Anda di halaman 1dari 3

Konsep Persendian

Sendi merupakan suatu engsel yang membuat anggota tubuh dapat bergerak dengan baik,
juga merupakan suatu penghubung antara ruas tulang yang satu dengan ruas tulang lainnya,
sehingga kedua tulang tersebut dapat digerakkan sesuai dengan jenis persendian yang
diperantarainya.

Anatomi-Fisiologi Sendi

Sebagian besar sendi kita adalah sendi sinovial. Permukaan tulang


yang bersendi diselubungi oleh tulang rawan yang lunak dan licin.
Keseluruhan daerah sendi dikelilingi sejenis kantong, terbentuk
dari jaringan berserat yang disebut kapsul. Jaringan ini dilapisi
membran sinovial yang menghasilkan cairan sinovial untuk
“meminyaki” sendi. Bagian luar kapsul diperkuat oleh ligamen
berserat yang melekat pada tulang, menahannya kuat-kuat di
tempatnya dan membatasi gerakan yang dapat dilakukan.

Rawan sendi yang melapisi ujung-ujung tulang mempunyai mempunyai fungsi ganda yaitu
untuk melindungi ujung tulang agar tidak aus dan memungkinkan pergerakan sendi menjadi
mulus/licin, serta sebagai penahan beban dan peredam benturan. Agar rawan berfungsi baik,
maka diperlukan matriks rawan yang baik pula.

Matriks terdiri dari 2 tipe makromolekul, yaitu :

• Proteoglikan : yang meliputi 10% berat kering rawan sendi, mengandung 70-80%
air, hal inilah yang menyebabkan tahan terhadap tekanan dan memungkinkan
rawan sendi elastis
• Kolagen : komponen ini meliputi 50% berat kering rawan sendi, sangat tahan
terhadap tarikan. Makin kearah ujung rawan sendi makin tebal, sehingga rawan
sendi yang tebal kolagennya akan tahan terhadap tarikan

Disamping itu matriks juga mengandung mineral, air, dan zat organik lain seperti enzim.

Klasifikasi persendian
Sendi-sendi Tak Bergerak (Immovable Joints)

1. Synarthroses (tak bergerak) : sendi-sendi fibrous ini dapat meminimalkan gaya yang
terjadi (shock absorber) tetapi memberikan sedikit atau tidak ada gerakan pada tulang yang
membentuk sendi.

a. Sutura : pada sendi ini, alur-alur yang tidak beraturan dari lapisan tulang saling merapat
membentuk sendi dan dihubungkan dengan kuat oleh serabut-serabut yang bersambung
dengan periosteum. Serabut-serabut tersebut mulai mengeras pada awal usia remaja dan pada
akhirnya diganti dengan sempurna oleh tulang. Sebagai contoh pada tubuh manusia adalah
sutura tengkorak.

b. Syndesmoses : pada sendi ini, jaringan fibrous yang padat mengikat tulang secara
bersamaan, memberikan gerakan yang sangat terbatas. Sebagai contoh adalah
coracoacromial, mid-radioulnar, mid-tibiofibular dan inferior tibiofibular joints.

Sendi-sendi yang Sedikit Bergerak

2. Amphiarthroses : sendi-sendi kartilaginous ini dapat meminimalkan gaya yang terjadi dan
memberikan lebih banyak gerakan daripada synarthrodial joint.

a. Synchondroses : pada sendi ini, tulang yang membentuk sendi dipertahankan secara
bersamaan oleh lapisan cartilago hyalin yang tipis. Sebagai contoh adalah sternocostal joint
dan epiphyseal plates (sebelum ossification/mengeras)

b. Symphyses : pada sendi ini, dataran cartilago hyalin yang tipis dipisahkan oleh sebuah
diskus fibrocartilago dari tulang. Sebagai contoh adalah sendi-sendi vertebra dan symphisis
pubis.

Sendi-sendi yang Bebas Bergerak

3. Diarthroses atau synovial : pada sendi ini, permukaan tulang yang membentuk sendi
tertutup dengan cartilago sendi, kapsul sendi yang membungkus sendi, dan membran sinovial
yang membatasi kapsul sendi bagian dalam dimana terdapat cairan yang mengeluarkan suatu
pelumas/lubrikasi dikenal sebagai cairan sinovial

Komponen Penunjang Sendi


Beberapa komponen penunjang sendi:

• Kapsula sendi adalah lapisan berserabut yang melapisi sendi. Di bagian


dalamnya terdapat rongga.
• Ligamen (ligamentum) adalah jaringan pengikat yang mengikat luar ujung tulang
yang saling membentuk persendian. Ligamentum juga berfungsi mencegah
dislokasi.
• Tulang rawan hialin (kartilago hialin) adalah jaringan tulang rawan yang
menutupi kedua ujung tulang. Berguna untuk menjaga benturan.
• Cairan sinovial adalah cairan pelumas pada kapsula sendi.

Anda mungkin juga menyukai