Anda di halaman 1dari 10

Tugas Perekonomian Indonesia

Bab X
Penutup :
Kompetensi Sarjana Ekonomi Kita
Nama Kelompok :
1. Muhammad Rofi’ie (C1C109073)
2. Mustika Murni (C1C109029)
3. Gina Yunita (C1C109237)
4. Maulidia Pavita Sari (C1C109070)
5. Meiliyani Fatmasari (C1C109122)
6. Rini Lestari (C1C109209)
7. Rulya Yusmaida (C1C109083)
8. Shiffa Fauziah (C1C109104)
9. Siski Budhi Harkiki (C1C109106)
10. Syartika Desilia (C1C109004)
Ilmu ekonomi mainstream telah mereduksi
diri, makin jauh dari harapan sebagai
moral, makin mengerdil menjadi ilmu yang
berorientasi pada efisensi ekonomi.

Oleh karena itu kita harus mengatasi


kelemahan dalam pengajaran ilmu
ekonomi di kampus.
10 Kelemahan dalam pengajaran ilmu
ekonomi di kampus, seperti :
1. Pengajaran ilmu ekonomi saat ini belum
mampu melepaskan diri dari pemikiran
neoklasikal.
2. Pengajaran ilmu ekonomi menyandarkan
diri pada paham kompetivisme dengan
kuatnya.
3. Pengajaran ilmu ekonomi di kampus-
kampus sejak semula telah di awali
dengan paham market fundalisme.
4. Ilmu ekonomi mikro dan makro tidak
selalu mudah saling bersambung,
akibatnya banyak terjadi ketidakcocokan
atau bisa disebut micro-macro ilis (micro-
macro rifts).
5. Pengajaran ilmu ekonomi kurang
memberikan perhatian cukup tentang
sistem ekonomi kompratif di luar ortodoksi
kapitalisme vs sosialisme.
6. Pengajaran ilmu ekonomi sejak awal telah
diberikan kepada mahasiswa tanpa
membedakan antara prinsip-prinsip ekonomi
dan hukum-hukum ekonomi dengan pemikiran
dan paham ekonomi.
7. Pelajaran ilmu ekonomi di sekolah-sekolah
menengah, yang tidak saja sepenuhnya
menjiplak kekeliruan yang terjadi di kampus-
kampus, tetapi juga telah mengucikan ilmu
ekonomi yang diajarkan itu dari konteks
Indonesia dan kekhususannya.
8. Pengajaran ilmu ekonomi banyak
mengabaikan metode induktif dan lebih
menekankan pada metode deduktif.
9. Globalisasi ekonomi banyak diungkapkan
sebagai suatu cita-cita untuk mencapai
efesiensi ekonomi dunia, mengatasi
berbagai barriers transaksi-transaksi
ekonomi dan membuka
isolasi/eksklusivisme kegiatan ekonomi.
10. Pengajaran ilmu ekonomi di kampus-
kampus perlu mengamati dengan teliti
tentang apa saja yang disebut sebagai
“non-usurious economic system”.
 Oleh karena itu perlu kiranya untuk menengok
aspek akademis pengajaran matakuliah
koperasi.
 Diperlukan juga menempatkan diri sebagai
budayawan untuk menjadi ahli ekonomi
paripurna.
 Ujung dari itu semua adalah pengembangan
kurikulum yang terus-menerus. Memperbaharui,
mengembangkan, di dalam kampus-kampus
bahkan mengubah dan memperbaharui silabus
harus merupakan kegiatan rutin.

Anda mungkin juga menyukai