Ketika melihat dan meresapi suasana di Bundaran ITS, saya
menyadari bahwa ITS memiliki potensi yang besar untuk dapat dikenali dari 4 arah (dari Laguna, Gebang, Kertajaya, Kampus ITS). Oleh sebab itu, monumen yang dirancang haruslah menjadi pusat perhatian/ titik fokus dari 4 arah tersebut. Selain itu, monumen ini nantinya harus mampu menunjukkan bahwa ITS adalah sebuah institusi/ lembaga pendidikan. Untuk mencapainya, hal ini dapat dicerminkan pada bentukan-bentukan yang muncul. Karena sifatnya formal, maka bentukan yang ada akan mengandung unsur formal, namun tidak kaku. Ketidakkakuan ini juga melambangkan bahwa ITS adalah institusi yang fleksibel dan selalu berkembang mengikuti zaman. Selain itu, bentuk yang tidak kaku ini nantinya akan menunjukkan perkembangan teknologi tanpa melupakan nilai-nilai seni di dalamnya. Mengingat ITS memiliki keunggulan pada bidang permukiman, energi, dan kelautan, maka rancangan ini nantinya harus mengandung unsur-unsur yang dapat mewakilinya. Unsur-unsur ini jika dilambangkan oleh alam akan menjadi unsur tanah, api, dan air. Unsur tanah ditunjukkan dengan keberadaan benda yang masif namun tidak terkesan berat, yakni melalui bentukan kristal yang menyerupai permata. Bentukan kristal mewakili benda yang berasal dari alam. Sifatnya masif dan bening. Selain melalui bentukan kristal, unsur tanah/ bumi juga disimbolkan melalui sulur-sulur kaca yang menyerupai sulur tanaman. Unsur api disimbolkan dengan pendaran-pendaran cahaya yang berasal dari dalam ‘kristal’. Pada malam hari, ketika langit gelap, maka akan muncul pendaran ini. Hal ini juga akan menlambangkan bahwa ilmu pengetahuan menjadi cahaya dalam kehidupan. Perlambangan unsur air dilakukan dengan pemberian kolam di sekitarnya. Air mampu melambangkan fleksibilitas gerakan serta lambang ilmu pengetahuan yang terus mengalir. Pengolahan pada site plan memunculkan plasa berbentuk roda mesin yang berasal dari lambang ITS. Roda mesin ini menyimbolkan perkembangan teknologi yang terus berkembang.