Turip no
Salam HSE....
Leonard_Sinaga@fmi
Pak Turipno,
Yang saya dapat dari safety training di PT.Freeport Indonesia (standard NOSA 5 STAR)
Safety Helmet tidak boleh sama sekali di cat, karena Plastic yang ada pada Safety Helmet akan
bersenyawa dengan Cat.
Firdiansyah, Fikri
Pak Turipno,
Melanjutkan pembahasan Pak Leonard Sinaga, berdasarkan reference safety helmet yang saya
baca, "tidak boleh melakukan pengecatan safety helmet" please see the attachment. walaupun
referensi ini mengenai safety helmet MSA V-guards, namun referensi ini sama dengan merk safety
helmet yang lainnya. Mungkin rekan-rekan yang lainnya bisa menambahkan.
Zainul
Di workshop store saya punya beberapa safety helmet yg sudah lama tersimpan
Jika melewati masa expired, material safety helmet akan mengeras dan menjadi brittle, tentunya
mudah sekali pecah jika terjadi benturan jika dipakai dan akan sangat berbahaya..
Cipta Suryana
Pak Turipno,
Firdiansyah, Fikri
Pak Budhi,
Terima kasih,
Dirman Artib
Pren,
Saya akan kirimkan copy standard safety helmet (diadopt oleh perusahaan saya) BS EN 397 titip
lewat Pak Admin.
Demi pengetahuan dan kemajuan bangsa, yang membutuhkan dipersilahkan IQRA'
BISMIRABBIQALLAZI KHALAQ.
Administrator Migas
OK Mas Dirman, attachment yang anda maksud sudah saya distribusikan ke Milis Migas
Indonesia.
Attachment : BS EN 397 Safety Helmet.pdf
rd_gautama@fmi
Pak Turipno,
Jangan di cat pak... di PDF yang kemarin dikirim oleh milis ini (MSA product); ada bagian dimana
TIDAK boleh helm di cat.
Menurut saya lebih baik di cuci dengan air sabun dan bilas dengan air bersih luar dalam.
sedangkan bagian dalamnya (suspension dll) dapat dibeli terpisah (kalo tidak salah)
Untuk expire: di topi yang saya pakai (product MSA) ada tanggal produksinya (thn 96) tapi tidak
ada kadaluarsanya....
praditya.nugroho@trakindo
Pak tamtam,
Kalo lihat FAQ dari MSA, safety helmet disarankan untuk diganti tidak lebih dari lima tahun
semenjak tanggal produksi.
Andriansyah
Saya masih menyimpan Brocure Safety Helmet Milik MSA, mungkin dapat membantu untuk
referensi discuss kita tentang safety Helmet.
Dengan catatan : Helm ini bukan untuk perlengkapan keselamatan berkendaraan motor roda 2.
Karena ukuran PPT anda terlalu besar untuk didistribusikan via milis, maka saya konversikan ke
PDF agar lebih kecil (lihat attachment). Bagi anggota yang mengambil mode daily digest atau no
email, attachment dapat anda miliki juga dari URL : http://migas-indonesia.net/index.php?
option=com_docman&task=cat_view&gid=57&Itemid=42. Cari saja yang mempunyai tag “New”.
Ary Retmono@unocal
Mas Budhi, punya nggak referensi helmet yg menggunakan standar Republik Indonesia. Rasanya,
sedih banget untuk helmet saja mengacunya pakai ANSI. Ujung2nya, kalau Republik Indonesia
bisa bikin helmet, tidak bisa laku dijual di lingkungan migas Indonesia, karena helmet made in
Tangerang nggak punya/mengikuti ANSI.
yudi putera
Administrator Migas
Iya yah Mas Ary... safety helmet yang merupakan PPE wajib di plant belum dibuatkan standar SNI
nya. OK, akan saya sampaikan masukan ini ke Bpk. Luluk Sumiarso - Dirjen Migas kalau nanti
ketemu beliau. Sebenarnya masukan dari profesional seperti ini yang sangat ditunggu-tunggu oleh
Dirjen Migas, apalagi kalau masukan dari KMI. Saya bersedia menjadi koordinator untuk
masukan/saran dari para profesional migas ke Dirjen Migas. Apalagi kalau bisa digabungkan
dengan IA-ITB Kaltim :)
yudi putera
ke 4 jenis PPE ini wajib di gunakan di hampir seluruh lokasi produksi oil and gas industry,
Dirman Artib
Tidak berarti kalau SNI nya sudah ada maka buatan Tangerang akan bisa memenuhi. Toh SNI kan
metodenya juga mengadopt dari standard luar ANZI, BSEN, dll.
Saya beberapa bulan lalu melakukan studi kecil-kecilan terhadap SNI 079 dan BSEN 345 (ISO
20345:2000), karena ada beda pendapat di antara para Manajer dan tarik menarik dengan
estimasi biaya proyek.
Cukup kaget karena sebenarnya SNI 7079 tsb. diadopt dari BSEN 345, tetapi setelah baca detail,
ternyata ada beberapa klausul BSEN yg dieliminasi (bahasa keren untuk korupsi). Mungkin ini lahir
dari semangat yg positif yaitu agar industri safety shoes kita bisa memenuhi standard tsb., karena
beberapa klausul itu sangat berat dan membutuhkan alat uji yang mahal. Tetapi yg bikin saya
sangat kaget adalah masalah UJI ELECTRICAL SHOCK dan PENETRATION yg di SNI ini
dieliminasi, padahal yang satu ini sangat-sangat essential untuk keselamatan. Akhirnya, saya
harus banting stir "back to basic" ke BSEN yg integritasnya lebih saya percayai, karena saya tidak
mau kejadian seperti beton pengaman di gedung parkir Jamsostek terjadi di organisasi saya.
Saya bukan nya mau mengatakan SNI tidak bagus tetapi HATI-HATI thd. Resiko adanya eliminasi
dalam pengadopt an standard luar ke SNI, karena bisa saja ada kepentingan dari Industri kita yang
mungkin manja dan malas bersaing.
yudi putera
Coba juga lihat SNI 06-0652-2005 - Sarung Tangan Kulit dari Sapi Untuk Kerja Berat, bandingkan
dengan EN 388 atau ANSI/ISEA 105. Saat Kedua standard asing ini menguji Sarung tangan dari
mechanical Risk (cut resistance, puncture resistance, Tear force dan abrasion resistance), SNI
hanya menguji kekuatan tarik (memang ada jenis pengujian lain, tapi tidak langsung berhubungan
dengan mechanical hazard). Jadi sulit juga justifikasinya bahwa sarung tangan yang meet SNI ini
bisa melindungi tangan pekerja kita dari sharp/rough objects serta memberikan grip dan dexterity
yang memadai.
Jadi yah begitulah untuk saat ini perusahaan saya juga masih tetap harus balik ke ANSI Standard,
tentu sambil menunggu SNI yang lebih sesuai untuk kebutuhan kami.
Ary Retmono@unocal
Mosok sih, katanya sdh bisa bikin motor mabur, kulakan helmet saja musti ke manca negara?