BAB II
TINJAUAN TEORITIS
5
6
2. Pengertian
a. Anemia aplastik adalah suatu gangguan pada sel-sel induk di sumsum
tulang yang dapat menimbulkan kematian, pada keadaan ini jumlah sel-sel
darah yang dihasilkan tidak memadai. (Patofisiologi, edisi 4)
b. Anemia aplastik merupakan keadaan yang disebabkan berkurangnya sel
hematopoetik dalam darah tepi seperti eritrosit, leukosit, dan trombosit
akibat terhentinya pembentukan sel hemapoetik dalam sumsum tulang
(Kapita Selekta, Jilid 2)
3. Etiologi
a. Faktor genetik
b. Obat-obatan dan bahan kimia
Yang sering menyebabkan anemia aplastik adalah kloramfenikol
sedangkan bahan kimianya ialah senyawa benzen.
c. Radiasi
d. Faktor individu
e. Idiopatik
(Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II)
4. Patofisiologi
Anemia aplastik adalah suatu gangguan pada sel-sel induk di sumsum
tulang yang dapat menimbulkan kematian pada keadaan ini jumlah sel-sel
darah yang dihasilkan tidak memadai. Penderita mengalami pansitopenia yaitu
kekurangan sel darah merah, sel darah putih dan trombosit. Secara marfologis
sel-sel darah merah terlihat normositik dan normokrom, hitung retikulosit
8
rendah atau hilang dan biopsi sumsum tulang menunjukkan suatu keadaan
yang disebut “fungsi kering” dengan hipoplasia yang nyata dan terjadi
penggantian dengan jaringan lemak. Langkah-langkah pengobatan terdiri dari
identifikasi dan menghilangkan agen penyebab, namun pada beberapa
keadaan tidak dapat ditemukan agen penyebabnya dan keadaan ini disebut
idiopatik. Beberapa kasus seperti ini di duga merupakan keadaan imunologis.
Kompleks gejala anemia aplastik berkaitan dengan pansitopenia.
Tanda dan gejala anemia sudah dibicarakan. Gejala-gejala lain yang berkaitan
adalah defisiensi trombosit dan sel darah putih. Defisisensi trombosit dapat
mengakibatkan ptekie (Perdarahan dalam kulit). Perdarahan saluran cerna.
(Price, S.A dan Wilson, L.M 1995)
9
Pensitopenia
Intoleransi
Perubahan
aktivitas
pola nutrisi
5. Manifestasi Klinis
10
a. Perdarahan
b. Lemah badan
c. Pusing
d. Jantung berdebar
e. Demam
f. Nafsu makan berkurang
g. Pucat
h. Sesak napas
i. Penglihatan kabur
j. Telinga berdengung
(Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II)
6. Tes Diagnostik
a. Uji kadar hemoglobin dan hematokrit: untuk menentukan jenis dan
penyebab anemia.
b. Indeks sel darah merah
c. Penelitian sel darah putih
d. Hitung trombosit
e. Kadar folat dan vitamin B12 : membantu mendiagnosa anemia sehubungan
dengan defisiensi masukan / absorpsi.
Aselerasi sumsum tulang dan biopsi : sel mungkin tampak berubah dalam
jumlah ukuran, bentuk dan dapat membedakan tipe anemia.
(Smeltzer and Base, 2001)
7. Penatalaksanaan
11
8. Komplikasi
a. Gagal jantung
b. Parestesia
c. Kejang
d. Infeksi
(Smeltzer dan Bare, 2001)
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan
respon manusia dari individu atau kelompok dimana perawat secara
akuntabilitas dapat mengidentifikasikan dan memberikan informasi secara
pasti untuk menjaga status kesehatan, menurunkan, membatasi, mencegah dan
mengubah (Carpenito, 2000).
Diagnosa keperawatan adalah masalah kesehatan aktual dan potensial
Aktualisasi
dimana berdasarkan pendidikan dan pengalaman dia mampu dan mempunyai
kewenangan memberikan tindakan keperawatan (Nursalam dikutip dari
Harga diri
Gordon, 1976).
Kebutuhan fisiologis/biologi
14
3. Perencanaan Keperawatan
15
Rencana Tindakan:
1) Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai
Rasional:
Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan konsumsi
makanan
2) Observasi dan catat masukan makanan pasien
Rasional:
Mengawasi masukan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi
makanan
3) Timbang berat badan tiap hari
Rasional:
Mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas intervensi nutrisi.
4) Berikan makan sedikit dan frekuensi sering dan/atau
makan diantara waktu makan.
Rasional:
Makan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan
pemasukan juga mencegah distensi gaster.
5) Observasi dan catat kejadian mual/muntah, flatus dan
gejala lain yang berhubungan.
Rasinoal:
Gejala GI dapat menunjukkan efek anemia (hipoksia) pada organ.
c. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan
perfusi jaringan akibat anemia.
Tujuan : Mempertahankan integritas kulit
Kriteria hasil : Mengidentifikasi faktor resiko/perilaku individu untuk
mencegah cedera dermal.
18
Rencana Tindakan:
1) Kaji integritas kulit, catat perubahan pada turgor, gangguan warna,
hangat lokal, eritema, ekskoriasi.
Rasional:
Kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi, nutrisi dan imobilisasi.
Jaringan dapat menjadi rapuh dan cenderung untuk infeksi dan rusak.
2) Ubah posisi secara periodik dan pijat permukaan tulang bila pasien
tidak bergerak atau di tempat tidur.
Rasional:
Meningkatkan sirkulasi kesemua area kulit membatasi iskemia
jaringan/mepengaruhi hipoksia seluler.
3) Ajarkan permukaan kulit kering dan bersih
Rasional:
Area lembab, terkontaminasi memberikan media yang sangat baik
untuk pertumbuhan organisme patogenik.
4) Bantu untuk latihan rentang gerak pasif atau aktif
Rasional:
Meningkatkan sirkulasi jaringan, mencegah statis
d. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen
akibat destruksi eritrosit.
Tujuan : Menunjukkan perfusi jaringan adekuat
Kriteria hasil : - Tanda-tanda vital stabil
- Membran mukosa merah muda
- Pengisian kapiler baik
19
Rencana Tindakan:
1) Awasi tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna kulit/membran
mukosa, dasar kuku.
Rasional:
Memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan
dan membantu menentukan kebutuhan intervensi.
2) Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi
Rasional:
Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk
kebutuhan seluler.
3) Awasi upaya pernapasan, auskultasi bunyi napas perhatikan bunyi
adventisius.
Rasional:
Dispnea, gemericik menunjukkan GJK karena regangan jantung
lama/peningkatan kompensasi curah jantung.
4) Kaji untuk respon verbal melambat, mudah terangsang, agitasi,
gangguan memori, bingung
Rasional:
Dapat mengindikasikan gangguan fungsi serebral karena hipoksia atau
defisiensi vitamin B12.
5) Catat keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan dan tubuh
hangat sesuai indikasi.
Rasional:
Vasokontriksi (ke organ vital) menurunkan sirkulasi perifer.
20
Rencana Tindakan:
1) Berikan informasi tentang anemia spesifik. Diskusikan kenyataan
bahwa terapi tergantung pada tipe dan beratnya anemia.
Rasional:
Memberikan dasar pengetahuan sehingga pasien dapat membuat
pilihan yang tepat.
2) Tinjau tujuan dan persiapan untuk pemeriksaan diagnostik.
Rasional:
Ansietas/takut tentang ketidaktahuan meningkatkan tingkat stres yang
selanjutnya meningkatkan beban jantung.
3) Jelaskan bahwa darah yang diambil untuk pemeriksaan laboratorium
tidak akan memperburuk anemia.
Rasional:
Ini sering merupakan kekuatiran yang tidak diungkapkan yang dapat
memperkuat ansietas pasien.
4) Tinjau perubahan diet yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
diet khusus (ditentukan oleh tipe anemia/defisiensi)
Rasional:
21
Daging merah, hati, kuning telur, sayuran berdaun hijau, biji bersekam
dan buah yang dikeringkan adalah sumber besi. Sayuran hijau, hati
dan buah asam adalah sumber asam folat dan vitamin C.
4. Perencanaan
Perencanaan pulang dilakukan dari sejak klien pertama masuk Rumah
Sakit. Hal-hal yang perlu diberitahukan kepada klien sehubungan dengan
perencanaan pulang:
a. Pengetahuan tentang penyakit anemia.
b. Pengetahuan tentang penyebab penyakit anemia.
c. Pengetahuan tentang penanganan penyakit anemia.
d. Pengetahuan tentang pencegahan penyakit anemia, meliputi:
- Mendorong asupan nutrisi yang esensial
- Penggunaan terapi/obat medis
Menurut Doenges 2000, hal 573 hal-hal tujuan pemulangan adalah
sebagai berikut:
a. Kebutuhan aktivitas sehari-hari terpenuhi mandiri atau dengan bantuan
orang lain
b. Komplikasi tercegah/minimal
c. Proses penyakit/prognosis dan program terapi dipahami