Anda di halaman 1dari 7

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty

uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd
fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx
PERAYAAN IMLEK
cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
KELOMPOK

wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
Made by:
Capriandy Xb-05

opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
David Xb-08;erlinda

hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc
vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc
vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
hjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbn
mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwert
yuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas
SEJARAH
Aslinya Imlek atau Sin Tjia adalah sebuah perayaan yang dilakukan oleh para petani di Cina
yang biasanya jatuh pada tanggal satu di bulan pertama di awal tahun baru. Perayaan ini juga
berkaitan dengan pesta para petani untuk menyambut musim semi. Perayaan ini dimulai pada
tanggal 30 bulan ke-12 dan berakhir pada tanggal 15 bulan pertama. Acaranya meliputi
sembahyang Imlek, sembahyang kepada Sang Pencipta, dan perayaan Cap Go Meh. Tujuan
dari persembahyangan ini adalah sebagai wujud syukur dan doa harapan agar di tahun depan
mendapat rezeki lebih banyak, untuk menjamu leluhur, dan sebagai sarana silaturahmi
dengan kerabat dan tetangga.

Karena perayaan Imlek berasal dari kebudayaan petani, maka segala bentuk persembahannya
adalah berupa berbagai jenis makanan. Idealnya, pada setiap acara sembahyang Imlek
disajikan minimal 12 macam masakan dan 12 macam kue yang mewakili lambang-lambang
shio yang berjumlah 12. Di Cina, hidangan yang wajib adalah mie panjang umur (siu mi) dan
arak. Di Indonesia, hidangan yang dipilih biasanya hidangan yang mempunyai arti
"kemakmuran," "panjang umur," "keselamatan," atau "kebahagiaan," dan merupakan
hidangan kesukaan para leluhur.

Kedua belas hidangan itu lalu disusun di meja sembahyang yang bagian depannya digantungi
dengan kain khusus yang biasanya bergambar naga berwarna merah. Pemilik rumah lalu
berdoa memanggil para leluhurnya untuk menyantap hidangan yang disuguhkan.    

Di malam tahun baru orang-orang biasanya bersantap di rumah atau di restoran. Setelah
selesai makan malam mereka bergadang semalam suntuk dengan pintu rumah dibuka lebar-
lebar agar rezeki bisa masuk ke rumah dengan leluasa. Pada waktu ini disediakan camilan
khas Imlek berupa kuaci, kacang, dan permen.

Tujuh hari sesudah Imlek dilakukan persembahyangan kepada Sang Pencipta. Tujuannya
adalah sujud kepadaNya dan memohon kehidupan yang lebih baik di tahun yang baru
dimasuki.

Lima belas hari sesudah Imlek dilakukan sebuah perayaan yang disebut dengan Cap Go Meh.
Masyarakat keturunan Cina di Semarang merayakannya dengan menyuguhkan lontong Cap
Go Meh yang terdiri dari lontong, opor ayam, lodeh terung, telur pindang, sate abing, dan
sambal docang. Sementara di Jakarta, menunya adalah lontong, sayur godog, telur pindang,
dan bubuk kedelai.

Pada waktu perayaan Imlek juga dirayakan berbagai macam keramaian yang menyuguhkan
atraksi barongsai dan kembang api.
MAKANAN WAJIB

KUE KERANJANG KUE KEMBANG LAPIS LEGIT

MIE SUA KUE NASTAR KUE SEMPRIT

ARAK PISANG MAS / RAJA JERUK KUNING

NANAS MANISAN KOLANG KALING TEBU


Makan Yang Tidak Boleh Ada

Bubur : melambangkan
kemiskinan atau
kesusahan. Maklum
pada saat musim
kelaparan di Tiongkok
mereka tidak bisa
menyajikan nasi.

Pare : melambangkan
kepahitan hidup.

Durian dan Salak :


karena berduri
melambangkan
kesakitan dan
kepedihan.
SESUATU YANG WAJIB ADA

PETASAN

BARONGSAI
PETASAN

TULISAN

LAMPION

ANGPAO

KEMBANG API

GAMBAR
LEMPEL
PANJAGA
PINTU
SESUATU YANG TIDAK BOLEH ADA

Tidak boleh
memecahkan piring
atau benda-benda
kaca, karena rejeki
juga akan ikut hancur.

menghindari memakai
baju hitam-putih,
hendaknya pakai
pakaian yang warna
cerah seperti kuning,
merah, hijau. Warna
cerah itu warna hoki,
terutama merah.

Tidak boleh menyapu,


supaya rejeki yang
ada tidak ikut tersapu
PERBANDINGAN CINA DAN INDONESIA
Rangkaian perayaan Imlek dimulai dari seminggu sebelum Imlek, diakhiri dengan Cap Go
Meh merupakan rangkaian turun temurun yang tidak banyak lagi generasi sekarang yang
mengenal urutan dan artinya. Sementara generasi saya lebih parah lagi, karena berangusan
Orde Baru, sehingga lebih buta masalah ini. Ketika sbahyangan ini biasanya kisaran umur 50
tahun ke atas dan mewarisi keahlian memasak dan kisah serta cerita di dalamnya turun
temurun. Biasa mereka menerima pesanan dari keluarga-keluarga Tionghoa yang sudah tidak
mengerti urutan dan tata cara segala macam perayaan, sembahyangan atau peringatan.

Imlek di Indonesia tidak ada kaitannya dengan musim semi, musim panas, musim rontok maupun
musim dingin di daratan Tiongkok, karena di Indonesia hanya ada musim panas dan musim hujan.
Sejak dahulu masyarakat Tionghoa hanya mengenal Imlek sebagai tahun barunya orang Tionghoa,
Idul Fitri sebagai hari raya umat Islam, Natal perayaannya orang Kristen/Katolik dan tahun baru
Masehi sebagai tahun baru orang Belanda, sehingga disebut tahun baru Belanda. Mayoritas
masyarakat Tionghoa dan non Tionghoa nyaris tidak pernah merayakan tahun baru Masehi. Bagi
masyarakat Tionghoa tahun baru Imlek erat kaitannya dengan sembahyang Tahun Baru, sembahyang
Tuhan Allah, sembahyang di klenteng,pakaian baru, makan enak bersama keluarga, paycia,angpao,
barongsay,petasan,kue keranjang dan capgome berikut gotong tepekong.

Setelah saya amati perbedaanya kurang ada yang mencolok, hanya perbedaan di musin sajah.

Anda mungkin juga menyukai