Anda di halaman 1dari 11

First session

ENTREPRENEURSHIP

By: Pak Paulus Tangkere

Nama : Ayu Habsari

Nim: 1101002010

Akuntansi 2010

The power of entrepreneurship


Entrepreneurship adalah tentang memanfaatkan. Yang pertama, Peluang. Seorang
entrepreneur bukan hanya dapat melihat peluang yang ada, tetapi juga memanfaatkan peluang
tersebut. Peluang itu pasti ada, dan ketika seorang entrepreneur berhasil mnemukannya dan dengan
segera memanfaatkannya dengan segala daya kreatif dan inovasinya. Yang kedua, Sumber daya.
Dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia, yang bahkan mungkin orang lain tidak
melihatnya sebagai potensi, namun seorang entrepreneur dapat memanfaatkannya secara kreatif.
Memanfaatkan sesuatu yang sudah ada, mengembangkannya, memodifikasinya, juga merupakan ciri
seorang entrepreneur. Entrepreneur juga dapat melakukan dengan cara berbeda yang lebih efektif dan
efesien.
Jadi, Kewirausahaan merupakan cara berpikir/mindset, tindakan dan proses, yang mengarah
kepada pengidentifikasian peluang, mengorganisir dan mewujudkan peluang menjadi usaha
yang mempunyai keunggulan kompetitif melalui suatu proses yang berkelanjutan dan
dinamis.

Peran kewirausahaan yaitu sebagai pencipta kesempatan kerja baru, penghasilan baru, inovasi
baru, pembayar-pembayar pajak baru dan secara keseluruhan disebut sebagai sumber pertumbuhan
ekonomi juga sudah menyebar ke negara-negara sedang berkembang termasuk Indonesia. Sebagai
konsekuensi selanjutnya kewirausahaan sudah dikembangkan menjadi ilmu yang mandiri diberikan
dari mulai jenjang pendidikan menengah sampai pendidikan tinggi juga dalam pendidikan non-
formal.

Entrepreneur sangat peting dan dapat mempengaruhi kesejahteraan sebuah negara . Karena,
seperti yang kita ketahui bersama, mereka tidak bergantung pada orang lain, bahkan orang lain lah
yang bergantung pada mereka. Entrepreneur independent dan mandiri, mereka dapat menciptakan
berbagai inovasi dan perkembangan dunia di berbagai aspek khususnya di bidang ekonomi, juga di
bidang teknologi dan informasi.

Entrepreneusrship mempunyai kekuatan untuk menggerakkan perekonomian sebuah negara


karena dapat meningkatkan produksi suatu negara sehingga meningkatkan GDP negara, maka
tidaklah berlebih apabila entrepreneur sangat mempengaruhi kemakmuran sebuah negara. Belum lagi
andil para entrepreneur untuk pembukaan lapangan pekerjaan bagi orang-orang yang berada di sekitar
tempat usahanya, hal ini tentu saja membuat para pengagguran berkurang yang pada gilirannya juga
meningkatkan GDP negara.

Entrepreneur juga merupakan inovator terbaik, banyak penemuan-penemuan baru dunia


ditemukan dar para entrepreneur. Mereka juga menemukan berbagai teknologi baru. Para entrepreneur
dapat menemukan berbagai inovasi dan teknologi baru dikarenakan persaingan antar interpreneur.
Hanya entrepreneur yang kreatif dan inovatif yang dapat bertahan. Mereka harus mampu mensiasati
berbagai tantangan dan harus mampu lebih unggul daripada pesaing mereka, maka dari itu, mereka
harus bisa membuat terobosan baru yang unik. Tidak hanya dalam bentuk produk, tetapi juga dalam
hal proses produksi dan organisasi. Harus dapat menekan cost dan menghasilkan output yang lebih
banyak dan berkualitas agar mampu bersaing .
PROFIL ENTREPRENEURSHIP

Nama Entrepreneur: Purdi E Chandralahir

Bisnis: : Primagama

Purdi E Chandralahir di Lampung 9 September 1959. Secara “tak resmi” Purdi sudah
mulai berbisnis sejak ia masih duduk di bangku SMP di Lampung, yakni ketika dirinya
beternak ayam dan bebek, dan kemudian menjual telurnya di pasar.

Bisnis “resminya” sendiri dimulai pada 10 Maret 1982, yakni ketika ia bersama
teman-temannya mendirikan Lembaga Bimbingan Test Primagama (kemudian menjadi
bimbingan belajar). Waktu mendirikan bisnisnya tersebut Purdi masih tercatat sebagai
mahasiswa di 4 fakultas dari 2 Perguruan Tinggi Negeri di Yogyakarta.

Namun karena merasa “tidak mendapat apa-apa” ia nekad meninggalkan dunia


pendidikan untuk menggeluti dunia bisnis. Dengan “jatuh bangun” Purdi menjalankan
Primagama. Dari semula hanya 1 outlet dengan hanya 2 murid, Primagama sedikit demi
sedikit berkembang. Kini murid Primagama sudah menjadi lebih dari 100 ribu orang per-
tahun, dengan ratusan outlet di ratusan kota di Indonesia. Karena perkembangan itu
Primagama ahirnya dikukuhkan sebagai Bimbingan Belajar Terbesar di Indonesia oleh MURI
(Museum Rekor Indonesia).

Lego Motor, Berhenti Kuliah


Bukan suatu kebetulan jika pengusaha sukses identik dengan kenekatan mereka untuk
berhenti sekolah atau kuliah. Seorang pengusaha sukses tidak ditentukan gelar sama sekali.
Inilah yang dipercaya Purdi ketika baru membangun usahanya.

Kuliah di 4 jurusan yang berbeda, Psikologi, Elektro, Sastra Inggris dan Farmasi di
Universitas Gajah Mada (UGM) dan IKIP Yogya membuktikan kecemerlangan otak Purdi.
Hanya saja ia merasa tidak mendapatkan apa-apa dengan pola kuliah yang menurutnya
membosankan. Ia yakin, gagal meraih gelar sarjana bukan berarti gagal meraih cita-cita.
Purdi muda yang penuh cita–cita dan idealisme ini pun nekad meninggalkan bangku kuliah
dan mulai serius untuk berbisnis.
Sejak saat itu pria kelahiran Punggur, Lampung Tengah ini mulai menajamkan intuisi
bisnisnya. Dia melihat tingginya antusiasme siswa SMA yang ingin masuk perguruan tinggi
negeri yang punya nama, seperti UGM.

Bagaimana jika mereka dibantu untuk memecahkan soal-soal ujian masuk perguruan
tinggi, pikirnya waktu itu. Purdi lalu mendapatkan ide untuk mendirikan bimbingan belajar
yang diberi nama, Primagama. “Saya mulai usaha sejak tahun 1982. Mungkin karena nggak
selesai kuliah itu yang memotivasi saya menjadi pengusaha,” kisah Purdi. Lalu, dengan
modal hasil melego motornya seharga 300 ribu rupiah, ia mendirikan Bimbel Primagama
dengan menyewa tempat kecil dan disekat menjadi dua. Muridnya hanya 2 orang. Itu pun
tetangga. Biaya les cuma 50 ribu untuk dua bulan. Kalau tidak ada les maka uangnya bisa
dikembalikan.

Segala upaya dilakukan Purdi untuk membangun usahanya. Dua tahu setelah itu nama
Primagama mulai dikenal. Muridnya bertambah banyak. Setelah sukses, banyak yang meniru
nama Primagama. Purdi pun berinovasi untuk meningkatkan mutu lembaga pendidikannya
ini.

“Sebenarnya yang bikin Primagama maju itu setelah ada program jaminan diri,” ungkapnya
soal rahasia sukses mengembangkan Bimbel Primagama. ”Kalau ikut Primagama pasti
diterima di Universitas Negeri. Kalau nggak uang kembali. Nah, supaya diterima murid-
murid yang pinter kita angkat jadi pengajar. Karena yang ngebimbing pinter, ya 90% bisa
lulus ujian masuk perguruan tinggi negeri,” lanjutnya.

Tentang Primagama

Pada awal tahun 1982, Purdi E. Chandra bersama dengan  beberapa kawan yang lain,
mendirikan bimbingan belajar Primagama. Pada saat-saat awal pendirian itu, tekad utamanya
lebih banyak didominasi ingin sekedar mendapatkan uang lelah untuk membiayai studi di
UGM dan IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang berubah menjadi UNY), serta keinginan yang
kuat untuk membantu adik-adik kelas lolos masuk Ujian Masuk PTN (UMPTN).

Bermacam respon atau tanggapan muncul dari dunia pendidikan dan masyarakat
tentang kehadiran Primagama ini. Tanggapan tersebut kami respon secara positif , bahwa
itulah bagian dari proses pendewasan diri kami. Sejak saat itulah kami harus berbenah untuk
lebih memberi arti kepada dunia pendidikan Indonesia.

Pada awal pendirian, konsentrasi Lembaga Pendidikan Primagama memang lebih


banyak terpusat sebagai  bimbingan tes, baik itu untuk masuk PTN maupun sekolah-sekolah
favorit lain di bawahnya. Namun dalam perkembangannya dan seiring pula dengan
kebutuhan masyarakat pendidikan itu sendiri, Primagama telah bergeser menjadi lembaga
pendamping belajar para siswa untuk mencapai prestasi belajar puncaknya. Konsekuensi
yang harus diambil Primagama dengan pilihan ini adalah bahwa Primagama harus mampu
mengakomodir segenap tuntutan dan kebutuhan para siswa sesuai dengan perkembangan
kejiwaannya.    

Untuk itu pola kinerja manajemen secara bertahap namun pasti kami geser dari
sekedar memberi bekal untuk sukses dalam setiap evaluasi akhir (kelas 6-SD, 9-SMP dan 12
SMA) menjadi pendampingan belajar secara terus menerus sejak kelas 3 SD sampai lulus 12
SMA. Konsep tiada hari tanpa belajar dan prestasi kami budayakan di setiap kantor cabang
yang telah tersebar di seluruh penjuru Indonesia.

Niat baik untuk membimbing pelajar kelas 3 SMTA yang ingin memasuki jenjang
pendidikan yang lebih tinggi yakni ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) telah mendorong
Purdi E. Chandra mendirikan lembaga bimbingan belajar, yang waktu itu lebih dikenal
dengan lembaga bimbingan tes Primagama pada tanggal 10 Maret 1982. Niatan itu
belakangan menjadi peluang untuk dikembangkan, karena Yogyakarta berstatus kota pelajar.
Bahkan tak berlebihan bila dikatakan sebagai "Indonesia Mini". Peluang inilah yang lantas
diolahnya. Kemudian catatan bilangan ternyata menunjuk pada angka 32.000-an siswa
bergabung dengan Primagama setiap tahunnya, ini membuktikan pemikiran sederhana Purdi
tidak meleset. Pasar memang butuh Primagama.
Purdi dkk. memiliki keyakinan bahwa usaha bimbingan belajar akan terus berkembang
karena pengguna jasa pendidikan memang memerlukan. Kalau masyarakat memang tidak
butuh dan Primagama memaksakan diri untuk bergerak di bidang bimbingan belajar ini,
maka tidak usah dilarangpun akan mati sendiri.

Keberadaan lembaga bimbingan belajar semakin kuat dengan hadirnya Undang-


undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Salah satu hal yang
ditekankan dalam UU Nomor 2 tahun 1989 adalah terkait dengan tanggung jawab
penyelenggaraan pendidikan, yakni bahwa pada dasarnya beban penyelenggaraan pendidikan
tidak saja dipikul oleh pemerintah saja, tetapi juga pada keluarga dan masyarakat.

Pola kompetisi yang cukup ketat di Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB)
dimana rata-rata yang diterima hanya berkisar 14-17% dari jumlah peserta tes seleksi masuk
PTN dan bukti kemampuan Primagama untuk mengantar sukses para siswa bimbingannya,
menjadikan Primagama dimanapun membuka cabang segera mendapat respon bagus dari
masyarakat. Guna memberikan dasar hukum yang kuat dalam Primagama berkiprah di dunia
pendidikan luar sekolah, maka pada tahun ke-4 setelah berdiri dibentuklah Yayasan
Primagama dengan akte notaris Daliso Rudianto, SH nomor 123 tahun 1985. Kemudian
aspek hukum keberadaan Lembaga Pendidikan Primagama kian berakar kuat setelah
mendapat ijin dari Depdikbud dengan SK No : 054/I 13/MS/Kpts/1999.
Lembaga Pendidikan Primagama adalah pemegang Hak Cipta dari Bimbingan Belajar
"LEMBAGA PENDIDIKAN PRIMAGAMA" berdasarkan UU No. 6 tahun 1982 tentang
Hak Cipta jo. UU No. 7 tahun 1987 tentang Perubahan Atas UU No. 6 Tahun 1982 tentang
Hak Cipta pada tanggal 3 Juli 1995 dan telah terdaftar di Direktorat Hak Cipta, Paten dan
Merk dengan Nomor Pendaftaran 014127.

Dengan status yang jelas, maka Primagama sejak 1987 terus dikembangkan di kota-
kota lain. Selama kurun waktu 1993 sampai tahun 1997 jumlah cabang telah bertambah
menjadi 132 kantor cabang. Bila dirata-rata, pertahunnya ada penambahan 5-6 kantor cabang
baru.
Kemudian pada tahun 2001/2002 ada penambahan secara spektakuler yakni penambahan
sebanyak 56 kantor cabang. Total sampai Juli 2002 Primagama memiliki 168 kantor cabang
mandiri dan cabang franchise yang tersebar di 83 kota di 27 propinsi (data per 1 Juli 2002).

Pesatnya perkembangan lembaga ini tidak terlepas dari : (1) kesungguhan


pengelolanya; (2) kuatnya citra nama/merk Primagama sebagai sebuah lembaga bimbingan
belajar; (3) kepercayaan yang tinggi oleh siswa, guru, sekolah pemerintah, pihak perusahaan
dan masyarakat luas akan kualitas yang diberikan. (sumber data : Laporan Hasil Survey
Departemen Pemasaran, Tahun Akademik 2000/2001).
Pertumbuhan omset Primagama rata-rata tiap tahun tidak pernah kurang dari 35% dibanding
tahun sebelumnya. Sedang penguasaan pangsa pasar bimbingan belajar Primagama yang ada
di 105 kota tersebut lebih dari 40% dari pasar riil, bahkan hampir di semua kota, posisi
Primag ama adalah sebagai pemimpin pasar atau market leader.

Tidak hanya jumlah cabang yang bertambah tapi program bimbinganpun juga makin
beragam. Pada pertama kali lahir di tahun pelajaran 1982/1983 Primagama baru meluncurkan
program bimbingan untuk siswa kelas 3 SMU dan privat. Perkembangan lembaga dan
tuntutan masyarakat mendorong pengelola Primagama untuk membuka program bimbingan
kelas 6 SD dan kelas 3 SMP pada tahun 1985, disusul kemudian program bimbingan kelas 1
dan 2 SMU, 1, 2 SLTP dan 5 SD pada tahun pelajaran 1992/1993, dan pada tahun 2000
dibuka Program Khusus 3 SD. Selain itu Primagama juga menyelenggarakan Bimbingan
Belajar Singkat atau Paket Intensif.

Jumlah siswa pun yang pada tahun pelajaran 1981/1982 hanya 64 orang, sepuluh tahun
kemudian tahun pelajaran1991/1992 siswa berjumlah 16.500 siswa. Dan pada 2007/2008
telah terjadi perkembangan jumlah siswa yang sejumlah 350.000.

Primagama sebagai salah satu bimbingan belajar yang bertekad menjadi "Terdepan dalam
Prestasi" merasa harus tetap arif dan kreatif menghadapi persaingan yang makin ketat
tersebut. Sehingga Primagama merasa tidak pada tempatnya jika harus ikut-ikut pihak lain
yang secara rasional dianggap sebagai "bersaing dengan menghalalkan segala cara" atau
menggunakan cara-cara yang sesungguhnya "berdimensi jangka pendek" saja.

Berkenaan dengan hal tersebut, maka manajemen Primagama selama ini selalu berusaha
untuk memberikan yang terbaik kepada para siswa sehingga lahirlah tradisi-tradisi sebagai
berikut :

 Tenaga pengajar adalah tenaga profesional yang direkrut dan dilatih dengan system
yang baku, serta telah memiliki pengalaman.
 Metode pengajaran menggunakan pendekatan remedial program (program perbaikan),
enrichment program (program pengayaan), dan consulting program (program
konsultasi).
 Panduan/modul belajar lengkap dan sistematis dengan berdasar pada GBPP (Garis-
garis Besar Program Pengajaran) yang telah disusun sesuai kebijakan Depdiknas dan
disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
 Diberikan tes/evaluasi belajar siswa secara rutin dengan tipe soal yang
memungkinkan siswa dapat mengetahui mengukur tingkat kemajuan prestasi yang
telah dicapai selama mengikuti program bimbingan.
 Diberikan metode-metode smart solution dalam pemahaman materi pelajaran beserta
kiat-kiat menyelesaikan soal secara efektif.
 Setiap tes/evaluasi belajar, lembar jawaban dikoreksi dengan menggunakan komputer
sehingga siswa terlatih dan terjamin akurasi hasilnya. Lembaga Pendidikan
Primagama telah melengkapi diri dengan Optical Mark reader (OMR) Opscan 3 dan
Opscan 5 NCS yaitu suatu alat yang digunakan untuk mengoreksi lembar jawab
komputer untuk kepentingan Ebtanas & UMPTN.
 Diberikan konsultasi belajar siswa (Konsis) untuk membantu setiap kesulitan belajar
siswa dan konsultasi pemilihan/penetapan sekolah lanjutan (SLTP/SMU) yang tepat
serta pemilihan jurusan di PTN. Dengan didukung oleh data-data yang akurat, siswa
sangat terbantu dalam memilih pendidikan yang lebih lanjut (SLTP/SMU) sesuai
dengan kemampuan dan sekolah lanjutan/perguruan tinggi yang diharapkan.
 Sistem pengajaran yang terkoordinir secara terpadu, dan terpusat yang dipantau oleh
Tim Pengendali Mutu Akademik di Kantor Pusat.

Sebagai lembaga bimbingan belajar yang memiliki jaringan kantor cabang yang luas dan
dalam rangka memasuki era teknologi informasi, Primagama telah mengembangkan
teknologi jaringan internet yang akan terkoneksikan antar kantor cabang dan dapat diakses
oleh user, baik siswa, orang tua siswa, sekolah, dan masyarakat umum.
Perkembangan Lembaga Pendidikan Primagama yang cukup pesat ini seiring dengan visi &
misi yang telah ditetapkan manajemen. Pada umumnya visi perusahaan dihasilkan dari para
pendiri perusahaan, yang tidak lain merupakan cita-cita yang ingin diwujudkan dalam jangka
panjang.
Adapun misi perusahaan yang pada umumnya merupakan penjabaran dari perwujudan
kepentingan stakeholder  di Primagama disusun sebagai berikut:

 Menjadi lembaga bimbingan belajar berskala nasional yang terdepan dalam prestasi
(memenuhi kepentingan organisasi, pemilik & konsumen).
 Menjadi tempat karyawan untuk membangun kesejahteraan bersama dan bersama-
sama membangun kesejahteraan (memenuhi kepentingan profesional).
 Menjadi perusahaan yang sanggup dijadikan mitra usaha yang handal dan terpercaya
(memenuhi kepentingan organisasi & mitra usaha).
 Menjadi tempat bagi setiap insan untuk berkreasi, berkarya, dan mengembangkan diri
(memenuhi kepentingan konsumen, profesional & pemilik).
 Menjadi aset pendidikan nasional dan kebanggaan masyarakat (memenuhi
kepentingan pemerintah & masyarakat).

Lembaga Pendidikan Primagama kini adalah lembaga bimbingan belajar yang memberikan
program layanan berupa pelajaran tambahan dan membimbing siswa untuk dapat
meningkatkan prestasi belajar di sekolah dengan target meningkatkan prestasi belajar di
sekolah sehingga sukses pada Tes Semester (3, 4, 5 SD, 1&2 SLTP, 1&2 SMU), UAN, UAS,
tes seleksi masuk SLTP & SMU favorit (6 SD, 3 SLTP), dan diterima di Perguruan Tinggi
idaman
Profil an Entrepreneur
Andy Widianto adalah salah satu entrepreneur sukses asal kota Surabaya. Bisnisnya
yang terkenal adalah kafe Agojas yang berlokasi di kawasan Mulyosari dan G-Walk. Bahkan
kafe Agojas kini telah dikembangkan dalam konsep franchise. Produk jagung serut
merupakan ciri khas dari Agojas. Namun jauh sebelum nama Agojas dikenal sebagai kafe,
Andy telah menggunakan Agojas sebagai brand dalam beberapa bisnisnya sejak 1988.

Andy telah memulai berbisnis sejak SD. Meski lahir dari keluarga wirausaha, namun
awalnya beliau tidak di-backup sama sekali. Alasannya, pihak keluarga ingin beliau lebih
konsentrasi pada pendidikan. Meski demikian saat menginjak SMP, Andy berjualan mainan
anak Tamiya yang sedang booming saat itu. Modalnya dari tabungan sendiri sejumlah Rp 600
ribu.

Dalam waktu setengah tahun, modal tersebut telah berlipat 4-5 kali. Melihat
keberhasilan tersebut, pihak keluarga akhirnya mulai memberikan bantuan modal. Sejak saat
itu brand awareness "Agojas" telah dibentuk.

Memasuki masa SMU, Andy masuk ke bisnis Laser Disc yang sedang populer kala
itu. Usaha ini juga sempat berkembang pesat. Namun partner bisnisnya melakukan penipuan
dan usaha ini tutup. Bagi Andy, hal ini adalah suatu pembelajaran dalam berwirausaha.

Tahun 1995, Andy juga pernah mengelola produk-produk yang dipasarkan via
televisi. Beliau melihat opportunity tersebut setelah sebelumnya sudah booming di Jakarta,
lalu mencobanya di Surabaya. Hasilnya juga sukses.

Beliau sempat mengecap pendidikan di Australia sebelum akhirnya kembali ke tanah


air karena krisis moneter tahun 1997-1998. Krisis sempat membuat bisnisnya vakum. Lalu
pada tahun 2000, Playstation menjadi mainan yang populer. Andy menekuni bisnis
Playstation bekerjasama dengan beberapa orang rekan. Sayangnya setelah sukses, sekali lagi
beliau menjadi korban penipuan oleh rekan bisnisnya.

Agojas

Tahun 2003, Andy memulai bisnis makanan jagung serut dengan brand Agojas di pinggir
jalan Mulyosari. Lokasi ini dipilih karena masih sedikit depot/tempat makan yang berjualan
disana. Selain itu dilokasi ini tidak ada yang berjualan hingga malam hari. Agojas
menyediakan makanan-makanan ringan bagi konsumen yang pulang setelah jalan dari mall
atau dari pusat kota.

Awalnya sepi, bahkan dalam 1 hari hanya menjual 5 jagung. Dalam waktu 3 bulan,
Agojas telah mampu mencapai penjualan 50-150 jagung per hari. Pada bulan ke delapan,
Agojas dimodifikasi menjadi konsep kafe dengan tambahan menu-menu lain seperti roti,
ayam goreng dan jagung beraneka rasa. Target market Agojas adalah remaja. Promosi hanya
dilakukan dari mulut ke mulut, tidak pernah melalui media cetak elektronik

Andy mencari sendiri supplier jagung yang bisa dipercaya dengan melakukan survey
langsung ke lapangan. Awalnya hanya coba-coba dari beberapa pemasok. Kemudian perlahan
diketahui suppier mana yang jujur dan kualitasnya bisa diandalkan. Walau memiliki supplier
tetap, Ia menyiapkan backup bila pasokan mengalami kendala.
Property Agent

Pada tahun 2004, selain mengelola kafe, Andy sempat menekuni bidang property. Hal ini
dikeranakan Ia mengetahui prediksi booming property pada tahun 2005 dan 2006. Akhirnya
Andy bergabung dalam suatu agent property di Surabaya. Selama delapan bulan di property
nyaris tidak menghasilkan apapun. Namun konsistensi membuatnya bertahan dan sampai
akhirnya berhasil mendapat proyek besar. Life Achievement Award diberikan kepada beliau
karena berhasil mencapai target penjualan yang fantastis.

Pengembangan Agojas

Tahun 2006, Andy Widianto kembali fokus pada bisnis kafe Agojas dengan membuka
cabang di G-Walk (Surabaya Barat). Keputusan ini diambil setelah melihat hasil survey tahun
2005 di kafe Agojas Mulyosari yang menunjukkan bahwa 40% customer ternyata berasal dari
Surabaya Barat. Survey pada tahun 2006 bahkan mencapai angka 50%. Pada tahun 2008,
Agojas dikembangkan menjadi konsep franchise dan akan dibuka di Bogor.

Perjalanan wirausaha Andy Widianto tidak mulus-mulus saja. Ia telah mengalami


jatuh bangun. Beliau pernah 3 kali ditipu oleh rekan bisnisnya dengan total kerugian lebih
dari Rp 3 Miliar. Hal ini dikarenakan dahulu Ia tidak memperhatian detail akuntansi
usahanya. Karenanya, Andy memberi tips agar seorang entrepreneur tidak hanya paham
marketing, tapi juga memiliki keahlian mengelola finance (accounting) yang mumpuni.

Andy berpesan, mengembangkan bisnis ibaratnya merawat tanaman. Butuh ketekunan


dan kesabaran. Tidak ada sesuatu yang instan. Perlu proses sebelum keberhasilan didapat.
Opportunity (kesempatan) mungkin tidak muncul langsung saat anda mulai terjun berbisnis,
karena itu dibutuhkan konsistensi.

Kebiasaan positif dari Andy yang lain adalah kegemaran membaca buku. Tidak hanya
buku-buku bisnis, tapi juga buku yang bertema psikologi dan pengembangan diri. Buku profil
tokoh sukses juga banyak menginspirasi beliau. Buku lain yang disarankan untuk dibaca
adalah yang sesuai dengan hobi anda, sehingga menimbulkan stimulus kreatifitas.

Kunci keberhasilan Andy Widianto :

1. Database Relasi (Network) Salah satu kunci kesuksesan Andy dalam membangun
bisnisnya adalah kelengkapan database relasi yang dimilikinya. Ia memiliki kebiasaan
untuk bertukar kartu nama dengan banyak relasi. Dengan demikian Ia memiliki banyak
resource untuk mencari opportunity dan memiliki data calon customer yang banyak. Andy
juga selalu menjaga hubungan dengan relasi-relasi di database-nya tersebut. Bahkan beliau
memperbantukan asisten untuk mengelola database itu.

2. Jeli melihat opportunity. Ia pandai melihat tren bisnis yang sedang atau akan
berkembang. Dari bisnis Tamiya, Laser Disc hingga property, semuanya adalah buah
kejelian beliau membaca tren. Salah satu caranya adalah melalui relasi-relasinya.

Anda mungkin juga menyukai