Anda di halaman 1dari 12

SAHIFA ALAWIYA

Munajat Pengagungan
Sifat-sifat Allah
doa-doa Imam Ali 

Jayadi Gusti
bersama-meraih-bahagia.blogspot.com
IMAM ALI

Beliau adalah ‘Ālī Ibn Abī Thālib. Keponakan dan


menantu Nabi. Hidupnya penuh kesederhanaan dan
kesalehan. Sangat murah hati dan dermawan.
Sebagian besar upah kerjanya sebagai buruh
dibagikannya kepada fakir miskin dan orang-orang
yang kelaparan. Tidak pernah ia membiarkan seorang
peminta-minta meninggalkan rumahnya dengan
tangan hampa atau kecewa bahkan di hari-hari yang
paling sulit dan kekurangan bagi dirinya dan
keluarganya.

Biasanya hati seorang pemurah dan dermawan


dikuasai oleh rasa kasihan sehingga akan terasa
pedih baginya menyaksikan penderitaan orang, dan
hampir tidak mungkin mendampingkan perasaan ini
dengan rasa marah dan benci. Pepatah Arab
mengatakan: “Kegarangan tidak dapat diharapkan
dari Hatim si penyantun, kemurahan hati dari
Rustam si penakluk.” Namun tidak demikian bagi Ali,
ia orang yang paling tidak tega melihat penderitaan

s a h i f a a l a w i y a | iii
orang lain, tetapi ia juga orang yang paling berani
dan garang menyembelih orang dalam jihad.

Sulit bagi seorang asketis untuk sekaligus menjadi


pahlawan perang yang ganas, atau sebaliknya, tetapi
tidak bagi Ali. Malam hari di Harir, Shiffin, Ali
allāhumma a’yatnīl madzāhibu, wa aqshānīl abā’idu, wa membentangkan sajadahnya lalu tenggelam dalam
mallatīl āqāribu, wa antarrajā-u idzānqatha’ar rajā-u, wal salat-salat dan zikir-zikir malamnya, tangis dan suara
musta’ānu idzā ‘azhumal balā-u, wallajā-u fīsy syiddati war
rakhā-i, fanaffis kurbata nafsin idzā dzakarahāl qunūtha
khas kesenduan munajatnya pecah sepanjang malam
masāwīhā, ālaysat min rahmatika falā tu`līnī min rahmatika, itu. Anak panah dan batu yang sesekali memenuhi
yā arhamar rāhimīna. udara di atas kepala dan di samping kanan dan kiri
Ya Allah, tolonglah para pembela keyakinanku, tubuhnya, tidak sedikitpun dapat mengganggu ibadat
jauhkanlah dariku para pengkhianat, dan dan khusyunya. Kemudian ketika pertempuran
panjangkanlah bagiku umur para sahabat dekatku. sampai ke tempatnya, Ali pun menghentikan
Engkaulah harapan ketika terputus harapan, pemberi qiyamullailnya dan langsung terjun ke dalam
pertolongan ketika hebatnya bencana, dan pelindung pertempuran. Dan setiap kali ia bertakbir, satu orang
dalam kerasnya kesukaran dan menjadi-jadinya lawan dipastikan tewas di tangannya. Orang-orang
kelemahan. Maka hilangkanlah kesedihan jiwa menghitung takbir Ali saat itu tidak kurang dari 523
sewaktu keputus asaan melanda dan menguasainya. kali.
Kalau bukan karena rahmat-Mu niscaya aku tidak Hal lain yang sulit berdampingan tapi mudah bagi Ali
akan bisa memperoleh rahmat-Mu, wahai yang adalah meski ia orang yang paling total dalam
Maha pengasih dari para pengasih. mengerjakan kesibukan-kesibukan material (seperti
berperang atau bekerja menghidupi keluarga), tetapi

s a h i f a a l a w i y a | 29 iv | s a h i f a a l a w i y a
hasratnya untuk belajar dan berpikir tidak pernah paling dekat dengan orang yang membutuhkan
redup. pertolongan. Aku menyeru-Mu dalam keadaan
sangat membutuhkan-Mu, kebutuhan orang yang
Tepat apa yang dikatakan Imam Syafi’i tentangnya:
tengah bingung dan berputus asa dari makhluk-Mu,
“Apa yang dapat kukatakan tentang orang yang
maka pulihkanlah aku dengan kelembutan
dalam dirinya berdampingan tiga sifat dengan tiga
pemeliharaan-Mu atas segala kelemahanku,
sifat lainnya yang tidak pernah ada pada orang
ampunilah aku dengan keluasan rahmat-Mu atas
selainnya: “Kemurahan hati dan berkekurangan,
segala kesalahan-kesalahan besarku, dan karuniailah
kegarangan dan berkebajikan, pengetahuan dan
aku pemberi kebaikan-Mu, sesungguhnya Engkau
prestasi amal.”
Maha luas karunia-Nya dari para pemberi. Tidak ada
Sepeninggal Khalifah Utsman, Ali menerima semata Tuhan selain Engkau, Maha suci Engkau, sungguh aku
karena darurat jabatan Khalifah yang ia pangku ini termasuk orang-orang yang zalim.
selama lima tahun yang penuh pemberontakan,
termasuk yang paling sengit pemberontakan
Mu’awiyah, mantan Gubernur Suriah. Ali dibunuh di yā allāhu yā ahadu, yā allāhu yā shamadu, yā man lam yalid
Kufah tahun 40 H./661 M. oleh seorang pengikut walam yūlad walam yakun lahū kufuwān ahadun.
sekte Khawarij ekstrem yang mengafirkan Ali karena
O, Allah, wahai yang Esa. O, Allah, wahai tempat
menyetujui perundingan dengan pihak Mu’awiyah.
bergantung, wahai yang tidak beranak dan tidak
diperanakan, dan yang tidak ada satupun yang
menyamai-Nya.

sahifa alawiya | v 28 | s a h i f a a l a w i y a
dustaku, bukan kepada keagungan-Mu. Bagikulah
segala akibat kezalimanku sendiri. Hanya rahmat-
Mu-lah yang saat ini kuharapkan. Kepada-Mu aku
beriman. Kepada-Mu aku bertawakal. Kepada-Mu
aku bertobat dan menghinakan diri. Maka kasihilah.
Kepada-Mu tertuju kebutuhanku, rintihanku dan


kecemasanku, berharap wajah dan sanubariku
terbebas dari kejelekan dosa-dosaku. Sesungguhnya
Engkau Maha pengasih di antara para pengasih.

yā asma’a mad’uwwin, wa khayra marjuwwin, wa ahlama


mugdhin, wa aqraba mustaghātsin, ad’ūka mustagītsān
istigātsatal mutahayyiril mustay-isi min igātsati khalqika, fa’ud
biluthfika ‘alā dha’fī, wagfirlī bisa’ati rahmatika kabā-ira
dzunūbī, wahablī jā’ili shun’ika, innaka awsa’ul wāhibīna, lā
ilāha illā anta, subhānaka innī kuntu minazh zhālimīna.

Wahai tempat mengadu yang selalu mendengar.


Wahai sebaik-baik yang diharapkan. Wahai alhamdulillāhi awwali mahmūdin wa ākhiri ma’būdin wa aqrabi
penanggung orang yang sakit. Wahai yang berada mawjūdin, albadiyyi bilā ma’lūmin li azalliyyatihi walā ākhiri li

s a h i f a a l a w i y a | 27 12 | s a h i f a a l a w i y a
awwaliyyatihi, wal kā-iniy qablal kawni bighayri kiyānin, wal kupenuhi. Benar-benar suatu kelancangan dan
mawjūdi fī kulli makānin bighayri ‘iyānin, wal qarībi min kulli
najwā bighayri tadānin, ‘alantu ‘indahul ghuyūbu, wadhallat fī
ketertipuan telah memperdaya jiwaku.
‘azhamatihil qulūbu, falāl abshāru tudriku ‘azhmatahu, walāl
qulūbu ‘alā ijtijābihi tunkiru ma’rifatahu, tamatstsala fīl qulūbi
bighayri mitsālin, tahudduhul awhāmu aw tudrikuhul ahlāmu
tsumma ja’ala min nafsihī dalīlān ‘alā takabburihi ‘anidh
dhiddi wanniddi wasysyakli wal mitsli bil wahdāniyyati, āyatur
rubūbiyyati wal ātī ‘alā khalqihī mukhbirun ‘an khalqihī
waqudratihī, tsumma khalaqahum min nuthfatin walam
yakūnū syay-ān dalīlu i’ādatihim khalqān jadīdān ba’da fanā-
ihim kamā khalaqahum awwala marratin.
subhānaka, fabika utaqarrabu ilayka, wabihaqqika uqsimu
Segenap puji bagi Allah yang pertama dipuji dan yang
‘alayka, waminka uhrabu ilayka, binafsī istahqaqtu ‘inda
sampai akhir disembah, lagi yang paling dekat ma’shiyatī lā binafsika, wabijahlī i’tarartu lā bihilmika, wahaqqī
keberadaan-Nya. Yang memulai penciptaan tanpa adha’tu lā ‘azhīma haqqika, walinafsī zhalamtu, walirahmatikal
sesuatu yang dikenal lebih dahulu dan tanpa sesuatu āna rajūtu, wabika āmantu, wa’alayka tawakkaltu, wa ilayka
anabtu watadharra’tu, farham, ilayka faqrī wafāqatī wakabwatī
yang lain pada permulaannya. Yang ada sebelum liharri wajhī wahayratī fī saw-ati dzunūbī, innaka anta arhamur
segala sesuatu ada tanpa batas-batas keberadaan. rāhimīna.
Yang menyertai di setiap tempat tanpa batas-batas
Maha suci Engkau. Maka hanya karena-Mu aku bisa
penyertaan. Yang paling dekat pada bisikan-bisikan
mendekat kepada-Mu, dan hanya karena kebenaran-
tersembunyi tanpa bersentuhan. Yang paling jelas
Mu aku dapat bersumpah tentang kebesaran-Mu.
tentang-Nya adalah Dia gaib dan hati pun bingung
Dari-Mu-lah aku lari kepada-Mu. Jiwakulah yang
tentang keagungan-Nya karena tidak ada penglihatan
pantas disalahkan atas segala maksiat, bukan diri-
yang dapat menjangkau keagungan-Nya namun tidak
Mu. Kebodohankulah yang mengotoriku, bukan
ada satupun hati yang terhijab mengingkari
kelemahlembutan-Mu. Padakulah kembali setiap
mengenal-Nya. Sifat-sifat-Nya hadir dalam hati tanpa

s a h i f a a l a w i y a | 13 26 | s a h i f a a l a w i y a
dengan memandang remeh ciptaan-Mu. Aku tidak dapat dimajinasikan dan dibayangkan. Dia
takut kepada-Mu meski Engkau selalu mengawasiku, menjadikan semua tentang dirinya itu dalil bagi tidak
dan aku tidak menginginkan penjagaan khusus-Mu butuhnya Dia terhadap sifat-sifat yang berlawanan,
bagiku. Maka dalam keadaan semacam apa aku berlainan, persamaan dan pemisalan bagi
menjumpai-Mu kelak? Dengan lisan semacam apa menegaskan keesaan-Nya. Tanda-tanda ketuhanan-
aku akan mengeluh lirih kepada-Mu? Nya dan yang berlangsung pada ciptaan-Nya adalah
pemberi tahu tentang Qudrah-Nya. Dia menciptakan
manusia dari setetes kecil saripati namun Dia tidak
menjelaskan bagaimana mengembalikan mereka
sesudah tiada ke bentuk pertama kali mereka
diciptakan.
waqad naqadhtul ‘uhūda wal aymāna ba’da tawkīdihā wa
ja’altuka ‘alayya kafīlān, tsumma da’awtuka mutaqahhimān fīl
khathī-ati fa ajabtanī, wada’awtuka mutaqahhimān fīl khathī-
ati fa ajabtanī, wada’awtanī wa ilayka faqrī falam ujib, ayyata
jur-atin tajarra`tu wa ayya tagrīrin gharrartu nafsī.

Aku rusak janji dan sumpah yang telah kunyatakan


sendiri dan telah kujadikan Engkau sebagai
penjaminnya, lalu aku menyeru-Mu dalam keadaan
tenggelam dalam dosa, dan Kau kabulkan, sekali lagi
aku menyeru-Mu dalam keadaan yang sama, dan Kau walhamdulillāhi rabbil ‘ālamīnalladzī lam tadhurruhu bil
tetap kabulkan, kemudian Engkau memanggilku agar ma’shiyatil mutakabbirūna wa lam yanfa’uhu biththā’atil
muta’abbidūna, alhalīmi ‘anil jabābiratil mudda’īn wal
aku merasa butuh kepada-Mu, tetapi tidak pernah
mumahhili lizzā’imīna lahu syurakā-an fī malakūtihi, addā-imi fī
sulthānihi bighayri amadin, walbāqī fī mulkihi ba’da inqidhā-il

s a h i f a a l a w i y a | 25 14 | s a h i f a a l a w i y a
abadi, walfardil wāhidish shamadil mutakabbiri ‘anish mendindingi rizki-Mu bagiku, menahan pahala-Mu
shāhibati wal waladi, rāfi’is samā-i bighayri ‘amadin, wamujrīs
sahābi bighayri shafadin, qāhiril khalqi bighayri ‘adadin, lākin
lantaran mengerjakan perbuatan pelaku maksiat
huwallāhul wāhidul fardul ahadulladzī lam yalid walam yūlad seolah menempuh jalan rahmat-Mu dengan amal
walam yakun lahū kufuwwān ahadun. pelaku kebaikan, dan sungguh-sungguh menganggap
Segenap puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, yang dosa-dosa besar kepada-Mu seolah aman dari
tidak pernah membahayakan-Nya maksiat orang- balasan bagi para pendosa.
orang yang berkuasa dan tidak pernah memberi
manfaat bagi-Nya ketaatan para hamba pilihan. Yang
Maha penyantun terhadap si lalim yang menuntut
hak-haknya dan Maha lembut perlakuannya
terhadap orang-orang yang membuat-buat sekutu
bagi-Nya di kerajaan-Nya. Yang kekal kekuasaannya
tanpa pernah lenyap dan yang langgeng kerajaannya fa innā lillāhi wa innā ilayhi rāji’ūn, mushībatun ‘azhuma ruz-
ahā wajalla ‘iqābuhā, bal kayfa lawlā amalī, wa wa’dukash
meski masa sudah berakhir. Yang bersendiri, esa,
shafha ‘an zalalī, arjū-i qālataka, waqad jāhartuka bil kabā-iri
tempat bergantung dan yang tidak butuh kepada istri mustakhfiyyān ‘an ashāgiri khalqika, falā ana rāqabtuka wa
dan anak. Yang menegakkan langit tanpa tiang, anta ma’ī, walā rāgabtu hurmata sitrika ‘alayya – bi ayyi wajhin
alqāka? Wa bi ayyi lisānin unājīka?
menggiring awan tanpa pengendali dan menguasai
makhluk tanpa batas, karena Dialah Alllah yang Innā lillāhi wa innā ilayhi rāji’ūn, itulah musibah yang
tunggal, bersendiri, esa, tidak beranak dan besar dan nyata akibatnya, lantas apa jadinya kalau
diperanakan, dan tidak ada satu pun yang setara masa hidupku tidak lama, hukuman-Mu tidak lentur
dengan-Nya. terhadap ketergelinciranku itu, dan kebencian-Mu
tidak ditangguhkan. Sungguh aku telah nyata berlaku
sombong kepada-Mu secara sembunyi-sembunyi

s a h i f a a l a w i y a | 15 24 | s a h i f a a l a w i y a
lam yaqna’nī hilmuka ‘annī, waqad atānī biwa’dika bi akhdzil
qwwati minnī hattā da’watuka ‘alā ‘azhīmil khathī-ati,
astazīduka fī ni’maka ghayra muta-ahhibin ilayya, qad asyrafa
‘alayhi min niqmatika mustabthi-ān limazīdika, wa
mutasakhkhitān limaysūri rizqika, muqbidhān jawā-izaka bi
‘amalil fujjāri kalmarāshidi rahmataka bi ‘amalil abrāri, walhamdulillāhilladzī lam yakhlu min fadhlihil muqīmūna ‘alā
mujtahidān atamannā ‘alaykal ‘azhā-imi kal mudillil āmini min ma’shiyatihī, walam yujāzihī li ashgari ni’amihīl mujtahidūna fī
qishāshil jarā-imi. thā’atihi, alganiyyulladzī lā yadhunnu birizqihī ‘alā jāhidihī,
walā yanqushu ‘athāyāhu, arzāqu khalqihī, khāliqul khalqi
Tidak pernah berhenti kemurahan-Mu terhadapku. wamufnīhi, wamu’īduhū wamubdīhi, wamu’āqibuhu, ‘ālimun
Sungguh telah berlaku padaku janji-Mu yang kokoh ( mā aknatuhus sarā-iru wa akhbathudh dhamā-iru wakhtalafat
bihil alsunu wa ansathul ardhu, alhayyulladzī lā yamūtu, wal
“Sesungguhnya kasih-Ku mendahului murka-Ku, dan qayyūmulladzī lā yanāmu, waddā-imulladzī lā yazūlu, wal
Aku adalah Yang Maha Pengasih dari para ‘adlulladzī lā yajūru, ashshāfihu ‘anil kabā-iri bifadhlihī, wal
pengasih.”) hingga saat aku berdoa kepada-Mu mu’adzdzibu man ‘adzdzaba bihī bi’adlihī, lam yakhafil fawta
fahaluma, wa ‘alimal faqra ilayhi farahima, waqāla fī muhkami
sambil berlumur dosa dan meminta tambahan
kitābihī: “Walaw yu-ākhidzullāhunnāsa bimā kasabū mā taraka
nikmat dari-Mu tanpa kepantasan; keadaan yang ‘alā zhahrihā min dābbatin.”
semestinya sudah mempercepat tibanya hukuman-
Segenap puji bagi Allah yang tidak luput dari karunia-
Mu padaku, menghambat datangnya tambahan
Nya para pelaku maksiat saat memaksiati-Nya, dan
karunia-Mu untukku, mengundang murka-Mu yang

s a h i f a a l a w i y a | 23 16 | s a h i f a a l a w i y a
tidak menerima balasan barang sedikit pun atas niqmatika, sarī’ān ilā mā ab’ada ‘an ridhāka, mugtabithān
bigurratil amali, mu’ridhān ‘an zawājiril ajali.
nikmat-Nya ketika orang-orang bersungguh-sungguh
mentaati-Nya. Sang Maha kaya yang tidak pelit Apa pula jadinya kalau kemurahan-Mu tidak berlaku
memberi rizki-Nya kepada orang yang mengingkari- kepadaku? Sungguh Kau telah menyempurnakanku
Nya, tanpa berkurang pemberian-Nya. Pembagi rizki di bawah perlindungan-Mu, memuliakanku dengan
kepada ciptaan-Nya. Pencipta makhluk dan yang makrifat-Mu, memfasihkan lisanku untuk
meniadakannya. Pencipta kembali makhluk dan yang mensyukuri-Mu, membimbingku jalan menuju
menciptakannya kembali dalam bentuk yang sama ketaatan kepada-Mu, memudahkan perjalananku
sekali baru, dan yang membalasinya. Dia Maha menuju kemuliaan-Mu, mendatangkan bagiku jalan
mengetahui segala rahasia yang ditutup-tutupi, mendekat kepada-Mu, tetapi balasanku sewaktu Kau
segala lintasan pikiran yang tersembunyi, segala yang telah mencukupi aku dengan semua kebaikan itu
coba diingkari oleh lisan, dan segala hal yang adalah berbagai penyalahgunaan, berbanyak-banyak
penghuni bumi tidak menyadarinya. Dialah sang melakukan segala yang mengundang murka-Mu,
hidup yang tidak akan mati, sang pengurus yang menganggap ringan segala yang menambah siksa-
tidak akan tertidur, sang kekal yang tidak akan Mu, bersegera kepada segala yang menjauhkan dari
berhenti, sang adil yang tidak akan semena-mena. rido-Mu, terus-terusan memperturutkan angan yang
Yang pemurah terhadap para pendosa dalam menipu, mempertontonkan penolakan terhadap ajal
karunia-Nya. Yang menyiksa orang yang pantas yang sudah dipastikan.
disiksa dengan keadilan-Nya. Tidak ada yang luput
dari-Nya sesuatu yang tertinggal sehingga Dia
menyantuni, dan tidak ada yang Dia ketahui
membutuhkan-Nya kecuali Dia rahmati. Dia
berfirman tentang ketentuan-Nya dalam kitab-Nya:
“Kalau sekiranya Allah menyiksa manusia semata

s a h i f a a l a w i y a | 17 22 | s a h i f a a l a w i y a
Apa jadinya kalau karunia-Mu tidak menyentuh karena perbuatan mereka, niscaya Dia tidak akan
orang yang Kau ciptakan dari setetes mani ini yang meninggalkan di permukaan bumi satu makhluk
sebelumnya ia bukanlah apa-apa? Engkau telah pun.”
mengurusnya dengan kebaikan rizki-Mu,
membesarkannya tahap demi tahap dengan nikmat-
Mu, memberinya tempat tinggal di keluasan bumi-
Mu, lalu Engkau menyerunya agar mentaati-Mu,
namun ia malah berani memaksiati-Mu dengan
kebaikan dari-Mu, membantah-Mu, dan menyembah
selain-Mu di daerah kekuasaan-Mu. ahmaduhu hamdān astazīduhu fī ni’matihi, wa astajīru bihi
min niqmatihi, wa ataqarrabu ilayhi bittashdīqi linabiyyihil
mushthafā liwahyihil mutakhayyari lirisālatihil mukhtashshi
bisyafā’atihil qā-imi bihaqqihi muhammadin shallallāhu ‘alayhi
wa ālihi wa ashhābihi wa ‘alān nabiyyīna wal mursalīna wal
malā-ikati ajma’īna wa sallama taslīmān.

Kumemuji-Nya dengan sebenar-benar pujian, yang


dengannya kumemohon tambahan nikmat-Nya dan
kumeminta agar dijauhkan dari laknat-Nya. Aku
mendekat kepada-Nya dengan membenarkan Nabi
kayfa lawlā hilmuka amhaltanī, waqad syamaltanī bisitrika, wa
yang terpilih menerima wahyu-Nya, memikul risalah-
akramtanī bima’rifatika, wa athlaqta lisānī lisyukrika, wa Nya, diistimewakan dengan syafaat-Nya, dan
hadaytanīs sabīla ilā thā’atika, wasahhaltanīl maslaka ilā penegak kebenaran dari-Nya, Muhammad
karāmatika, wa ahdhartanī sabīla qurbatika, fakāna jazā-ūka
minnī in kāfātuka ‘anil ihsāni bil isā-ati, harīshān ‘alā mā
shallallāhu ‘alayhi wa ālihi wa ashhābihi wa ‘alan
askhatuka, mustaqillān fīmā astahiqqu bihil mazīda min

s a h i f a a l a w i y a | 21 18 | s a h i f a a l a w i y a
nabiyyīna wal mursalīna wal malā-ikati ajma’īna hilmuka ‘an ihshā-il muhshīna, wajalla thawluka ‘an washfil
wāshifīna.
wasallama taslīmān.
Ya Allah, shalli ‘alā muhammadin wa āli
muhammadin, anugerahilah aku sebagian karunia-
Mu dan lindungilah aku dari setan terkutuk. Maha
suci Engkau dan segala puji bagi-Mu atas
ilāhī! darasatil āmālu, wataghayyaratil ahwālu, wakadzabatil
alsunu, wakhlaftil ‘idātu illā ‘idatuka fainnaka wa’adta pengagunganku kepada-Mu, penetapanku tentang-
maghfiratan wa fadhlān. Mu, dan pemuliaanku terhadap-Mu. Kemurahan-Mu
luas hingga menyentuh kecongkakan orang-orang
O, Tuhan! Segala harapan telah pupus, keadaan telah
yang sombong. Nikmat-Mu melebihi yang disyukuri
berubah, semua lisan telah mendustakan, janji-janji
oleh orang-orang yang bersyukur. Kemurahan-Mu
telah menyimpang, kecuali janji Engkau,
lebih agung dari yang dapat dihitung oleh para
sesungguhnya Engkau menjanjikan ampunan dan
penghitung. Keutamaan-Mu lebih mulia daripada
kemuliaan.
yang disifatkan oleh para pemberi sifat.

kayfa lawlā fadhluka halumta ‘an man khalaqtahu min


allāhumma shalli ‘alā muhammadin wa āli muhammadin, wa nuthfatin walam yaku syay-ān, farabbaytahu bithībi rizqika, wa
a’thinī min fadhlika, wa a’idznī minasy syaythānir rajīmi, ansya`tahu fī tawāturi ni’amika, wamakkanta lahu fī mihādi
subhānaka wabihamdika mā a’zhamaka wa ahkamaka wa ardhika, wa da’awtahu ilā thā’atika, fastanjada ‘alā ‘ishyānika
akramaka wasi’a hilmuka tamarrudal mustakbirīna, bi ihsānika, wahajjaka, wa ‘abada ghayraka fī sulthānika.
wastagraqat ni’matuka, syukrasy syākirīna, wa ‘azhuma

s a h i f a a l a w i y a | 19 20 | s a h i f a a l a w i y a

Anda mungkin juga menyukai