Abstrak
Rantai pasokan terintegrasi merupakan salah satu alat bersaing yang paling
diminati dalam bisnis perekonomian global saat ini. Pengembangan rantai
pasokan untuk produk pertanian tidak hanya dapat mengurangi biaya transaksi,
tetapi juga meminimalkan hambatan-hambatan kelembagaan. Rantai pasokan
memungkinkan partisipan untuk mencapai tingkat pelayanan yang lebih tinggi
dan menangkap nilai tambah substansial, sehingga dapat berfungsi sebagai titik
ungkit pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan. Artikel ini juga
mendiskusikan isu-isu kritikal serta tahapan tindakan yang diperlukan untuk
menstimulasi dan mendukung terbangunnya rantai-rantai pasokan di negara
berkembang.
A. PENDAHULUAN
1
terendah. Rantai pasokan pada dasarnya merupakan saluran (Hughes, 1994;
Fearne, 1996; Handfield and Nichols, 1999) yang memungkinkan: (a) produk
bergerak dari produsen ke konsumen, (b) pembayaran, kredit dan modal kerja
bergerak dari konsumen ke produsen, (c) teknologi disebar luaskan sepanjang
rantai pasokan, (d) hak kepemilikan berpindah dari produsen ke pengepak atau
pengolah, kemudian ke pemasar, dan (e) informasi mengenai permintaan
konsumen serta preferensinya mengalir dari pengecer ke produsen. Secara
konsepsual, rantai pasokan juga merupakan suatu sistem ekonomi yang
mendistribusikan manfaat serta risiko diantara partisipan yang terlibat di
dalamnya (Iyer and Bergen, 1997; Lambert and Cooper, 2000).
2
• peningkatan penjualan secara signifikan sebagai konsekuensi dari
pertukaran informasi pasar yang berjalan cepat dan lancar
• rantai pasokan yang terkoordinasi dapat menghasilkan produk yang
bernilai tambah tinggi serta penerimaan yang tinggi pula, karena produk
bersangkutan sesuai dengan permintaan konsumen di segmen pasar
tertentu
3
menengah perkotaan, secara terus menerus akan mengajukan kebutuhan
akan produk atau jasa baru yang spesifik.
b) Asuransi kualitas rantai integral (Integral chain quality assurance). Pilihan
konsumen semakin ditentukan oleh persyaratan yang berkaitan dengan
kualitas dan keamanan pangan (Good Agricultural Practices dan Integrated
Pest Management) (Jongen and Meulenberg, 1998). Supermarket di Brazil
dan Thailand telah memulai Pengelolaan Kualitas Total (Total Quality
Management) dan menerapkan peraturan Analisis Bencana pada Titik
Pengendalian Kritikal (Hazard Analysis at Critical Control Points = HACCP)
untuk produk pangan segar dan mudah rusak (fresh and perishable).
c) Penyesuaian rantai proses (Chain process realignment). Pengembangan
operasi global dari sejumlah perusahaan sering membutuhkan rekonfigurasi
rantai pasokan dan perekayasaan ulang proses. Pasar yang semakin
kompetitif menuntut partisipan rantai untuk menghindarkan inefisiensi,
mencari sumber keunggulan komparatif berdasarkan pengurangan/reduksi
biaya, serta perbaikan siklus waktu respon.
4
(pelatihan HACCP) dan penyesuaian proses rantai atau optimisasi rantai
(pelatihan logistik).
5. Penguatan infrastruktur pengetahuan rantai (Strengthening chain knowledge
infra-structure). Salah satu faktor keberhasilan penting dalam persaingan
rantai pasokan adalah infrastruktur pengetahuan, khususnya infrastruktur
yang dapat mendukung kegiatan produksi, prosesing dan perdagangan di
semua tingkat rantai pasokan secara terintegrasi.
6. Pengaturan/penyesuaian yang sinergis dan progresif (Synergy and
progressive allignment). Upaya terkoordinasi antar perusahaan-perusahaan
benih yang secara sukses mengorganisasikan pelatihan Cara Budidaya atau
Bercocok Tanam yang Baik (Good Agricultural Practices) dan Pengendalian
Hama Terpadu (Integrated Pest Management), serta pihak ritel yang
menyiapkan program sertifikasi untuk sayuran aman/bersih dan organik,
akan dapat menghasilkan spin-off yang lebih besar dibandingkan dengan
upaya-upaya individual.
Analisis rantai
Setelah struktur dari rantai pasokan yang ada selesai dianalisis, maka hal
lain yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi partisipan potensial yang
akan terlibat di dalam pilot proyek serta mendefinisikan sasaran/tujuan umum.
Partisipan potensial secara bersama-sama mendefinisikan strategi dan
organisasi rantai pasokan.
5
• Bagaimanakah kompetensi mereka (pelaku/pemain) masing-
masing?
• Bagaimanakah hubungan diantara mereka (pelaku/pemain)?
• Jenis aliansi strategis serta rancangan organisasional seperti apakah
yang paling diinginkan (baik dengan pihak publik dan swasta)?
• Akan seperti apakah dampak sosial ekonomi dari proyek rantai
pasokan?
• Bagaimanakah struktur biaya dan nilai tambah dari rantai pasokan
yang ada?
• Bagaimanakah kategori kualitas serta sistem pemantauan kualitas
yang ada?
• Bagaimanakah preferensi dan kepuasan konsumen dapat dipenuhi?
Melalui penggunaan analisis SWOT, maka kekuatan dan kelemahan dari
mitra rantai dapat didefinisikan, serta kesempatan dan ancaman dari lingkungan
rantai pasokan dapat diidentifikasi. Keluaran dari fase pertama ini adalah
identifikasi tantangan-tantangan utama serta bangunan langkah menuju
formulasi strategi.
6
Fase Definisi
Fase Pelaksanaan
7
Fase ini melibatkan evaluasi yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif.
Pengembalian ekonomis suatu investasi dapat dikalkulasi dari sudut pandang
bisnis ekonomi, namun perhatian perlu pula diberikan pada beberapa aspek,
misalnya peningkatan pengetahuan serta kerjasama antar partisipan di dalam
rantai pasokan. Isu-isu konsepsual memfokuskan pada berbagai pertanyaan
sebagai berikut:
• Siapakah stakeholders utama dari proses evaluasi ini?
• Kerangka kerja apa yang akan digunakan untuk memberikan arah
evaluasi?
• Apakah kegunaan dan isu utama dari evaluasi ini?
• Apakah ada pertimbangan politis yang harus diperhitungkan?
• Standar dan kriteria apa yang digunakan untuk memberi penilaian?
• Sumberdaya apa sajakah yang tersedia untuk evaluasi ini?
Rancangan teknis yang diturunkan harus sejalan dengan arah konsepsi
evaluasi dan harus dapat menjawab berbagai pertanyaan berikut ini:
• Metode apa yang akan digunakan (wawancara, lokakarya, studi kasus)?
• Apakah yang akan menjadi unit analisis utama?
• Bagaimanakah strategi pengambilan contoh yang akan digunakan?
• Jenis data apa yang dikumpulkan? Sumber data? Instrumen
pengumpulan?
• Bagaimanakah cara menjamin kualitas dan akurasi data yang
dikumpulkan?
• Analisis seperti apakah yang akan digunakan/dilakukan?
• Temuan apakah yang akan diharapkan akan diperoleh dari hasil analisis?
Fase evaluasi juga harus menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
• Apakah tujuan dan target yang telah ditetapkan dapat tercapai?
• Apakah hasilnya dapat dicapai tepat waktu?
• Apakah semua kegiatan dapat dijalankan dalam kerangka usulan
anggaran?
• Apakah strategi rantai pasokan akan sama pada 5-10 tahun ke depan?
• Tantangan atau masalah baru apakah yang akan dihadapi?
• Tipe hubungan antar partisipan seperti apakah yang mungkin
berkembang dalam 5 tahun ke depan?
Keluaran dari fase keempat ini adalah kerjasama strategis di dalam atau
sepanjang rantai pasokan.
D. KESIMPULAN
8
dilakukan melalui diferensiasi rantai (chain differentiation), asuransi kualitas
rantai integral (integral chain quality assurance) dan penyesuaian rantai proses
(chain process realignment). Sementara itu, upaya pengembangan rantai
pasokan pertanian dapat ditempuh melalui beberapa tahapan, yaitu fase
analisis atau orientasi, fase definisi, fase pelaksanaan, serta fase evaluasi dan
pemantauan.
DAFTAR PUSTAKA
Cooper, M.C., D.M.Lambert and J.D. Pagh. 1997. Supply Chain Management:
More than a Name for Logistics. International Journal of Logistics
Management, Vol. 8, No. 1.
Fearne, A. 1996. Editorial Note. Supply Chain Management, Vol. 1, No. 1, pp.3-4.
Folkerts, H., and Koehorst, H. 1998. Challenges in International Food Supply
Chains: Vertical Coordination in the European Agribusiness and Food
Industries. British Food Journal, 100, 385-388.
Handfield, R.B. and E.L. Nichols. 1999. Introduction to Supply Chain
Management. Prentice Hall, N.J.
Hughes, D. 1994. Breaking with Traditions: Building Partnerships and Alliances in
the European Food Industry. Wye, Wye College Press.
Iyer, A.V. & M.E. Bergen. 1997. Quick Response in Manufacturer-Retailer
Channles. Management Science, Vol.43, No. 4, pp. 559-570.
Jongen W.M.F. and M.T.G. Meulenberg. 1998. Innovation of Food Production
Systems, Product Quality and Consumer Acceptance. Wageningen:
Wageningen Pers.
Lambert D.M. and M.C. Cooper. 1998. Issues in Supply Chain Management.
Industrial Marketing Management. 29, 65-83.
Porter, M.E. 1985. Competitive Advantage, New York, The Free Press.