epidermolisis bulosa

Keratokonjungtivitis limbic superior

Sindrom Reiter

Sindrom limfondus mukokutaneus (penyakit kawasaki)

Bersama penyakit sistemik


Sekunder terhadap dakriosistitis atau kanakulitis
Oftalmologi umum. Vaughan
Patofisiologi
Benda

asing

masuk

tubuh

akan

membentuk

suatu

mekanisme

pertahanan tubuh melalui reaksi inflamasi atau peradangan, yang


pertama kali terjadi adalah adanya kalor (panas) karena vasodilatasi
pembuluh darah, tapi hal ini sangat jarang terjadi pada mata karena organ
nya kecil dan pembuluh darahnya tidak banyak dan kecil-kecil, kemudian
akan timbul rubor (kemerahan) karena vasodilatasi pembuluh darah dan
meningkatnya aliran

darah pada daerah yang terkena, kemudian terjadi

tumor (pembengkakan) karena adanya peningkatan masa jaringan akibat

edema dan transudasi jaringan, lalu timbul dolor (rasa nyeri) karena akibat
rangsangan pada serabut saraf sensoris dan akhirnya dapat menyebabkan
fungsiolesa (fungsi organ yang terkena menjadi terganggu).
(OFTALMOLOGI UMUM, Daniel G. Vaughan dkk)
Manifestasi klinis
Tanda dan gejala konjungtivitis secara umum
Dari anamnesis didapatkan keluhan mata merah, sensasi benda asing/
mengganjal, sensasi tergores atau panas, gatal, berair dan keluar kotoran
mata/ lodok. Tidak didapatkan penurunan tajam penglihatan.
Tanda penting pada konjungtivitis adalah :
a. Hiperemi :
Kemerahan yang paling nyata pada fornix dan mengurang ke arah
limbus. Hal ini disebabkan oleh dilatasi pembuluh pembuluh
konjungtiva posterior. Pembuluh darah konjungtiva posterior berasal
dari cabang nasal dan lakrimal yang merupakan cabang teminal arteri
oftalmika, menuju kelopak mata melalui forniks. Diantara keduanya
terdapat

anastomosis.

Injeksi

konjungtiva

menunjukkan

adanya

kelainan pada konjungtiva superficial.

b. Lakrimasi :
Sekresi air mata oleh karena adanya sensasi benda asing, sensasi
terbakar/ gatal.

c. Eksudasi :
Adanya secret yang keluar saat bangun tidur dan bila berlebihan
palpebra saling melengket.

d. Kemosis :
Udem konjungtiva oleh karena transudasi cairan dari pembuluh darah
kapiler konjungtiva. Klinis tampak seperti gelembung/benjolan bening
pada konjungtiva bulbi atau fornix. Kemosis dapat terjadi secara :
-

Aktif : peningkatan permeabilitas pada peradangan ( eksudat )

Pasif : akibat stasis ( perbandingan tissue fluid didalam


jaringan/organ tergantung pada keseimbangan antara produk cairan
dari arteri, penyerapan ke vena dan drainage oleh limfatik ).
Ketidakseimbangan salah satu factor ini dapat menyebabkan kemosis.

e. Folikel :
Tampak pada kebanyaan kasus konjungtivitis virus, kasus konjungtivitis
khlamidia. Sering terdapat pada tarsus terutama tarsus superior.
Secara klinik dapat dikenali sebagai struktur kelabu atau putih yang
avaskuler dan bulat. Pada pemeriksaan slit lamp, pembuluh-pembuluh
kecil tampak muncul pada batas folikel dan mengintarinya.

f.

Pseudomembran :
Adalah haasil proses eksudatif dan hanya berbeda derajatnya.
Pseudomembran adalah pengentalan di atas permukaan epitel, bila
diangkat epitel tetap utuh. Bila sebuah membran adalah pengentalan
yang meliputi seluruh epitel epitel jika diangkat akan meninggalkan
permukaan yg kasar dan berdarah. Pseudomembran atau membran
dapat menyertai konjungtivitis virus herpes, pemphigoid sikatriks,
difteria. Membran dan pseudomembran dapat berupa sisa akibat luka
bakar kimiawi.

g. Hipertrofi papila :
Reaksi konjungtiva non spesifik yang terjadi karena konjungtiva terikat
pada tarsus atau limbus. Konjungtiva papiler merah mengesankan
penyakit bakteri atau klamidia.
h. Nodus preaurikuler:
Pembesaran nodus limfatikus. Ada nyeri tekan pada konj. Herpes dan
inklusi dan trakoma.
Tanda

Bakterial

Viral

Alergik

Toksik

TRIC

Injeksi

Mencolok

Sedang

Ringan-

Ringan-

Sedang

konjuntivitis
Hemoragi
Kemosis
Eksudat

+
++
Purulen

+
+/Jarang, air

sedang
++
Berserabut

sedang
+/-

+/Berserabu

atau

mukopurulen
Pseudomembra

+/-

(strep.,C.diph)
+/-

Papil
Folikel

+
Nodus
Preaurikular
Panus

+/+

(lengket), air
+
-

t
+

++
-

(medikasi)
-

(lengket)
+/+
+/-

(kecuali

vernal)
trachoma and inclusion conjunctivitis. = TRIC

Daniel Vaughan, General Ophthalmology. Fifteenth edition, Appleton


and Lange, San Fransisco, USA. 1999
Komplikasi Konjungtivitis
Penyakit radang mata yang tidak segera ditangani/diobati bisa menyebabkan
kerusakan pada mata/gangguan pada mata dan menimbulkan komplikasi.
Beberapa komplikasi dari konjungtivitis yang tidak tertangani diantaranya:
1. glaukoma
2. katarak
3. ablasi retina

4. komplikasi pada konjungtivitis kataral teronik merupakan segala penyulit


dari blefaritis seperti ekstropin, trikiasis
5. komplikasi pada konjungtivitis purulenta seringnya berupa ulkus kornea
6. komplikasi pada konjungtivitis membranasea dan pseudomembranasea
adalah bila sembuh akan meninggalkan jaringan perut yang tebal di kornea
yang dapat mengganggu penglihatan, lama- kelamaan orang bisa menjadi
buta
7. komplikasi konjungtivitis vernal adalah pembentukan jaringan sikratik
dapat mengganggu penglihatan
Prognosa Konjungtivitis
Mata dapat terkena berbagai kondisi. beberapa diantaranya bersifat primer
sedang yang lain bersifat sekunder akibat kelainan pada sistem organ tubuh
lain, kebanyakan kondisi tersebut dapat dicegah bila terdeteksi awal dan
dapat dikontrol sehingga penglihatan dapat dipertahankan.
Bila segera diatasi, konjungtivitis ini tidak akan membahayakan. Namun jika
bila penyakit radang mata tidak segera ditangani/diobati bisa menyebabkan
kerusakan

pada

mata/gangguan

dan

menimbulkan

Glaukoma, katarak maupun ablasi retina.

Sigid suseno-25 Februari 2012


Episkleritis
Skleritis

Etiologi:
1. Penyakit jaringan ikat, pasca herpes, sifilis, gout

komplikasi

seperti

2. Tuberculosis, bakteri (pseudomonas), sarkoidosis, hipertensi, benda asing,


dan pasca bedah
b. Keluhan :
1. Perasaan sakit berat yang dapat menyebar ke dahi, alis, dan dagu
membangunkan waktu tidur
2. Mata merah berair
3. Fotobia
4. Penglihatan menurun
c. Penyulit skleritis :
1. Keratitis perifer, Glaucoma, Granuloma subretina, Uveitis, ablasi retina
eksudatif, proptosis, katarak, hipermetropi
d. Pengobatan :
1. Anti inflamasi steroid /non steroid /obat imunosupresif
Dapat bilateral/uni lateral, onset perlahan/mendadak, sering pada wanita.
Keluhan pasien nyeri, yang biasanya bersifat konstan dan tumpul
sehingga mereka sulit tidur.ketajaman penglihatan bekurang
Tanda klinis kunci bola mata berwarna ungu gelap akibat dilatasi pleksus
vascular dalam di sclera dan episklera.
Untuk membedakannya dengan episkleritis, konjungtivitis, dan injeksi
siliaris, pemeriksaan dilakukan di bawah sinar matahari disertai penetesan
epinefrin 1:1000 atau fenilefrin 10% yang menimbulkan konstriksi
plaksus vaskuler episklera superfisialdankonjungtiva.
Pemeriksaan

slitlamp

menilai

kedalaman

prosesmengidentifikasi

penyakit kornea terkait.


Bila mata putih disebabkan adanya nekrosis, adanya daerah sclera yang
translusen petunjuk tentang riwayat skleritis sebelumnya.
Skleritis

Posterior

menifestasinya

edem

periorbita,

proptosis,

pembatasan gerakan mata, dan penurunan penglihatan. Tanda segmen


posterior adalah : viritis, pembengkakan discus, edema macula dan
pelepasan retina eksudatif.

Diagnosis

deteksi

penebalan

sclera

posterior

dan

koroid

pada

ultrasonografi (penebalan local mirip melanoma maligna) dan CTscan.


Pembagian Skleritis :
a. skleritis anterior
-

tipe difus

nodular sederhana

nekrotikans : disertai berkurangnya jaringan sclera (pencairan sclera)


sehingga terbentuk stafiloma.
Pada semua bentuk skleritis anterior memperlihatkan penurunan perfusi
vaskuler pada angiografi segmen anterior (pada episkleritis terjadi
peningkatan aliran darah), skleritis anterior cenderung progresif, biasanya
berupa perluasan sirkumferensial dari daerah yang sebelumnya terkena
Perbedaan skleritis nodular sederhana, difus dan nekrotikans adalah skala
waktu progresifitas penyakit. Pada skleritis nekrotikan disertai peradangan,
waktu tersebut mungkin hanya beberapa minggu sebelum mata hancur,
sehhingga harus segera dilakukan pemeriksaan dan terapi.
Penyakit sistemik sering dijumpai pada 40% pasien skleritis. Identifikasi
penyakit sistemik perlu dilakukan karena penyakit tersebut cenderung
merupakan suatu penyakit jaringan ikat yang parah dan dapat mengancam
jiwa pasien.

b. Skleritis posterior
Penyulit Skleritis adalah : keratitis, uveitis, dan glaucoma.
Terapi : terapi awalnya adalah obat-obat inflamasi steroid sistemik. Obat
pilihan adalah indometasin 100 mg/hari, atau ibuprofen 300 mg perhari.
Apabila tidak tampak respon dalam 1-2minggu atau segera tampak
penyumbatan vaskuler harus segera dimulai terapi steroid sistemik dosis
tinggi . steroid ini biasa diberikan per oral yaitu prednisone 80 mg perhari
yang

diturunkan

dengan

cepat

dalam

minggu

sampai

dosis

pemeliharaan yaitu 10mg per hari. Kadang kala penyakit yang berat

mengharuskan terapi intravena berdenyut dengan metal prednisolon , 1 gr


tiap minggu.
Tindakan bedah . Jarang dilakukan
Sumber : Ofthalmologi Umum, Vaughan

Blefaritis

STEP 3
1. Why his eye to be reddish ?
Jawab :
Because there are vasodilation in conjunctivals vascular. It
happened on keratitis, iridokornealitis. And vasodilatasi ini
biasanya terjadi pada pembuluh darah konjungtiva superior yang
merupakan cabang dari nasal dan lacrimal yang merupakan cabang
daria. Ophtalmica menuju ke kelopak mata melalui fornix. Bias
juga disebabkan pecahnya pembuluh darah.
Mata merah = proses inflamasi. Bias juga terjadi pecahnya
pembulu darah a. ciliaris yang akan menumpuk di subkonjungtiva.
Konjungtiva adalah selaput yang membungkus mata.
Vaskularisasinya didapat dari .
Bias disebabkan terjadinya kongesti (vasodilatasi pasif) yang
disebabkan penumpukan darah.
Konjungtival injection ( karna arteri konjungtiva posterior) dan
konjungtival peripheral ( karna a. ciliaris anterior).
Tanda-tanda inflamasi :

Kalor jarang terjadi


Rubor kemerahan
Dolor nyeri karna ada proses inflamasi.
Macam-macam gangguan mata :
o Mata merah visus tidak turun (ada 2 : bersih dan kotor)
Mengenai tunica vaskulosa
Ex :
Kotor
: konjungtivitis, trakoma, seloftalmia
bersih
:
episkleritis,
pterygium,
skleritis,
pseudopterygium
o Mata merah visus turun
Mengenai media refrakta dan tunica vaskulosa
Ex : keratitis, keratokonjungtivitis, glaucoma,
endoftalmitis
o Mata tenang visus turun mendadak
Ex : Uveitis posterior, abrasion retinae
o Mata tenang visus turun perlahan
Ex : glaucoma, katarak
o Trauma mata
Fisik kena benda tumpul
Radiasi
Bahan kimia
Trakoma
Ada 4 stadium
Adanya sikatrik, bulu mata masuk ke dalam akhirnya nempel
perforasi kornea buta.
Awalnya pada stadium 1,2 tidak mengganggu visus, namun pada
stadium 3 kan menimbulkan perforasi kornea.

Perbedaan tanda-tanda kemerahan pada vasodilatasi a. ciliaris


anterior dan a. konjungtiva posterior ?
2. Why his eyelid felt sticky and difficult to open?
Jawab :
Karna ada peradangan timbul sel-sel radang dan sel plasma
bermigrasi dari stroma menuju konjungtiva melalui epitel
bergabung dengan mucus dan fibrin dari sel goblet membentuk
eksudat konjungtiva menyebabkan perlengketan pada palpebra.
Biasanya keluhan sticky pada pagi hari, karena saat tidur mata
tertutup dan terjadi perbedaan suhu antara mata tertutup dan mata
terbuka (saat tertutup < dari suhu badan karna terjadi evaporasi).
Ketika mata tertutup suhu = suhu badan. Kuman suka dengan suhu
tinggi iritasi/ peradangan pembuatan eksudat meningkat.
Eksudat akan mengumpul di pinggir-pinggir palpebra mata
lengket.
3. Why he felt itchy and foreign body sensation ?
Jawab :
Gatal disebabkan oleh perangsangan reseptor nyeri di bawah
ambang batas. Tapi ternyata hal ini tidak benar, karna gatal punya
jaras sendiri.
Gatal di mata disebabkan oleh histamine dan leukotin ditangkap
receptor gatal dipersepsikan di otak.
Histamine timbul karna adanya iritasi, allergi dan pollutan.
Jaras gatal berdekatan dengan jaras nyeri.
Bisa juga disebabkan hipersensitivitas type 1.

Terasa seperti ada benda asing karna ada papil yang mengganjal
serta adanya secret dipalpebra superior et inferior.
4. Why the oedem palpebrae with mild spasm ?
Jawab :
Oedem terjadi karna adanya reaksi peradangan.
Di atas bagian konjungtiva ada jalur pengaliran lacrimal, tapi karna
reaksi

peradangan

akan

menimbulkan

sumbatan

sehingga

pengaliran tidak lancar dan terjadi oedem, otomatis otot-otot


disekitarnya juga akan menjadi tegang.
5. Why in this case we find chemosis, conjunctival injection and
copious mucopurulent discharge ?
Jawab :
Chemosis terjadi karna ada oedem palpebra.
Konjungtivitis ada 2
o Purulen (2 minggu hilang sendiri tanpa diobati) bakteri
coccus, meningitis
o Mucopurulen (kalau tidak diobati bisa lebih parah)
staphylococcus dan choemophyllus
Cairan keluar karna adanya sel goblet yang memproduksi muchin
dimana sel goblet ini hanya berfungsi untuk mengeluarkan. Jika
keluarnya cairan berlebih (cairan biasa) kemungkinan karna infeksi
virus (tapi tidak parah), kalau keluar serous karna adenovirus, jika
cairan lengket karna reaksi allergi atau vernal (hipersensitivitas
type 2).

Konjungtiva injection = pelebaran a. konjungtiva posterior


(berkelok-kelok kearah central, tapi semakin ke perifer semakin
kecil).
Kalau digerakkan konjungtiva bulbi masih bergerak karna letaknya
superficial dan warnanya merah muda
Sign
Asal

Konjungtiva
a. Konjungtiva

Ciliaris
a.cilliaris anterior

Warna
Perdarahan

posterior
Merah
Konjungtiva bulbi

Merah semi ungu


Kornea
bagian

Reddish

Lebihke pinggir

anterior
Lebih
ke

Ditetesi epinefrin

mendekati kornea
Merahnya hilang karna Tetap merah

centra

vaskulernya menciut
6. Why in this case we find papils at superior and inferior tarsal
conjunctiva ?
Jawab :
Papilnya isi air ndak?
Papil ini merupakan timbunan sel radang yang ditengahnya ada
pembuluh darahnya.
Papil ini timbul karna ada peradangan.
Tanda peradangan : tumor = papil.
7. Why his eyes produces yellow mucoid discharge ?
Jawab :
Sudah diatas.

8. Macam-macam secret yang ada di mata ?


Jawab :
Sudah diatas
9. Mengapa dilakukan pemeriksaan microbiology test ?
Jawab :
Untuk mengetahui penyebab dari timbulnya secret pada kasus.
Sebelum microbiology test bisa diberikan dulu antibiotic broad
spectrum. Kemudian 3-4 hari tidak terjadi adanya perubahan baru
di lakukan test microbiology.
10.
DD (paket lengkap) ?
Jawab :
1. Konjungtivitis
o Definisi : peradangan pada konjungtiva
o Etiologi : bakteri, virus, pollutan, allergic
o Macam-macamnya berdasarkan penyebabnya :
Karna infeksi bisa bakteri (limfosit lebih banyak),
virus (neutrofil paling banyak), jamur (paling jarang),
parasit
Karna immune / allergi ada rasa gatal
Karna iritasi / kimiawi
Idiophatic
o Macam-macamnya berdasarkan tanda klinis :
Konjungtivitis
kataral
(biasanya
berbarengan

blepharitis)
Konjungtivitis purulen (ada pseudo membran
Konjungtivitis mukopurulen (ada pseudomembran
Konjungtivitis plikten
Konjungtivitis folikel (mirip trakoma, ada cobble stone)

o Patofisiologi : factor etiologi reaksi inflamasi


konjunctivitis
o Pemeriksaan :
tes epinefrin
ophtalmology statues
tes visus
tes schirmer
tes fluroesin
o Penatalaksanaan :
Depends on etiology
Karna bakteri penisilin, sulfonamide, gentamicyn,
chloramfenicol
o Tanda khas :
Hiperemis
Injection konjunctiva
2. Seloftalmia
11.
12.

Bagaimana staphylococcus bisa menyebabkan keluhan tsb ?


Selain staphylococcus flora normal apa yang bisa

menyebabkan keluhan seperti di atas ?


13.
Selain pada palpebra, dimana lagi bisa terjadi chemosis ? dan
kenapa bisa terjadi ?
14.
Bagaimana penanganan hematoma subkonjungtival ?
DILENGKAPI LAGI YA

STEP 4

MATA MERAH

VISUS

TIDAK

TURUN

YELLOW

MUCOPURULENT KONJUNGTIVITIS O.K. BAKTERI PX.


SCHEIRMER PENISILIN, GENTAMICYN, CHLORAMPENICOL.
STEP 7

Anda mungkin juga menyukai