Penerbit
BaniBooks
www.PenerbitBaniBooks.co.cc
banibooks@gmail.com
Desain Sampul:
Zeza Fernando
Diterbitkan melalui:
www.nulisbuku.com
2
PERSEMBAHAN
ku tulis untuk
belahan jiwaku Hj Farida
serta jantung hatiku sibiran tulang
Kresna Raspati Gemilang
dan istrinya Retno Hesty Palupi, S.E
dr. Pramesti Perwira Kemilau
(namamu papa abadikan dalam buku ini nak)
dr. Dewangga Gegap Gempita
(atas ide dan kegigihan kamu buku ini papa tulis,
terimakasih nak)
cucuku Tiara Aura Swargaloka
juga untuk
orang orang yang mencintai damai
di bumi yang diciptakan Allah juga untuk damai
memang yang paling indah adalah damai
3
DAFTAR ISI
Daftar Isi – 5
Bab I – 7
Bab II – 29
Bab III – 91
Bab IV – 123
Bab V – 155
Bab VI – 185
Bab VII – 207
Bab VIII – 231
Bab IX – 251
Daftar Istilah – 263
Biografi Penulis – 265
5
I
Karena hidup memang susah dan ada hasrat
untuk merubah nasib, maka Sarjan ingin berangkat
ke Jakarta. Sebetulnya ia tidak mau berpisah dengan
istrinya Salamah dan anaknya Dela yang hanya
semata wayang itu. Pekerjaan Sarjan selama ini
sebagai pemetik kelapa. Padahal ia punya ijazah D3
Akutansi dari sebuah perguruan tinggi yang
menjamur di Jakarta. Di desanya ijasah seperti itu
memang tidak pernah diraih oleh orang sedesanya.
Kheucik atau kepala desa hanya tamatan SMA. Tapi
siapa yang mau mempekerjakan Sarajan di desanya.
Karena desa itu tidak punya perusahaan ataupun
kantor. Satu-satunya kantor adalah sebuah koperasi
simpan pinjam di dekat kantor kepala desa. Sekolah,
cuma ada sebuah SD, itupun berjarak sekitar lima
batu, dari rumahnya. Di sanalah Dela sekolah. Sarjan
sebetulnya agak ragu untuk mewujudkan apa yang
memenuhi pikirannya, sering ia melamun seorang
diri, tapi Salamah selalu memberinya semangat.
7
kelaut lepas. Tapi seberapa kuatkah pohon itu
meredam suara deburan laut yang setiap detik selalu
bergelora saling kejar menuju pantai? Itu sebabnya
suara ombak sedemikian keras terdengar sampai ke
kamar tidur mereka, rumah mereka terbuat dari
papan. Lebih parahnya lagi sambungan papan itu satu
sama lain tidak bisa rapat, itu sebabnya dibuat saling
berhimpitan untuk mengurangi kerasnya angin laut
menerobos ke dalam. Rumah-rumah di daerah itu
tidak berdekatan, layaknya rumah-rumah di pedesaan
lain di Pulau Sumatera dengan halaman yang sangat
luas. Pohon kelapa milik Sarjan cukup banyak
menghasilkan buah, tapi kemana hendak dijual?
Sekitar tempat tinggal mereka, setiap rumah memiliki
pohon kelapa yang tumbuh di pekarangan rumah.
Namun pohon kelapa itu pula yang membuat cantik
pemandangan di desa itu.
8
menerangkan arti kalimatnya itu. Kemudian terasa
hening. Tidak ada yang bicara, meskipun dalam dada
mereka masing masing sejuta kata sudah bertumpuk
untuk diucapkan, tapi tetap saja mereka diam. Lidah
mereka kelu untuk berucap.
9
“Apalagi kamu seorang Sarjana Muda. Umur
baru 32 tahun. Apa kamu akan terus memetik
kelapa sampai tua? Berapa lama kamu punya
tenaga?” celoteh Muchtar tanpa henti.
10
kapal meliwati selat Berhala. Hampir semua
penumpang berada di selasar kapal. Bahkan
penumpang kelas 1 pun ikut keluar dari kamarnya
untuk menikmati keelokan alam. Pulau Berhala itu
bagus, tapi terasa seram, mungkin karena sugesti
nama pulau tersebut. Sekarang Sarjan naik bus, sebab
kapal laut jadwal kedatangannya baru lusa sampai di
Belawan. Kalau ditunggu juga oleh Sarjan, dimana
dia harus tidur selama dua malam itu? Di
penginapan? Tentu akan mengeluarkan biaya, paling
tidak akan habis 150 ribu.
11
sebagian lantai warung itu menjorok kedanau
Singkarak. Harga makanannya sangat murah
dibanding warung atau restoran yang banyak berjejer
di tepi danau. Kecantikan danau dengan riak air yang
berkilauan diterpa sinar mentari sore, sangat
memanjakan mata siapa saja yang memandangnya.
Tapi buat Sarjan hal itu tidaklah begitu dinikmatinya.
Pikirannya bahkan sudah sampai di Jakarta,
meskipun perjalanan masih sangat jauh.
12
BIOGRAFI PENULIS
Aldisar Syafar, lahir di Bukittinggi, 12 Agustus 1949.
Anak kedua dari delapan bersaudara, abangnya
Asmadi Syafar almarhum adalah pengarang Misteri
Gunung Merapi yang lebih terkenal dengan tokoh
Mak Lampir nya. Pendidikan SR nya diselesaikan
dalam waktu 5 tahun di Medan, Padang Panjang dan
Padang. SMP di Padang dan Jakarta. SMA dia
selesaikan di SMA XI Bulungan. Pernah mengecap
bangku kuliah di Universitas Krisnadwipayana
namun tidak selesai karena masalah biaya.
Aldisar Syafar salah satu pendiri dan juga
sutradara grup Teater Remaja Jakarta sebuah grup
teater pemenang Festival Teater Remaja se DKI
Jakarta yang diadakan oleh Dewan Kesenian Jakarta
dan merebut 14 medali emas, perak dan perunggu
dalam tiga tahun berturut turut. Sampai kini belum
ada grup yang mampu memperoleh medali sebanyak
itu. Belakangan dia diangkat menjadi juri pada
festival teater serupa.
Tahun 1970 pertama kali terjun kedunia film
sebagai penulis skenario dan sekaligus script pencatat
adegan, Film Gara-Gara yang dibintangi oleh grup
pelawak Reog BKAK (Badan Kesenian Angkatan
Kepolisian). Kemudian menjadi Unit Maneger dalam
film Ranjang Pengatin arahan Teguh Karya. Sempat
menjadi marketing minyak pelumas sebelum pindah
ke perusahaan susu bayi PT Sari Husada. Panggilan
jiwa dalam berkesenian membuatnya mengundurkan
265
diri dari perusahaan tersebut setelah 17 tahun
lamanya mengabdi, atasannya saat itu dengan berat
hati mengabulkan permintaannya. Sinetron yang
pertama disutradarainya, Seharun Nafasmu ya
Ramadhan, kemudian lebih dari 400 episode yang
telah dibuatnya baik sebagai sutradara maupun
penulis skenario diantaranya Abumawas, Lorong
Waktu, Oh mama Oh papa, Bapak Anak dan Kekasih,
Cinta Bumi lelaki Sinjai, Kantin Kencan, Rahasia
Ilahi, Allah Maha Besar, Club Cheetah, Ojekri,
Emen Anak Pesantren, Jomblo, Aminah, Jalan
Keadilan, Orang Orang Pilihan, Inang, dan banyak
lagi, Film film dokumenter juga pernah dibuatnya.
Buku ini adalah karya pertamanya sebagai penulis
novel. Dia sudah menyiapkan Trilogi untuk cerita ini.
266