7 C Akuntansi 2010
AKUN DAN KELAS TRANSAKSI DALAM SIKLUS PENJUALAN SERTA PENAGIHAN
Tujuan keseluruhan dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah untuk mengevaluasi
apakah saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus tersebut telah disajikan secara wajar sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum. Terdapat lima kelas transaksi dalam
siklus penjualan dan penagihan:
(1) Penjualan,
(2) Penerimaan Kas,
(3) Retur dan Pengurangan Penjualan,
(4) Penghapusan Piutang Tak Tertagih, dan
(5) Estimasi Beban Piutang Tak Tertagih.
Siklus penjualan dan penagihan melibatkan keputusan serta proses yang diperlukan untuk
mengalihkan kepemilikan barang dan jasa kepada pelanggan setelah keduanya tersedia untuk
dijual. Berikut kelas transaksi, akun, fungsi bisnis,serta dokumen dan catatan terkait siklus
penjualan dan penagihan:
Audit Siklus Penjualan dan Penagihan: Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi - Kelompok 3 1
Penerimaan Kas 1. Kas di Bank 1. Pemrosesan dan 1. Remittance advice
2. Piutang Pencatatan 2. Prelisting penerimaan kas
Usaha Penerimaan Kas 3. File transaksi penerimaan kas
4. Jurnal penerimaan kas atau
listing
Retur dan 1. Retur dan 1. Pemrosesan dan 1. Memo kredit
Pengurangan Pengurangan Pencatatan Retur 2. Jurnal Retur dan pengurangan
Penjualan Penjualan dan Pengurangan penjualan
Penjualan
Penghapusan 1. Piutang Usaha 1. Penghapusan 1. Formulir otorisasi piutang tak
Piutang Tak 2. Penyisihan Piutang Usaha tertagih
Tertagih untuk piutang Tak Tertagih 2. Jurnal umum
tak tertagih
Beban Piutang 1. Beban piutang 1. Penyediaan 1. Jurnal Umum
Tak Tertagih tak tertagih Piutang Tak
2. Penyisihan Tertagih
piutang tak
tertagih
Pemberian Kredit
Dalam beberapa perusahaan, komputer secara otomatis akan menyetujui penjualan kredit
berdasarkan batasan kredit yang telah disetujui sebelumnya yang terdapat pada file induk
pelanggan.
Pengiriman Barang
Fungsi ini merupakan titik awal siklus dimana perusahaan akan menyerahkan aktiva.
Sebagian perusahaan mengakui penjualan ketika barang telah dikirim.
Audit Siklus Penjualan dan Penagihan: Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi - Kelompok 3 3
b. Auditor mengidentifikasi pengendalian internal kunci dan kelemahannya bagi
penjualan.
c. Auditor mengaitkannya dengan tujuan.
d. Auditor menilai resiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan mengevaluasi
pengendalian dan kelemahannya bagi setiap tujuan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menguji aktivitas pengendalian kunci untuk
penjualan:
a. Pemisahan tugas yang memadai.
b. Otorisasi yang tepat.
Auditor akan memeriksa otorisasi pada 3 titik kunci:
1) Kredit harus diotorisasi dengan tepat sebelum penjualan dilakukan.
2) Barang yang harus dikirim hanya setelah otorisasi yang tepat diberikan.
3) Harga, termasuk syarat dasar, ongkos angkut, dan diskon, harus diotorisasi.
c. Dokumen dan catatan yang memadai.
d. Dokumen yang telah dipranomori.
e. Laporan bulanan.
f. Prosedur verifikasi internal.
Audit Siklus Penjualan dan Penagihan: Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi - Kelompok 3 4
2) Penjualan dicatat lebih dari satu kali.
Dapat ditelusuri dengan meriview secara numeris daftar transaksi penjualan apakah
ada nomor yang sama, atau menguji pembatalan dokumen pengiriman yang tepat
yang bisa jadi digunakan untuk mencatat penjualan lainnya.
3) Pengiriman dilakukan kepada pelanggan fiktif dan dicatat sebagai penjualan.
Biasanya terjadi jika petugas pencatat penjualan sekaligus sebagai pengotorisasi
pengiriman. Auditor dapat menelusuri informasi tentang pelanggan pada faktur
penjualan ke file induk pelanggan.
Pendekatan efektif lainnya untuk mendeteksi ketiga hal di atas adalah penelusuran
kredit pada piutang usaha ke sumber, apakah piutang benar-brnar telah ditagih atau
terjadi retur. Dokumen pengiriman dan pesanan pelanggan harus diperiksa untuk
memastikan keterjadian penjualan.
Audit Siklus Penjualan dan Penagihan: Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi - Kelompok 3 5
Perbandingan TOC dan STOT untuk tujuan keakuratan adalah contoh yang baik untuk
menghemat waktu audit, dengan catatan internal control efektif. Sehingga, ukuran
sampel untuk pengujian substantif atas transaksi dapat dikurangi, tentunya dalam
rangka penghematan proses audit. Hal yang sama juga berlaku bila pencatatan
diotomatisasi oleh komputer, dengan catatan pengendalian atas teknologi yang
digunakan telah efektif.
Audit Siklus Penjualan dan Penagihan: Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi - Kelompok 3 6
c. Pengujian Pengendalian
Dilakukan untuk memverifikasi keefektifan tiap pengendalian kunci yang ada, yang
setidaknya ada satu pengujian untuk masing-masing pengendalian.
d. Defisiensi
Mengindikasikan tidak adanya pengendalian yang efektif, yang dievaluasi dengan
mempertimbangkan salah saji potensial yang mungkin terjadi, dan direspon dengan
memperluas pengujian substantif atas transaksi untuk menentukan signifikan tidaknya
salah saji yang membentuk defisiensi tersebut.
e. Pengujian substantif atas Transaksi
Membantu auditor menentukan apakah ada salah saji moneter dalam transaksi
penjualan.
Metode yang digunakan sama seperti dalam memproses memo kredit penjualan, dengan dua
perbedaan, yaitu:
Materialitas: retur relatif tidak material
penekanan pada tujuan keterjadian: menekankan pada pengujian transaksi yang tercatat
untuk mengungkapkan setiap pencurian kas dari penagihan piutang usaha yang ditutupi
oleh retur atau pengurangan penjualan fiktif.
Audit Siklus Penjualan dan Penagihan: Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi - Kelompok 3 7
Metodologinya sama seperti yang dipakai dalam penjualan. Proses yang dilakukan adalah:
menentukan pengendalian internal kunci untuk setiap tujuan audit.
Merancang pengujian pengendalian atas tiap pengendalain yang digunakan tersebut.
Merancang pengujian substantif atas transaksi untuk menguji salah saji moneter bagi setiap
tujuan.
Bagian ini lebih berfokus pada prosedur audit substantif yang paling mungkin disalahartikan.
Bagian terpenting adalah mengidentifikasi defisiensi pengendalian internal yang meningkatkan
kemungkinan terjadinya kecurangan.
Net realizable value adalah tujuan audit terkait dengan saldo yang penting bagi piutang usaha
karena kolektibilitasnya seringkali merupakan pos keuangan yang penting. Karena itulah
memerlukan dua pengendalian tambahan, yaitu:
Penyusunan neraca saldo umur piutang usaha periodik untuk review dan tindak lanjut.
Kebijakan menghapus piutang tak tertagih bila sudah tak mungkin lagi ditagih.
Pengaruh tersebut terutama adalah pada pengujian substantif atas rincian saldo, yakni saldo
piutang usaha, kas, beban piutang tak tertagih, dan penyisihan untuk piutang tak tertagih.
Jika hasil pengujian tidak memuaskan, auditor harus melakukan pengujian substantif
tambahan atas penjualan, retur dan pengurangan penjualan, penghapusan piutang tak
tertagih, dan pemrosesan penerimaan kas. Pengaruh signifikan dalam pengujian transaksi
penjualan dan penagihan adalah terhadap konfirmasi piutang usaha.
Audit Siklus Penjualan dan Penagihan: Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi - Kelompok 3 9
Soal 14-26
Soal:
Berikut adalah tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan prosedur audit untuk
transaksi penjualan:
Prosedur
Audit Siklus Penjualan dan Penagihan: Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi - Kelompok 3 10
Diminta
a. Untuk setiap tujuan, identifikasilah setidaknya satu salah saji spesifik yang dapat
terjadi.
b. Gambarkan perbedaan antara tujuan pertama dan kedua.
c. Untuk setiap prosedur audit, identifikasilah apakah hal tersebut merupakan pengujian
pengendalian atau pengujian substantif atas transaksi (ada tiga untuk masing-masing).
d. Untuk setiap tujuan, identifikasilah satu pengujian pengendalian dan satu pengujian
substantif atas transaksi.
e. Untuk setiap pengujian pengendalian, sebutkan pengendalian internal yang diuji.
Selain itu, juga identifikasi atau gambarkan salah saji yang berusaha dicegah pleh
klien dengan menggunakan pengendalian tersebut.
Jawaban:
a.
No. Tujuan Salah Saji yang Mungkin Terjadi
1. Penjualan yang dicatat ada. Suatu penjualan dicatat lebih dari satu
kali.
Penjualan dicatat untuk pengiriman yang
tidak dilakukan.
2. Penjualan yang ada telah dicatat. Pengiriman telah dilakukan namun
penjualan tidak dicatat.
3. Transaksi penjualan telah Transaksi penjualan diposting ke akun
dimasukkan dengan benar dalam pelanggan yang salah.
file induk piutang usaha dan
diikhtisarkan dengan tepat.
b. Tujuan pertama berkaitan dengan overstatement penjualan yang dihasilkan dari catatan
penjualan atas pengiriman yang tidak dilakukan. Tujuan kedua menyangkut
understatement penjualan. Ini hasil dari sebuah kiriman yang belum tercatat.
Audit Siklus Penjualan dan Penagihan: Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi - Kelompok 3 11
Prosedur 1, 5 , dan 6 merupakan pengujian substantif atas transaksi (substabtive test of
transactions)
d.
Posting dan
Keterjadian Kelengkapan
pengikhtisaran
Pengujian
Pengendalian (test Prosedur 2 Prosedur 4 Prosedur 3
of control)
Pengujian Substantif
atas Transaksi
Prosedur 6 Prosedur 1 Prosedur 5
(substabtive test of
transactions)
e.
Prosedur Pengendalian Internal yang Diuji Salah Saji yang Diantisipasi
Dokumen pengiriman dilampirkan Untuk mengantisipasi penagihan
pada masing-masing salinan faktur kepada konsumen atau pencatatan
2
penjualan. penjualan yang pengirimannya tidak
pernah dilakukan.
Orang yang independen menelusuri Untuk mengantisipasi salah saji
dari jurnal penjualan sampai ke file dalam kesalahan posting ke file
3 induk piutang usaha. Setelah transaksi induk piutang usaha, posting ke
ditelusuri, dibubuhkan tanda centang konsumen yang salah, pada jumlah
pada marjin jurnal penjualan. atau tanggal yang salah.
Pada saat penagihan, salinan nomor Kegagalan untuk menagih pelanggan
faktur penjualan ditulis di bagian untuk pengiriman yang sebenarnya
bawah pojok kiri setiap dokumen telah dilakukan.
pengiriman. Secara berkala, seluruh
4 urutan dokumen pengiriman dihitung
dan masing-masing diperiksa untuk
memastikan ada nomor fakturnya,
yang menunjukkan bahwa pengiriman
tertentu telah ditagih.
Soal 14-29
Berikut adalah prosedur audit yang umum untuk pengujian penjualan dan penerimaan kas:
1. Membandingkan kuantitas dan deskripsi item-item pada salinan faktur penjualan dengan
Audit Siklus Penjualan dan Penagihan: Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi - Kelompok 3 12
dokumen pengiriman terkait
2. Menelusuri penerimaan kas yang dicatat dalam file induk piutang usaha ke jurnal
penerimaan kas dan membandingkan nama pelanggan, tanggal, serta jumlah masing-
masing
3. Memeriksa salinan faktur penjualan untuk menunjukkan bahwa harga jual per unit telah
dibandingkan dengan daftar harga yang disetujui
4. Memeriksa salinan faktur penjualan untuk menentukan apakah klasifikasi akun penjualan
telah dimasukkan dalam dokumen
5. Memeriksa jurnal penjualan menyangkut transaksi dengan pihak terkait, wesel tagih, dan
pos-pos tidak biasa lainnya
6. Memilih sampel pesanan pelanggan dan menelusuri dokumen ke dokumen pengiriman,
faktur penjualan, dan file induk piutang usaha yang terkait untuk membandingkan nama,
tanggal, serta jumlah
7. Memeriksa bukti penerimaan kas
8. Memeriksa sampel remittance advice untuk menyetujui diskon tunai
9. Memperhitungkan urutan numeris remittance advice dan menentukan apakah ada tanda
cross-reference untuk masing-masing, yang menunjukkan bahwa hal tersebut telah
dicatat dalam jurnal penerimaan kas
Diminta:
Jawab:
a. Pengujian Pengendalian
(PP) atau Pengujian b. Tujuan Audit c. Pengujian Substantif
Substantif atas Transaksi
(PST)
1 PST Keakuratan -
Audit Siklus Penjualan dan Penagihan: Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi - Kelompok 3 13
disetujui
5 PST Klasifikasi -
6 PST Kelengkapan -
Keakuratan
Penetapan Waktu
Posting dan
Pengikhtisaran
7 PST Keterjadian -
Kelengkapan
Keakuratan
Penetapan Waktu
Audit Siklus Penjualan dan Penagihan: Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi - Kelompok 3 14