TUJUAN
Siswa mengerti dan paham tentang materi VSLM.
Siswa dapat melakukan proses subnetting melalui metode VSLM.
PENDAHULUAN
Jika proses subnetting yang menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host
yang sama telah dilakukan, maka ada kemungkinan di dalam segmen-segmen jaringan
tersebut memiliki alamat-alamat yang tidak digunakan atau membutuhkan lebih banyak
alamat. Karena itulah, dalam kasus ini proses subnetting harus dilakukan berdasarkan
segmen jaringan yang dibutuhkan oleh jumlah host terbanyak. Untuk memaksimalkan
penggunaan ruangan alamat yang tetap, subnetting pun diaplikasikan secara rekursif untuk
membentuk beberapa subjaringan dengan ukuran bervariasi, yang diturunkan dari network
identifier yang sama. Teknik subnetting seperti ini disebut juga variable-length subnetting.
Subjaringan-subjaringan yang dibuat dengan teknik ini menggunakan subnet mask yang
disebut sebagai Variable-length Subnet Mask (VLSM).
Karena semua subnet diturunkan dari network identifier yang sama, jika subnet-subnet
tersebut berurutan (kontigu subnet yang berada dalam network identifier yang sama yang
dapat saling berhubungan satu sama lainnya), rute yang ditujukan ke subnet-subnet
tersebut dapat diringkas dengan menyingkat network identifier yang asli.
Teknik variable-length subnetting harus dilakukan secara hati-hati sehingga subnet yang
dibentuk pun unik, dan dengan menggunakan subnet mask tersebut dapat dibedakan
dengan subnet lainnya, meski berada dalam network identifer asli yang sama. Kehati-hatian
tersebut melibatkan analisis yang lebih terhadap segmen-segmen jaringan yang akan
menentukan berapa banyak segmen yang akan dibuat dan berapa banyak jumlah host
dalam setiap segmennya.
Tentu saja, teknik ini pun membutuhkan protokol routing baru. Protokol-protokol routing
yang mendukung variable-length subnetting adalah Routing Information Protocol (RIP) versi
2 (RIPv2), Open Shortest Path First (OSPF), dan Border Gateway Protocol (BGP versi 4
(BGPv4). Protokol RIP versi 1 yang lama, tidak mendukungya, sehingga jika ada sebuah
router yang hanya mendukung protokol tersebut, maka router tersebut tidak dapat
melakukan routing terhadap subnet yang dibagi dengan menggunakan teknik variable-
length subnet mask.
Misalkan kita memiliki empat buah network dengan jumlah host yang berbeda-beda untuk
tiap networknya. Net-A (14 host), Net-B (30 host), Net-C (20 host) dan Net-D (6 Host). Ip
yang digunakan adalah 192.168.100.xx . Bagaimana kita membuat subnet dengan
menggunakan VLSM?
Langkah 1
Tentukan terlebih dahulu urutan network dengan jumlah host terbanyak dan subnet yang
akan digunakan. Dalam kasus ini urutan network mulai dari host terbanyak adalah Net-B,
Net-C, Net A dan Net-D. Bila dilihat jumlah host terbanyak yaitu pada Net-B, bandingkan dan
pilihlah subnet yang memiliki selisih paling sedikit atau sama antara host per subnet dengan
host terbanyak.
Langkah 2
Buat blok-subnet dari subnet yang sudah dipilih
Bila kita menggunakan subnet secara langsung, maka kita membutuhkan 4 blok-subnet
untuk menghubungkan keempat network tersebut. Berbeda halnya bila kita menggunakan
VLSM.
Langkah 3
Bila menggunakan VLSM maka kita perlu untuk menentukan subnet yang akan digunakan
untuk masing – masing network.
Net-B menempati satu blok-subnet karena jumlah host = jumlah host per subnet (30=30).
Net-C menempati satu blok-subnet karena jumlah host mendekati jumlah host per subnet
(20 > 30).
Net-A dan Net-D menempati satu blok-subnet karena jumlah host dari kedua network
tersebut hasilnya mendekati jumlah host per subnet (14 + 6 > 30).
Langkah 5
Menentukan subnet untuk VLSM. Blok-subnet untuk net-B dan net-C sudah tidak perlu lagi
dipersoalkan tinggal bagaimana blok-subnet untuk net-A dan net-D. Berdasarkan langkah 3
kita menggunakan /28 untuk net-A dan /29 untuk net-B. Berikut blok-subnet yang
digunakan oleh net-A.
Net-A
Subnet VLSM 192.168.100.64 192.168.100.80
IP pertama 192.168.100.65 192.168.100.81
IP terakhir 192.168.100.78 192.168.100.94
Broadcast 192.168.100.79 192.168.100.95
Net-B
Subnet VLSM 192.168.100.80
IP pertama 192.168.100.81
IP terakhir 192.168.100.86
Broadcast 192.168.100.87
Secara lengkap subnet yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :
Bukti bahwa perhitungan subnet sudah benar adalah Network ID pada masing-masing
netwok berbeda sehingga tidak terjadi overlapping.
LANGKAH KERJA
1. Kerjakan soal yang telah diberikan yaitu :
1. Network A berjumlah 35 PC
2. Network B berjumlah 65 PC
3. Network C berjumlah 7 PC
4. Network D berjumlah 12 PC
5. Network E berjumlah 14 PC
Jawab :
Network Masking
B /25
A /26
E /28
D /28
C /28
192.20.20.239 – 192.20.20.255
Jawab :
Network Masking
E /23
C /24
A /24
D /24
B /24
G /25
F /25
192.20.7.0 – 192.20.7.255
3. Dari network 192.40.0.0/23 tentukan alokasi/range subnetwork untuk network :
1. Network A berjumlah 50 PC
2. Network B berjumlah 100 PC
3. Network C berjumlah 28 PC
4. Network D berjumlah 20 PC
5. Network E berjumlah 10 PC
Jawab :
Network Masking
B /25
A /26
C /27
D /27
E /28
192.40.1.16 – 192.40.1.255
KESIMPULAN
Metode VSLM pada dasarnya menggunakan metode CIDR tetapi di sini lebih
ditentukan prioritas suatu subnetwork untuk menggunakan subnet mask yang besar
atau tidak. Tidak seperti CIDR yang menyamakan semua nilai subnet mask untuk
semua subnetwork.
Metode VSLM sangat cocok digunakan untuk network yang memiliki subnetwork
yang berukuran berbeda – beda.