Oleh :
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Hari :
Tanggal :
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : K1318066
iv
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ..............................................................................................44
B. Saran ........................................................................................................45
LAMPIRAN ..........................................................................................................47
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Penerapan Graf Hamilton
Pada Travelling Salesman Problem (TSP) dengan Algorotma Dua Sisi Optimal”.
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Kajian Matematika Lanjut.
Dalam penulisan makalah ini banyak sekali hambatan yang penulis alami,
namun berkat bantuan, dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih penulis
sampaikan pada segenap pihak antara lain:
1. Dr. Budi Usodo, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah
Kajian Matematika Lanjut Kelas E yang senantiasa memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis.
2. Keluarga penulis yang senantiasa memberikan dukungan serta doa yang
selalu dicurahkan.
3. Teman-teman yang senantiasa memberikan semangat dan saran kepada
penulis.
4. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan serta
bantuan yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Graf Hamilton diambil dari nama Sir William Rowan Hamilton. Graf
Hamilton merupakan graf yang memuat sirkuit Hamilton. Sirkuit Hamilton
ialah sirkuit yang melalui tiap simpul didalam graf tepat satu kali.kecuali
simpul asal (sekaligus simpul akhir) yang dilalui dua kali. Banyak
permasalahan yang bisa diselesaikan dengan konsep graf Hamilton. Misalnya
penerapan graf untuk menentukan lintasan terpendek (short path), contohnya
1
menentukan jarak terpendek / waktu tempuh tersingkat / ongkos termurah
antara dua buah kota dan TSP (Travelling Salesman Problem), contohnya
menentukan sirkuit terpendek yang harus dilalui oleh seorang salesman yang
berangkat dari sebuah kota asal dan mengunjungi setiap kota tepat satu kali
dan kembali lagi ke kota asal keberangkatan. Dari beberapa penerapan Graf
Hamilton pada permasalahan sehari-hari, penulis tertarik untuk membahas
topik mengenai TSP (Travelling Salesman Problem). Penulis tertarik
mengkaji tentang TSP (Travelling Salesman Problem) karena TSP termasuk
ke dalam persoalan yang cukup terkenal dalam teori graf dan merupakan
salah satu permasalahan yang sering dihadapi dalam kehidupan sehari-hari
yaitu penentuan rute perjalanan.
2
pengerjaannya sangat panjang dan juga membutuhkan ketelitian.. Algoritma
Dua Sisi Optimal merupakan metode yang diawali dengan memilih sebuah
sikel Hamilton sebarang pada sebuah graf. Kemudian melakukan sebarisan
modifikasi terhadap sikel tersebut dengan tujuan untuk menemukan sebuah
sikel Hamilton yang lebih kecil dari bobot sikel yang sebelumnya. Proses ini
dilanjutkan sampai diperoleh suatu sikel Hamilton yang bobotnya tidak dapat
diperkecil lagi atau bobot minimum. Penulis mengangkat topic ini
dikarenakan penulis ingin mengetahui bagaimana menyelesaikan
permasalahan TSP (Travelling Salesman Problem) dengan menggunakan
Metode Dua Sisi Optimal. Dengan dilakukannya penulisan ini diharapkan
dapat diterapkan pada penyelesaian permasalahan sehari-hari yang berkaitan
dengan pembahasan.
3
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kajian Teori
1. Graf
a. Definisi Graf
𝐸 = {(𝑆𝑋), (𝑆𝑍), (𝑇𝑊), (𝑇𝑋), (𝑇𝑍), (𝑈𝑌), (𝑈𝑍), (𝑉𝑊), (𝑉𝑌), (𝑊𝑌)}.
5
Jika e adalah sebuah sisi dengan simpul ujung u dan v maka e
dikatakan bergabung dengan u dan v. Perhatikan bahwa definisi graf
memungkinkan kemungkinan sisi e memiliki simpul ujung identik, yaitu
dimungkinkan untuk memiliki simpul u yang bergabung dengan sisi
tersebut disebut gelang (loop). (Clark dan Holton, 1995 : 2). Jika dua
(atau lebih) sisi dari graf G mempunyai simpul-simpul yang sama, maka
sisi tersebut disebut sisi ganda. (Clark dan Holton, 1995 : 7).
b. Jenis-Jenis Graf
1) Graf Sederhana
Sebuah graf disebut sederhana jika graf tersebut tidak
mempunyai gelang (loop) dan sisi ganda. (Clark dan Holton,
1995 : 7).
2) Graf Terhubung
Sebuah graf G disebut graf terhubung jika untuk setiap
dua simpul saling terhubung. (Clark dan Holton, 1995 : 28).
Berarti dapat dituliskan graf G disebut graf terhubung jika setiap
dua simpul u dan v di G terdapat lintasan di G yang
menghubungkan kedua simpul tersebut, sebaliknya graf G
disebut graf tidak terhubung jika untuk setiap dua simpul u dan v
di G tidak terdapat lintasan di yang menghubungkan kedua
simpul tersebut.
6
Gambar 1.1.5 : Graf Terhubung
3) Graf Berbobot
Suatu graf dikatakan sebagai graf berbobot jika setiap
sisinya mempunyai nilai atau bobot tertentu. Bobot pada graf
biasanya dinotasikan dengan w𝑖𝑗 dengan i dan j sebagai simpul
yang terhubung dengan sisi yang memiliki bobot w. Suatu graf
dikatakan sebagai graf tidak berbobot jika setiap sisinya tidak
mempunyai nilai atau bobot tertentu.
9
4
10
4) Graf Komplit
Graf komplit adalah graf sederhana yang setiap pasang
simpulnya dihubungkan dengan sebuah sisi. (Clark dan Holton,
1995 : 10).
K1 K2 K3 K4 K5
7
c. Terminologi Graf
1) Bersisian (incident)
Sebuah sisi e pada graf G dikatakan bersisian dengan
simpul v di G jika v adalah simpul ujung e, dan dapat dikatakan
bahwa v bersisian dengan e. (Clark dan Holton, 1995 : 13).
vi vj
e
Gambar 1.1.8 : Bersisian (incident)
2) Bertetangga (adjacent)
Dua sisi e dan f di G yang bersisian dengan simpul v di G
dikatakan bertetangga. (Clark dan Holton, 1995 : 13).
vi vj vk
e f
3) Derajat (Degree)
8
vi vj
4) Jalan (walk)
𝑊 = 𝑣0 𝑒1 𝑣1 𝑒2 𝑣2 … 𝑣𝑘−1 𝑒𝑘 𝑣𝑘
9
Diberikan dua simpul 𝑢 dan 𝑣 dari graf G, sebuah jalan
𝑢 − 𝑣 disebut tertutup atau terbuka tergantung apakah 𝑢 = 𝑣
atau 𝑢 ≠ 𝑣. Contohnya 𝑊1 di atas adalah jalan terbuka.
5) Jejak (trail)
𝒆𝟔
6) Lintasan ( path)
10
3
7) Sikel (cycle)
𝒗𝟏 𝒆𝟏 𝒗𝟐 𝒗𝟏 𝒆𝟏 𝒗𝟐
H 𝒆𝟔 C
𝒆𝟒 𝒆𝟐 𝒆𝟒 𝒆𝟐
𝒗𝟒 𝒆𝟑 𝒗𝟑 𝒗𝟒 𝒆𝟑 𝒗𝟑
B. Pembahasan Masalah
1. Graf Hamilton
a. Definisi Lintasan Hamilton
11
Sikel Hamilton (atau sirkuit Hamilton) pada sebuah graf G
adalah sikel yang memuat seluruh simpul dari G. Berdasarkan
definisi sikel, tidak ada simpul dari sebuah sikel yang diulang selain
simpul akhir yang sama dengan simpul pertama, ini berarti sikel
Hamilton di G dengan simpul awal v memuat semua simpul lainnya
dari G tepat satu kali dan di akhir kembali ke v.
Gambar 1.2.1.
12
Contohnya, pada gambar 1.2.1. 𝐺1 tidak memiliki lintasan
Hamilton (juga tidak memiliki sikel Hamilton), 𝐺2 memiliki lintasan
Hamilton 𝑏 𝑎 𝑐 𝑑 tetapi tidak memiliki sikel Hamilton, sementara 𝐺3
memiliki sikel Hamilton 𝑎 𝑏 𝑐 𝑑 𝑎. Karena 𝐺3 memiliki sikel
Hamilton maka 𝐺3 adalah Graf Hamilton.
Bukti :
13
Andaikan pernyataan tersebut salah, maka untuk
beberapa nilai n ≥ 3, ada sebuah graf non-Hamiltonian
di mana setiap simpul memiliki derajat paling sedikit
𝑛 / 2. Semua rentang supergraf, yaitu, dengan
himpunan simpul yang sama persis, juga memiliki
setiap simpul dengan derajat setidaknya 𝑛 / 2, karena
setiap supergraf yang tepat dari bentuk ini diperoleh
dengan memperkenalkan lebih banyak sisi. Dengan
demikian akan ada graf maksimal non-Hamiltonian G
dengan n simpul dan 𝑑(𝑣) ≥ 𝑛 / 2 untuk setiap 𝑣 di
G. Menggunakan G ini kita mendapatkan kontradiksi.
14
sederhana. Juga 𝑣𝑛 ∉ 𝑆 (menafsirkan 𝑣𝑖+1 sebagai 𝑣1 ),
karena sebaliknya kita akan mendapatkan loop lagi, kali
ini dari 𝑢 ke 𝑣1 = 𝑢, = u. Jadi 𝑣𝑛 ∉ 𝑆 ∪ 𝑇. Lalu, biarkan
|𝑆|, |𝑇| dan | 𝑆 ∪ 𝑇 | menunjukkan jumlah elemen di
𝑆, 𝑇, dan 𝑆 ∪ 𝑇 masing-masing, kita peroleh
|𝑆∪𝑇| <𝑛
Jadi
| 𝑆 | = 𝑑(𝑢)
Demikian pula
| 𝑇 | = 𝑑(𝑣)
Gambar 1.2.2
15
Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada simpul𝑣𝑘 dalam
𝑆 ∩ 𝑇, yaitu 𝑆 ∩ 𝑇 = ∅. Jadi | 𝑆 ∪ 𝑇 | = | S | + | T |.
𝑑 (𝑢) + 𝑑 (𝑣) ≥ 𝑛.
Bukti :
16
Termotivasi dari teorema tersebut, dapat
didefinisikan Closure 𝐺 adalah graf yang diperoleh dari
dengan menggabungkan pasangan simpul yang tidak
berdampingan secara rekursif yang jumlah derajatnya
setidaknya 𝑣 sampai tidak ada pasangan yang tersisa.
Closure 𝐺 dinotasikan oleh 𝑐 (𝐺).
Bukti :
17
klasik dimana tidak ada penyelesaian yang paling optimal selain
mencoba seluruh kemungkinan penyelesaian yang ada. TSP (Travelling
Salesman Problem) adalah permasalahan dimana seorang salesman harus
mengunjungi sejumlah kota yang mana tiap kota hanya dikunjungi sekali,
dan harus kembali ke kota asal. (Clark dan Holton, 1995 : 110). Masalah
utama yang dihadapi sebuah TSP (Travelling Salesman Problem) adalah
bagaimana mencari rute terpendek dari perjalanan seorang salesman
dengan biaya minimum. Dalam istilah graf, tujuan TSP adalah untuk
menemukan bobot minimum sikel Hamilton dalam suatu graf lengkap
berbobot. Sikel tersebut dapat disebut sikel optimal.
a. Perjalanan diawali dan diakhiri di kota yang sama sebagai kota asal
sales.
b. Seluruh kota harus dikunjungi satu kali (kecuali kota awal) tanpa
satupun kota yang terlewatkan.
c. Sales tidak boleh kembali ke kota asal sebelum seluruh kota
terkunjungi
18
Contoh penerapan TSP dalam kehidupan sehari-hari lainnya yaitu :
a. Pak Pos mengambil surat di kotak pos yang tersebar pada n buah
lokasi di berbagai sudut kota.
b. Lengan robot mengencangkan n buah mur pada beberapa buah
peralatan mesin dalam sebuah jalur perakitan.
c. Produksi n komoditi berbeda dalam sebuah siklus.
𝐶𝑖𝑗 = (𝑣1, 𝑣2, … , 𝑣𝑖, 𝑣𝑗, 𝑣𝑗−1, … , 𝑣𝑗+1, 𝑣𝑗+2, … , 𝑣𝑛, 𝑣1)
19
sampai diperoleh sikel Hamilton yang bobotnya tidak bisa diperkecil lagi
(Suyitno dan Mashuri, 2019 : 22).
Step 2 Tulis 𝑖 = 1.
Step 3 Tulis 𝑗 = 𝑖 + 2.
𝐶𝑖𝑗 = 𝑣1, 𝑣2, … , 𝑣𝑖, 𝑣𝑗, 𝑣𝑗−1, … , 𝑣i+1, 𝑣𝑗+1, 𝑣𝑗+2 , … , 𝑣𝑛, 𝑣1
Jika w𝑖𝑗 < w, yaitu jika (𝑣i𝑣j) + (𝑣i+1𝑣j+1) < (𝑣i𝑣i+1) + (𝑣j𝑣j+1),
maka ganti 𝐶 dengan 𝐶𝑖𝑗 dan ganti w dengan w𝑖𝑗, yaitu C =
𝐶𝑖𝑗, w = w𝑖𝑗 dan kembali ke step 1, Label ulang titik-titik 𝐶
yang baru dengan 𝑣1𝑣2 … 𝑣𝑛 𝑣1.
20
4. Penyelesaian Permasalahan TSP menggunakan Algoritma Dua Sisi
Optimal
1 18 Keterangan :
2
17 1 : Kota 1
19 26
12 31
2 : Kota 2
30 20
3 : Kota 3
6 9 3
19 23 11 4 : Kota 4
14 16
5 : Kota 5
6 : Kota 6
5 17 4
21
Input 𝐺 graf komplit berbobot dengan 6 simpul
1 = v1 18 2 = v2
19 26
6 = v6 3 = v3
14 16
5 = v5 17 4 = v4
𝑤 = 18 + 26 + 16 + 17 + 14 + 19 = 110
Step 2 Tulis 𝑖 = 1.
Step 3 Tulis 𝑗 = 1 + 2 = 3
𝐶13 = 𝑣1 , 𝑣3 , 𝑣2 , 𝑣4 , 𝑣5 , 𝑣6 , 𝑣1 = 1, 3, 2, 4, 5, 6, 1
1 = v1 2 = v2
17
19 26
6 = v6 3 = v3
31
14
5 = v5 22 17 4 = v4
Misalkan w13 adalah bobot dari 𝐶13
w13 = 17 + 26 + 31 + 17 + 14 + 19 = 124
Step 5 Tulis 𝑗 = 3 +1 = 4
𝐶14 = 𝑣1 , 𝑣4 , 𝑣3 , 𝑣2 , 𝑣5 , 𝑣6 , 𝑣1 = 1, 4, 3, 2, 5, 6,1
1 2
19 26
20
6 3
14 23
16
5 4
w14 = 23 + 16 + 26 + 20 + 14 + 19 = 118
Step 5 Tulis 𝑗 = 4 +1 = 5
𝐶15 = 𝑣1 , 𝑣5 , 𝑣4 , 𝑣3 , 𝑣2 , 𝑣6 , 𝑣1 = 1, 5, 4, 3, 2, 6, 1
23
1 2
26
19 30
6 3
12
16
5 17 4
w15 = 12 + 17 + 16 + 26 + 30 + 19 = 120
𝐶16 = 𝑣1 , 𝑣6 , 𝑣5 , 𝑣4 , 𝑣3 , 𝑣2 , 𝑣1 = 1, 6, 5, 4, 3, 2, 1
1 18 2
26
19
6 3
14 16
5 17 4
24
w16 = 19 + 14 + 17 + 16 + 26 + 18 = 110
Step 3 Tulis 𝑗 = 2 + 2 = 4
𝐶24 = 𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣4 , 𝑣3 , 𝑣5 , 𝑣6 , 𝑣1 = 1, 2, 4, 3, 5, 6,1
1 18
2
19
31
6 3
11
14 16
5 4
w24 = 18 + 31 + 16 + 11 + 14 + 19 = 109
25
1 = v1 18 2 = v2
19
31
6 = v6 3 = v4
11
14 16
5 = v5 4 = v3
𝑤 = 18 + 31 + 16 + 11 + 14 + 19 = 109
Step 2 Tulis 𝑖 = 1.
Step 3 Tulis 𝑗 = 1 + 2 = 3
𝐶13 = 𝑣1 , 𝑣3 , 𝑣2 , 𝑣4 , 𝑣5 , 𝑣6 , 𝑣1 = 1, 4, 2, 3, 5, 6,1
1 2
19
26
31
23
6 3
14
11
5 4
26
w13 = 23 + 31 + 26 + 11 + 14 + 19 = 124
𝐶14 = 𝑣1 , 𝑣4 , 𝑣3 , 𝑣2 , 𝑣5 , 𝑣6 , 𝑣1 = 1, 3, 4, 2, 5, 6,1
1 2
17
19
6 3
20
31
14
16
5 4
w14 = 17 + 16 + 31 + 20 + 14 + 19 = 117
𝐶15 = 𝑣1 , 𝑣5 , 𝑣4 , 𝑣3 , 𝑣2 , 𝑣6 , 𝑣1 = 1, 5, 3, 4, 2, 6,1
27
1 2
19 30
31
6 3
12
16
11
5 4
w15 = 12 + 11 + 16 + 31 + 30 + 19 = 119
𝐶16 = 𝑣1 , 𝑣6 , 𝑣5 , 𝑣4 , 𝑣3 , 𝑣2 , 𝑣1 = 1, 6, 5, 3, 4, 2,1
1 18
2
19
31
6 3
11
14 16
5 4
w16 = 19 + 14 + 11 + 16 + 31 + 18 = 109
28
Step 5 Tulis 𝑗 = 6 +1 = 7, Karena 𝑗 > 𝑛, tulis 𝑖 = 1 + 1 = 2
Step 3 Tulis 𝑗 = 2 + 2 = 4
𝐶24 = 𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣4 , 𝑣3 , 𝑣5 , 𝑣6 , 𝑣1 = 1, 2, 3, 4, 5, 6,1
1 18 2
19 26
6 3
14 16
5 17 4
w24 = 18 + 26 + 16 + 17 + 14 + 19 = 110
𝐶25 = 𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣5 , 𝑣4 , 𝑣3 , 𝑣6 , 𝑣1 = 1, 2, 5, 3, 4, 6, 1
29
1 18
2
19
20
6 3
11
19
16
5 4
w25 = 18 + 20 + 11 + 16 + 19 + 19 = 103
1 = v1 18
2 = v2
19
20
6 = v6 3 = v4
11
19
16
5 = v3 4 = v5
𝑤 = 18 + 20 + 11 + 16 + 19 + 19 = 103
Step 2 Tulis 𝑖 = 1.
30
Step 3 Tulis 𝑗 = 1 + 2 = 3
𝐶13 = 𝑣1 , 𝑣3 , 𝑣2 , 𝑣4 , 𝑣5 , 𝑣6 , 𝑣1 = 1, 5, 2, 3, 4, 6,1
1 2
19 26
12
20
6 3
16
19
5 4
w13 = 12 + 20 + 26 + 16 + 19 + 19 = 112
𝐶14 = 𝑣1 , 𝑣4 , 𝑣3 , 𝑣2 , 𝑣5 , 𝑣6 , 𝑣1 = 1, 3, 5, 2, 4, 6,1
1 2
17
19 31
6 20 3
11
19
31
5 4
Misalkan w14 adalah bobot dari 𝐶14
w14 = 17 + 11 + 20 + 31 + 19 + 19 = 117
𝐶15 = 𝑣1 , 𝑣5 , 𝑣4 , 𝑣3 , 𝑣2 , 𝑣6 , 𝑣1 = 1, 4, 3, 5, 2, 6,1
1 2
30
19
20
23
6 3
16
11
5 4
w15 = 23 + 16 + 11 + 20 + 30 + 19 = 109
𝐶16 = 𝑣1 , 𝑣6 , 𝑣5 , 𝑣4 , 𝑣3 , 𝑣2 , 𝑣1 = 1, 6, 4, 3, 5, 2,1
32
1 18 2
19
20
6 3
19
16
11
5 4
Misalkan w16 adalah bobot dari 𝐶16
w16 = 19 + 19 + 16 + 11 + 20 + 18 = 103
Step 3 Tulis 𝑗 = 2 + 2 = 4
𝐶24 = 𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣4 , 𝑣3 , 𝑣5 , 𝑣6 , 𝑣1 = 1, 2, 3, 5, 4, 6,1
1 2
18
19 26
6 3
23 20
5 17 4
33
w24 = 18 + 26 + 20 + 17 + 23 + 19 = 123
𝐶25 = 𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣5 , 𝑣4 , 𝑣3 , 𝑣6 , 𝑣1 = 1, 2, 4, 3, 5, 6,1
1 2
18
19
31
6 3
11
16
14
5 4
w25 = 18 + 31 + 16 + 11 + 14 + 19 = 109
𝐶26 = 𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣6 , 𝑣5 , 𝑣4 , 𝑣3 , 𝑣1 = 1, 2, 6, 4, 3, 5, 1
34
1 18 2
12
30
6 3
11
16
19
5 4
w26 = 18 + 30 + 19 + 16 + 11 + 12 = 106
Step 3 Tulis 𝑗 = 3 + 2 = 5
𝐶35 = 𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣3 , 𝑣5 , 𝑣4 , 𝑣6 , 𝑣1 = 1, 2, 5, 4, 3, 6,1
1 2
18
19
20
6 3
9
16
5 17 4
35
Misalkan w35 adalah bobot dari 𝐶35
w35 = 18 + 20 + 17 + 16 + 9 + 19 = 99
1 = v1 2 = v2
18
19
20
6 = v6 3 = v5
9
16
5 = v3 17 4 = v4
𝑤 = 18 + 20 + 17 + 16 + 9 + 19 = 99
Step 2 Tulis 𝑖 = 1.
Step 3 Tulis 𝑗 = 1 + 2 = 3
𝐶13 = 𝑣1 , 𝑣3 , 𝑣2 , 𝑣4 , 𝑣5 , 𝑣6 , 𝑣1 = 1, 5, 2, 4, 3, 6,1
36
1 2
19
20
3
1
6 3
9
12
16
5 4
w13 = 12 + 20 + 31 + 16 + 9 + 19 = 107
𝐶14 = 𝑣1 , 𝑣4 , 𝑣3 , 𝑣2 , 𝑣5 , 𝑣6 , 𝑣1 = 1, 4, 5, 2, 3, 6,1
1 2
19
20 26
6 3
9
23
5 17 4
w14 = 23 + 17 + 20 + 26 + 9 + 19 = 114
37
Step 4 Modifikasi sikel Hamilton misal 𝐶15, yaitu
𝐶15 = 𝑣1 , 𝑣5 , 𝑣4 , 𝑣3 , 𝑣2 , 𝑣6 , 𝑣1 = 1, 3, 4, 5, 2, 6,1
1 2
19
30 17
6 3
20
16
17 4
5
w15 = 17 + 16 + 17 + 20 + 30 + 19 = 119
𝐶16 = 𝑣1 , 𝑣6 , 𝑣5 , 𝑣4 , 𝑣3 , 𝑣2 , 𝑣1 = 1, 6, 3, 4, 5, 2,1
1 2
18
19
20
6 3
9
11
16
5 17 4
38
Misalkan w16 adalah bobot dari 𝐶16
w16 = 19 + 9 + 16 + 17 + 20 + 18 = 99
Step 3 Tulis 𝑗 = 2 + 2 = 4
𝐶24 = 𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣4 , 𝑣3 , 𝑣5 , 𝑣6 , 𝑣1 = 1, 2, 4, 5, 3, 6,1
1 18
2
19
31
6 3
9
11
5 17 4
Misalkan w24 adalah bobot dari 𝐶24
w24 = 18 + 31 + 17 + 11 + 9 + 19 = 105
39
𝐶25 = 𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣5 , 𝑣4 , 𝑣3 , 𝑣6 , 𝑣1 = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 1
1 18 2
19 26
6 3
14 16
5 17 4
w25 = 18 + 26 + 16 + 17 + 14 + 19 = 110
𝐶26 = 𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣6 , 𝑣5 , 𝑣4 , 𝑣3 , 𝑣1 = 1, 2, 6, 3, 4, 5, 1
1 18 2
30
6 3
9
12
16
17
5 4
40
Misalkan w26 adalah bobot dari 𝐶26
w26 = 18 + 30 + 9 + 16 + 17 + 12 = 102
Step 3 Tulis 𝑗 = 3 + 2 = 5
𝐶35 = 𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣3 , 𝑣5 , 𝑣4 , 𝑣6 , 𝑣1 = 1, 2, 5, 3, 4, 6,1
1 2
18
19
20
6 3
11
19
16
5 4
w35 = 18 + 20 + 11 + 16 + 19 + 19 = 103
𝐶36 = 𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣3 , 𝑣6 , 𝑣5 , 𝑣4 , 𝑣1 = 1, 2, 5, 6, 3, 4,1
41
1 2
18
23
9
6 3
14 20 16
5 4
w36 = 18 + 20 + 14 + 9 + 16 + 23 = 100
Step 3 Tulis 𝑗 = 4 + 2 = 6
𝐶46 = 𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣3 , 𝑣4 , 𝑣6 , 𝑣5 , 𝑣1 = 1, 2, 5, 4, 6, 3,1
1 18
2
17 20
6 3
9
19
17 4
5
42
Misalkan w46 adalah bobot dari 𝐶46
w46 = 18 + 20 + 17 + 19 + 9 + 17 = 100
43
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Graf Hamilton
𝑑 (𝑢) + 𝑑 (𝑣) ≥ 𝑛.
Teorema 3 : Grafik sederhana 𝐺 adalah graf Hamilton jika dan hanya jika
Closure 𝑐 (𝐺) adalah graf Hamilton.
44
2. Penerapan Graf Hamilton Travelling Salesman Problem (TSP)
Menggunakan Algoritma Dua Sisi Optimal
B. Saran
Saran bagi penulis lain yang ingin mengkaji tentang penerapan Graf
Hamilton Travelling Salesman Problem (TSP) dengan Algoritma Dua SIsi
Optimal, yaitu untuk dapat membandingkan Algoritma Dua Sisi Optimal
dengan algoritma mencari sikel Hamilton yang lain. Bandingkan manakah
yang lebih efektif untuk menyelesaikan permasalahan TSP di antara algoritma
tersebut, sehingga dapat menambah pengetahuan baru bagi penulis dan
pembaca lainnya.
45
DAFTAR PUSTAKA
Clark, John dan Derek Allan Holton. (1995). A First Look at Graph Theory.
World Scientific Publishing Co, Pte, Ltd. Singapura.
46
LAMPIRAN
1. Dosen Pembimbing
- Pada bagian rumusan masalah yang pertama, sebaiknya dituliskan
bagaimana konsep dari topik utamanya yaitu Graf Hamilton kemudian
teorema-teorema yang terkait.
- Pada bagian Teorema dipih teorema yang terkait saja beserta ditunjukkan
buktinya.
- Terdapat beberapa istilah yang belum ada definisinya, yaitu Maksimum
Non-Hamilton dan Closure c(G). Seharusnya dituliskan terlebih dahulu
definisinya pada bagian sebelumnya.
- Berikan keterangan pada graf dalam contoh permasalahan.
- Simpulannya berisi tentang jawaban dari rumusan masalah yaitu konsep
dari graf Hamilton beserta teoremanya, kemudian penerapan TSP yang
dapat diselesaikan dengan menggunakan Algoritma Dua Sisi Optimal.
2. Peserta Seminar
Tidak Ada
47
Lampiran 2 : Buku Pedoman (John Clark dan Allan Holton, 1995)
48
49
50
51
52