Anda di halaman 1dari 30

TUGAS MAKALAH

TEORI GRUP

Oleh

Nama : Fanny Armasari

Nim : 1911040005

Kelas : A1 2019

PENDIDIKAN MATEMATIKA

MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

TAHUN 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmatdan
Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Teori Grup ini tepat pada waktunya.
Makalah ini kami buat dengan maksud memenuhi tugas dari dosen matakuliah yang
bersangkutan dengan harapan dapat memperoleh hasil yang maksimal selain sebagai sumber
referensi dan bahan pembelajaran bagi pembaca dan kami pribadi. .

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karna
keterbatasan waktu, sumber referensi, maupun kemampuan diri kami pribadi sehingga kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan dari para pembaca. Semoga makalah ini
dapat menambah wawasan para pembaca dan dapat bermanfaat untuk perkembangan dan
peningkatan ilmu pengetahuan.

Makassar, 01 Desember 2021

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL HALAMAN ................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1


1.1 Latar belakang ...................................................................................... 1
1.2 Tujuan ....................................................................................................... 1
1.3 Manfaat ........................................................................................................ 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................... 3


2.1 Profil Sekolah ............................................................................................. 3
2.2 Kultur Budaya Sekolah ................................................................................... 4
2.3 Good Practice ................................................................................................... 5
2.4 Perangkat Pembelajaran dan Kurikulum Sekolah ............................................ 7
2.5 Strategi Pembelajaran dan Sistem Evaluasi ................................................... 11
2.6 Kegiatan Pembelajaran ................................................................................. 12
2.7 Kshiwfr.................................................................................................................... 15
2.8 Lksnks ................................................................................................................ 20
2.9 Strategi Pembelajaran dan Sistem Evaluasi .................................................... 21
2.10 Kegiatan Pembelajaran ................................................................................. 22
2.11 Ukjfiw ............................................................................................................ 22

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 25


3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 25
3.2 Saran .......................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu cabang matematika yang mempelajari struktur aljabar dinamakan aljabar
abstrak (abstract algebra). Sistem aljabar (algebraic system) terdiri dari suatu himpunan
obyek, satu atau lebih operasi pada himpunan bersama dengan hukum tertentu yang
dipenuhi oleh operasi dalam hal ini adalah Group bersama dengan Operasi Biner. Salah
satu alasanyang paling penting untuk mempelajari system tersebut adalah untuk
menyatukan sifat-sifat pada topik-topik yang berbeda dalam matematika.
Teori grup dalam aljabar adalah salah satu teori yang mempelajari tentang
struktur aljabar suatu himpunan. Himpunan tak kosong G disebut grup jika G bersama
suatu operasi biner * memenuhi sifat tertutup, assosiatif, terdapat unsur identitas di G dan
untuk setiap unsur di G mempunyai invers. Jika operasi binernya bersifat komutatif,
maka grup tersebut disebut grup abelian. Terkait dengan struktur grup telah dikenal grup-
grup khusus, misal grup siklik dan grup simetri. Grup yang memiliki anggota berhingga
merupakan grup hingga atau finite grup, sedangkan grup yang anggotanya tidak hingga
disebut infinite grup.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Himpunan dan Operasi pada Himpunan
2. apa itu Fungsi dan Operasi Modulo
3. Apa Pengertian Grup
4. Apa saja Sifat-sifat Grup
5. Apa itu Grup Siklik
6. Pengertian Sub Grup
7. Apa saja Teorema Subgrup dan Aplikasinya
8. Pengertian Koset dan Teorema Lagrange
9. Apa itu Subgrup Normal
10. Pengertian Grup Kuosien
11. Apa itu Grup Permutasi dan Homomorfisma

iv
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Himpunan dan Operasi Himpunan
2. Untuk mengetahui Fungsi dan operasi modulo
3. Untuk mengetahui Pengertian Grup
4. Untuk mengetahui Sifat-sifat Grup
5. Untuk mengetahui Grup Siklik
6. Untuk mengetahui Sub Grup
7. Untuk mengetahui Teorema Subgrup dan Aplikasinya
8. Untuk mengetahui Koset dan Teorema Lagrange
9. Untuk mengetahui Subgrup Normal
10. Untuk mengetahui Grup Kuosien
11. Untuk mengetahui Grup Permutasi dan Homomorfisma

v
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Himpunan dan Operasi Pada Himpunan
A. Pengertian Himpunan
Himpunan adalah kumpulan onbjek-objek yang memilk sifat yang sama serta ciri yang
sama dan dapat didefinisikan dengan jelas.
Contoh :
- Himpunan laki laki tampan (bukan himpunan karena keanggotaanya tidak jelas)
- Himpunan bilangan asli ( termasuk himpunan)
a. Himpunan Klasik adalah himpunan yang menyatakan apakah suatu nilai termasuk
dalam anggota suatu himpunan atau tidak secara tegas dengan batasan crisp.
Contoh :
- Himpunan bilangan real yang lebih besar dari 150
- Himpunan bilangan real yang lebih besar dari 6
b. Himpunan Kabur adalah himpunan tanpa batas yang jelas. Himpunan kabur
mengekspresikan derajat elemen yang termuat dalam himpunan.
Contoh :
- x : { Basket ,Tari , Voly } menyatakan himpunan kegiatan ekstrakurikuler yang ada
di suatu sekolah

-
~
A :kegiatan ekstrakurikuler yang ingin dipilih
{ ( basket ,0.5 ) ,
( Tari , 0.5 ) , (Voly ,0.5 ) }
B. Perbedaan Himpunan Klasik dengan Himpunan Kabur
Himpunan klasik adalah himpunan dengan batas yang jelas dimana nilai keanggotaan
pada himpunan klasik memiliki 2 kemungkinan saja yaitu 1 (anggota himpunan) dan 0
(bukan anggota himpunan). Sedangkan himpunan kabur adalah himpunan tanpa batas
yang jelas imana nilai/derajat keanggotaannya terletak pada rentang 0 sampai 1.

C. Operasi pada Himpunan


Operasi himpunan adalah operasi yang dikenakan terhadap himpunan. Operasi himpunan
tidak terlepas dari himpunan semesta yakni himpunan yang berisi semua elemen
himpunan.

vi
1. Irisan adalah himpunan yang anggotanya berasal dari himpunan A yang juga menjadi
anggota himpunan B yang notasinya A ∩ B: ( x| x ∈ A , x ∈ B )
2. Gabungan adalah himpunan yang anggotanya bersal dari himpunan A atau himpunan
B yang notasinya A ∪B : ( x| x ∈ A V x ∈ B )
3. Selisih adalah himpunan yang anggotanya semua anggota dari A tetapi bukan anggota
dari B
4. Penjumlahan adalah operasi dua himpunan yang dinotasikan ( A+ B) yang anggotanya
termasuk dalam anggota himpunan tersebut.
5. Perkalian dua himpunan adalah himpunan yang terdiri atas semua pasangan (x 1 , x 2)
yang mungkin dengan x 1 ∈ A dan x 2 ∈ B
6. Komplemen adalah operasi himpunan A dengan himpunan semesta yang semua
anggota himpunan semesta bukan anggota himpunan A ( A c ).

2.2 Fungsi dan Operasi Modulo


A. Pengertian Fungsi
Fungsi adalah suatu relasi yang mengaitkan setiap anggota a ∈ A dengan hanya satu
pasangan yang dinyatakan dengan f (a) di B dan ditulis f : A → B .
- Fungsi Injektif merupakan fungsi satu satu artinya bahwa untuk x 1 ≠ x lalu
f ( x 1 ) ≠ f ( x 2 ) ( pasangan anggota himpunan asli dengan daerah kawan tidak boleh
sama )
- Fungsi Surjektif adalah fungsi yang daerahnya merupakan hasil dari sekelompok
teman, yang artinya setiap anggota didaerah kawan mempunyai pasangan
dengan anggota himpunan daerah asal ( sepasang anggota himpunan asli dengan
daerah kawan boleh bersamaan)
- Fungsi Bijektif adalah fungsi dimana setiap anggota di daerah asal cuman
mempunyai satu pasangan di daerah kawan begitupun sebaliknya. Fungsi
bijektif adalah kombinasi dari fungsi subjektif dan injektif.

B. Perbedaan Fungsi Injektif, Surjektif dan Bijektif

vii
- Pada fungsi injektif anggota himpunan daerah kodomain boleh tidak memiliki
pasangan namun semua anggota kodomain yang terpasangkan hanya ada satu
tidak boleh ada yang lebih dari satu.
- Pada fungsi surjektif anggota himpunan daerah kodomainnya boleh memiliki
pasangan lebih dari satu namun tidak boleh ada anggota kodomain yang tidak
dipasangkan
- Fungsi bijektif adalah gabungan dari fungsi injektif dan surjektif dimana anggota
domain dan kodomain terpasangkan tepat satu.

C. Operasi Modulo
Bilangan modulo m adalah bilangan yang merupakan hasil dari sisa pembagian dari
suatu bilangan terhadap bilangan lainnya.
- Penjumlahan Bilangan Modulo m
Misalkan m bilangan bulat positif sebarang dan didefinisikan penjumlahan
modulo yang dinotasikan dengan +m pada himpunan bilangan Z, yaitu untuk
setiap a, b∈ Z a+ ¿m b ¿ adalah bilangan bulat tak negatif terkecil yang merupakan
sisa pembagian dari penjumlahan a dan b oleh m.
- Perkalian Bilangan Bulat Modulo m
Misalkan p bilangan bulat positif sebarang dan didefinisikan perkalian modulo p
yang dinotasikan x p pada himpunan bilangan bulat Z yaitu untuk setiap a,b ∈ Z ,
a x p b adalah bilangan bulat tak negatif terkecil yang merupakan sisa pembagian
perkalian a dan b dibagi p.

2.3 Pengertian Grup


Suatu sistem aljabar ¿ dan himpunan tidak kosong G dengan operasi biner *, dikatakan
grup jika memenuhi sifat
1. Sifat tertutup
Dikatakan tutup jika hasil operasinya selalu masih berada di himpunan
∀ a , b ∈ N , maka a∗b∈ N
2. Sifat Asosiatif
Dimanapun elemen-elemen itu dikelompokkan maka hasil operasinya selalu sama.
∀ a , b , c ∈ G ,berlaku a∗( b∗c )=( a∗b )∗c
3. Adanya unsur identitas di G

viii
Setiap anggota yang selalu ada pasangannya di dalam himpunan jika dikalikan
hasilnya identitas
Ada e ∈ G sehingga a ∈ G berlakua∗e=e∗a=a
4. Adanya unsur invers setiap anggota di G

Contoh soal
- Himpunan bilangan asli ( 1,2,3 , .. ) dengan operasi kali
1. a × b=c memenuhi sifat tertutup
2. a × ( b ×c )=( a× b ) ×c memenuhi sifat asosiatif
3. Ada 1 ∈ N sehingga 1 ×a=a ×1=a memiiliki unsur identitas
1 1 1
4. Ada 2 anggota N dimana 2 × = × 2=1 dimana bukan anggota dari N
2 2 2
Jadi tidak memiliki unsur invers
Sehingga, himpunan bilangan asli dengan operasi kali bukan grup.

- Himpunan bilangan bulat Z dengan operasi jumlah


1. Berlaku a , b , c ∈ Z maka a+ b+c ∈ Z Tertutup
2. ∀ a , b , c ∈ Z berlaku a+ ( b+c )=( a+b ) + c Memenuhi sifat asosiatif
3. Ada 0 ∈ Z sehingga a+ 0=0+ a=aa ∈ Z Identitas
4. ∀ a ∈ Z ada −a ∈ Z sedemikian sehingga a±a=−a+ a=0 Invers
Maka himpunan bilangan bulat Z dengan operasi jumlag merupakan grup

Definisi 2

Misalkan G himpunan tidak kosong dengan operasi biner didefinisikan pada G maka

1. ¿ disebut Grupoid (hanya sifat tertutup yang dipenuhi)


2. Dikatakan semigrup jika memenuhi sifat tertutup dan asosiatif
3. Dikatakan monoid jika memenuhi sifat tertutup, asosiatif dan identitas

Contoh grupoid yang bukan semigrup artinya himpunan tak kosong yang tertutup tetapi tidak
asosiatif.

1. Himpunan bilangan asli operasi bagi karena a :b tidak selamanya hasilnya bilangan asli
Jadi ada bilangan asli jika dibagi tidak tertutup
2. Himpunan bilangan bulat operasi kurang berlaku
- a , b , c ∈ Z jika dibagi hasilnya tertutup
- ∀ a , b , c ∈ Z tidak berlaku a−( b−c )=( a−b )−c

Artinya dia tertutup akan tetapi tidak asosiatif

ix
Aksioma-aksioma

1. Grupoid : misalkan G himpunan tidak kosong dengan operasi biner didefinisikan pada G
maka ¿ disebut grupoid jika hanya sifat tertutup yang dipenuhi ( ∀ a , b ∈G ) maka a∗b ∈G .
Contoh : ¿
2. Semigrup : misalkan G himpunan tidak kosong dengan operasi biner didefinisikan pada
G maka ¿ disebut semigrup jika memenuhi sifat tertutup dan sifat asosiatif.
Contoh :¿
3. Monoid : misalkan G himpunan tidak kosong dengan operasi biner didefinisikan pada G
maka ¿ disebut monoid jika memenuhi sifat tertutup, sifat asosiatif dan memiliki
identitas.
Contoh : ( N , ×)
4. Grup ¿ : suatu himpunan tidak kosong G dengan operasi biner ditulis ¿ merupakan grup
jika memenuhi sifat tertutup, asosiatif, mempunyai unsur identitas di g dan setiap anggota
di G mempunyai invers di G.
Contoh : ¿
5. Grup Berhingga : jika banyaknya anggota di G terhingga (finite) maka ¿ disebut grup
terhingga
Contoh : himpunan { 1 ,−1 , i,−i } dengan operasi perkalian
6. Grup tak hingga : jika banyaknya anggota G tak terhingga (infinite) maka ¿ disebut grup
tak hingga
Contoh : ¿
7. Grup Komutatif : grup ¿ disebut abelian atau komutatif jika a∗b=b∗a untuk semua
a , b di G
Contoh : ¿
8. Grup tidak Komutatif : Grup ¿ disebut non abelian atau tidak komutatif jika ab ≠ ba, maka
−1 −1
ab ≠ ba ∀ a , b ∈G .
Contoh : operasi perkalian matriks pada Grup.

2.4 Sifat-Sifat Grup


Untuk mempermudah penulisan dalam mempelajari sifat-sifat gru[. Grup
dinyatakan ¿ hanya dengan simbol G. Jadi jika ¿ dinyatakan sebagai grup cukup ditulis
G adalah grup.

Teorema 1 ( Ketunggalan Unsur Identitas )


Unsur identitas suatu grup adalah tunggal
Bukti

x
Misalkan G grup, misalkan e dan e ' adalah unsur identitas di G akan ditunjukkan bahwa
'
e=e .
Karena e unsur identitas di G dan e ' ∈ G maka e e' =e' e=e '
Juga e ' unsur identitas di G dan e ∈ G maka e ' e=e e ' =e
Dengan demikian terbukti bahwa unsur identitas suatu grup adalah tunggal
Latihan
−1
Buktikan bahwa Invers Tunggal ( a−1 ) =a
Bukti :
Ambil sebarang a ∈ G dan
Teorema 2 (Ketunggalan Unsur Invers)
Setiap anggota suatu grup mempunyai invers tunggal
Teorema 3
Invers dari invers suatu anggota dalam grup adalah anggota itu sendiri
Teorema 4
Setiap grup memenuhi hukum pencoretan
Teorema 5
Jika G adalah Grup dan a , b ∈G maka berlaku ( ab )−1=b−1 a−1

Pembuktian Teorema-Teorema
−1
1. Invers Tunggal ( a−1 )
Bukti :
Misalkan G grup
Ambil sebarang a ∈ G dan ∃ e ∈G ( e :identitas )
−1
Misalkan a−1 adalah invers dari a , akan dibuktikan ( a−1 ) =a
Perhatikan bahwa
a−1adalah invers dari a yakni a−1 a=a a−1=e
- Pandang a−1 a=e
−1
a a=e

( a−1 ) ( a−1 a )=( a−1 ) e { kedua ruas dikali ( a−1 ) }


−1 −1 −1

xi
[( a ) ( a−1 ) ] a=( a−1 ) { Hukum Asosiatif }
−1 −1 −1

ea=( a−1 )
−1
{( a−1 )( a−1 ) =e }
−1
a=( a−1 ) ea=a
−1
Jadi terbukti bahwa ( a−1 ) =a
2. Pembuktian Identitas Tunggal
Misalkan G adalah Grup
Misalkan e 1 dan e 2 adalah unsur identitas di G
Akan dibuktikan e 1=e 2
Perhatikan bahwa
e 1 adalah unsur identitas di G dan e 2 ∈ G e1 e2 =e2 e 1=e 2 … … ( i )
e 2 adalah unsur identitas di G dan e 1 ∈ G e2 e1 =e1 e 2=e 1 … … ( ii )
Dari ( i ) dan ( ii ) diperoleh e 1 ¿ e 2 e1=e1 e 2=e
Jadi terbukti bahwa unsur identitas suatu grup adalah tunggal
3. Pembuktian hukum pencoretan
Misalkan G grup
Ambil sebarang a , b , c ∈G
Akan dibuktikan
( i ) ab=ac b=c { Pencoretan Kiri }
( ii ) ba=ca b=c { Pencoretan Kanan }
- Akan ditunjukkan bagian ( i ), pandang ab=ac
a ∈ G, G grup ∃ a−1 ∈ G
ab=ac
a ( ab )=a ( ac ) { kedua ruasdikali a−1 }
−1 −1

( a−1 a ) b= ( a−1 a ) c { Hukum Asosiatif }


eb=ec {( a−1 a ) =e }
b=c { e=identitas }
- Akan ditujukkan bagian ( ii ) , pandang ba=ca
a ∈ G, G grup ∃ a−1 ∈ G
ba=ca

xii
( ba ) a−1=( ca ) a−1 { kedua ruasdikali a−1 }
b ( a a−1 )=c ( a a−1 ) { Hukum Asosiatif }
be=ce {( a−1 a ) =e }
b=c { e=identitas }
Jadi terbukti bahwa Grup memenuhi hukum pencoretan
4. Pembuktian ( a∗b )−1=b−1 a−1
Misalkan G grup
Ambil sebarang a , b ∈G
Karena G grup maka ∃ e ∈G ( e=identitas )
Akan dibuktikan ( a∗b )−1=b−1 a−1
Hal ini ekivalen jika ditunjukkan
( ab ) ( b−1 a−1 ) =( b−1 a−1 )=e
Pandang ( ab ) ( b−1 a−1 ) =e

( ab ) ( b−1 a−1 ) =[ ( ab ) ( b−1 ) ] a−1 { A sosiatif }

¿ [ a ( b b−1 ) ] a−1 { Asosiatif }


¿ ( ae ) a
−1
{ bb−1=e }
¿ aa−1 { ae=a }
¿e { aa−1=e }
Pandang ( b−1 a−1 ) ( ab ) =e
( b−1 a−1 ) ( ab ) =[ b−1 a−1 ] b { Asosiatif }
¿ [ b−1 ( a−1 ) a ] b { Asosiatif }
¿ (b ) b
−1
{ aa−1=e }
¿ bb−1 { b−1 e=b−1 }
¿e { bb−1=e }
Jadi, terbukti bahwa ( a∗b )−1=b−1 a−1
Contoh dari keempat teorema
−1
1. Invers Tunggal ( a−1 )

xiii
- Diberikan ¿ suatu grup dan a , b ∈G . Diketahui a∗b=b∗a−1 dan b∗a=a∗b−1.
Elemen identitas dari G adalah
- Misalkan H subgrup dari G dan a ∈ H . Buktikan bahwa invers a di H samadengan
invers a di G
2. Identitas Tungga;
- Diberikan ¿ suatu grup dan a , b ∈G . Diketahui a∗b=b∗a−1 dan b∗a=a∗b−1.
Elemen identitas dari G adalah
- Misalkan H adalah subgrup dari G. Buktikan bahwa invers a di H samadengan invers
a di G
3. Hukum pencoretan
- Buktikan bahwa invers dari sebarang elemen G akan tunggal yaitu jika a dan b
merupakan invers dari x maka a=b
- Misal G grup. Untuk setiap a , b , c , d , x ∈ G berlaku jika a × b=c × d maka ab=cd .
Buktikan G grup abelian
4. ( a∗b )−1=b−1 a−1
- Jika G grup dengan unsur identitas e dan a 2=e , ∀ a ∈G . Buktikan G komutatif
- Buktikan bahwa G grup abelian jika dan hanya jika ( ab )−1=a−1 b−1 ∀ a , b ∈ G

2.5 Grup Siklik


a. Tingkat atau Order a ∈ G
Misalkan G grup dan a ∈ G dan e unsur identitas di G. Jika P= { n ∈ N :an =e } ≠ 0 maka
tingkat atau order dari a adalah minimum { n ∈ N } :a n=e
b. Grup Periodik
Suatu grup disebut periodik jika ∀ a ∈G , t ( a ) ≠ ∞
Contoh :
Z6 operasi jumlah m6 karena semua elemen yang ada di Z6 ada tingkatnya
c. Grup Aperiodik
Suatu grup disebut aperiodik jika ∀ a ∈G , a ≠ e , t ( a )=∞
Contoh :

xiv
Bilangan bulat operasi jumlah karena setiap elemen yang tidak identitas tingkatnya
ada
d. Grup Campuran
Suatu grup disebut campuran jika ada a ∈ G sehingga t ( a )=∞ dan ada b ≠ c sehingga
t (b )≠ ∞
Contoh :
Suatu grup yang bukan elemen identitas tapi tingkatnya ada

e. Pangkat a ∈ G
Misalkan G grup a ∈ G didefinisikan a ' =a ; an a ∀ ∈ N . Berlaku
i. a m an=a m+n
n
ii. ( a m ) =amn ∀ m , n∈ Z
f. Grup Siklik
Suatu grup dikatakan grup siklik jika ada a ∈ G sehingga setiap anggota dari G
dibentuk oleh a.
Contoh :
Misalkan G himpunan bilangan m4 yaitu G= { 0,1,2,3 }. Pandang ¿ dengan +¿ 4 ¿
penjumlahan modulo 4, maka ¿ membentuk grup karena 1+ ¿4 1=2 ¿ dan
1+ ¿4 1+ ¿4 1=3 ¿ ¿, 1+ ¿4 1+ ¿4 1+ ¿4 1=0 ¿ ¿ ¿. Maka G merupakan Grup siklik yang
dibentuk oleh 1 dan biasa ditulis G= ⟨ 1 ⟩

2.6 Sub Grup


Misalkan G suatu grup dan H subset sebarang dari G, maka H disebut komplex
dari G. Jika G bukan grup maka H bukan komplex dari G.
Definisi 1
Suatu komplex tidak kosong H dari grup G dinamakan subgrup dari G, jika H
merupakan grup terhadap operasi yang sama di dalam G.
Teorema 1
Misalkan G suatu grup dan H subgrup dari G, maka berlaku
i. Jika e ' ∈ H dan e ∈ G maka e ' =e

xv
ii. ∀ a ∈G dan misalkan b invers a di H dan C invers a di G maka b=c
iii. ∀ a ∈ H dengan 0 ( a )=m di H dan 0 ( a )=n di G, maka m = n

Definisi 2

Misalkan H dan K dua komplex sebarang yang tidak kosong dari grup G, maka
perkalian H dan K dinyatakan sebagai HK yang didefinisikan oleh
HK ={ hk :h ∈ H dan k ∈ K }

Teorema 2
Suatu komplex tidak kosong S dari suatu grup G adalah subgrup jika dan hanya
jika
i. x , y ∈ S → xy ∈ S
ii. x ∈ S → x−1 ∈ S

Teorema 3

Misalkan H komplex tidak kosong dari grup G. H merupaan subgrup dari G jika
dan hanya jika ∀ a ∈ H , b ∈ H maka ab ∈ H

Latihan soal

1. H, K subgrup dari G maka H ∩ K juga subgrup dari G


- Diketahui G grup, H subgrup dari G, dan K subgrup dari G
- Dibuktikan H ∩ K subgrup dari G
- Ditunjukkan
1. H ∩ K bukan himpunan kosong
H ∩ K bukan himpunan kosong karena G grup maka ada identitas di G yaitu e
2. H ∩ K harus subset dari G
Ambil x ∈ H ∩ K sebarang ( akan ditunjukkan x ∈G )
Karena x ∈ H ∩ K maka x ∈ H dan x ∈G
H dan K subgrup dari G maka H dan K subset dari G
Jadi, terbukti x ∈ G

xvi
3. ∀ a , b ∈ H ∩ K menyebabkan ab−1 ∈ H ∩ K
Ambil ∀ a , b ∈ H ∩ K maka a , b ∈ H dan a ,b ∈ K menyebabkan ab−1 ∈ H dan
−1 −1
ab ∈ K maka ab ∈ H ∩ K

Definisi-definisi

1. ¿ ; suatu himpunan tidak kosong G dengan operasi biner * ditulis ¿ merupakan grup jika
memenuhi sifat tertutup, asosiatif, mempunyai unsur identitas di G dan setiap anggota di
G mempunyai invers di G
2. H ≤G ; jika bentuk suatu himpunan H= { e }, dimana unsur e identitas dari grup G, maka
jelas H ≤G dan H merupakan grup terhadap operasi yang sama di G
3. H komplex ; misalkan G adalah grup dan H subset sebarang dari G maka H isebut
komplex dari G. Jika G bukan grup maka H bukan komplex dari G
4. H ≠ 0 ; himpunan tak kosong H merupakan himpunan bagian dari sebuah grup G
5. ¿ ; misalkan ¿ adalah grup dan H adalah subset tak kosong dari G. Maka ¿ disebut
subgrup dari ¿ jika ¿ adalah grup
6. H subgrup dari G ; suatu komplex tidak kosong H dari grup G dinamakan subgrup dari G
jika H merupakan grup terhadap operas yang sama di dalam G

Contoh subgrup

a. Grup berhingga
1) Himpunan { 1 ,−1 , i,−i } dengan operasi perkalian
2) Himpunan bilangan bulat modulo 4
3) Himpunan bilangan bbulat operasi jumlah dengan generator +¿1 ¿
4) Himpunan [ −1,1 ] terhadap operasi perkalian
5) Himpunan [ −2,2 ] terhadap operasi perkalian
b. Grup Tak Berhingga
1) Himpunan bilangan bulat operasi jumlah
2) Himpunan bilangan rasional operasi jumlah
3) Himpunan bilangan real operasi jumlah
4) Himpunan bilangan komplex operasi jumlah
5) Himpunan bilangan real operasi perkalian

xvii
Pembuktian Teorema-teorema

1) Identitas di H = Identitas di G
Bukti :
Andaikan G dan H memiliki elemen identita yang berbeda. Misalkan e adalah
elemen identitas pada G dan e’ elemen identitas pada H dengan e=e'
Karena e ' ∈ H ≤ G dan e elemen identitas di G, maka
' '
e e=e … … ( 1 )
Di lain pihak, e ' elemen identitas di H sehinnga
e ' e=e' … … ( 2 )
Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh e ' e=e' e' . Berdasarkan hukum konselasi diperoleh
'
e=e , kontradiksi
Dengan demikian elemen identitas pada G dan H sama
2) Invers a di H = invers a di G
Bukti :
Misalkan H adalah subgrup dari G dan a ∈ H . Misalkan a 'adalah invers dari a di H dan
−1
a adalah invers dari a di G. Andaikan kedua invers ini berbeda, yaitu a ' ≠ a−1.
Misalkan pula e adalah elemen identitas pada G dan H. Sebagai invers dari a di H. a '
memenuhi
−1
a a =e …(1)
Dilain pihhak, sebagai invers dari a di G, a−1 memenuhi
−1
a . a =e … ( 2 )
Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh aa ' =aa−1 . Berdasarkan hukum konselasi, diperoleh
a ' =a−1 . Kontradiksi
Dengan demikian invers dai a di H samadengan invers a di G.
3) Order a di H= order a di g
Bukti :
Misalkan e unsur identitas di H
Misalkan ∀ a ∈ H dengan 0 ( a )=m di H dan 0 ( a )=n di G maka
m=e dan n=e
Diperoleh m=n

xviii
Artinya tingkat suatu anggota dari H akan sama dengan tingkat anggota di G

2.7 Teorema Subgrup dan Aplikasinya


Pembuktian Teorema
1. (i) ∀ x , y ∈ S x∗y ∈ H
(ii) ∀ x ∈ S x−1 ∈ H
Bukti :
- Bukti dari kiri ke kanan
Jelas, karena S subgrup dari G dan H subgrup dari G maka (i) dan (ii) dipenuhi
- Bukti dari kanan ke kiri
Akan ditunjukkan bahwa S memenuhi sifat
(i) S ≠ 0 , S<G
(ii) ∀ x , y ∈ S xy ∈ H
(iii) ∀ x ∈ S x−1 ∈ H merupakan subgrup
Dari sifat (i) dan (ii) maka S merupakan grupoid dan S memenuhi sifat
asosiatif, hal ini diwarisi dari G. Semua invers dari anggota S juga di S atau
H yang merupakan subgrup dari G sesuai sifat (iii). Yang masih perlu
ditunjukkan adalah S memiliki unsur identitas.
Untuk itu digunakan sifat (iii). Diperoleh
−1
x∈S ,x ∈H
x . x =e ∈ S dan H ( e identitas diG )
−1

Jadi, disimpulkan bahwa S merupakan suatu subgrup


2. ∀ x , y ∈ H x∗y−1 ∈ H
Bukti :
- Bukti dari kiri ke kanan
Misalkan H ≤G , H ≠ 0 G grup dan H subgrup
Ambil sebarang x , y ∈H karena H subgrup maka −1
y ∈H dan
xy−1 ∈ H ( sifat tertutup H )
- Bukti dari kanan ke kiri
Misalkan H ≤G , H ≠ 0 dan berlaku untuk x , y ∈ H , xy−1 ∈ H
Akan ditunjukkan bahwa H grup (H subgrup dari G)

xix
−1
x ∈ H , x ∈ H → xx =e ∈ H dan
−1 −1
e ∈ H , x ∈ H → ex =x ∈ H
Hal ini menunjukkan adanya unsur identitas e ∈ H dan tiap anggota H
mempunyai invers di H
Selanjutnya jika kita ambil y ∈ H sebarang, sesuai yang telah ditunjukkan maka
y−1 ∈ H
−1
Oleh karena itu, x ∈ H , y −1 ∈ H → x ( y −1 ) =xy ∈ H

Penyelesaian soal-soal berdasarkan teorema

1. Misalkan H ⊂ G, H ≠ 0 dan G grup


Buktikan H subgrup dari G jika dan hanya jika HH −1=H
Bukti :
Misalkan H ⊆ G, H ≠ 0
Akan dibuktikan H subgrup dari G → HH −1= H
Untuk membuktikan HH −1=H maka perlu ditunjukkan
a) HH −1 ⊆ H b) HH −1 ⊇ H

Ambil sebarang x ∈ HH −1 …(i )


x ∈ HH −1 maka x=ab−1 untuk semua a , b ∈ H
Karena H subgrup G dan a , b ∈ H maka ab−1 ∈ H akibatnya
x ∈ H …(ii)
Dari (i) dan (ii) disimpulkan HH −1 ⊆ H

Ambil sebarang a ∈ H
Karena H subgrup G maka ∃ e ∈ H
Sehingga dapat dituliskan a e−1=a ∈ HH −1 … ( v )
Dari ( iv ) dan ( v ) disimpulkan H ≤ HH −1 atau HH −1 ⊇ H
Jadi dapat disimpulkan bahwa HH −1=H
2. Misalkan G grup dan H,K masing-masing kommplex dari G
Buktikan : HK subgrup dari G jika dan hanya jika HK =KH
Bukti :

xx
Misalkan G grup, H ⊆ G≠ 0 dan K ⊆ G≠ 0
Akan dibuktikan HK ⊆ G → HK =KH
Perlu ditunjukkan HK ⊆ KH dan KH ⊆ HK
(i) Ambil sebarang x ∈ HK
Diketahui HK ⊆G maka x memiliki unsur invers sehingga x−1 ∈ HK
Pandang x−1=h , k untuk suatu h1 ∈ H dan k 1 ∈ K
Perhatikan bahwa
−1 −1
x=( x ) { sifat grup }
¿ ( h1 k 1 )
−1
{ x −1 =k 1 h1 }
¿ k 1−1 h1−1 { ( h1 k 1 )−1=k 1−1 h1−1 }
−1
¿ k 1 h1
−1
{ diketahui HK ≤ Gmaka unsur invers jelas dipenuhi }
¿ k 1−1 h1−1 ∈ KH { memenuhi sifat tertutup sebab HK ⊆G }
Jadi, x ∈ HK dan x=k 1−1 h1−1 ∈ KH → HK ⊆ KH
(ii) Ambil sebarang h2 ∈ H dan k 2 ∈ K
Karena HK ⊆ G maka unsur invers jelas dipenuhi sehingga
−1 −1
k 1 ∈ K , h1 ∈ H
Tulis h1−1 k 1−1 ∈ HK
Perhatikan bahwa
k 1 h1 ∈ KH
−1 −1
k 1 h1=( h1 k 1 )
−1
∈ HK { sifat grup }
−1
Jadi, k 1 h1 ∈ KH dan k 1 h 1=( h 1−1 k 1−1) ∈ HK → HK = KH
Sehingga terbukti HK subgrup dari G
3. Buktikan jika H,K subgrup dari G maka H ∩ K juga subgrup dari G
Bukti :
G grup, H ⊆ G, K ⊆G
Akan dibuktikan H ∩ K ⊆G
Digunakan teorema H ⊆G≠ 0 , G grup , H ⊂G→ a , b ∈ H → ab−1 ∈ H
a. H ∩ K ≠0
Karena , H ⊆ G, K ⊆G maka jelas H ⊆G≠ 0 dan K ⊆G≠ 0

xxi
b. H ∩ K ⊆G
Karena H ⊆G, K ⊆G maka memiliki unsur identitas yang sama di G. Misalkan e
unsur identitas tulis e ∈ H ∩ K . Karena e ∈ H ∩ K dan e ∈ G maka H ∩ K ⊆G
c. ab−1 ∈ H ∩ K
Ambil sebarang a , b ∈ H ∩ K
Karena a , b ∈ H ∩ K maka
a ∈ H ∩ K → a ∈ H dan a ∈ K
y ∈ H ∩ K → y ∈ H dan y ∈ K
Perhatikan bahwa
b ∈ H dan H subgrup G maka ∃b−1 ∈ H
b ∈ K danK subgrup G maka ∃b−1 ∈ K
Sehingga
a ∈ H dan b−1 ∈ H → ab−1 ∈ H . . . (i)
a ∈ K dan b−1 ∈ K → ab−1 ∈ K . . . (ii)
Dari (i) dan (ii) maka ab−1 ∈ H ∩ K
Jadi H ∩ K subgrup dari G
4. Jika G grup komutatif dengan unsur identitas e, dan H= { a ∈G : a2=e }. Buktikan H
subgrup dari G
Bukti :
- Diketahui
G grup komutatif
G grup memiliki unsur identitas e
H= { a ∈G :a =e }
2

- Dibuktikan
H subgrup dari G
- Ditunjukkan
a) H bukan himpunan kosong
Elemen identitas e memenuhi e 2=e . Sehingga e ∈ H . Artinya H bukan
himpunan kosong
b) H subset dari G

xxii
Dari setiap elemen H adalah himpunan dari elemen G, maka H ⊆ G. Artinya
H subset dari G.
c) a , b ∈ H → ab−1 ∈ H
2
Perlu diperiksa apakah benar ( ab−1 ) =e. Sebagai elemen H, a dan b
memenuhi a 2=e dan b 2=e
Perhatikan bahwa
2
( ab−1 ) =( ab−1 ) ( ab−1 ) {definisi pangkat}

¿ a (b a) b
−1 −1
{Asosiatif}

¿ a ( ab ) b
−1 −1
{G grup komutatif}

¿ ( aa ) ( b b )
−1 −1
{Sifat Asosiatif}
−1 2
¿ a (b )
2
{definisi pangkat}
2 −1
¿ a (b )
2
{sifat 2}
−1
¿ ee {diketahui}
¿e { e invers dari e}
2
Diperoleh ( ab−1 ) =e. Artinya ab−1 ∈ H . Jadi terbukti bahwa H subgrup dari
G

2.8 Koset dan Teorema Lagrange


a. Koset
Bila ¿ grup dan H subgrup dari G. Himpunan bagian aH ={ ah|h ∈ H } dari G
disebut Koset Kiri dari H yang memuat a, dan Ha= { ha| h∈ H } disebut Koset Kanan
dari H yang memuat a
Contoh :
Dalam grup Z6 . Jika H= { 0,3 } subgrup dari Z6 makalah koset dari H dalam Z6 adalah
H +1= {1,4 }
H +2= { 2,5 }
Pada grup yang komutatif koset kanan dengan koset kiri sehingga pada grup
komutatif dinamakan koset saja
Contoh :

xxiii
Tunjukkan bahwa H = {0,3} adalah sub grup dari Z6 dibawah operasipenjumlahan.

cari koset kiri dari H dalam Z6, ∀ a ∈ Z 6 aH={ ah|h ∈ H }


Z 6={0,1,2,3,4,5 }
0 H=0+ H ={0,3 ¿=H
1 H=1+ H={1,4 ¿
2 H =2+ H={2,5 ¿
3 H=3+ H ={0,3 ¿=H
4 H=4+ H ={4,1 ¿=1+ H
5 H=5+ H ={5,2 ¿=2+ H
K o s e t k ir id a r i H dalam Z 6 a dala h H , 1+ H da n 2+ H
Selanjutnya dengan cara yang sama diperoleh koset kanan dari H dalam Z6 adalah
𝐻, 1 + 𝐻𝑑𝑎𝑛 2 + 𝐻

b. Teorema Lagrange
Suatu pedoman yang sering digunakan untuk menentukan banyaknya subgrup yang
berbeda dari suatu grup terhingga, yaitu banyaknya anggota dari subgrup selalu
membagi banyaknya anggota dari grupnya. Teorema tersebut dikenal sebagai
Teorema Lagrange
Jika H subgrup dari G, maka setiap koset kiri dan koset kanan dari H mempunyai
elemen yang sama banyak dengan H.
Apabila G suatu grup berhingga dan H suatu subgrup dari G, maka orde dari H
membagi habis orde dari G atau |H |/|G|
Kebalikan dari teori lagrange ini tidak berlaku, artinya bila bilangan m membagi
habis orde dari grup G, tidak selalu ada subgrup H dari G yang berorde m.
Bukti :
Diketahui G grup berhingga, misal |G|=m. Berakibat koset kiri dari H berhingga
juga, misal |H |=n. Misal{ a 1 H , a2 H , … , a r H }  merupakan himpunan semua koset
kiri yang berbeda di H. Sehingga berakibatG=¿i=1 ¿ r ai H   dana i H ∩a j H =∅  

xxiv
 untuk setiapi≠ j  dan1 ≤i , j≤ r  . Sehingga diperoleh|a1 H|+|a2 H|+…+|ar H|=n .
Berdasarkan teorema di atas, diperoleh

|a1 H|=|a 2 H|=…=|ar H|


Perhatikan,
|a1 H|+|a2 H|+…+|ar H|=n
m+m+…+m=n
rm=n.
Jadi,  m|n. Dengan kata lain, order subgrup membagi habis order grup
2.9 Subgrup Normal
Sebuah subgrup H dari grup G dikatakan subgrup normal dari G jika dan hanya jika
−1
gH g =H , untuk ∀ g ∈G
Dengan kata lain H disebut subgrup normal dari G ditulis H G jika koset kanan sama
dengan koset kiri.
Setiap subgrup dari grup abelian adalah subgrup normal
Definisi Subgrup Normal
Suatu subgrup H dari grup G disebut subgrup normal jika a−1 Ha merupakan subset
dari H, untuk setiap a ∈ G
Ekivalen dengan definisi di atas, H adalah normal jika aH =Ha, untuk setiap a ∈ G
yakni jika koset kiri dan koset kanan dari H sama
Bukti :
Karena H adalah subgrup dari grup abelian G maka berlaku :
−1 −1
∀ g ∈ G dan h∈ H maka g H g =¿ h=eh=h
Definisi 6.2
Sebuah subgrup H dari grup G dikatakan subgrup normal dari G jika dan hanya jika

gHg – 1=H ,untuk ∀ g ∈G


Dengan kata lain H disebut subgrup normal dari G ditulis H ←G jika koset
kanan sama dengan koset kiri

Theorema 6.3
Setiap sungrup dari grup abelian adalah subgrup normal
Bukti.
Karena H adalah subgrup dari grup abelian G maka berlaku:
∀ g ∈ G dan h ∈ H maka ghg – 1=¿ – 1 h=eh=h

xxv
Contoh 6.6
Subgrup H ={O ,2,4 } dalam Z6 adalah Subgrup normal

2.10 Grup Kuosien


Misalkan H adalah subgrup normal dari suatu grup G, maka koset dari H pada G
membentuk suatu Grup dibawah operasi perkalian Koset, yang dideffinisikan sebagai
( aH ) ( bH )=abH . Grup dari koset tersebut dinamakan Grup Kuosien atau grup faktor
ditulis G/ H .
Artinya jika ¿ grup dan ¿ adalah subgrup normalnya, maka himpunan semua koset
kanan atau miri akan membentuk grup lagi dengan operasi perkalian koset. Grup ini
disebut grup kuosien atau grup faktor.

2.11 Grup Permutasi dan Homomorfisma


a. Grup Permutasi
Sifat-sifat Grup permutasi
Suatu grup permutasi  G  adalahsuatu grup dengan unsur-unsurnya
adalah permutasi dari suatu himpunan m dan operasi grupnya adalah komposisi dari
permutasi. Grup permutasi tersebut dinotasikan sebagai Sym(M) (notasi Sym ) di
sini bermakna Symmetric. Khusus untuk himpunan , grup permutasi tersebut
umumnya dinotasikan sebagai Sn. 
Suatu grup yang elemen-elemennya merupakan permutasi dengan operasi komposisi
disebut grup permutasi. Secara khusus, jika sekumpulan permutasi dari suatu
himpunan S yang tidak kosong (nonempty) merupakan sebuah grup dengan operasi
komposisi fungsi (○), maka S disebut grup permutasi atau disebut grup simetri
pada S. Jika order dari S adalah n, maka grup simetri ini dan ditulis Sn.
❑❑
b. Homomorfisma
Suatu pemetaan f dari sebuah Grup G ( dengan operasi *) ke dalam sebuah grup G’
( dengan operasi *’) adalah sebuah homomorfisma jika
f ( a∗b )=f ( a )∗' f ( b ) untuk setiap a,b pada G.
Contoh :

xxvi
1. Didefinisikan fungsi f : R → R dengan f ( x )=3 x +2, selidiki apakah f suatu
homomorfisma grup
Penyelesaian :
Ambil sebarang x , y ∈ R
Akan ditunjukkan f ( x + y )=f ( x )+ f ( y )
f ( x + y )=3 ( x + y ) +2
¿ 3 x+ 3 y +2
f ( x ) + f ( y ) =3 x +2+3 y +2
¿ 3 x+ 3 y + 4
Diperoleh bahwa f ( x + y ) ≠ f ( x ) + f ( y )
Jadi, f bukanlah suatu homomorfisma grup
2. Diketahui f : Z 9 → Z 9 dengan oeprasi f ( x )=x 2
Buktikan bahwa f suatu homomorfisma grup
Bukti :
Definisi f ( xy ) =f ( x ) f ( y )
Ambil sebarang x , y ∈ Z 9
f ( 1 ) =1 f ( 5 )=25
f ( 2 ) =4 f ( 6 )=36
f ( 3 )=9 f ( 7 )=49
f ( 4 ) =16 f ( 8 )=64
Misalkan ambil H= { 2,5 } dimana H ≤ Z 9
Maka f ( 2,5 )=4 .25
¿ f ( 2) f ( 5)
Jadi, f : Z 9 → Z 9 merupakan homomorfisma grup

xxvii
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori grup dalam aljabar adalah salah satu teori yang mempelajari tentang
struktur aljabar suatu himpunan. Himpunan tak kosong G disebut grup jika G bersama
suatu operasi biner * memenuhi sifat tertutup, assosiatif, terdapat unsur identitas di G dan
untuk setiap unsur di G mempunyai invers. Jika operasi binernya bersifat komutatif,
maka grup tersebut disebut grup abelian. Terkait dengan struktur grup telah dikenal grup-
grup khusus, misal grup siklik dan grup simetri. Grup yang memiliki anggota berhingga
merupakan grup hingga atau finite grup, sedangkan grup yang anggotanya tidak hingga
disebut infinite grup.

3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu pembaca dalam
memahami materi-materi Teori Grup. Selain itu dalam pembuktian suatu himpunan

xxviii
merupakan grup atau bukan sebaiknya diawali dengan pembuktian bahwa himpunan
tersebut tak kosong dan operasi yang ada merupakan operasi pada himpunan tersebut,
baru kemudian dilanjutkan dengan pembuktian bahwa operasi pada himpunan bersifat
asosiatif, himpunan tersebut memiliki unsure identitas, serta setiap unsur pada himpunan
memiliki invers terhadap operasi yang ada di himpunan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, C., W., A. Grup Permutasi. Diakses pada 3 Desember 2021, dari
http://repository.usd.ac.id/27203/2/943114001_Full.pdf

Amalia, H. ( 2015 ) Subgrup Normal dan Grup Kuosien. Diakses pada 3 Desember 2021, dari
https://slideplayer.info/slide/3783229/

Kusuma, R. ( 2016 ) Subgrup Normal, Grup Kuosien, Homomorfisma Grup. Diakses pada 2
Desember 2021, dari https://docplayer.info/30253557-Subgrup-normal-grup-kuosien-
homomorfisma-grup.html

Razak, A. ( 2014, Oktober 8). Makalah Struktur Aljabar. Diakses pada 3 Desember 2021, dari
https://www.academia.edu/8821797/makalah_struktur_Aljabar

Sujatmika, P. ( 2021, Oktober 15 ) . Makalah Teori Grup. Diakses pada 1 Desember 2021, dari
https://spada.uns.ac.id/pluginfile.php/612393/mod_forum/attachment/571526/Makalah
%20Teori%20Grup%20Kelompok%205.docx?forcedownload=1

xxix
Scribd Company. ( 2014, September 26 ). Koset Suatu Grup. Diakses pada 1 Desember 2021,
dari https://www.slideshare.net/sholihalovessmnnclalu/koset-suatu-grup

Suryanti, S. ( 2017, Oktober 26 ). Teori Grup. Diakses pada 4 Desember 2021, dari
http://bpm.umg.ac.id/aset/images/download/0713098501-BUKU-TG.PDF.pdf

xxx

Anda mungkin juga menyukai