Oleh,
I. PENDAHULUAN
Menyongsong millenium ketiga, bangsa Indonesia telah menentukan pilihan untuk berlari
bersaing dengan negara-negara maju di dunia untuk memenangkan pertarungan di abad ilmu
pengetahuan ini. Hal ini ditandai dengan terbitnya perangkat hukum dalam tata kelola
pemerintahan NKRI di bidang pendidikan, yaitu Undang-undang Nomor 32 Tahun 2003, Undang-
undang Nomor 20 Tahun 2003, dan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005, beserta peraturan
perundangan yang mengikutinya. Berangkat dari perangkat hukum tersebut reformasi pendidikan
di Indonesia digulirkan dan diperjuangkan untuk mewujudkan mutu lulusan pendidikan sebagai
modal dasar untuk membangun bangsa dan negara Republik Indonesia dalam rangka
memenangkan persaingan dengan negara-negara maju di dunia.
Kebijakan dan program pembangunan mutu pendidikan sangat ditentukan oleh kebijakan
mutu pendidik dan tenaga kependidikan (PTK), termasuk di dalamnya adalah pendidik dan tenaga
kependidikan IPA di Indonesia. Untuk mencapai tujuan meningkatkan mutu lulusan dalam bidang
IPA, maka kebijakan dan program Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (P4TK IPA) dibangun dan dilaksanakan sesuai dengan
koridor sistem pembangunan pendidikan nasional di Indonesia. Program-program P4TK IPA
dibangun dengan berangkat dari rencana strategis dan program tahunan yang secara bertahap dan
berjenjang berusaha untuk meningkatkan mutu PTK IPA melalui berbagai diklat berjenjang dan
program pengimbasan bagi seluruh PTK IPA di Indonesia secara berkelanjutan dengan
bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota dan instansi terkait. Kebijakan
dan program P4TK IPA ini kiranya dapat menjadi acuan dalam membangun mutu pendidikan IPA
di Indonesia. Dengan semangat kebersamaan antara berbagai unit terkait baik ditingkat pusat
maupun daerah dan upaya kerja keras serta komitmen untuk membangun mutu pendidikan IPA,
maka tujuan peningkatan mutu pendidikan IPA Insyaallah dapat diwujudkan.
Kebijakan strategis tersebut difokuskan untuk mendukung keberhasilan implementasi
pemerataan dan perluasaan akses; peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing; serta penguatan
tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan publik pendidikan dalam kerangka pencapaian insan
Indonesia cerdas dan kompetitif. Kebijakan strategis yang dimaksud merupakan kebijakan-
kebijakan P4TK IPA yang mencakup pengembangan strategi dan metode-metode inovatif dalam
meningkatkan kompetensi PTK IPA, peningkatan kompetensi widyaiswara IPA dan terpenuhinya
kecukupan jumlah widyaiswara IPA yang mengacu pada standar-standar kompetensi nasional dan
internasional; penyelenggaraan forum-forum ilmiah, pagelaran Porseni dan sebagainya guna
meningkatkan kompetensi dan kepekaan widyaiswara IPA dalam hal kompetensi sosial serta
kompetensi personal; analisis hasil akreditasi sekolah dalam upaya meningkatkan mutu
pendidikan; pemberdayaan asosiasi profesi dan himpunan-himpunan guru IPA sebagai wahana
penggerak kesadaran dan aksi self-continuous improvement mutu pendidik; pemberdayaan
pendidik dan tenaga kependidikan dalam melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP); pengadaan fasilitas dan pemberian dorongan guna terwujudnya kompetensi guru IPA
dalam hal Penulisan Karya Ilmiah; pengembangan inovasi model-model penyelenggaraan
pendidikan sebagai suatu trademark, seperti PAKEM, Lesson Study, Capacity Building yang
menjadi prioritas karena fungsinya yang strategis untuk menjamin peningkatan mutu pendidikan;
pemanfaatan dan pengembangan ICT sebagai media pembelajaran jarak jauh; penjaminan mutu
pendidik dan tenaga kependidikan secara terprogram dengan mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan (SNP); fasilitasi pengembangan pembelajaran sains menuju sekolah berbasis
keunggulan lokal, standar nasional dan standar internasional; peningkatan koordinasi dengan
instansi terkait dalam peningkatan mutu PTK IPA; peningkatan kesejahteraan pegawai;
peningkatan mutu pendidikan lingkungan hidup.
II. GARIS BESAR KEBIJAKAN STRATEGIS DALAM PENINGKATAN MUTU P4TK IPA
2.1. Pemerataan dan Perluasan Akses
Kebijakan Strategis Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan meliputi:
2.1.1. Penyediaan Sarana Pendidikan
Penyediaan sarana diklat IPA difokuskan pada pengembangan fasilitas pendukung
diklat IPA, baik yang bersifat hardware maupun sotware. Peningkatan fasilitas
prasarana diklat IPA akan dilakukan dengan memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan
praktek pembelajaran IPA seperti laboratorium, media, dan lingkungan sebagai wahana
pendidikan IPA. Software pembelajaran IPA dikembangkan baik dalam media cetak
ataupun media elektronik.
2.1.2. Pemanfaatan dan Pengembangan ICT sebagai Media Pembelajaran Jarak Jauh.
Pengembangan information and communication technology (ICT) akan difungsikan
secara efektif dalam pelaksanaan diklat dan pengelolaan administrasi di lembaga diklat.
Oleh karena itu, pemanfaatan ICT akan lebih difokuskan dalam penyediaan
infrastruktur, jaringan, perangkat lunak, pemenuhan dan peningkatan keahlian tenaga
pengelola ICT guna menunjang pelaksanaan diklat IPA yang lebih bermutu.
2.1.3. Pendidikan Kecakapan Hidup.
Pendidikan, baik formal maupun non-formal diharapkan dapat menghasilkan manusia-
manusia yang andal untuk menjadi subyek penggerak pembangunan nasional. Oleh
karena itu, pendidikan harus mampu melahirkan lulusan-lulusan bermutu yang
memiliki pengetahuan, menguasai teknologi, dan mempunyai keterampilan teknis dan
kecakapan hidup yang memadai. Pendidikan kecakapan hidup akan memberikan
kompetensi yang dapat dijadikan modal untuk usaha mandiri atau bekerja. Mengingat
tantangan masa depan yang semakin berat, maka pendidikan kecakapan hidup menjadi
sangat penting peranannya. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam setiap program diklat
yang dilaksanakan oleh P4TK IPA akan dimasukkan pendidikan kecakapan hidup guna
mendukung tumbuhnya pribadi pendidik dan tenaga kependidikan yang berjiwa
kewirausahaan, kepemimpinan, beretika, serta memiliki apresiasi terhadap estetika dan
lingkungan.
2.1.4. Peningkatan Kompetensi SDM P4TK IPA
Kebijakan Capacity building P4TK IPA dimaksudkan untuk mengembangkan
kemampuan dalam pengelolaan pelayanan diklat yang efektif, inovatif, efisien, dan
akuntabel; peningkatan kemampuan pengelola diklat, baik dari jajaran pimpinan
sampai pelaksana akan terus ditingkatkan kompetensinya sesuai dengan bidang garapan
yang harus dilaksanakan. Tenaga fungsional yang menangani diklat juga akan
ditingkatkan kompetensinya terus menerus, baik dalam bentuk kursus-kursus singkat di
dalam dan di luar negeri maupun peningkatan kualifikasi guna mengarah kepada
pelayanan diklat yang frofesional dan akuntabel.
2.1.5. Pemerataan Kompetensi SDM P4TK IPA
Guna memberikan pelayanan yang prima dalam pengelolaan diklat bagi PTK IPA
diperlukan tenaga-tenaga yang memiliki kompetensi, pengalaman dan komitmen yang
tinggi. Oleh karena itu SDM P4TKakan terus menerus ditingkatkan kompetensi dan
komitmennya untuk mencapai standar yang diperlukan, untuk itu tenaga yang masih
belum memenuhi standar tersebut akan terus ditingkatkan mutunya.
2.2. Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing
2.2.1. Penjaminan Mutu, Pendidik dan Tenaga kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PTK
IPA) secara Terprogram dengan Mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Program penjaminan mutu PTK IPA bertujuan untuk meningkatkan kemampuan PTK
IPA dalam mempersiapkan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengembangkan tindak
lanjut pengelolaan pendidikan IPA pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Untuk itu program-program penjaminan mutu
P4TK IPA akan dilaksanakan secara sitemik dan terpadu dengan selalu memperhatikan
dampak dari peningkatan dan pemberdayaan PTK IPA, yaitu pencapaian pendidikan
IPA yang lebih bermutu sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan secara nasional.
2.2.2. Peningkatan Jumlah dan Mutu Publikasi Ilmiah
Publikasi ilmiah akan terus ditingkatkan mutu dan jumlahnya oleh P4TK IPA dengan
mengoptimalkan kinerja staf, khususnya tenaga-tenaga fungsional P4TK IPA dalam
menghasilkan produk-produk ilmiah antara lain berbagai kajian yang berkaitan dengan
peningkatan pembelajaran IPA, inovasi pembelajaran IPA yang berorientasi pada
pembelajaran kontekstual, mengembangkan berbagai peraga dan media pendukung
pembelajaran IPA, melaksanakan forum-forum ilmiah di bidang pembelajaran IPA,
memperbanyak publikasi baik dalam bentuk majalah, jurnal, modul, lembar-lembar
kerja terkait dengan pembelajaran IPA.
2.2.3. Percepatan Telematika dalam Pendidikan
Ketertinggalan dalam pendayagunaan telematika merupakan isu kebijakan penting
pembangunan pendidikan Indonesia. Untuk mengejar ketertinggalan tersebut, perlu
diperluas dan diintensifkan pemanfaatan telematika dalam berbagai bidang kehidupan,
terutama di bidang pendidikan, baik dimanfaatkan dalam pengelolaan pendidikan
melalui otomatisasi pendataan, pengelolaan, dan perkantoran maupun dalam proses
pembelajaran interaktif. Program-program yang dilakukan dalam usaha percepatan
pemanfaatan telematika dalam pendidikan IPA antara lain merancang dan membuat
aplikasi database yang menyimpan dan mengolah data serta informasi tentang
pembelajaran IPA, merancang dan membuat aplikasi pembelajaran berbasis portal,
web, multimedia interaktif, dengan mengoptimalkan pemanfaatan TV edukasi sebagai
materi pengayaan dalam rangka menunjang peningkatan mutu PTK IPA.
2.2.4. Pengembangan Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan
Alam (PTK IPA)
Pengembangan kompetensi pendidik PTK IPA dilaksanakan melalui pemetaan profil
kompetensi PTK IPA dengan mengacu pada SNP, analisis kesenjangan kompetensi,
serta penyusunan program dan strategi peningkatan kompetensi menuju pada
tercapainya standar kompetensi PTK IPA. Kompetensi pendidik dikembangkan agar
mampu mengelola proses pembelajaran IPA secara aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan, guna menghasilkan lulusan yang memenuhi standar nasional. Proses
pembelajaran efektif diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, memotivasi,
menyenangkan, dan mengasyikkan untuk mendorong peserta didik berpartisipasi aktif,
berinisiatif, kreatif, dan mandiri, sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
dan kematangan psikologis.
2.3. Strategi Peningkatkan Kompetensi PTK IPA
2.3.1. Guru IPA
Berdasarkan data dari Balitbang Depdiknas Guru IPA di Indonesia berjumlah
1.118.041 orang, maka strategi yang diambil oleh P4TK IPA untuk meningkatkan
kompetensinya yaitu dengan sistem beranting melalui pembinaan cluster (KKG dan
MGMP) yang ada disetiap Kabupaten/Kota bahkan sampai ke Kecamatan. P4TK IPA
mengembangkan sistem Diklat berjenjang untuk menghasilkan para instruktur IPA
yang diharapkan pada masa yang akan datang dapat melatih dan membina guru-guru
IPA lainnya di daerah masing-masing melalui KKG dan MGMP. Tujuan program ini
untuk mendukung kebijakan Direktorat Pembinaan Diklat dalam revitalisasi MGMP.
Agar MGMP dapat menjalankan fungsinya sebagai wadah organisasi profesi guru,
harus memiliki SDM yang dapat diandalkan untuk mengelola program-program
kegiatannya. Calon instruktur yang akan dihasilkan oleh P4TK IPA bergantung dari
jumlah KKG dan MGMP yang ada di setiap daerah. Pembinaan Instruktur IPA melalui
cluster (KKG dan MGMP) sebagai berikut:
SD dipusatkan di kecamatan (5263 kecamatan)
SMP dipusatkan di Kabupaten/kota (485 Kabupaten/kota)
SMA dipusatkan di Kabupaten/kota (485 Kabupaten/kota)
SMK dipusatkan di Provinsi (33 Provinsi)
SLB dipusatkan di Provinsi (33 Provinsi)
Tabel 1. Jumlah Instruktur Laboran IPA yang akan dihasilkan oleh PPPTK IPA
Jumlah
Jenjang
No. Instruktur Laboran IPA
Pendidikan
(orang)
1 LPMP 33 Provinsi x 3 orang 99
2 SMP 33 Provinsi x 2 orang 66
3 SMA 33 Provinsi x 3 orang 99
4 SMK 33 Provinsi x 3 orang 99
TOTAL 363
Tabel 3. Jumlah Instruktur Pengembang IT yang akan dihasilkan oleh PPPTK IPA
Instruktur Jumlah
No. Jenjang Pendidikan
Pengembang IT (Orang)
1 LPMP 33 Provinsi x 3 orang 99
2 SMP 33 Provinsi x 2 orang 66
3 SMA 33 Provinsi x 3 orang 99
4 SMK 33 Provinsi x 3 orang 99
TOTAL 363
Tabel 5. Jumlah Instruktur Kepala Sekolah yang akan dihasilkan oleh PPPTK IPA
b. Pengawas IPA
Pengawas IPA terpilih dari setiap Provinsi untuk jenjang SMA dan SMK, serta
dari Kabupaten untuk jenjang SD dan SMP merupakan pengawas IPA yang
paling unggul dan potensial untuk direkrut dan dilatih sebagai tenaga
fasilitator. Pelatihan yang dilakukan bersifat TOT Instruktur pengawas IPA
dipusatkan di P4TK IPA dengan dua tahap masing-masing pola 100 jam
pelajaran. Tim Instruktur pengawas IPA yang akan dibentuk:
Tabel 7. Jumlah Instruktur Pengawas IPA yang akan dihasilkan oleh PPPTK IPA
Jumlah
No. Jenjang Pendidikan Instruktur Pengawas IPA
(Orang)
1 SD 485 Kabupaten x 3 org 1.455
2 SMP 485 Kabupaten x 3 org 1.455
3 SMA 33 Provinsi x 3 org 99
4 SMK 33 Provinsi x 3 org 99
TOTAL 3.108
III. PENUTUP
Kebijakan dan program P4TK IPA dirancang dan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan
Nasional dalam bidang pendidikan yang telah dituangkan dalamRenstra Depdiknas 2005-2009 dan
Renstra Ditjen PMPTK 2005-2009. Sebagai unit pelaksana teknis yang berfungsi untuk
mengembangkan dan memberdayakan pendidik dan tenaga kependidikan IPA pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah dengan bidang garapan yang begitu besar jumlahnya, maka
kebijakan dan program lembaga difokuskan pada peningkatan kompetensi PTK secara berjenjang
untuk menghasilkan guru-guru pemandu dan guru inti yang handal, yang nantinya dapat dijadikan
sebagai fasilitator atau narasumber yang mampu membangun peningkatan profesionalisme PTK
IPA secara berkelanjutan.
Dengan intensifnya program-program peningkatan mutu PTK IPA di sekolah, KKG,
MGMP, MKKS, MKPS diharapkan mutu layanan pendidikan IPA di sekolah akan semakin baik
yang pada gilirannya akan mampu meningkatkan mutu lulusan sekolah.
Usaha-usaha tersebut memerlukan koordinasi, sinkronisasi, kerja keras, dan komitmen
semua pihak, mulai dari pusat sampai ke tingkat satuan pendidikan. Hal ini akan terwujud apabila
semua pihak memahami, menyadari, dan memiliki komitmen yang tinggi dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat pendidikan di Indonesia. Dengan komitmen dan kebersamaan, maka
upaya peningkatan mutu PTK IPA yang telah dituangkan dalam program kerja, baik oleh P4TK
IPA maupun unit-unit terkait baik di pusat maupun di daerah akan dapat diwujudkan. Semoga hal
ini menjadi sebuah kenyataan demi masa depan generasi muda kita ke depan.
DAFTAR PUSTAKA
Sekretariat Jenderal MPR RI, Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Jakarta
2005
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan IPA, Rencana Strategis
P4TK IPA 2007-2010, Bandung 2007