Disusun Oleh : 1. Siswi Dwi Ayurianti 2. Afifatul Khoiriyah 3. Pitra Dana Arista 4. Ulfia Nurhalimah R 11520241021 11520241022 11520241023 11520241034
A.
JUDUL PRAKTIKUM Laporan Praktek Jaringan Komputer ini berjudul ip address, CIDR dan VLSM.
B.
TUJUAN PRAKTIKUM
Diharapkan mahasiswa mampu untuk : 1. Melakukan konfigurasi IP Address di komputer jaringan. 2. Memahami konsep teknik subnetting menggunakan metode VLSM. 3. Memahami teknik penggunaan subnet mask.
C. SKENARIO PRAKTIKUM
Pada praktikum ke-4 kali ini mahasiswa dihadapakan pada sebuah permasalahan, yaitu terdapat sebuah gedung yang menginginkan sebuah pembagian divisi jaringan. Divisi jaringan yang dibutuhkan adalah untuk bagian keuangan sebanyak 50 komputer, bagian R&D sebanyak 45 komputer, bagian HRD sebanyak 47 komputer, bagian Pelayanan sebanyak 30 komputer dan bagian teknisi sebanyak 25 komputer. Kelima divisi tersebut tidak dapat saling berkomunikasi satu sama lain. Bagaimanakah pembagian divisi jaringan tersebut? Pada praktikum kali ini juga akan dijelaskan mengenai proses pembagian divisi jaringan tersebut, mulai dari perhitungannya sampai simulasinya sehingga pada akhirnya, kita mampu untuk membangun divisi jaringan tersebut. Metode perhitungan yang
akan digunakan adalah metode Variable Length Subnet Mask (VLSM, dan alat simulasi yang dipakai adalah Cisco Packet Tracert.
1. Variabel Length Subnet Mask VLSM atau singkatan dari Variable Length Subnet Mask adalah metode yang berbeda dengan metode CIDR. Jika pada metode CIDR hanya diberikan satu subnet mask, maka pada metode VLSM ini diberikan lebih dari satu subnet mask. Perbedaan lain yang lebih mendasar yaitu pada pembagian blok subnet, pada metode VLSM pembagian blognya bebas dan hanya dilakan oleh pemilik Network Address saja. Metode VLSM dan CIDR memiliki prinsip yang sama yaitu untuk mengatasi kekurangan IP Addreess dan untuk mengatasinya dilakukan pemecahan IP Address. Network Address yang diberikan oleh lembaga IANA (Internet Assigned Numbers
Authority) jumlahnya sangat terbatas. IANA adalah lembaga yang mengurusi seputar pembagian dan penyediaan IP Address di Amerika Serikat. Fungsinya mungkin hampir sama dengan ISP atau Telkom di Indonesia yang menyediakan layanan internet, dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internet, hal ini terjadi
dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP Address berkelas. Biasanya suatu instansi seperti perusahaan, sekolah, instansi pemerintah dan instansi lainnya
baik negeri maupun swasta hanya memiliki Network ID tidak lebih dari 5-7 Network ID (IP Public). Adapun keuntungan dari subnetting dengan teknik vlsm yaitu : a. Mengurangi lalu lintas jaringan (reduced network traffic). b. Eroptimasinya unjuk kerja jaringan (optimized network performance). c. Pengelolaan yang disederhanakan (simplified management). d. Membantu pengembangan jaringan ke jarak geografis yang jauh (facilitated spanning of large geographical distance). e. Menghemat ruang alamat. VLSM merupakan suatu teknik/metode subnetting akan tetapi pada subnetting ini yang digunakan bukan berdasarkan jumlah banyak IP dalam satu subnet/class
melainkan banyak host yang ingin dibuat. Hal ini akan membuat semakin banyak jaringan yang dapat dipisahkan pada suatu subnet maupun class. VLSM memberbaiki kekurangan metode conventional subnetting. Dalam subnetting tradisional, semua subnet mempunyai kapasitas yang sama. Ini akan menimbulkan masalah ketika ada beberapa subnet yang jauh lebih besar daripada yang lain atau sebaliknya. Sedangkan pada metode subnetting VLSM semua subnet tidak harus mempunyai kapasitas yang sama, jadi bisa disesuaikan dengan kebutuhan. 3
Dalam penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat berkomunikasi kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan networknya dapat memenuhi persyaratan : a. Routing protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi mengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya (routing protocol : RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya, bahan bacaan lanjut protocol routing : CNAP 1-2). b. Semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung metode VLSM yang menggunakan algoritma penerus packet informasi. VLSM dapat
dianalogikan seperti kita memberi suatu subnet ke seseorang, dan dia dapat lebih lanjut membagi lebih lanjut membagi subnet ke dalam beberapa subnets. Oleh karena lebar dari subnet akan diperkecil, maka disebut dengan Variable Subnet Length Mask (VLSM).
2. Mengefisienkan alokasi IP blok subnet dalam network. Contoh implementasinya adalah sebagai berikut. Diberikan Class C network 204.24.93.0/24, ingin dilakukan subnetting dengan kebutuhan berdasarkan jumlah host : Network A = 14 hosts Network B = 28 hosts Network C = 2 hosts Network D = 7 hosts Network E = 28 hosts Secara keseluruhan terlihat untuk melakukan hal tersebut di butuhkan 5 bit host (25-2=30 hosts) dan 27 bit net, sehingga: a. Network A (14 hosts): 204.24.93.0/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 16 hosts. b. Network B (28 hosts): 204.24.93.32/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts. c. Network C ( 2 hosts): 204.24.93.64/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 28 hosts. d. Network D ( 7 hosts): 204.24.93.96/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 23 hosts. e. Network E (28 hosts): 204.24.93.128/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts. Dengan demikian terlihat adanya ip address yang tidak terpakai dalam jumlah yang cukup besar. Hal ini mungkin tidak akan menjadi masalah pada ip private akan tetapi jika ini di alokasikan pada ip public (seperti contoh ini) maka terjadi pemborosan dalam pengalokasian ip publik tersebut. Untuk mengatasi hal ini (efisiensi) dapat digunakan metoda VLSM, yaitu dengan cara sebagai berikut:
a. Buat urutan berdasarkan penggunaan jumlah host terbanyak (14, 28, 2, 7, 28 menjadi 28, 28, 14, 7, 2). b. Tentukan blok subnet berdasarkan kebutuhan host : 28 hosts + 1 network + 1 broadcast = 30 > menjadi 32 ip (/27). 14 hosts + 1 network + 1 broadcast = 16 > menjadi 16 ip (/28). 7 hosts + 1 network + 1 broadcast = 9 > menjadi 16 ip (/28). 2 hosts + 1 network + 1 broadcast = 4 > menjadi 4 ip (/30).
netB (28 hosts): 204.24.93.0/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts. netE (28 hosts): 204.24.93.32/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts. netA (14 hosts): 204.24.93.64/28 => ada 14 hosts; tidak terpakai 0 hosts. netD ( 7 hosts): 204.24.93.80/28 => ada 14 hosts; tidak terpakai 7 hosts. netC ( 2 hosts): 204.24.93.96/30 => ada 2 hosts; tidak terpakai 0 hosts.
3. Menghitung Blok Subnet VLSM Diketahui IP address 130.20.0.0/20. Kita hitung jumlah subnet terlebih dahulu menggunakan CIDR, maka didapat 11111111.11111111.11110000.00000000 = /20. Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat terakhir subnet adalah 4 maka Jumlah subnet = (2x) = 24 = 16 Maka blok tiap subnetnya adalah : Blok subnet ke 1 = 130.20.0.0/20 Blok subnet ke 2 = 130.20.16.0/20 Blok subnet ke 3 = 130.20.32.0/20 Dst sampai dengan Blok subnet ke 16 = 130.20.240.0/20 Selanjutnya kita ambil nilai blok ke 3 dari hasil CIDR yaitu 130.20.32.0 kemudian : a. Kita pecah menjadi 16 blok subnet, dimana nilai 16 diambil dari hasil perhitungan subnet pertama yaitu /20 = (2x) = 24= 16. b. Selanjutnya nilai subnet di ubah tergantung kebutuhan untuk pembahasan ini kita gunakan /24, maka didapat 130.20.32.0/24 kemudian diperbanyak menjadi 16 blok lagi sehingga didapat 16 blok baru yaitu : Blok subnet VLSM 1-1 = 130.20.32.0/24
LAPORAN 3 - IP ADDRESS CLASSLESS ADDRESSING (CIDR) Blok subnet VLSM 1-2 = 130.20.33.0/24 Blok subnet VLSM 1-3 = 130.20.34.0/24 Blok subnet VLSM 1-4 = 130.20.35.0/24 Dst sampai dengan Blok subnet VLSM 1-16 = = 130.20.47/24 c. Selanjutnya kita ambil kembali nilai ke 1 dari blok subnet VLSM 1-1 yaitu 130.20.32.0 kemudian kita pecah menjadi 16:2 = 8 blok subnet lagi, namun oktat ke 4 pada Network ID yang kita ubah juga menjadi 8 blok kelipatan dari 32 sehingga didapat : Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.32.0/27 Blok subnet VLSM 2-2 = 130.20.32.32/27 Blok subnet VLSM 2-3 = 130.20.33.64/27 Blok subnet VLSM 2-4 = 130.20.34.96/27 Blok subnet VLSM 2-5 = 130.20.35.128/27 Blok subnet VLSM 2-6 = 130.20.36.160/27 Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.37.192/27 Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.38.224/27
1. Membuka aplikasi Cisco Paket Tracer 5.3 2. Menambah beberapa komputer dengan meng-klik icon end devices pada menu di bagian kiri bawah.
3. Kemudian memilih devices yang ada di sebelah kanan sidebar icon end devices dengan cara drag and drop pada worksheet/lembar kerja.
4.
Menambahkan Switches yang ada di sebelah kiri bawah, lalu pilih 2950-24.
5. Menyambungkan device dan Switch dengan menggunakan kabel Straight. Klik Connections, lalu pilih Copper Straight-Through.
6. Untuk menyambungkan device dengan switch, klik kabel stright kemudian klik pada PC0 dan pilih FastEthernet kemudian arahkan kabel pada Switch, klik dan pilih FastEthernet.
7.
Lakukan langkah tersebut pada semua PC sehingga semua PC tersambung dengan Switch.
8. Setelah itu kita Set IP Address pada seluruh PC sesuai dengan gambar dengan cara klik PC kemudian pilih IP Configuration. Kemudian uji
di
atas, koneksi
antar kelima PC tersebut. Jika pengaturan ip address tersebut sesuai dengan gambar diatas maka kelima PC tersebut tidak akan bisa terkoneksi karena kelimanya berbeda subnet. Hal tersebut telah mensimulasikan teknik subnetting VLSM sesuai dengan skenario diatas.
H. SOAL DISKUSI
1. [Pendalaman teknik CIDR] Hitunglah subne dari 210.103.45.0/28! Buatlah simulasi pada paket tracert dimana per subnetwork-nya diwakili oleh 5 buah komputer ! Alamat jaringan 210.103.45.0/28 masuk ke dalam kelompok IP kelas C, dengan subnet mask 255.255.255.240.
Desimal IP Subnet Mask 210.103.45.0/28 255.255.255.240 Biner 11010010.01100111.00101101.00000000 11111111.11111111.11111111.11110000
Maka dari perhitungan diatas kita dapat memperoleh blok subnet dengan kelipatan 16. Kita dapat mendapatkan tabel sebagai berikut.
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Network ID 210.103.45.1 210.103.45.16 210.103.45.32 210.103.45.48 210.103.45.64 210.103.45.80 210.103.45.96 210.103.45.112 210.103.45.128 210.103.45.144 210.103.45.160 210.103.45.176 210.103.45.192 210.103.45.208 210.103.45.224 210.103.45.240 Host Pertama 210.103.45.1 210.103.45.17 210.103.45.33 210.103.45.49 210.103.45.65 210.103.45.81 210.103.45.97 210.103.45.113 210.103.45.129 210.103.45.145 210.103.45.161 210.103.45.177 210.103.45.193 210.103.45.209 210.103.45.225 210.103.45.241 Host Terakhir 210.103.45.14 210.103.45.30 210.103.45.46 210.103.45.62 210.103.45.78 210.103.45.94 210.103.45.110 210.103.45.126 210.103.45.142 210.103.45.158 210.103.45.174 210.103.45.190 210.103.45.206 210.103.45.222 210.103.45.238 210.103.45.254 Broadcast ID 210.103.45.15 210.103.45.31 210.103.45.47 210.103.45.63 210.103.45.79 210.103.45.95 210.103.45.111 210.103.45.127 210.103.45.143 210.103.45.159 210.103.45.175 210.103.45.191 210.103.45.207 210.103.45.223 210.103.45.239 210.103.45.255
2. [Teknik VLSM] Misalkan ada sebuah perusahaan terbagi dalam 5 buah divisi yaitu A, B, C, D dan E. Divisi A terdiri dari 300 komputer, divisi B terdiri dari 250 komputer, divisi C terdiri dari 200 komputer, divisi D terdiri dari 140 komputer, dan divisi E komputer terdiri dari 140 komputer. Setting nomor ip address 5 awal buah
jaringan
adalah 172.200.0.0.
Bagaimana hasilnya dan sertakan perhitungannya secara detail? Buatlah simulasi pada paket tracert dimana per subnetwork-nya diwakili oleh 5 buah komputer.! Jawab : PERUSAHAAN Divisi Kebutuhan DIVISI A 300 DIVISI B 250 DIVISI C 200 DIVISI D 140 DIVISI E 140
Karena prinsip VLSM adalah menyesuaikan dengan jumlah komputer, maka kita dapat membuat sebuah kemungkinan-kemungkinan alternatif subnetmask yang dapat digunakan sesuai jumlah komputer. Berdasarkan tabel diatas maka kita dapat membuat kemungkinan sebagai berikut. a. Mencari Netmask I : Rumus pencarian range host
10
b. Mencari Netmask II : Rumus pencarian range host Host = 2x 2 254 = 2x 2 256 = 2x X Subnetmask Netmask I Netmask =8 Biner 11111111.11111111.11111110.0000000 11111111.11111111.11111110.0000000 Desimal 255.255.254.0 255.255.255.0
Ketika kita menggunakan perhitungan CIDR, kita dapat mengambil angka dengan jumlah kebutuhan komputer terbesar sebagai patokan. Tabel tersebut diperoleh dari pendekatan angka pangkat dua yang tersedia pada perhitungan ip address dengan jumlah kebutuhan komputer. Pada divisi A, kebutuhan komputer adalah 300 buah maka angka perpangkatan dua yang dapat digunakan adalah 29 atau 512 sebagai range network dan host yang tersedia 510 buah. Mengapa tidak menggunakan 28 atau 256 saja ? Karena sudah tentu tidak dapat menampung jumlah kebutuhan komputer yakni 300 buah. Maka dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut.
DIVISI Kebutuhan Subnetmask Network ID Host pertama Host terakhir A 300 255.255.254.0 172.200.0.0 172.200.0.1 172.200.1.254 B 250 255.255.254.0 172.200.2.0 172.200.2.1 172.200.3.254 C 200 255.255.254.0 172.200.4.0 172.200.4.1 172.200.5.254 D 140 255.255.254.0 172.200.6.0 172.200.6.1 172.200.7.254 E 140 255.255.254.0 172.200.8.0 172.200.8.1 172.200.9.254
11
Broadcast ID Sisa
Dapat dilihat, pada tabel perhitungan diatas, terlalu banyak sisa host yang tidak terpakai. Maka demi efisiensi kita dapat melakukan teknik VLSM dengan cara menyesuaikan pembagian range host dengan melihat jumlah kebutuhan komputer. NO 1 2 3 4 5 DIVISI A B C D E KEBUTUHAN HOST YANG MENDEKATI 300 250 200 140 140 510 254 254 254 254 SUBNETMASK 225.225.254.0 225.225.255.0 225.225.255.0 225.225.255.0 225.225.255.0
Dari tabel perhitungan tersebut dapat kita peroleh perhitungan range ip untuk tiap divisi sebagai berikut.
DIVISI Kebutuhan Subnetmask Network ID Host pertama Host terakhir Broadcast ID Sisa A 300 255.255.254.0 172.200.0.0 172.200.0.1 172.200.1.254 172.200.1.255 510 300 =210 B 250 255.255.255.0 172.200.2.0 172.200.2.1 172.200.2.254 172.200.2.255 254 - 250 = 4 C 200 255.255.255.0 172.200.3.0 172.200.3.1 172.200.3.254 172.200.3.255 254 - 200 =54 D 140 255.255.255.0 172.200.4.0 172.200.4.1 172.200.4.254 172.200.4.255 254 - 140 = 114 E 140 255.255.255.0 172.200.5.0 172.200.5.1 172.200.5.254 172.200.5.255 254 - 140 = 114
Tabel diatas jika disimulasikan dalam Software simulasi Cisco Packet Tracer 5.3 adalah sebagai berikut.
DIVISI Subnetmask Network ID Host 1 A 255.255.254.0 172.200.0.0 172.200.0.1 B 255.255.255.0 172.200.2.0 172.200.2.1 C 255.255.255.0 172.200.3.0 172.200.3.1 D 255.255.255.0 172.200.4.0 172.200.4.1 E 255.255.255.0 172.200.5.0 172.200.5.1
12
DIVISI A
DIVISI E
DIVISI B DIVISI C
DIVISI D
I. KESIMPULAN
VLSM atau singkatan dari Variable Length Subnet Mask adalah metode yang berbeda dengan metode CIDR. Jika pada metode CIDR hanya diberikan satu subnet mask, maka pada metode VLSM ini diberikan lebih dari satu subnet mask. Adapun keuntungan dari subnetting dengan teknik vlsm yaitu : a. Mengurangi lalu lintas jaringan (reduced network traffic). b. Eroptimasinya unjuk kerja jaringan (optimized network performance). c. Pengelolaan yang disederhanakan (simplified management). d. Membantu pengembangan jaringan ke jarak geografis yang jauh (facilitated spanning of large geographical distance). e. Menghemat ruang alamat. Dalam penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat berkomunikasi kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan networknya dapat memenuhi persyaratan : 1. Routing protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi mengenai 13
notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya (routing protocol : RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya, bahan bacaan lanjut protocol routing : CNAP 1-2). 2. Semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung
metode VLSM yang menggunakan algoritma penerus packet informasi. VLSM dapat dianalogikan seperti kita memberi suatu subnet ke seseorang, dan dia dapat lebih lanjut membagi lebih lanjut membagi subnet ke dalam beberapa subnets. Oleh karena lebar dari subnet akan diperkecil, maka disebut dengan Subnet Length Mask (VLSM). DAFTAR PUSTAKA Variable
Anonim.
(2010). Cara perhitungan Variabel Subnet Mask VSLM. Diambil dari http://vthink.web.id/index.php/content/post/112/Cara-Cepat- Perhitungan-Variabel-Length Subnet-Mask-VLSM, pada 28 Maret 2012 pukul 18.10 WIB.
Anonim.(2009). Variable Length Subnet Mask. Diambil dari http://busran.wordpress.com/2009/02/05/variabel-length-subnet-mask-vlsm , pada 20 Maret 2012 pulul 18.47 WIB. Anonim.(2007). Metode VLSM. Diambil dari http://www.ilmukomputer.org/wpcontent/uploads/2007/12/metode-ip-address-lanjutan-vlsm.pdf, pada 20 Maret 2012 pukul 19.04 WIB. Anonim. (2010). Cara menghitung blok subnet VLSM. Diambil dari http://darijava.com/200/caramenghitung-blok-subnet-vlsm.php, pada 20 Maret 2012 pukul 19.14 WIB
14
15