Anda di halaman 1dari 8

KELURAHAN SIAGA DI KOTA KEDIRI

DISUSUN DALAM RANGKA MEMENUHI TUGAS


MATA KULIAH PERENCANAAN & EVALUASI

Disusun oleh :

Koko Widiantoro
Mahaendriningtiyastuti
Aris Kusumawati
Yuli Fitriyatus Salamah
Srianah
Sri Utami

STIKES “SURYA MITRA HUSADA” KEDIRI


PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROGSUS KEDIRI-SEMESTER II
KELURAHAN SIAGA DI KOTA KEDIRI

Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang
optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan upaya dari seluruh potensi bangsa
baik masyarakat, swasta maupun pemerintah pusat dan daerah. Selain itu juga terjadi
perubahan paradigma sehat yaitu upaya untuk meningkatkan kesehatan bangsa
Indonesia agar mampu mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dalam menjaga
kesehatan sendiri melalui kesadaran yang tinggi yang mengutamakan upaya promotif
dan preventif.

Namun sampai saat ini, kita masih menghadapi permasalahan kesehatan yang
cukup kompleks. Hal ini tampak antara lain dari masih tingginya angka kematian bayi
(AKB) dan angka kematian ibu (AKI).
Di Kota Kediri sendiri terjadi peningkatan AKI pada tahun 2009 yaitu sebesar
176/100.000 kelahiran hidup, sedangkan AKB sebesar 14/1000 kelahiran hidup.
Masalah kesehatan lainnya adalah munculnya penyakit-penyakit ( emerging disease )
seperti HIV/AIDS, Chikungunya, penyalahgunaan NAPZA, dan meningkatnya kembali
penyakit-penyakit menular (re-emerging diseases) seperti TBC, DBD. Sementara itu
untuk penyakit-penyakit degeratif seperti jantung dan penyakit pembuluh darah, juga
terjadi peningkatan.

Salah satu upaya Pemerintah untuk mengatasi permasalahan tersebut melalui


program Kelurahan Siaga. Di mana Kelurahan siaga adalah kelurahan yang memiliki
kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-
masalah kesehatan secara mandiri. Tujuan dari dibentuknya kelurahan siaga adalah
untuk mewujudkan masyarakat kelurahan yang sehat, peduli dan tanggap terhadap
permasalahan kesehatan di wilayahnya.
Di Kota Kediri, Kelurahan siaga mulai terbentuk pada tahun 2006, melalui SK Walikota
Kediri, No 1419 tahun 2006, tentang pembentukan Tim Koordinasi Gerakan Terpadu
Menuju Masyarakat Sehat Sejati (GERDU SEHATI) Kota Kediri. Meskipun sudah
hampir 4 tahun Kelurahan Siaga terbentuk, dari 46 Kelurahan yang ada di Kota Kediri
belum semuanya masuk kategori Kelurahan Siaga Aktif. Disebut Kelurahan Siaga aktif
jika kelurahan tersebut mempunyai pos kesehatan desa (poskesdes) yang telah berfungsi
dan berada pada tahap tumbuh, kembang dan paripurna.

Sedangkan kriteria Kelurahan siaga adalah :


1. Forum Desa
• Adanya Forum Masyarakat Desa yang berfungsi
2. Memiliki pelayanan kesehatan dasar
• Ada pelayanan kesehatan dasar oleh tenaga kesehatan, masyarakat sesuai
kompetensinya.
3. Memiliki berbagai UKBM sesuai kebutuhan masyarakat setempat
• Ada upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat / UKBM yang
berkembang. (misalnya : posyandu, Poskesdes)
4. Berjalannya P4K
• Ada system pencatatan K3
• Kelompok penggalangan dana
• Kelompok donor darah
• Kelompok ambulan desa
5. Memiliki sistem surveilan berbasis masyarakat
• Ada pencatatan / register tentang pengamatan oleh masyarakat tentang
masalah dan faktor resiko kesehatan yang ada
6. Memiliki sistem kesiap siagaan dan penanggulangan kegawat daruratan dan
bencana berbasis masyarakat
• Ada kesiapsiagaan
o Ada pemetaan / mapping
o Ada ambulan desa
o Ada pencatatan / pelaporan secara sederhana
• Ada penanggulangan
o Ada pencatatan / pelaporan secar sederhana
o Ada koordinasi lintas program, lintas sector
o Ada kegiatan penyuluhan pasca bencana
7. Memiliki sistem pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat
• Ada pengelolaan dana sehat dari, oleh, untuk masyarakat
8. Memiliki lingkungan yang sehat
• Masyarakat mempunyai :
o Akses sarana air bersih : 80%
o Akses sarana sanitasi dasar : 70%
o Rumah Sehat : 65%
9. Masyarakatnya berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), kadarzi
• Ada kegiatan pengkajian PHBS, 10 indikator tatanan rumah tangga sehat
: 30% + kegiatan penyuluhan minimal 6x/tahun
• Adanya kegiatan pendataan kadarzi dengan 5 indikator

Dari 9 kriteria tersebut, tahap pengembangan Kelurahan Siaga dibagi menjadi 4 tahap,
yaitu :
Paripurna  jika memenuhi seluruh kriteria Kelurahan Siaga Kembang + 2 Kriteria
Kembang  jika memenuhi kriteria Kelurahan Siaga Tumbuh + 2 kriteria
Tumbuh  jika memenuhi kriteria Kelurahan Siaga Bina + 2 kriteria
Bina  jika memenuhi kriteria 1,2,3

Dari data yang dihimpun dari Seksi Promosi Kesehatan Dinkes Kota Kediri,
pada tahun 2010, tahap Pengembangan Kelurahan Siaga di Kota Kediri adalah sebagai
berikut :
Tahap Pengembangan Jumlah Kelurahan
Bina 5
Tumbuh 9
Kembang 22
Paripurna 10

Kelurahan yang masih dalam tahap Bina sebagian besar terdapat di wilayah kecamatan
Pesantren, terutama di Kelurahan yang memiliki wilayah luas dan terpisah-pisah.
Selain itu, dukungan perangkat Kelurahan dan Tokoh masyarakat sangat mendukung
keaktifan Kelurahan Siaga.
Identifikasi Masalah
Dari data data di atas, masalah yang ditemukan adalah :
1. Masih adanya kelurahan siaga di Kota Kediri yang belum aktif ( 5 Kelurahan )
2. Hanya ada 10 kelurahan yang masuk tahap paripurna sedangkan lainnya dalam
tahap tumbuh dan kembang
3. Kurangnya perhatian dari perangkat kelurahan dan tokoh masyarakat dalam
pengembangan kelurahan siaga
4. Tidak semua kader berperan aktif dalam pengembangan kelurahan siaga

Prioritas Masalah
Masih adanya kelurahan siaga di Kota Kediri yang belum aktif ( 5 Kelurahan )

Diagram Sebab Akibat


Input :
1. Masih ada poskesdes yang belum mempunyai gedung
2. Kurang perhatian dari tokoh masyarakat setempat
3. Petugas kurang aktif dalam pembinaan
4. Kurangnya sosialisasi dari petugas
5. Belum semua kader berperan aktif
6. Kurangnya kerjasama lintas sektor

Proses :
1. Masih ada pelayanan kesehatan dasar yang belum berfungisi secara optimal
2. Kurangnya promosi kesehatan untuk kadarzi dan PHBS
3. Sistem surveilan berbasis masyarakat belum berfungsi secara optimal
4. Kegiatan P4K belum aktif di semua kelurahan terutama masalah penggalangan
dana
5. Belum berfungsinya sistem kesiapsiagaan dan penanggulangan kegawat
daruratan dan bencana

Output :
1. Cakupan deteksi resiko tinggi ibu hamil oleh masyarakat masih kurang
2. Masih rendahnya cakupan PHBS tatanan rumah tangga
POA ( Plan Of Action ) Pembinaan Kelurahan Siaga pada 5 Kelurahan yang belum aktif

No Kegiatan Rincian Kegiatan Tujuan Sasaran Volume Lokasi Tenaga Sumber


Kegiatan Dana
1. Advokasi Mendapatkan Kepala 1x Kelurahan Pemegang -
dukungan Kelurahan & masing- Wilayah
pelaksanaan perangkat masing
kelurahan siaga
dari kepala
kelurahan dan
perangkat 2x/tahun Kelurahan Bidan dan Poskeskel
Tokoh Agama masing- kader yang
2 Bina Suasana Mendapatkan dan Tokoh masing sudah dilatih
dukungan dari Masyarakat kelurahan
tokoh agama & siaga
tokoh
masyarakat shg
dapat berperan
aktif dalam
pelaksanaan
kelurahan siaga

3. Gerakan • Melakukan Untuk Masyarakat 1 thn Kelurahan Kader


Pemberdayaan survey mawas mendapatkan Kelurahan sekali masing- kesehatan
diri (SMD) data yang valid masing
khususnya data
kesehatan,
sehingga dapat
diidentifikasi
masalah yg
dihadapi oleh
masyarakat
• Melakukan Untuk • Tokoh 2x/tahun Balai Petugas
musyawarah mendapatkan masyarakat Atau Kelurahan kesehatan &
masyarakat solusi • Tokoh sewaktu- kader
desa (MMD) pemecahan agama waktu jika kesehatan yg
masalah, • Kepala ada sudah terlatih
dengan Kelurahan masalah
melibatkan &
peran aktif perangkat
masyarakat • Perwa
kilan dari
masyarakat

• Melaksanakan Untuk Masyarakat Insidentil Menyesuaikan Kader bekerja


tindak lanjut mengatasi sama dengan
sesuai hasil yg masalah yang toma, toga,
disepakati dihadapi oleh dan
dalam MMD masyarakat masyarakat
setempat lainnya

4. Melakukan Untuk 4x/tahun Menyesuaikan Petugas


monev mengetahui kesehatan
sampai di mana
pelaksanaan
kelurahan siaga

Anda mungkin juga menyukai