KELAINAN PERSALINAN
OLEH :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2016
Pendahuluan
LATAR BELAKANG
Kehamilan dan persalinan bukanlah suatu penyakit. Mempunyai bayi adalah
kodrat wanita, dan selalu menjadi bagian hidup perempuan. Kebanyakan wanita
menginginkan hal yang sempurna dan bisa melahirkan bayi tanpa ada banyak
bantuan. Perempuan diseluruh dunia menikmati kehamilannya dengan bergaya
hidup baik dan selalu menjaga kesehatannya, wanita dengan mudah dapat
melahirkan bayinya dengan selamat. Adalah suatu hal yang sangat
memprihatinkan, ketika kita mendengar wanita meninggal karena melahirkan
bayinya.
Di Amerika atau Kanada melahirkan bayi menjadi hal yang sangat aman karena
kita banyak menjumpai masyarakat yang peduli dan sadar dengan lingkungannya.
Sementara itu, Indonesia telah melakukan usahausaha untuk meluaskan
jangkauan pelayanan kesehatan ke dalam masyarakat, serta meningkatkan kualitas
pelayanan yang diberikan oleh para petugas kesehatan. Pelayanan kesehatan ibu
dan anak merupakan prioritas yang paling tinggi di samping pelayananpelayanan
kesehatan yang lain. Hal ini didasarkan atas kenyataan bahwa masih tinggi angka
kematian bayi dan ibu karena kelahiran. Menurut Prawirohardjo (2005, hal. 22)
kematian maternal adalah kematian wanita sewaktu hamil, melahirkan, atau dalam
42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, tidak tergantung dari lama dan lokasi
kehamilan.
RUMUSAN MASALAH
1. Definisi ketuban pecah dini?
2. Bagaimana dampak ketuban pecah dini?
3. Bagaimana penanganan ketuban pecah dini?
4. Definisi kehamilan ektopik?
5. Apa penyebab dan tanda gejala kehamilan ektopik?
6. Bagaimana penanganan kehamilan ektopik?
7. Definisi pre eklampsia?
8. Bagaimana tanda dan gejala pre eklampsia?
9. Bagaimana penanganan pre eklampsia?
10. Definisi partus lama?
11. Faktor penyebab partus lama?
12. Bagaimana penanganan partus lama?
TUJUAN
1.
2.
3.
4.
Pembahasan
Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini: yaitu pecahnya ketuban atau robeknya selaput
ketuban yang kemudian diikuti dengan memancarnya cairan, sebelum atau diawal
munculnya tanda-tanda persalinan. Penyebab peristiwa ini belum jelas, namun
banyak terjadi pada Ibu dengan infeksi alat kelamin, kehamilan preterm, dan
kelainan cerviks. Bila tidak segera ditangani maka nyawa janin terancam karena
hidup dalam rahim kekurangan atau bahkan kehabisan cairan ketuban.
Penyebab:
Kehamilan kembar
Trauma
Dampak
a.
tindakan sanggama
d. pendarahan
e.
bakteriuria
f.
i.
j.
c. Oliguria
d. Hiperrefleksia
e. Gangguan penglihatan
f. Nyeri epigastrium
Penanganan Preeklampsia Ringan
Jika kehamilan < 37 minggu dan tidak ada tanda-tanda perbaikan lakukan
: penilaian 2 kali seminggu secara rawat jalan
1) Pantau tekanan darah, proteinuria, refleks, dan kondisi janin.
2) Lebih banyak istirahat
3) Diet biasa
4) Tidak perlu diberi obat-obatan
5) Jika rawat jalan tidak mungkin, rawat dirumah sakit :
a.Diet biasa
b.
Pantau tekanan darah 2 x sehari, proteiuria 1x sehari
c.Tidak perlu obat-obatan
d.
Tidak perlu diuretik, kecuali jika terdapat oedema paru, dekompensasi
kordis atau gagal ginjal akut
e.Jika tekanan diastolik turun sampai normal pasien dapat dipulangkan
f. Nasehatkan untuk istirahat dan perhatikan tanda-tanda preeklampsia
g.
Kontrol 2 kali seminggu
h.
Jika tekanan diastolik naik lagi rawat kembali
i. Jika tidak ada tanda-tanda perbaikan tetap dirawat
j. Jika terdapat tanda-tanda pertumbuhan janin terhambat pertimbangan
terminasi kembali
k.
Jika protein meningkat tangani sebagai preeklampsia berat
Jika kehamilan > 37 minggu, pertimbangkan terminasi
bagian terbawa janin, dan fase ini tidak lebih dari 6 jam, akan tetapi pada partus
yang lama terjadinya fase ini lebih dari 6 jam.
Suatu persalinan dikatakan lama jika persalinan telah berlangsung lebih
dari 14 jam atau lebih untuk primigravida dan lebih dari 8 jam untuk multigravida.
Selain itu juga pada partus lama didapatkan dilatasi serviks dikanan garis waspada
pada partograf.
.1
.2
.3
.4
.5
Diagnosis
Untuk mendiagnosa faktor pada jalan lahir, seperti karena adanya kelainan
panggul, dapat ditegakkan atas pemeriksaan radiologis seperti pelvimetri
radiologi, CT Scan, MRI (Magnetic resonance imaging). Dengan melakukan
pemeriksaan radiologis, akan didapatkan kriteria diagnosis mengenai ukuran
panggul.
Kriteria diagnosisnya sebagai berikut:
a. Kesempitan pintu atas panggul:
- Panggul sempit relatif: jika konjugata vera > 8,5 10 cm
- panggul sempit absolut: jika konjugata vera < 8,5 cm
b. Kesempitan panggul tengah:
Penanganan
1. Penanganan Umum
-
Nilai dengan segera keadaan umum ibu dan janin (termasuk tanda vital
dan hidrasinya)
2. Penanganan khusus
a. Persalinan palsu / belum inpartu (false labor)
Periksa apakah ada infeksi saluran kemih atau ketuban pecah. Jika
didapatkan adanya infeksi obati secara adekuat.
b. Fase laten memanjang
Jika fase laten lebih dari 8 jam dan tidak ada tanda-tanda kemajuan ,
lakukan penilaian ulang terhadap serviks:
-
Jika tidak ada perubahan pada pendataran atau pembukaan serviks dan
tidak ada gawat janin , mungkin pasien belum inpartu.
Nilai his, jika his tidak adekuat pertimbangkan inersia uteri, jika his
adekuat pertimbangkan adanya disproporsi, obstruksi, malposisi, atau
malpresentasi. Lakukan penanganan umum yang akan memperbaiki his
dan mempercepat kemajuan persalinan.
d. Disproporsi sefalopelvik
-
e. Obstruksi
-
Jika bayi hidup, pembukaan serviks sudah lengkap dan penurunan kepala
1/5, lakukan ekstraksi vakum.
Jika bayi hidup dengan pembukaan serviks belum lengkap atau kepala
bayi masih terlalu tinggi untuk eksrtaksi vakum, lakukan seksio sesarea.
g. Kala II memanjang
jika kepala tidak lebih dari 1/5 diatas simphisis pubi, atau bagian tulang
kepala di stasion 0, lakukan ekstraksi vakum.
Jika kepala diantara 1/5 3/5 diatas simphisis pubis , atau bagian tulang
kepala antara stasion (0 ) (-2), lakukan ektraksi vakum.
Jika kepala lebih dari 3/5 diatas simphisis pubis, atau bagian tulang
kepala diatas stasion -2, lakukan seksiso sesarea.
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA