MAKALAH
STRUKTUR ALJABAR
Tentang
GRUP DIHEDRAL
Dosen Pembimbing:
TADRIS MATEMATIKA-A
1443 H / 2022 M
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah dengan
judul “Grup Dihedral”
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan...............................................................................................11
B. Saran ........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangan matematika, khususnya aljabar abstrak, grup
merupakansalah satu pembahasan menarik yang mendapatkan perhatian dari
para peneliti, khususnya pada grup berhingga. Grup merupakan himpunan tak
kosong dengan operasi biner, yang memenuhi beberapa kondisi, diantaranya
assosiatif, memiliki elemen identitas, dan setiap elemennya memiliki invers.
Jika operasi biner pada suatu grup berlaku sifat komutatif maka grup tersebut
disebut grup komutatif (Pinter, 1990). Dari sisi banyaknya elemen, grup dibagi
menjadi dua bagian yaitu grup berhingga dan grup tak hingga. Grup berhingga
adalah grup yang banyak anggotanya berhingga (Adkins dan Weintrub, 1999).
Beberapa contoh grup berhingga adalah grup 𝑍𝑛, grup klein, grup quarternian,
dan grup simetrik.
Grup yang anggotanya berisikan hasil semua permutasi dari suatu
himpunan tak kosong, dengan operasi komposisi disebut grup simetrik di
himpunan tersebut. Untuk suatu bilangan bulat positif 𝑛, grup simetrik atas
himpunan {1,2, . . , 𝑛}disebut grup simetrik atas 𝑛 elemen. Terdapat bentuk-
bentuk khusus dalam grup simetrik, antara lain grup dihedral, grup tetrahedral,
grup octahedral, dan grup icosahedral (Durbian, 2005). Grup dihedral adalah
grup yang dibentuk dari dua permutasi khusus dengan operasi komposisi
seperti pada grup simetrik (Pinter,1990). Penelitian mengenai derajat
kekomutatifan suatu grup berhingga dan derajat kekomutatifan relatif pada
suatu grup berhingga telah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya adalah
yang telah dilakukan oleh Yahya dkk (2012) dan Hamid dkk (2013). Hasil dari
penelitian Yahya dkk (2012) adalah teorema untuk menentukan derajat
kekomutatifan pada grup dihedral. Dalam penelitiannya, Yahya dkk (2012)
hanya menentukan derajat kekomutatifan grupdihedral tanpa menyebutkan
pasangan elemen mana saja yang memiliki sifat saling komutatif. Sedangkan
Hamid dkk (2013) berhasil menyajikan dari derajat kekomutatifan relatif pada
1
grup dihedral. Tetapi, derajat kekomutatifan relatif yang telah diteliti oleh
Hamid dkk (2013) hanya terbatas sampai 𝐷13 saja.
Dari uraian di atas menarik untuk diteliti lebih lanjut adalah bagaimana
menyajikan kembali pembuktian terkait sifat-sifat yang ada pada grup
dihedralyang telah di tulis oleh Conrad (2019), menggunakan permutasi.
Selanjutnya adalah melanjutkan penelitian Yahya dkk (2012) dan Hamid dkk
(2013) tentang derajat kekomutatifan grup dihedral dan derajat kekomutatifan
relatif pada grup dihedral yaitu membangun teorema untuk menentukan
pasangan elemen pada grup dihedral yang memiliki sifat saling komutatif, dan
program untuk membantu menentukan derajat kekomutatifan relatif pada grup
dihedral.
B. Rumususan Masalah
1. Apa defenisi grup dihedral?
2. Bagaimana stuktur grup?
3. Bagaimana grup dihedral kecil?
4. Apa saja sifat grup dihedral?
5. Apa saja gineralisas grup dihedral?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui defenisi grup dihedral.
2. Mengetahui bagaimana stuktur grup.
3. Mengetahui bagaimana grup dihedral kecil.
4. Mengetahui apa saja sifat grup dihedral.
5. Mengetahui apa saja gineralisas grup dihedral.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Gambar berikut menunjukkan efek dari enam belas elemen pada tanda
berhenti:
Baris pertama menunjukkan efek dari delapan rotasi, dan baris kedua
menunjukkan efek dari delapan refleksi, dalam setiap kasus bekerja pada tanda
berhenti dengan orientasi seperti yang ditunjukkan di kiri atas.
Defenisi
Misalakan G adalah grup, grup G dikatakan grup dihedral dengan orde 2n, n ≥
3 adalah grup yang digunakan oleh dua elemen a,b dengan
Ket:
a = unsur rotasi
b = unsur refleksi
B. Struktur Grup
4
Komposisi kedua pantulan ini adalah sebuah rotasi.
r0 r1 r2 s0 s1 s2
r0 r0 r1 r2 s0 s1 s2
r1 r1 r2 r0 s1 s2 s0
r2 r2 r0 r1 s2 s0 s1
s0 s0 s2 s1 r0 r2 r1
s1 s1 s0 s2 r1 r0 r2
s2 s2 s1 s0 r2 r1 r0
5
C. Grup Dihedral Kecil
D₁ dan D₂ karena:
Grafik siklus dari grup dihedral terdiri dari siklus n elemen dan siklus 2
elemen n. Titik gelap pada grafik siklus di bawah dari berbagai grup dihedral
mewakili elemen identitas, dan simpul lainnya adalah elemen lain dari grup.
Sebuah siklus terdiri dari kekuatan berturut-turut dari salah satu elemen yang
terhubung ke elemen identitas.
6
Grup Dihedral Sebagai Grup Simetri Dalam 2D dan Grup Rotasi Dalam
3D
srs = r −1
2 πi
Dalam istilah bilangan kompleks: perkalian dengan e dan konjugasi
n
kompleks.
7
[ ]
2π 2π
cos −sin
r 1= n n S
sin
2π
cos
2π 0=¿
[ 10 −10 ]¿
n n
rj rk = r(j+k) mod n
Sj Sk (j-k) mod n
Untuk n > 2, operasi rotasi dan refleksi secara umum tidak perjalanan
dan D, bukan abelian; Misalnya, di D4, rotasi 90 derajat diikuti oleh refleksi
menghasilkan hasil yang berbeda dari refleksi diikuti oleh rotasi 90 derajat.
8
D4 nonabelian (sumbu x vertikal di sini).
Jadi, di luar aplikasi mereka yang jelas untuk masalah simetri di bidang,
grup ini adalah salah satu contoh paling sederhana dari kelompok non-abelian,
dan dengan demikian sering muncul contoh tandingan yang mudah untuk
teorema yang dibatasi untuk grup abelian.
2n elemen dari D, dapat ditulis sebagai e, r, r², ... , rn-1, s, rs, r²s, ..., rn-
¹s. Pertama n elemen yang terdaftar adalah rotasi dan elemen n yang tersisa
adalah refleksi-sumbu (semuanya memiliki urutan 2). Produk dari dua rotasi
atau dua refleksi adalah rotasi; produk dari rotasi dan refleksi adalah refleksi.
D. Sifat
9
dengan -1, jelas bahwa ia berpindah-pindah dengan transformasi linier apa
pun).
Gugus dihedral orde 8 ( D4 ) adalah contoh terkecil dari grup yang bukan T-
grup. Salah satu dari dua subgrup Klein empat grup (yang normal di D 4 )
memiliki subgrup orde-2 subgrup normal yang dihasilkan oleh refleksi (flip) di
D4 , tetapi subgrup ini tidak normal di D 4 .
Semua refleksi adalah konjugasi satu sama lain jika n ganjil, tetapi
mereka jatuh ke dalam dua kelas konjugasi jika n genap. Jika kita memikirkan
isometri dari n - gon biasa: untuk ganjil n ada rotasi dalam grup antara setiap
pasangan cermin, sedangkan untuk genap n hanya setengah dari cermin dapat
dicapai dari satu dengan rotasi ini. Secara geometris, dalam poligon ganjil
setiap sumbu simetri melewati puncak dan sisi, sedangkan dalam poligon
genap ada dua set sumbu, masing-masing sesuai dengan kelas konjugasi: yang
melewati dua simpul dan yang melewati dua sisi.
Secara aljabar, ini adalah turunan dari konjugasi Teorema Sylow (untuk
n ganjil): untuk n ganjil, setiap refleksi, bersama dengan identitas, membentuk
subgrup orde 2, yang merupakan Sylow 2-subgrup (2= 2¹ is the maximum
power of 2 dividing 2n = 2[2k+ 1]), sedangkan untuk n genap, urutan 2
subgrup ini bukan subgrup Sylow karena 4 (pangkat lebih tinggi dari 2)
membagi urutan grup.
10
Untuk n bahkan ada automorfisme luar yang menukar dua jenis
pantulan (benar, kelas automorfisme luar, yang semuanya terkonjugasi oleh
automorfisme dalam).
E. Generalisasi
1. Grup dihedral tak hingga adalah grup tak hingga dengan struktur aljabar
mirip dengan grup dihedral hingga. Ini dapat dilihat sebagai grup simetri
dari bilangan bulat.
2. Grup ortogonal O(2), yaitu grup simetri dari lingkaran, juga memiliki sifat
yang mirip dengan grup dihedral.
3. Keluarga grup dihedral umum mencakup kedua contoh di atas, serta banyak
kelompok lainnya.
4. Grup kuasidihedral adalah famili grup berhingga dengan sifat yang mirip
dengan grup dihedral.
Contoh 1:
Misalkan diberikan segitiga sama sisi 123 akan terdapat tepat 3 sumbu simetri
lipat pada segitiga tersebut dan akan terdapat 3 sumbu simetri putar
Jawab:
SIMETRI PUTAR
11
[ 11
ρ0 =
2 3
2 3 ]
ρ =[
1]
1 2 3
1
2 3
ρ2 = [ 13 2 3
1 2 ]
SIMETRI LIPAT
µ1= [ 11 2 3
3 2 ]
µ2 = [ 13 2 3
2 1 ]
µ3 = [ 12 2 3
1 3 ]
TABEL CYLEY D3
µ1 ρ1 ρ2 µ1 µ2 µ3
ρ0 ρ0 ρ1 ρ2 µ1 µ2 µ3
ρ1 ρ1 ρ2 ρ0 µ2 µ3 µ1
ρ2 ρ2 ρ0 ρ1 µ3 µ1 µ2
µ1 µ1 µ3 µ2 ρ0 ρ2 ρ1
12
µ2 µ2 µ1 µ3 ρ1 ρ0 ρ2
µ3 µ3 µ2 µ1 ρ2 ρ1 ρ0
ρ0 . ρ0 = [ 1 2 3
1 2 3 ][ 1 2 3
1 2 3 ]
= [ 11 2 3
2 3 ]
= ρ0
ρ0 . ρ1 = [ 11 2 3
2 3 ] [ 12 2 3
3 1 ]
= [ 12 2 3
3 1 ]
= ρ1
ρ 0 . ρ 2 = ρ2
ρ0 . µ1 = µ1
ρ0 . µ2 = µ2
ρ0 . µ3 = µ3
ρ1 . ρ0 = ρ1
ρ1 . ρ1 = [ 12 ][
2 3 1 2 3
3 1 2 3 1 ]
= [ 13 2 3
1 2 ]
= ρ2
ρ1 . ρ2 = [ 12 ][
2 3 1 2 3
3 1 3 1 2 ]
13
= [ 11 2 3
2 3 ]
= ρ0
ρ1 . µ1 = [ 12 ][
2 3 1 2 3
3 1 1 3 2 ]
= [ 13 2 3
2 1 ]
= µ2
ρ1 . µ2 = [ 12 ][
2 3 1 2 3
3 1 3 2 1 ]
= [ 12 2 3
1 3 ]
= µ3
ρ1 . µ3 = [ 12 ][
2 3 1 2 3
3 1 2 1 3 ]
= [ 11 2 3
3 2 ]
= µ1
Contoh 2:
Misalakan diberikan persegi maka akan terdapat 4 sumbu simetri lipat pada
persegi tersebut dan akan terdapat 4 sumbu simetri putar.
Jawab:
SIMETRI PUTAR
14
ρ0 = [ 11 2 34
2 34 ]
[ 12
ρ1 =
2 34
3 41 ]
[ 13
ρ2 =
2 34
4 12 ]
ρ3 = [ 14 2 34
1 23 ]
SIMETRI LIPAT
µ1 = [ 12 2 34
1 43 ]
µ2 = [ 14 2 34
3 21 ]
µ3 = [ 13 2 34
2 14 ]
µ4 = [ 11 2 34
4 32 ]
15
TABEL CYLEY D4
ρ0 ρ1 ρ2 ρ3 µ1 µ2 µ3 µ4
ρ0 ρ0 ρ1 ρ2 ρ3 µ1 µ2 µ3 µ4
ρ1 ρ1 ρ2 ρ3 ρ0 µ4 µ3 µ1 µ2
ρ2 ρ2 ρ3 ρ0 ρ1 µ2 µ1 µ4 µ3
ρ3 ρ3 ρ0 ρ1 ρ2 µ3 µ4 µ4 µ1
µ1 µ1 µ3 µ2 µ4 ρ0 ρ2 ρ1 ρ3
µ2 µ2 µ4 µ1 µ3 ρ2 ρ0 ρ3 ρ1
µ3 µ3 µ2 µ4 µ1 ρ3 ρ1 ρ0 ρ2
µ4 µ4 µ1 µ3 µ2 ρ1 ρ3 ρ2 ρ0
ρ1 . ρ3 = [ 12 2 34
3 41 ] [ 14 2 34
1 23 ]
= [ 11 2 34
2 34 ]
= ρ0
ρ 2 . ρ2 = [ 13 2 34
4 12 ] [ 13 2 34
4 12 ]
= [ 11 2 34
2 34 ]
= ρ0
ρ3 . µ3 = [ 14 ][
2 3 4 1 2 34
1 23 3 2 14 ]
16
= [ 14 2 34
3 21 ]
= µ2
ρ1 . µ1 = [ 12 ][
2 34 1 2 34
3 41 2 1 43 ]
= [ 11 2 34
4 32 ]
= µ4
µ4 . µ2 = [ 11 2 34
4 32 ] [ 14 2 34
3 21 ]
= [ 14 2 34
1 23 ]
= ρ3
µ2 . µ3 = [ 14 2 34
3 21 ] [ 13 2 34
2 14 ]
= [ 14 2 34
1 23 ]
= ρ3
Contoh 3:
17
Misalkan D4 ={ 1 , r ,r 2 , r 3 , s , sr , sr 2 , sr 3 }. Berikut ini adalah elemen dari D 4 :
(𝑠) : merupukan elemen yang dibalik berdasarkan garis refleksinya, dan pada
elemen ini peneliti memilih garis refleksinya secara horizontal
(𝑟𝑠) : merupakan elemen yang diputar 90° berlawanan jarum jam lalu
kemudian dibalik berdasarkan garis refleksinya
Jika 𝐷4 dioperasikan dengan operasi " ° " maka diperoleh tabel cayley berikut :
Latihan:
18
1. D6 = { 1,r,r2,s,sr,sr2} adalah grup dihedral dengan order 6. Tuliskan
table Cayley dr D6 dan cari identitas dari grup tersebut !
2. Misalkan D2n = { 1,r,r2,…,rn-1,s,sr,sr2, …., srn-1} adalah grup yang
dihedral dengan n ∈ N , dan n ≥ 3 ntuk n ganjil, maka buktikan banyak
1
sikel tiga pada grafik identitas dari grup dihedral adalah ( n−1)!
2
3. Perlu beberapa notasi dan beberapa hitungan yang dapat
menyederhanakan perhitungan dan membantu mengamati D2n sebagai
grup abstrak, uraikanlah notas dan berapa hitungan tersebut !
4. D0 = {1,r,r2,s,sr,sr2} merupakan grup dari himpunan simetri-smetri
segitiga yaitu :
5. Jika himpunan di hedral D8 = {1,r,r2,s,sr,sr2} dikaitkan dengan suatu
operasi komposisi maka carilah hasil nya dalam table Cayley!
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Grup dihedral dilambangkan dengan Dn dan grup sikliknya dengan C n.
Hubungan antara Dn dan C n sebagai berikut. Dn=(G ,) dengan G = himpuan simetri
segi-n beraturan dan C n=(G 1 ,),G1={ I , R , R 2 , ... , R n }. E. Untuk setiap bilangan asli
n, ada suatu segi-n yang memiliki grup simetri Dn dan ada suatu segi-n yang memiliki
grup simetri C n. F. Salah satu teorema yang berhubungan dengan grup dihedral
dikemukakan oleh Leonardo da Vinci sebagai berikut. Sebuah grup isometri terhingga
adalah grup siklik C n atau grup dihedral Dn.
B. Saran
19
Dengan berbagai uraian diatas tentunya tidak lepas dari berbagai
kekurangan baik dari segi materi, teknik penulisan, dan sebagainya. Untuk itu
sangat diharapkan saran maupun kritik yang mampu membangun dalam
memperbaiki makalah selanjutnya baik dari dosen pembimbing maupun dari
teman-teman.
DAFTAR PUSTAKA
Sahid, Model Pembelajaran Grup Siklis dan Dihendral dengan Maple, UNY, hal 4
20