Anda di halaman 1dari 3

Interpolasi Lagrange

Dr. Eng. Supriyanto, M.Sc


Lab. Komputer, Departemen Fisika, Universitas Indonesia
email: supri@fisika.ui.ac.id atau supri92@gmail.com

December 13, 2006

Interpolasi Lagrange diterapkan untuk mendapatkan fungsi polinomial P (x) berderajat tertentu
yang melewati sejumlah titik data. Misalnya, kita ingin mendapatkan fungsi polinomial berder-
ajat satu yang melewati dua buah titik yaitu (x0 , y0 ) dan (x1 , y1 ). Langkah pertama yang kita
lakukan adalah mendefinisikan fungsi berikut
x − x1
L0 (x) =
x0 − x1
dan
x − x0
L1 (x) =
x1 − x0
kemudian kita definisikan fungsi polinomial sebagai berikut

P (x) = L0 (x)y0 + L1 (x)y1

Jika semua persamaan diatas kita gabungkan, maka akan didapat

P (x) = L0 (x)y0 + L1 (x)y1


x − x1 x − x0
P (x) = y0 + y1
x0 − x1 x1 − x0
dan ketika x = x0
x0 − x1 x0 − x0
P (x0 ) = y0 + y1 = y0
x0 − x1 x1 − x0
dan pada saat x = x1
x1 − x1 x1 − x0
P (x1 ) = y0 + y1 = y1
x0 − x1 x1 − x0

1
dari contoh ini, kira-kira apa kesimpulan sementara anda? Ya.. kita bisa sepakat bahwa fungsi
polinomial
x − x1 x − x0
P (x) = y0 + y1 (1)
x0 − x1 x1 − x0
benar-benar melewati titik (x0 , y0 ) dan (x1 , y1 ).

Sekarang mari kita perhatikan lagi contoh lainnya. Misalnya ada tiga titik yaitu (x0 , y0 ), (x1 , y1 )
dan (x2 , y2 ). Tentukanlah fungsi polinomial yang melewati ketiganya! Dengan pola yang sama
kita bisa awali langkah pertama yaitu mendefinisikan
(x − x1 )(x − x2 )
L0 (x) =
(x0 − x1 )(x0 − x2 )
lalu
(x − x0 )(x − x2 )
L1 (x) =
(x1 − x0 )(x1 − x2 )
dan
(x − x0 )(x − x1 )
L2 (x) =
(x2 − x0 )(x2 − x1 )
kemudian kita definisikan fungsi polinomial sebagai berikut

P (x) = L0 (x)y0 + L1 (x)y1 + L2 (x)y2

Jika semua persamaan diatas kita gabungkan, maka akan didapat fungsi polinomial
(x − x1 )(x − x2 ) (x − x0 )(x − x2 ) (x − x0 )(x − x1 )
P (x) = y0 + y1 + y2
(x0 − x1 )(x0 − x2 ) (x1 − x0 )(x1 − x2 ) (x2 − x0 )(x2 − x1 )
Kita uji sebentar. Ketika x = x0
(x0 − x1 )(x0 − x2 ) (x0 − x0 )(x0 − x2 ) (x0 − x0 )(x0 − x1 )
P (x0 ) = y0 + y1 + y2 = y0
(x0 − x1 )(x0 − x2 ) (x1 − x0 )(x1 − x2 ) (x2 − x0 )(x2 − x1 )
pada saat x = x1
(x1 − x1 )(x1 − x2 ) (x1 − x0 )(x1 − x2 ) (x1 − x0 )(x1 − x1 )
P (x1 ) = y0 + y1 + y2 = y1
(x0 − x1 )(x0 − x2 ) (x1 − x0 )(x1 − x2 ) (x2 − x0 )(x2 − x1 )
pada saat x = x2
(x2 − x1 )(x2 − x2 ) (x2 − x0 )(x2 − x2 ) (x2 − x0 )(x2 − x1 )
P (x2 ) = y0 + y1 + y2 = y2
(x0 − x1 )(x0 − x2 ) (x1 − x0 )(x1 − x2 ) (x2 − x0 )(x2 − x1 )
Terbukti bahwa fungsi polonomial
(x − x1 )(x − x2 ) (x − x0 )(x − x2 ) (x − x0 )(x − x1 )
P (x) = y0 + y1 + y2 (2)
(x0 − x1 )(x0 − x2 ) (x1 − x0 )(x1 − x2 ) (x2 − x0 )(x2 − x1 )

2
melewati ketiga titik tadi.

Kalau kita bandingkan antara persamaan (1) dan persamaan (2), terlihat bahwa derajat per-
samaan (2) lebih tinggi dibandingkan dengan derajat persamaan (1). Hal ini terlihat dari x2
pada persamaan (2) sementara pada persamaan (1) hanya ada x. persamaan (2) disebut funsi
polinomial berderajat 2, sedangkan persamaan (1) disebut fungsi polinomial berderajat 1.

Anda mungkin juga menyukai