Anda di halaman 1dari 16

Pelayanan Kepada Lembaga

Penempatan Tenaga Kerja Swasta


(LPTKS)

Disajikan Dalam Rangka Diklat Pengantar Kerja


Angkatan 43 Tahun 2010

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I

1
Latar Belakang
1. Banyaknya pencari kerja yang membutuhkan
pekerjaan, namun mengalami kesulitan mendapatkan
informasi lowongan pekerjaan, karena informasi
lowongan pekerjaan yang ada di Dinas yang
bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan sangat
terbatas.
2. Banyaknya perusahaan yang membutuhkan calon
tenaga kerja namun mengalami kesulitan dalam
merekrut calon tenaga kerja
3. Banyaknya calo-calo tenaga kerja dengan maksud
penipuan.
4. Masalah penanggulangan pengangguran tidak hanya
tanggung jawab pemerintah saja tetapi seluruh
masyarakat.
5. Pembangunan ketenagakerjaan dinamis seiring
dengan pembangunan Indonesia secara menyeluruh.
2
6. Keberadaan LPTKS sangat dibutuhkan sebagai Mitra
Kerja Instansi Pemerintah yang bertanggung jawab
dibidang Ketenagakerjaan, dalam membantu tugas
Pemerintah dalam rangka pengurangan pengangguran,
membantu Perusahaan untuk memperoleh Calon
Tenaga Kerja sesuai Kompetensi yang di persyaratkan
dan membantu Pencari Kerja memperoleh pekerjaan.

7. LPTKS mempunyai tugas untuk memperantarai dan


mempertemukan antara Pencari Kerja dan Perusahaan
Pemberi Kerja.

3
Dasar Hukum
1. Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan (Bab VI Penempatan Tenaga Kerja, pasal
37 dan pasal 38).
2. Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang
Pembagian urusan Pemerintah antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah,
Kabupaten/Kota.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I No.
PER.07/MEN/IV/2008 tentang Penempatan Tenaga Kerja.
4. Kepmenakertrans No. Kep.230/MEN/2003 tentang golongan
dan jabatan yang dapat dipungut biaya. Penempatan
Tenaga Kerja.
5. Kep.Dirjen Binapenta No. Kep.258/IV/2008 tentang Juknis
AKAD

4
SIAPAKAH LEMBAGA PENEMPATAN
TENAGA KERJA SWASTA (LPTKS) ?

 LPTKS adalah Lembaga Swasta Berbadan


Hukum yang telah memperoleh ijin tertulis untuk
menyelenggarakan Pelayanan Penempatan
Tenaga Kerja di Dalam Negeri.

 Badan Hukum PT, Koperasi, Yayasan yang


telah mendapatkan Pengesahan dari Instansi
yang berwenang.
5
Syarat-syarat berdirinya Lembaga Penempatan
Tenaga Kerja Swasta (LPTKS)
Lembaga swasta berbadan hukum harus mengajukan permohonan tertulis
dengan melampirkan :
a. Copy akte pendirian dan/atau akte perubahan badan hukum yang telah
mendapat pengesahan dari instansi yang berwenang;
b. Copy surat keterangan domisili perusahaan;
c. Copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
d. Copy bukti wajib lapor ketenagakerjaan sesuai Undang-undang Nomor 7
Tahun 1981 yang masih berlaku;
e. Copy anggaran dasar yang memuat kegiatan yang bergerak dibidang jasa
penempatan tenaga kerja;
f. Copy sertifikat hak kepemilikan tanah berikut bangunan kantor atau
perjanjian kontrak minimal 5 (lima) tahun yang dikuasakan deng akte notaris;
g. Bagan struktur organisasi dan personil;
h. Rencana kerja lembaga penempatan tenaga kerja minimal 1 (satu) tahun;
i. Pas foto pimpinan perusahaan bewarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 3 (tiga)
lembar;
j. Rekomendasi dari instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan kabupaten/kota sesuai dengan domisili perusahaan

6
TATA CARA PERMOHONAN
1. Permohonan ijin tertulis diajukan kepada :
a. Direktur Jenderal untuk yang berskala nasional;
b. Intansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan provinsi
untuk yang berskala provinsi; atau
c. Instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan di
kabupaten/kota untuk berskala kabupaten/kota.
2. Permohonan dilakukan verifikasi oleh tim yang dibentuk oleh:
a. Direktur Jenderal untuk ijin yang berskala nasional;
b. Kepala instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan
kabupaten/kota untuk ijin yang berskala kabupaten/kota.
c. Kepala instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan provinsi untuk ijin
berskala provinsi.
3. Tim yang sudah dibentuk sebanyak-banyaknya beranggotakan 5 (lima) orang.
4. Verifikasi dokumen yang dilakukan oleh tim harus sudah selesai dalam waktu paling lama
5 (lima) hari kerja terhitung sejak tanggal penerimaan permohonan.
5. Dalam hal dokumen yang telah diverifikasi oleh tim tidak lengkap, Direktur Jenderal atau
kepala instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan kabupaten/kota
menolak permohonan dalam waktu paling lama 2 (dua) hari kerja terhitung sejak hasil
verifikasi.

7
6. Dalam hal dokumen yang telah diverifikasi oleh tim dinyatakan
lengkap, Direktur Jenderal atau kepala instansi yang
bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan provinsi atau
kepala instansi yang bertanggung jawab dibidang
ketenagakerjaan kabupaten/kota, harus mengeluarkan surat ijin
usahan LPTKS dalam waktu paling lama 5 (lima) hari kerja
setelah selesainya verifikasi.
7. Surat ijin usaha diberikan untuk jangka waktu paling lama 5 (lima)
tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu paling lama 5
(lima) tahun.
8. Permohonan perpanjangan surat ijin usaha LPTKS, diajukan
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sebelum berakhir
masa berlakunya.
9. Dalam hal LPTKS tidak memperpanjang surat ijin usahanya,
maka LPTKS yang bersangkutan wajib mengembalikan surat ijin
tersebut kepada Direktur Jenderal atau kepala instansi yang
bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan provinsi atau
kepala instansi yang bertanggung jawab dibidang
ketenagakerjaan Kabupaten/Kota.

8
10. Permohonan perpanjangan surat ijin usaha LPTKS diajukan secara tertulis
dan bermaterai dengan melampirkan:
a. copy surat ijin LPTKS yang masih berlaku;
b. bukti penyampaian laporan kepada Direktur Jenderal atau kepala instansi
yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan kabupaten/kota
dalam bentuk rekapitulasi penempatan;
c. rencana penempatan tenaga kerja yang akan datang sekurang-
kurangnya 1 (satu) tahun;
d. copy bukti kepemilikan sarana dan prasarana kantor serta peralatan
kantor, atau bukti surat pejanjian sewa kantor/kerjasama dalam waktu 5
(lima) tahun;
e. pas foto penanggung jawab berwarna dengan ukuran 4 x 6 sebanyak 3
(tiga) lembar,
11. Permohonan perpanjangan diajukan kepada Direktur jenderal atau kepala
instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan provinsi atau
kepala instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan
kabupaten/kota.
12. LPTKS yang mengajukan perpanjangan tidak dalam kondisi dijatuhi
hukuman dan/atau kena sanksi.

9
13. Dalam hal permohonan perpanjangan dinyatakan lengkap
maka ijin perpanjangan LPTKS diterbitkan oleh Direktur
Jenderal untuk skala nasional, atau kepala instansi yang
bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan Provinsi untuk
ijin yang berskala Provinsi atau kepala instansi yang
bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan
kabupaten/kota untuk ijin yang berskala kabupaten/kota.
14. Ijin perpanjangan harus sudah diterbitkan dalam waktu
selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja sejak permohonan
diterima.
15. Dalam hal terjadi perubahan nama perusahaan, alamat, dan
direksi atau komisaris, LPTKS harus menyampaikan
perubahan surat ijin kepada Direktur jenderal atau kepala
instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan
provinsi untuk ijin yang berskala provinsi, atau kepala
instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan
kabupaten/kota untuk ijin yang berskala kabupaten/kota.

10
BIAYA PELAYANAN PENEMPATAN
TENAGA KERJA OLEH LPTKS
1. LPTKS dapat memungut biaya penempatan
dari pengguna dan dari tenaga kerja untuk
golongan dan jabatan tertentu.

2. Golongan dan jabatan tertentu sesuai dengan


Kep Menakertrans Nomor: Kep.230/MEN/2003
tentang golongan dan jabatan yang dapat
dipungut biaya penempatan tenaga kerja

11
AKTIVITAS KEGIATAN LPTKS

 Penempatan Tenaga Kerja Lokal

 Penempatan Tenaga Kerja Antar Daerah

12
Pelaporan
 LPTKS wajib menyampaikan laporan kepada instansi
pemerintah yang bertanggung jawab dibidang
Ketenagakerjaan Kabupaten/Kota
 Laporan, meliputi :
• Pencari Kerja yang terdaftar
• Lowongan yang terdaftar
• Pencari Kerja yang ditempatkan
• Penghapusan pendaftaran pencari kerja dan lowongan kerja
 Instansi Pemerintah yang bertanggung jawab dibidang
Ketenagakerjaan Kabupaten/Kota setiap bulan
menyampaikan laporan kepada Provinsi.
 Instansi Pemerintah yang bertanggung jawab dibidang
Ketenagakerjaan provinsi setiap bulan menyampaikan
Laporan kepada Direktur Jenderal Binapenta.

13
SANKSI
I. LPTKS dikenakan sanksi Administratif, apabila
melakukan pelanggaran :
1. Tidak menyampaikan nama perusahaan,alamat,
Direksi atai komisaris kepada Direktur Jenderal
atau Instansi yang bertanggung jawab dibidang
Ketenagakerjaan Provinsi dan Kabupaten/Kota.
2. Memungut biaya yang tidak sesuai dengan
Kepmenakertrans Nomor:Kep.230/MEN/2003.
3. Tidak melaporkan hasil Penempatan Tenaga
Kerja.

14
II. Sanksi.
1. Peningkatan tertulis.
2. Penghentian Sementara, sebagian atau
seluruh Kegiatan Usaha Penempatan
3. Pencabutan Ijin atau Rekomendasi

15
TERIMA KASIH

16

Anda mungkin juga menyukai