Anda di halaman 1dari 11

KEBIJAKAN DAN PROGRAM P4TK IPA

DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN


IPA

Oleh,

Herry Sukarman, M.Sc. Ed

Kepala P4TK IPA Bandung

I. PENDAHULUAN
Menyongsong millenium ketiga, bangsa Indonesia telah menentukan pilihan untuk berlari
bersaing dengan negara-negara maju di dunia untuk memenangkan pertarungan di abad ilmu
pengetahuan ini. Hal ini ditandai dengan terbitnya perangkat hukum dalam tata kelola
pemerintahan NKRI di bidang pendidikan, yaitu Undang-undang Nomor 32 Tahun 2003, Undang-
undang Nomor 20 Tahun 2003, dan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005, beserta peraturan
perundangan yang mengikutinya. Berangkat dari perangkat hukum tersebut reformasi pendidikan
di Indonesia digulirkan dan diperjuangkan untuk mewujudkan mutu lulusan pendidikan sebagai
modal dasar untuk membangun bangsa dan negara Republik Indonesia dalam rangka
memenangkan persaingan dengan negara-negara maju di dunia.
Kebijakan dan program pembangunan mutu pendidikan sangat ditentukan oleh kebijakan
mutu pendidik dan tenaga kependidikan (PTK), termasuk di dalamnya adalah pendidik dan tenaga
kependidikan IPA di Indonesia. Untuk mencapai tujuan meningkatkan mutu lulusan dalam bidang
IPA, maka kebijakan dan program Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (P4TK IPA) dibangun dan dilaksanakan sesuai dengan
koridor sistem pembangunan pendidikan nasional di Indonesia. Program-program P4TK IPA
dibangun dengan berangkat dari rencana strategis dan program tahunan yang secara bertahap dan
berjenjang berusaha untuk meningkatkan mutu PTK IPA melalui berbagai diklat berjenjang dan
program pengimbasan bagi seluruh PTK IPA di Indonesia secara berkelanjutan dengan
bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota dan instansi terkait. Kebijakan
dan program P4TK IPA ini kiranya dapat menjadi acuan dalam membangun mutu pendidikan IPA
di Indonesia. Dengan semangat kebersamaan antara berbagai unit terkait baik ditingkat pusat
maupun daerah dan upaya kerja keras serta komitmen untuk membangun mutu pendidikan IPA,
maka tujuan peningkatan mutu pendidikan IPA Insyaallah dapat diwujudkan.
Kebijakan strategis tersebut difokuskan untuk mendukung keberhasilan implementasi
pemerataan dan perluasaan akses; peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing; serta penguatan
tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan publik pendidikan dalam kerangka pencapaian insan
Indonesia cerdas dan kompetitif. Kebijakan strategis yang dimaksud merupakan kebijakan-
kebijakan P4TK IPA yang mencakup pengembangan strategi dan metode-metode inovatif dalam
meningkatkan kompetensi PTK IPA, peningkatan kompetensi widyaiswara IPA dan terpenuhinya
kecukupan jumlah widyaiswara IPA yang mengacu pada standar-standar kompetensi nasional dan
internasional; penyelenggaraan forum-forum ilmiah, pagelaran Porseni dan sebagainya guna
meningkatkan kompetensi dan kepekaan widyaiswara IPA dalam hal kompetensi sosial serta
kompetensi personal; analisis hasil akreditasi sekolah dalam upaya meningkatkan mutu
pendidikan; pemberdayaan asosiasi profesi dan himpunan-himpunan guru IPA sebagai wahana
penggerak kesadaran dan aksi self-continuous improvement mutu pendidik; pemberdayaan
pendidik dan tenaga kependidikan dalam melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP); pengadaan fasilitas dan pemberian dorongan guna terwujudnya kompetensi guru IPA
dalam hal Penulisan Karya Ilmiah; pengembangan inovasi model-model penyelenggaraan
pendidikan sebagai suatu trademark, seperti PAKEM, Lesson Study, Capacity Building yang
menjadi prioritas karena fungsinya yang strategis untuk menjamin peningkatan mutu pendidikan;
pemanfaatan dan pengembangan ICT sebagai media pembelajaran jarak jauh; penjaminan mutu
pendidik dan tenaga kependidikan secara terprogram dengan mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan (SNP); fasilitasi pengembangan pembelajaran sains menuju sekolah berbasis
keunggulan lokal, standar nasional dan standar internasional; peningkatan koordinasi dengan
instansi terkait dalam peningkatan mutu PTK IPA; peningkatan kesejahteraan pegawai;
peningkatan mutu pendidikan lingkungan hidup.

II. GARIS BESAR KEBIJAKAN STRATEGIS DALAM PENINGKATAN MUTU P4TK IPA
2.1. Pemerataan dan Perluasan Akses
Kebijakan Strategis Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan meliputi:
2.1.1. Penyediaan Sarana Pendidikan
Penyediaan sarana diklat IPA difokuskan pada pengembangan fasilitas pendukung
diklat IPA, baik yang bersifat hardware maupun sotware. Peningkatan fasilitas
prasarana diklat IPA akan dilakukan dengan memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan
praktek pembelajaran IPA seperti laboratorium, media, dan lingkungan sebagai wahana
pendidikan IPA. Software pembelajaran IPA dikembangkan baik dalam media cetak
ataupun media elektronik.
2.1.2. Pemanfaatan dan Pengembangan ICT sebagai Media Pembelajaran Jarak Jauh.
Pengembangan information and communication technology (ICT) akan difungsikan
secara efektif dalam pelaksanaan diklat dan pengelolaan administrasi di lembaga diklat.
Oleh karena itu, pemanfaatan ICT akan lebih difokuskan dalam penyediaan
infrastruktur, jaringan, perangkat lunak, pemenuhan dan peningkatan keahlian tenaga
pengelola ICT guna menunjang pelaksanaan diklat IPA yang lebih bermutu.
2.1.3. Pendidikan Kecakapan Hidup.
Pendidikan, baik formal maupun non-formal diharapkan dapat menghasilkan manusia-
manusia yang andal untuk menjadi subyek penggerak pembangunan nasional. Oleh
karena itu, pendidikan harus mampu melahirkan lulusan-lulusan bermutu yang
memiliki pengetahuan, menguasai teknologi, dan mempunyai keterampilan teknis dan
kecakapan hidup yang memadai. Pendidikan kecakapan hidup akan memberikan
kompetensi yang dapat dijadikan modal untuk usaha mandiri atau bekerja. Mengingat
tantangan masa depan yang semakin berat, maka pendidikan kecakapan hidup menjadi
sangat penting peranannya. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam setiap program diklat
yang dilaksanakan oleh P4TK IPA akan dimasukkan pendidikan kecakapan hidup guna
mendukung tumbuhnya pribadi pendidik dan tenaga kependidikan yang berjiwa
kewirausahaan, kepemimpinan, beretika, serta memiliki apresiasi terhadap estetika dan
lingkungan.
2.1.4. Peningkatan Kompetensi SDM P4TK IPA
Kebijakan Capacity building P4TK IPA dimaksudkan untuk mengembangkan
kemampuan dalam pengelolaan pelayanan diklat yang efektif, inovatif, efisien, dan
akuntabel; peningkatan kemampuan pengelola diklat, baik dari jajaran pimpinan
sampai pelaksana akan terus ditingkatkan kompetensinya sesuai dengan bidang garapan
yang harus dilaksanakan. Tenaga fungsional yang menangani diklat juga akan
ditingkatkan kompetensinya terus menerus, baik dalam bentuk kursus-kursus singkat di
dalam dan di luar negeri maupun peningkatan kualifikasi guna mengarah kepada
pelayanan diklat yang frofesional dan akuntabel.
2.1.5. Pemerataan Kompetensi SDM P4TK IPA
Guna memberikan pelayanan yang prima dalam pengelolaan diklat bagi PTK IPA
diperlukan tenaga-tenaga yang memiliki kompetensi, pengalaman dan komitmen yang
tinggi. Oleh karena itu SDM P4TKakan terus menerus ditingkatkan kompetensi dan
komitmennya untuk mencapai standar yang diperlukan, untuk itu tenaga yang masih
belum memenuhi standar tersebut akan terus ditingkatkan mutunya.
2.2. Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing
2.2.1. Penjaminan Mutu, Pendidik dan Tenaga kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PTK
IPA) secara Terprogram dengan Mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Program penjaminan mutu PTK IPA bertujuan untuk meningkatkan kemampuan PTK
IPA dalam mempersiapkan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengembangkan tindak
lanjut pengelolaan pendidikan IPA pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Untuk itu program-program penjaminan mutu
P4TK IPA akan dilaksanakan secara sitemik dan terpadu dengan selalu memperhatikan
dampak dari peningkatan dan pemberdayaan PTK IPA, yaitu pencapaian pendidikan
IPA yang lebih bermutu sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan secara nasional.
2.2.2. Peningkatan Jumlah dan Mutu Publikasi Ilmiah
Publikasi ilmiah akan terus ditingkatkan mutu dan jumlahnya oleh P4TK IPA dengan
mengoptimalkan kinerja staf, khususnya tenaga-tenaga fungsional P4TK IPA dalam
menghasilkan produk-produk ilmiah antara lain berbagai kajian yang berkaitan dengan
peningkatan pembelajaran IPA, inovasi pembelajaran IPA yang berorientasi pada
pembelajaran kontekstual, mengembangkan berbagai peraga dan media pendukung
pembelajaran IPA, melaksanakan forum-forum ilmiah di bidang pembelajaran IPA,
memperbanyak publikasi baik dalam bentuk majalah, jurnal, modul, lembar-lembar
kerja terkait dengan pembelajaran IPA.
2.2.3. Percepatan Telematika dalam Pendidikan
Ketertinggalan dalam pendayagunaan telematika merupakan isu kebijakan penting
pembangunan pendidikan Indonesia. Untuk mengejar ketertinggalan tersebut, perlu
diperluas dan diintensifkan pemanfaatan telematika dalam berbagai bidang kehidupan,
terutama di bidang pendidikan, baik dimanfaatkan dalam pengelolaan pendidikan
melalui otomatisasi pendataan, pengelolaan, dan perkantoran maupun dalam proses
pembelajaran interaktif. Program-program yang dilakukan dalam usaha percepatan
pemanfaatan telematika dalam pendidikan IPA antara lain merancang dan membuat
aplikasi database yang menyimpan dan mengolah data serta informasi tentang
pembelajaran IPA, merancang dan membuat aplikasi pembelajaran berbasis portal,
web, multimedia interaktif, dengan mengoptimalkan pemanfaatan TV edukasi sebagai
materi pengayaan dalam rangka menunjang peningkatan mutu PTK IPA.
2.2.4. Pengembangan Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan
Alam (PTK IPA)
Pengembangan kompetensi pendidik PTK IPA dilaksanakan melalui pemetaan profil
kompetensi PTK IPA dengan mengacu pada SNP, analisis kesenjangan kompetensi,
serta penyusunan program dan strategi peningkatan kompetensi menuju pada
tercapainya standar kompetensi PTK IPA. Kompetensi pendidik dikembangkan agar
mampu mengelola proses pembelajaran IPA secara aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan, guna menghasilkan lulusan yang memenuhi standar nasional. Proses
pembelajaran efektif diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, memotivasi,
menyenangkan, dan mengasyikkan untuk mendorong peserta didik berpartisipasi aktif,
berinisiatif, kreatif, dan mandiri, sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
dan kematangan psikologis.
2.3. Strategi Peningkatkan Kompetensi PTK IPA
2.3.1. Guru IPA
Berdasarkan data dari Balitbang Depdiknas Guru IPA di Indonesia berjumlah
1.118.041 orang, maka strategi yang diambil oleh P4TK IPA untuk meningkatkan
kompetensinya yaitu dengan sistem beranting melalui pembinaan cluster (KKG dan
MGMP) yang ada disetiap Kabupaten/Kota bahkan sampai ke Kecamatan. P4TK IPA
mengembangkan sistem Diklat berjenjang untuk menghasilkan para instruktur IPA
yang diharapkan pada masa yang akan datang dapat melatih dan membina guru-guru
IPA lainnya di daerah masing-masing melalui KKG dan MGMP. Tujuan program ini
untuk mendukung kebijakan Direktorat Pembinaan Diklat dalam revitalisasi MGMP.
Agar MGMP dapat menjalankan fungsinya sebagai wadah organisasi profesi guru,
harus memiliki SDM yang dapat diandalkan untuk mengelola program-program
kegiatannya. Calon instruktur yang akan dihasilkan oleh P4TK IPA bergantung dari
jumlah KKG dan MGMP yang ada di setiap daerah. Pembinaan Instruktur IPA melalui
cluster (KKG dan MGMP) sebagai berikut:
SD dipusatkan di kecamatan (5263 kecamatan)
SMP dipusatkan di Kabupaten/kota (485 Kabupaten/kota)
SMA dipusatkan di Kabupaten/kota (485 Kabupaten/kota)
SMK dipusatkan di Provinsi (33 Provinsi)
SLB dipusatkan di Provinsi (33 Provinsi)

2.3.2. Strategi pelaksanaan program pembentukan instruktur IPA yang akan


dilaksanakan oleh P4TK IPA adalah sebagai berikut.
2.3.2.1. Konsisten melaksanakan Sistem Diklat Berjenjang sesuai dengan SK Meneg.
PAN Nomor. 01/Kep/M.PAN/1/2001, yaitu Diklat tingkat dasar, Diklat tingkat
lanjutan, Diklat tingkat menengah, dan Diklat tingkat tinggi. Bagi guru IPA yang
telah mengikuti Diklat tingkat dasar, Diklat tingkat lanjutan, Diklat tingkat
menengah, dan dinyatakan lulus dengan predikat Baik (B) atau Amat Baik (A),
mereka diberikan kewenangan sebagai instruktur IPA untuk menatar/melatih guru-
guru sejawat di daerahnya masing-masing sesuai dengan mata pelajaran dan
jenjang sekolahnya;
2.3.2.2. Menyeleksi guru-guru IPA terbaik dari tiap-tiap daerah Kabupaten/kota dan
kecamatan melalui tes penentuan calon peserta Diklat berjenjang, sesuai dengan
standar kompetensi yang ditentukan P4TK IPA dengan ketentuan sebagai berikut.
2.3.2.3. Guru IPA yang hanya memiliki kompetensi dasar harus mengikuti semua
jenjang Diklat, mulai Diklat tingkat dasar, tingkat lanjutan, dan Diklat tingkat
menengah;
2.3.2.4. Guru IPA yang memiliki kompetensi lanjutan tidak perlu mengikuti Diklat
tingkat dasar, tetapi bisa langsung pada Diklat tingkat lanjutan dan jika lulus
mereka dapat melanjutkan pada Diklat tingkat menengah;
2.3.2.5. Guru IPA yang memiliki kompetensi menengah dapat langsung mengikuti
Diklat tingkat menengah;
2.3.2.6. Pemantapan para instruktur, guru inti dan guru pemandu dengan cara strategi
beranting melalui pembinaan cluster di KKG dan MGMP setiap Kabupaten/kota
sampai kecamatan. Jenjang SD pembinaan KKG dipusatkan di kecamatan, jenjang
SMP dan SMA pembinaan MGMP dipusatkan di Kabupaten/kota, sedangkan
jenjang SMK dan SLB pembinaan dipusatkan di masing-masing Provinsi;
2.3.2.7. Memperbanyak jumlah dan frekuensi pelaksanaan Diklat guru IPA tingkat
dasar dan tingkat lanjutan yang dilaksanakan di daerah atas biaya daerah (Dinas
Pendidikan, Badan Diklat Daerah, LPMP) dan P4TK IPA.

2.3.3. Laboran IPA


2.3.3.1. Laboran IPA LPMP
Berdasarkan data dari Balitbang Depdiknas Tahun 2005 Laboran IPA LPMP
berjumlah 99 orang, secara terpusat akan dilatih dan ditingkatkan kompetensinya
dalam mengelola laboratorium IPA di LPMP selama dua tahap masing-masing
dengan pola 120 jam pelajaran. Dimasa yang akan datang diharapkan Laboran
LPMP yang terlatih ini dapat berkiprah dalam pengelolaan laboratorium IPA di
sekolah.
2.3.3.2. Laboran IPA Sekolah
Berdasarkan data dari Balitbang Depdiknas Tahun 2005 terdapat 6.234 orang
laboran IPA SMP, SMA, dan SMK yang harus ditingkatkan kompetensinya dalam
mengelola laboratorium IPA sehingga dapat menunjang pembelajaran IPA di
sekolah. Pelatihan untuk laboran IPA ini diawali dengan pelatihan untuk para
instruktur laboran dilaksanakan dalam dua tahap masing-masing dengan pola 120
jam pelajaran. Peserta pelatihan berasal dari guru-guru yang memiliki kompetensi
unggul dalam pengelolaan laboratoium IPA atau laboran IPA yang sudah
berpengalaman dalam mengelola laboratorium IPA dari setiap Kabupaten/kota
untuk jenjang SMP dan dari seiap Provinsi untuk jenjang SMA di Indonesia. Tim
Instruktur Laboran IPA yang akan dibentuk:

Tabel 1. Jumlah Instruktur Laboran IPA yang akan dihasilkan oleh PPPTK IPA

Jumlah
Jenjang
No. Instruktur Laboran IPA
Pendidikan
(orang)
1 LPMP 33 Provinsi x 3 orang 99
2 SMP 33 Provinsi x 2 orang 66
3 SMA 33 Provinsi x 3 orang 99
4 SMK 33 Provinsi x 3 orang 99
TOTAL 363

Tabel 2. Strategi Pencapaian Instruktur Laboran IPA

Target Instruktur Laboran IPA


Jumlah Angkatan/ Kebutuhan WI/
2008 2009
Tahun Tahun
No. Pendidikan 1 angkatan 1 angkatan
Dasar Lanjut
(33 orang) (3 orang)
1 LPMP 99 99 3 9
2 SMP 66 66 2 6
3 SMA 99 99 3 9
4 SMK 99 99 3 9
JUMLAH 363 363 11 33
Dimasa yang akan datang diharapkan setiap SMP, SMA, dan SMK memiliki
minimal 1 orang laboran yang terampil dalam mengelola laboratorium, sehingga
diharapkan dapat menunjang pembelajaran IPA di sekolah. Selain itu juga
diharapkan akan terbentuk Forum untuk Laboran IPA yang terwadahi dalam
Musyawarah Pembinaan Laboran IPA (MPL)
2.3.3.3. Tim pemanfaatan dan pengembang IT dibutuhkan di setiap KKG maupun
MGMP Kabupaten/kota untuk mengembangkan pembelajaran IPA yang berbasis
IT. Pelatihan untuk tim pengembang IT di daerah ini diawali dengan pelatihan
instruktur IT dilaksanakan tiga tahap masing-masing dengan pola 120 jam
pelajaran. Dimasa yang akan datang diharapkan akan terbentuk Forum
Pengembang IT dalam pembelajaran IPA di daerah.

Tabel 3. Jumlah Instruktur Pengembang IT yang akan dihasilkan oleh PPPTK IPA

Instruktur Jumlah
No. Jenjang Pendidikan
Pengembang IT (Orang)
1 LPMP 33 Provinsi x 3 orang 99
2 SMP 33 Provinsi x 2 orang 66
3 SMA 33 Provinsi x 3 orang 99
4 SMK 33 Provinsi x 3 orang 99
TOTAL 363

Tabel 4. Strategi Pencapaian Instruktur Pengembang IT

Target Instruktur Pengembang IT


Jumlah Angkatan/ Kebutuhan WI/
2008 2009
Tahun Tahun
No Pendidikan 1 angkatan 1 angkatan
Dasar Lanjut
(33 orang) (3 orang)
1 LPMP 99 99 3 9
2 SMP 66 66 2 6
3 SMA 99 99 3 9
4 SMK 99 99 3 9
JUMLAH 363 363 11 33
2.3.3.4. Peningkatan Mutu Sarana Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Sarana belajar IPA akan ditingkatkan mutunya sesuai dengan prinsip pembelajaran
IPA dengan pendekatan kontekstual dan digunakan dalam mendukung strategi
pembelajaran IPA yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Sarana yang
akan dikembangkan meliputi pengembangan peraga dan media IPA, peningkatan
jumlah dan mutu perangkat laboratorium IPA, sarana pendukung pembelajaran
IPA berbasis IT, serta sarana pendidikan lingkungan hidup dengan membangun
greenhouse, melengkapi varietas jenis-jenis tumbuhan untuk membangun
lingkungan IPA.
2.3.3.5. Peningkatan Mutu Pendidikan Kecakapan Hidup
Progam pendidikan dan pelatihan bagi PTK IPA tidak hanya meningkatkan
kompetensi dalam penguasaan materi, bidang pedagogik, dan kemampuan dalam
melakukan pengukuran kinerja mutu lulusan dalam mata pelajaran IPA, tetapi juga
dikaitkan dengan bagaimana memanfaatkan kemampuan-kemampuan tersebut
dengan pengembangan kecakapan hidup yang pada gilirannya siswa memiliki jiwa
enterpreneurship yang dapat digunakan sebagai bekal hidup dalam hidupnya di
kemudian hari. Dalam setiap topik yang dibicarakan dalam diklat diupayakan
selalu dikaitkan dengan terapan dalam kehidupan dan bagaimana memanfaatkan
topik tersebut untuk membangun kreativitas siswa guna menyiapkan keterampilan
di dalam mengolah dan menghasilkan karya yang bermanfaat untuk kehidupanya.
2.3.3.6. Peningkatan Mutu Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)
Penurunan kualitas lingkungan merupakan dampak negatif dari ulah manusia di
dalam memanfaatkan teknologi yang tidak sesuai dengan peruntukannya dan
bersifat merusak pelestarian alam. Dampak penurunan kualitas lingkungan ini akan
semakin menjadi parah jika semua manusia belum menyadari pentingnya arti
lingkungan hidup bagi dirinya, bagi sesama atau bagi penerus. Untuk menyadarkan
pentingnya arti lingkungan hidup, diperlukan pemahaman penyadaran dan upaya
bagaimana membangun masyarakat yang memilki kesadaran dalam pemanfaatan
IPTEK tanpa merusak alam. Strategi yang paling tepat adalah dengan memasukkan
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) dalam proses pembelajaran khususnya
pembelajaran IPA. Program-program P4TK IPA akan selalu memasukkan PLH
sebagai salah satu mata tataran. Dengan demikian diharapkan para PTK IPA akan
mampu memberi pemahaman dan penyadaran kepada generasi muda bagaimana
bertindak agar alam dapat terjaga kelestariannya.
2.3.3.7. Fasilitasi Pengembangan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menuju
Sekolah Berbasis Keunggulan Lokal, Standar Nasional dan Standar Internasional
Masalah utama dalam peningkatan mutu pendidikan IPA adalah guru sulit
mengadakan perubahan pembelajaran dari pembelajaran konvensional ke
pembelajaran yang efektif dan efisien. Program-program yang dikembangkan oleh
P4TK IPA untuk mengatasi permasalahan tersebut diantaranya dengan cara
mengembangkan berbagai strategi dan model-model pembelajaran IPA yang
disesuaikan dengan kondisi sekolah dan variabel pendukungnya sehingga mampu
memanfaatkan keunggulan lokal dan meningkatkan potensinya ke arah pendidikan
yang bertaraf nasional maupun internasional. P4TK IPA akan mengembangkan
model-model pembelajaran IPA tersebut yang dapat diakses oleh masyrakat
pendidikan IPA sesuai dengan kondisi di tempatnya masing-masing.
2.3.3.8. Pembangunan Profesionalitas Guru
Dalam rangka membangun profesionalitas guru, kurikulum diklat yang
dikembangkan oleh P4TK IPA menekankan pada empat kompetensi yang telah
ditetapkan oleh UU, yakni kompetensi profesional, pedagogik, sosial, dan
kepribadian. Dengan konsistensi pelaksanaan diklat berdasarkan kurikulum
tersebut yang didukung oleh tenaga fasilitator yang profesional serta bahan
pendukung yang memenuhi standar isi dan proses diklat diharapkan terbangunlah
alumnus diklat yang profesional. Standar kelulusan peserta diklat akan diperketat
dengan mengutamakan pada pemenuhan standar mutu dari keempat kompetensi
tersebut.
2.3.3.9. Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas, dan Pencitraan Publik
Kebijakan tata kelola, akuntabilitas serta pencitraan publik dalam pengelolaan
pendidikan dan pelatihan IPA oleh P4TK IPA akan terus menerus ditingkatkan
mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pemantauan program
kerja lembaga secara terpadu dan terus menerus sehingga kinerjanya dapat
diayakinkan akan mampu memberikan pelayanan yang bermakna bagi peningkatan
mutu kompetensi PTK IPA di Indonesia. Upaya-upaya tersebut meliputi:
2.3.3.9.1. Peningkatan Pengelolaan Manajemen P4TK IPA Berbasis pada Total Quality
Management (TQM)
Manajemen kelembagaan P4TK IPA akan dilakukan dengan berbasis pada TQM,
yang selalu memperhatikan mutu masukan, proses, dan keluaran sehingga produk-
produk layanan lembaga dapat meningkatkan mutu dan profesionalitas PTK IPA.
Hal ini menjadi prinsip yang terus dipegang oleh semua jajaran manajemen P4TK
IPA dalam rangka menjamin kualitas produk layanan demi kepuasaan pelanggan.
2.3.3.9.2. Peningkatan Koordinasi dengan Instansi terkait dalam Peningkatan Mutu PTK
IPA
Dalam mensukseskan program peningkatan mutu dan profesionalitas PTK IPA,
P4TK IPA memerlukan bantuan dan dukungan dari instansi terkait. Oleh karena
itu, P4TK IPA mengembangkan berbagai kegiatan kemitraan dengan instansi baik
dari dalam maupun luar negeri. Program kemitraan ini bertujuan untuk memelihara
koordinasi antarinstansi maupun antarnegara, sehingga terjadi sinergi yang akan
meningkatkan kompetensi PTK IPA melalui transfer pengetahuan.
2.3.3.9.3. Peningkatan Kapasitas Dan Kompetensi Aparatur dalam Perencanaan,
Implementasi, dan Anggaran untuk Program Peningkatan Mutu PTK.
Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas lembaga dalam
perencanaan, pengelolaan, dan penyelenggaraan pelayanan diklat berbasis kinerja,
melalui perbaikan kapasitas untuk merancang dan melaksanakan kebijakan,
strategi, program-program diklat, perbaikan kapasitas dalam pengembangan
struktur dan silabus diklat, bahan ajar, manajemen pelaksanaan diklat, dan
perbaikan kapasitas untuk mengembangkan sistem kerja secara terpadu sehingga
menghasilkan output program yang bermutu guna peningkatan mutu PTK IPA.
2.3.3.9.4. Peningkatan Kapasitas dan Kompetensi Pengelola Pendidikan di PPPPTK,
LPMP, MGMP, KKG, KKKS, KKPS
Peningkatan kapasitas dan kompetensi pengelola diklat baik di PPPPTK, LPMP,
MGMP, KKG, KKKS, maupun KKPS, akan dilakukan melalui program-program
diklat secara berjenjang dan beranting mengingat besarnya volume bidang
garapan, oleh karena itu program-program diklat oleh P4TKdifokuskan pada upaya
membangun kompetensi jajaran tenaga fungsional PPPPTK, LPMP, Badan Diklat
Daerah, serta peningkatan kompetensi para Guru pemandu dan Guru inti, KKG
dan MGMP. Pada langkah awal akan di ditingkatkan kompetensi tim pengembang
di Tingkat Provinsi dan Tingkat Kabupaten/Kota sebagai inti dari peningkatan
kompetensi guru pemandu dan guru inti di berbagai pelosok tanah air, demikian
juga fasilitasi untuk kelancaran program pembinaan PTK IPA di forum MGMP,
KKG, KKKS, KKPS akan terus dilakukan. Strategi untuk meningkatkan
kompetensi Tenaga Kependidikan IPA sebagai berikut:
a. Kepala Sekolah
Kepala Sekolah terpilih dari setiap Provinsi untuk jenjang SMA dan SMK,
serta dari Kabupaten untuk jenjang SD dan SMP merupakan kepala sekolah
yang paling unggul dan potensial untuk direkrut dan dilatih sebagai tenaga
fasilitator. Pelatihan yang dilakukan bersifat TOT Instruktur Kepala Sekolah
dipusatkan di P4TK IPA dengan dua tahap masing-masing pola 100 jam
pelajaran. Tim Instruktur Kepala Sekolah yang akan dibentuk:

Tabel 5. Jumlah Instruktur Kepala Sekolah yang akan dihasilkan oleh PPPTK IPA

No. Jenjang Pendidikan Instruktur Kepala Sekolah Jumlah


1 SD 485 Kabupaten x 3 org 1.455
2 SMP 485 Kabupaten x 3 org 1.455
3 SMA 33 Provinsi x 3 org 99
4 SMK 33 Provinsi x 3 org 99
TOTAL 3.108

Tabel 6. Strategi Pencapaian Instruktur Kepala Sekolah

Target Instruktur Kepala Sekolah


Angkatan/ Angkatan/ Kebutuhan WI/
2008 2009
Tahun bulan bulan
No. Pendidikan 1 angkatan 1 thn 1 angkatan
Dasar Lanjut
(30 orang) (10 bln efektif) (3 orang)
1.455 1.455
1 SD 1.455 1.455 49 5 15
2 SMP 99 99 49 5 15
3 SMA 99 99 3 0 1
4 JUMLAH
SMK 3.108 3.108 3
104 0
97 1
32

b. Pengawas IPA
Pengawas IPA terpilih dari setiap Provinsi untuk jenjang SMA dan SMK, serta
dari Kabupaten untuk jenjang SD dan SMP merupakan pengawas IPA yang
paling unggul dan potensial untuk direkrut dan dilatih sebagai tenaga
fasilitator. Pelatihan yang dilakukan bersifat TOT Instruktur pengawas IPA
dipusatkan di P4TK IPA dengan dua tahap masing-masing pola 100 jam
pelajaran. Tim Instruktur pengawas IPA yang akan dibentuk:

Tabel 7. Jumlah Instruktur Pengawas IPA yang akan dihasilkan oleh PPPTK IPA

Jumlah
No. Jenjang Pendidikan Instruktur Pengawas IPA
(Orang)
1 SD 485 Kabupaten x 3 org 1.455
2 SMP 485 Kabupaten x 3 org 1.455
3 SMA 33 Provinsi x 3 org 99
4 SMK 33 Provinsi x 3 org 99
TOTAL 3.108

Tabel 8. Strategi Pencapaian Instruktur Pengawas IPA

Target Instruktur Pengawas IPA


Angkatan/ Angkatan/ Kebutuhan WI/
2008 2009
Tahun bulan bulan
No. Pendidikan 1 angkatan 1 thn
Dasar Lanjut orang)
(30 orang) (10 bln efektif)
1.455 1.455
1 SD 1.455 1.455 49 5 15
2 SMP 99 99 49 5 15
3 SMA 99 99 3 0 1
4 JUMLAH
SMK 3.108 3.108 3
104 0
97 1
32

2.3.3.9.5. Peningkatan Ketaatan Aparatur pada Peraturan Perundangan


Program-program untuk mendorong dan mewujudkan lingkungan yang kondusif
bagi peningkatan kedisiplinan, kinerja, dan akuntabilitas kinerja PTK IPA
dilakukan melalui pengkodisian peningkatan pemahaman, menjaga kontinuitas
ketaatan aparatur kepada peraturan perundangan dan pengawasan yang dilakukan
terus menerus oleh pimpinan unit masing-masing. Reward dan funishment akan
dijalankan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2.3.3.9.6. Peningkatan Kapasitas dan Kompetensi Manajerial Aparatur
Untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi manajerial aparatur di lingkungan
P4TKakan diselenggarakan program-program berupa kursus singkat
kepemimpinan, menejerial, bagi aparatur khusussnya para menejer diberbagai
tingkatan. Selain itu juga akan diselenggarakan program-program pemantauan dan
tindak lanjut pembinaan bagi para aparatur di dalam penguasaan dan praktek
manajemen dan leadership dalam melaksanakan penglolaan kelembagaan di
lingkup tugasnya masing-masing.
2.3.3.9.7. Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan Itjen, Depdiknas
Tindakan yang cepat di dalam merespon dan menindaklanjuti temuan itjen dalam
setiap temuan dalam pengawasan pemeriksaan akan dilakukan secara konsisten
dan berkelanjutan. Hal ini akan sangat menentukan kelancaran langkah-langkah
yang akan diambil dalam melaksanakan tugas lembaga selanjutnya.
2.3.3.9.8. Peningkatan Pengawasan Melekat (waskat)
Kebijakan perwujudan tata kelola pemerintahan yang sehat dan akuntabel
dilakukan secara intensif melalui Sistem Pengendalian Internal (SPI), pengawasan
masyarakat, serta pengawasan fungsional yang terintegrasi dan berkelanjutan.
Jajaran manajemen P4TK IPA akan secara konsisten dan bersungguh-sungguh
dalam menjalankan waskat serta menindaklanjuti dengan langkah-langkah yang
perlu diambil guna mencegah penyimpangan dari peraturan perundangan dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.
2.3.3.9.9. Peningkatan Kesejahteraan Pegawai
Dalam rangka meningkatkan produktivitas pegawai, manajemen P4TK IPA akan
meningkatkan tingkat kesejahteran pegawai sesuai dengan rambu-rambu peraturan
yang ada. Upaya untuk mengkondisikan agar pegawai memiliki motivasi kerja
yang tinggi dilakukan melalui pengakuan dan penghargaan terhadap kinerja
pegawai yang telah berhasil untuk mewujudkan kinerja yang diharapkan oleh
lembaga. Penghargaan bagi pegawai berprestasi akan dilakukan sesuai dengan
kapasitas dan kemampuan lembaga. Prestasi tersebut juga akan dijadikan sebagai
basis untuk pengembangan karir pegawai. Manajemen P4TK IPA juga akan
membangun budaya tidak ada kata sukses tanpa kerja keras dan penghargaan
bagi orang yang berprestasi sekecil apapun, serta mendorong pegawai untuk lebih
berprestasi sesuai dengan kapasitas masing-masing.

III. PENUTUP
Kebijakan dan program P4TK IPA dirancang dan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan
Nasional dalam bidang pendidikan yang telah dituangkan dalamRenstra Depdiknas 2005-2009 dan
Renstra Ditjen PMPTK 2005-2009. Sebagai unit pelaksana teknis yang berfungsi untuk
mengembangkan dan memberdayakan pendidik dan tenaga kependidikan IPA pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah dengan bidang garapan yang begitu besar jumlahnya, maka
kebijakan dan program lembaga difokuskan pada peningkatan kompetensi PTK secara berjenjang
untuk menghasilkan guru-guru pemandu dan guru inti yang handal, yang nantinya dapat dijadikan
sebagai fasilitator atau narasumber yang mampu membangun peningkatan profesionalisme PTK
IPA secara berkelanjutan.
Dengan intensifnya program-program peningkatan mutu PTK IPA di sekolah, KKG,
MGMP, MKKS, MKPS diharapkan mutu layanan pendidikan IPA di sekolah akan semakin baik
yang pada gilirannya akan mampu meningkatkan mutu lulusan sekolah.
Usaha-usaha tersebut memerlukan koordinasi, sinkronisasi, kerja keras, dan komitmen
semua pihak, mulai dari pusat sampai ke tingkat satuan pendidikan. Hal ini akan terwujud apabila
semua pihak memahami, menyadari, dan memiliki komitmen yang tinggi dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat pendidikan di Indonesia. Dengan komitmen dan kebersamaan, maka
upaya peningkatan mutu PTK IPA yang telah dituangkan dalam program kerja, baik oleh P4TK
IPA maupun unit-unit terkait baik di pusat maupun di daerah akan dapat diwujudkan. Semoga hal
ini menjadi sebuah kenyataan demi masa depan generasi muda kita ke depan.

DAFTAR PUSTAKA

Sekretariat Jenderal MPR RI, Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Jakarta
2005

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20


Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta 2003

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14


Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Jakarta 2005

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Pembangunan Pendidikan Nasional 2005-2007,


Jakarta 2007

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standard Nasional Pendidikan, Jakarta 2005

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan IPA, Rencana Strategis
P4TK IPA 2007-2010, Bandung 2007

Anda mungkin juga menyukai