Permutasi siklis berkaitan dengan penyusunan sederetan objek yang melingkar. Permutasi ini juga
dikenal dengan permutasi melingkar. Misalnya A, B, dan C disusun melingkar.
Jika kita pandang urutan itu searah jarum jam maka susunan ABC, CAB, dan BCA adalah sama.
Sehingga banyaknya permutasi siklis dari 3 objek adalah 3!/3 = (3 2!)/3 = 2! = 2. Jadi, akan
dihasilkan 2 susunan yang berbeda secara siklis dari huruf-huruf A, B, dan C, yaitu ABC dan ACB.
Andaikan sekarang kita mempunyai 4 objek yang akan disusun secara siklis.
Keempat gambar di atas menunjukkan permutasi yang sama. Sehingga banyaknya permutasi siklis
dari 4 objek adalah 4!/4 = (4 3!)/4 = 3! = 6. Jadi, akan dihasilkan 6 susunan yang berbeda secara
siklis dari huruf-huruf A, B, C, dan D. Apa yang dapat disimpulkan dari kedua contoh di atas?
Banyaknya permutasi siklis dari n objek dapat dinyatakan dengan (n 1)!
Untuk lebih memahami mengenai permutasi siklis, khususnya dalam pemecahan masalah,
perhatikan contoh soal berikut ini.
Contoh 1:
Dalam sebuah keluarga yang terdiri dari seorang ayah, seorang ibu, dan 3 orang anaknya makan
bersama dan mengelilingi sebuah meja makan. Berapa banyaknya cara yang berlainan saat mereka
dapat duduk, jika:
a. mereka berpindah-pindah tempat;
b. ayah dan ibu selalu berdekatan?
Pembahasan:
a. Banyaknya anggota keluarga adalah 5 orang (seorang ayah, seorang ibu, dan 3 orang anak).
Sehingga, banyaknya cara yang berlainan saat mereka duduk berpindah-pindah tempat adalah (5
1)! = 4! = 24 cara.
b. Perhatikan gambar berikut.
Ayah dan ibu selalu berdampingan, sehingga pasangan ini dapat kita anggap satu. Sehingga
terdapat 4 objek yang akan disusun secara siklis. Akan tetapi pasangan ayah dan ibu dapat
disusun kembali menjadi p 22 cara. Sehingga banyaknya susunan agar ayah dan ibu selalu
berdekatan adalah (4 1)! p 22 = 3! 2! = 12 cara.
Contoh 2:
Jika kita mempunyai 7 permata dan ingin ditempatkan pada gelang, maka ada berapa kemungkinan
gelang yang dapat dibuat.
Pembahasan:
(7 1)! 6!
Banyak cara menempatkan permata adalah
=
= 360 cara
2
2
Contoh 3:
Ada berapa cara mengatur duduk 3 orang Amerika, 4 orang Perancis, 4 orang Denmark dan 2 orang
Italia pada suatu meja bundar sedemikian sehingga mereka yang satu kebangsaan duduk
berdampingan
Pembahasan:
;
Bangsa Amerika terdiri dari 3 orang, karena harus duduk berdampingan maka dianggap 1 orang
Bangsa Perancis terdiri dari 4 orang, karena harus duduk berdampingan maka dianggap 1 orang
Bangsa Denmark terdiri dari 4 orang, karena harus duduk berdampingan maka dianggap 1 orang
Bangsa Italia terdiri dari 2 orang, karena harus duduk berdampingan maka dianggap 1 orang
Sehingga berdasarkan kebangsaan dapat disusun pada satu lingkaran dalam (4-1)! = 3! = 6 cara.
3
b.
c.
Pembahasan:
a. Jika semua anggota Karang Taruna bebas untuk memilih, maka banyak susunan siklik = (8 1)!
= 5.040.
b. Jika Hanif, Nisa, dan Azzam harus duduk berdampingan, maka mereka bertiga dianggap satu
objek dalam susunan siklik. Jumlah objek dalam susunan siklik tinggal 6 objek, maka banyak
susunan siklik = (6 1)! = 5 ! = 120.
3
Namun Hanif, Nisa, dan Azzam dapat bertukar tempat sebanyak p3 = 3! = 6.
Jadi, susunan siklik dimana Hanif, Nisa, dan Azzam duduk berdampingan adalah
= 120 x 6 = 720.
c. Hanif, Nisa, dan Azzam tidak boleh bertiganya duduk berdampingan = 5.040 720 = 4.320.
Contoh 7:
Ada 5 orang anak duduk dalam meja secara melingkar.
a. Berapa banyak cara mereka duduk ?
b. Berapa banyak cara mereka duduk jika 2 anak harus selalu berdampingan?
Pembahasan:
a. Jumlah anak ada 5, maka banyak cara duduk = (5-1)! = 4! = 24 cara
b. Karena ada 2 anak yang harus selalu duduk berdampingan, maka keduannya kita hitung sebagai
satu obyek sehingga jumlah obyek dalam susunan siklis tinggal 4 dan banyak susunan duduk
adalah (4-1)! = 3! = 6
Namun 2 orang yang selalu berdampingan dapat bertukar posisi sebanyak p 22 = 2! = 2.
Jadi, susunan siklik dimana 2 orang selalu duduk berdampingan adalah 6 x 2 = 12 cara
Contoh 8:
Pembahasan:
adalah
ide
abstrak
yang
dapat
digunakan
untuk
menggolongkan
atau
mengklasifikasikan sekumpulan objek, apakah objek tertentu merupakan contoh konsep atau
bukan. Contoh konsep abstrak misalnya Segitiga, Bil Asli, Bil Prima, dll. Contoh konsep kongkrit
misalnya Penggaris, Jangka, meja, kursi, dll.
Konsep dalam matematika dapat berupa istilah dan simbol, dimana dalam istilah ini ada yang dapat
didefinisikan dan ada pula yang tidak dapat didefinisikan:
bukan contoh. (Anak mengambil keluar semua trapesium dari koleksi gambar yang berbeda)
Tingkat 4 (Formal). Selain tingkat 1, 2, dan 3, siswa juga dapat menyatakan suatu definisi konsep
tersebut.
Membelajarkan Konsep (pustakahaura.wordpress.com)
1. Membandingkan objek Matematika yang termasuk konsep dan bukan konsep. Sebagai contoh pada
konsep balok, kardus merupakan contoh objek yang berbentuk balok sedangkan kaleng susu
bukan/ tidak termasuk kubus.
2. Pendekatan deduktif, artinya proses pembelajaran dimulai dari definisi dan diikuti contoh-contoh
dan yang bukan contoh. Misalnya pada konsep persamaan linear. Mula-mula paparkan definisi
persamaan linier yaitu persamaan yang derajat/ pangkat tertinggi variabelnya adalah satu.
Selanjutnya kita tuliskan beberapa bentuk persamaan dan meminta siswa mengklasifikasikannya,
apakah persamaan tersebut merupakan persamaan linier atau bukan.
3. Pendekatan induktif, artinya proses pembelajaran diawali dengan contoh-contoh dan diikuti
pemaparan definisi yang tepat berdasarkan contoh-contoh tersebut. Misalnya kita ingin memahami
konsep pernyataan. Awalnya kita paparkan beberapa bentuk kalimat dan siswa diminta
menentukan apakah kalimat-kalimat tersebut benar atau salah.
Misal:
Jakarta adalah ibukota Negara Republik Indonesia (benar)
Semua bilangan prima adalah ganjil (salah)
Cantik sekali gadis itu (tidak bisa ditentukan benar atau salahnya sebab cantik itu relatif)
x + 2 = 5 (tidak bisa ditentukan benar atau salahnya, karena masih bergantung pada nilai x)
Berdasarkan contoh-contoh tersebut, barulah kita definisikan bahwa yang dimaksud dengan
pernyataan adalah kalimat yang dapat ditentukan benar atau salahnya secara pasti. Sedangkan
kalimat yang tidak bisa ditentukan benar atau salahnya disebut kalimat terbuka.
B. Fakta
Fakta dalam matematika bisa berupa aksioma atau postulat. Aksioma adalah pernyataan yang
diandaikan benar pada suatu sistem dan diterima tanpa pembuktian, sebagai titik awal logika.
Aksioma hanya memuat istilah tak terdefinisi dan istilah terdefinisi, tidak berdiri sendiri, dan tidak
diuji kebenarannya. Sekelompok aksioma dalam suatu sistem harus konsisten, dapat membangun
sistem tersebut , dan tidak saling bertentangan.
Contoh:
Apabila a dan b adalah bilangan real, maka berlaku a > b, a = b, atau a < b, pernyataan ini
merupakan sebuah aksioma.
C. Prinsip
Prinsip dalam matematika dapat berupa teorema atau dalil. Teorema adalah suatu pernyataan
matematika yang dirumuskan secara logika dan dibuktikan. Suatu teorema terdiri dari beberapa
hipotesis dan kesimpulan, yang dapat dibuktikan dengan memanfaatkan istilah dasar, istilah
terdefinisi, aksioma, dan pernyataan benar lainnya.
Contoh Teorema: Jumlah sudut luar segitiga sama dengan 360o.
D. Prosedur
Prosedur dalam matematika adalah langkah atau urutan atau cara yang digunakan untuk
menyelesaikan tugas-tugas matematika yang mencakup langkah demi langkah dalam melakukan
tugas.
Contoh: Untuk menentukan vektor resultan (vektor pengganti) 2 buah vektor dapat dilakukan
dengan cara:
1. Cara Jajaran Genjang
2. Cara Segitiga Vektor
3. Cara Polygon
FAKTA
Angka-angka yang dipakai dalam kmpetensi
programlinier 1,2,3,4,5,
Simbul-simbul yang dipakai dalam program
linier, contoh >, <, , , =
2x + y < 3
-2x + 3y > 12
x + 2y 4
2x + 3y 6
Sumbu x
Sumbu y
Bentuk objektif Z = ax + by
Kilo gran, gran, meter, kilometer, rupiah dll
, + , x
-1, -2, -3, -4, -5,
Rp 650.000, Rp 230.000, dll
12m2, 11 m2 , 3m, 12 kg, 5 gr, dll
( 2,3), ( -1, 6), (2,-3),
(x,y), ( -x,y), (x,-y), (-x,-y)
X0
Y0
mengamati;
menanya;
mengumpulkan informasi/eksperimen;
mengkomunikasikan.
Mengamati
Mengamati merupakan metode yang mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran
(meaningfull learning). Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengamati adalah membaca,
mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat). Kompetensi yang dikembangkan adalah
melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi
Menanya
Menanya merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan
tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan
yang bersifat hipotetik). Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan kreativitas, rasa
ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk
hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Mengumpulkan Informasi/Eksperimen
Mengumpulkan informasi/eksperimen merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa eksperimen,
membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas, dan wawancara dengan
narasumber. Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengumpulkan informasi/ eksperimen
adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Mengasosiasikan/Mengolah Informasi
Mengasosiasikan/mengolah informasi merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa pengolahan
informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen
maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Kompetensi yang
dikembangkan dalam proses mengasosiasi/mengolah informasi adalah mengembangkan sikap jujur,
teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir
induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa menyampaikan hasil
pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
Kompetesi yang dikembangkan dalam tahapan mengkomunikasikan adalah mengembangkan sikap
jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan
jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.