Anda di halaman 1dari 12

I Latar Belakang Penelitian

Bir merupakan salah satu minuman beralkohol yang telah lama dikenal masyarakat
Indonesia. Bir masuk pertama kali ke Indonesia ketika perusahaan Belanda membuka pabrik
di Medan yang bernama NV Nederlandsch Indische Bierbrouwerijen dan mengeluarkan
produk yang bernama Java Bier. Selanjutnya perusahaan mengalami beberapa kali perubahan
nama dan sejak tahun 1981 dikenal dengan nama PT Multi Bintang Indonesia, Tbk. (PT
MBI). Saat ini PT MBI merupakan penghasil bir terkemuka di Indonesia, yang memproduksi
dan memasarkan serangkaian produk terkenal, seperti: Bir Bintang, Heineken, Guinness
Stout, Green Sands dan Bintang Zero.1
Walaupun PT MBI ini telah menjadi market leader untuk pasar Indonesia2, tetapi dalam
memasarkan minuman beralkohol ini, PT MBI menemui banyak kendala. Salah satunya
karena adanya peningkatan harga bahan baku yang memaksa podusen bir menaikkan harga
jual produknya, yang secara tidak langsung juga berakibat pada menurunnya permintaan akan
produk bir. Produk minuman beralkohol juga dikenakan cukai Rp 2.300/liter dan pajak
barang mewah (luxury tax) sebesar 40%. Kendala lainnya adalah karena PT MBI beroperasi
di negara yang 85% penduduknya beragama Islam, sehingga pihak perusahaan sulit
meningkatkan penjualan bir yang masuk kategori haram dan dilarang dalam hukum Islam.
Tak mengherankan, pasar bir pun hanya mengambil porsi yang sangat kecil dari total pasar
minuman di Indonesia. Tingkat konsumsi bir per kapita di Indonesia hanya sebesar 0,6
liter/tahun. Sebagai perbandingan, negara Jerman mengkonsumsi bir per kapita sebanyak 120
liter/tahun dan pasar bir Indonesia hanya sebesar 3% dari total pasar minuman.3
Melihat hal tersebut, pada akhir tahun 2002 PT Multi Bintang Indonesia mencoba
untuk menghilangkan kandungan alkohol pada salah satu produknya yakni Green Sand.
Langkah yang ditempuh oleh PT MBI ini menunjukkan keberhasilan yang berarti, terbukti
dengan naiknya angka penjualan produk Green Sand sebesar 50%, terhitung satu tahun sejak
hilangnya alkohol dalam produk Green Sand.4
Berdasarkan atas kesuksesan yang yang diraih oleh Green Sand, pada Juli 2004 PT
MBI meluncurkan produk barunya yakni Bintang Zero. Berbeda dengan pendahulunya (Bir
Bintang), Bintang Zero hadir sebagai kategori terkini yang dapat dinikmati oleh berbagai
kalangan terutama remaja dewasa (20–35 tahun). Bintang Zero adalah minuman malt bebas
alkohol pertama di Indonesia dan minuman ini dijamin tidak mengandung alkohol, karena
dibuat tanpa melalui proses fermentasi.5
Menjadi yang pertama dalam suatu hal merupakan suatu diferensiasi (Trout & Rivkin,
2001:62). Atribut bebas alkohol yang melekat pada Bintang Zero menjadi faktor pembeda
Bintang Zero dengan produk bir lainnya. Jika dibandingkan dengan produk bir pada
umumnya, Bintang Zero telah berhasil menawarkan rasa yang berbeda (berdasarkan riset
yang dilakukan pihak perusahaan, didapati hasil bahwa masyarakat Indonesia ternyata kurang
menyukai rasa bir).
Pada awal kumunculannya, Bintang Zero telah menguasai 63-64% pasar leger bir (bir
putih) dan memiliki pangsa pasar sebesar 5%.6 Namun demikian, akhir-akhir ini penjualan

1 http://www.multibintang.co.id/

2 Hingga akhir 2004, PT MBI ini menguasai 65,6% pasar bir di Indonesia. Pesaing terdekatnya, PT Delta
Djakarta (merek Anker), hanya menguasai sekitar 30% pasar (http://www.republika.co.id/)

3 http://www.replubika.co.id/

4 Tabloid Kontan 19 Juli 2004 halaman 12

5 http://www.halalguide.info/2009/03/05/bintang-zero-persen-halalkah/

6 Majalah Mix edisi Desember 2006 halaman 20

Author: Gunawan Wiredja CONTOH PROPOSAL RISET


Edited by: Ivan Prasetya ivan.prasetya@b0chun.com
Bintang Zero mengalami penurunan dan cenderung tidak laku di pasaran. Berdasarkan
pengamatan penulis, Bintang Zero tidak lagi dijual di warung atau kios kecil, melainkan
hanya tersedia di supermarket dan di beberapa minimarket saja.
Berdasarkan gejala di atas, penulis melakukan preliminary research dengan melakukan
wawancara kepada 20 orang kerabat penulis yang tergolong kaum muda (remaja dewasa)
yang pernah mencoba Bintang Zero. Dari hasil wawancara tersebut didapati hasil bahwa
ternyata sebagian besar dari mereka menunjukkan niat beli ulang yang rendah terhadap
produk Bintang Zero (hanya 5 orang saja yang masih mau membeli Bintang Zero). Mereka
menilai Bintang Zero memilki rasa yang aneh dan tidak karuan (tidak menyerupai bir dan
juga bukan soft drink), serta tidak memiliki rasa yang menyengat seperti bir lainnya (karena
tidak adanya kandungan alkohol) sehingga mereka lebih memilih minuman bir lainnya
daripada Bintang Zero.
Penulis melihat bahwa masalah utamanya terletak pada diferensiasi yang dilakukan
Bintang Zero. Pihak perusahaan melakukan diferensiasi dengan membuat bir yang tidak
mengandung alkohol sama sekali, dengan melihat adanya sekelompok orang tertentu yang
ingin minum bir, tetapi juga tetap ingin sehat dan tidak melanggar norma agama (bir tetap
halal karena tidak mengandung alkohol). Bintang Zero ditujukan kepada orang–orang
(khususnya remaja dewasa) yang ingin mencoba bir (peminum baru), tetapi mereka tetap
ingin sehat, tidak mabuk, dan tidak melanggar norma agama.
Tetapi apa yang telah dilakukan perusahaan ternyata justru tidak mendapat respon
positif dari konsumen. Roy Goni, pengamat pemasaran yang juga staf pengajar Unika Atma
Jaya, berpendapat bahwa di negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam seperti
Indonesia, produk-produk yang mengandung alkohol menjadi sulit berkembang. PT MBI
juga mengalami kesulitan yang serupa karena telah diasosiasikan sebagai produsen minuman
beralkohol. Menurut Sandhika Pratama Putra, Brand Image “Bintang” masih dipersepsikan
negatif oleh konsumen.7 Bintang Zero masih diasosiasikan dengan merek Bintang yang telah
lama dipersepsikan sebagai minuman beralkohol (bir).
Konsumen juga ternyata tetap menginginkan bir yang mengandung alkohol dan
memiliki rasa layaknya bir. Diferensiasi yang dilakukan Bintang Zero tersebut tidak menjadi
suatu keistimewaan bagi konsumen. Suatu diferensiasi dikatakan baik jika memberikan
sesuatu yang unik dan bermakna bagi konsumen serta dapat mempengaruhi persepsi
konsumen untuk melakukan pembelian ulang terhadap suatu produk (Kartajaya, 2005:121).
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul ”Analisis Pengaruh Persepsi Konsumen Atas Diferensiasi Bintang Zero Terhadap
Niat Beli Ulang.”

II Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi konsumen atas diferensiasi Bintang Zero?
2. Bagaimana niat beli ulang konsumen terhadap produk Bintang Zero?
3. Bagaimana pengaruh persepsi konsumen atas diferensiasi Bintang Zero terhadap niat beli
ulang?
4. Seberapa besar pengaruh persepsi konsumen atas diferensiasi Bintang Zero terhadap niat
beli ulang?

7 Sandhika Pratama Putra. Analisis Hubungan Antara Persepsi Konsumen Atas Brand Image ”Bintang”
Dengan Niat Beli Produk Bintang Zero. Bandung: Skripsi S1 Unpar, 2005, hal 86.

Author: Gunawan Wiredja CONTOH PROPOSAL RISET


Edited by: Ivan Prasetya ivan.prasetya@b0chun.com
III Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui bagaimana persepsi konsumen atas diferensiasi Bintang Zero
2. Mengetahui bagaimana niat beli ulang konsumen Bintang Zero
3. Mengetahui bagaimana pengaruh persepsi konsumen atas diferensiasi Bintang Zero
terhadap niat beli ulang
4. Mengetahui seberapa besar pengaruh persepsi konsumen atas diferensiasi Bintang Zero
terhadap niat beli ulang

IV Kerangka Pemikiran
Dalam menghadapi kondisi persaingan yang semakin pesat di industri minuman, PT MBI
melakukan strategi diferensiasi dengan mengeluarkan bir Bintang Zero sebagai produk baru
dan berbeda dengan produk bir lainnya. Letak perbedaannya adalah sebagai bir pertama di
Indonesia yang bebas alkohol dan memiliki rasa yang khas. Kandungan bebas alkohol inilah
yang menjadi atribut penting dalam produk Bintang Zero. Seperti yang dikatakan Michael
Porter (Kartajaya, 2005:128) “A Firm Differentiates itself from its competitors if it can be
unique at something that is valuable to buyers.”
Diferensiasi produk adalah suatu proses memanipulasi bauran pemasaran untuk
menempatkan sebuah merk, sehingga para konsumen dapat merasakan perbedaan yang
berarti antara merk tersebut dengan pesaingnya (John C.Mowen, 2002:55). Attributes are the
characteristic feature that an object may or may not have. (Mowen & Minor, 1997:242)
Kandungan bebas alkohol dan rasa yang khas pada Bintang Zero merupakan specific
feature yang tidak dimiliki oleh produk pesaing sekaligus menjadi faktor pembeda yang
penting.
Menurut Leon G. Schiffman & Leslie Kazar Kanuk (2002: 158), “Perception is
defined as the process by which an individual select, organizes and interprets stimuli into a
meaningful and coherent picture of the world.”
Persepsi akan membentuk sikap, dan sikap akan membentuk suatu perilaku. Persepsi
merupakan suatu pandangan seseorang terhadap sesuatu atau cara seseorang mengobservasi
sesuatu. Bila perbedaan yang unik dari suatu produk bermanfaat bagi konsumen, maka
konsumen akan mempunyai persepsi yang baik terhadap produk tersebut. Persepsi yang baik
tersebut tentunya dapat membentuk sikap yang positif terhadap produk tersebut dan pada
akhirnya muncul niat beli.
Sikap merupakan cara seseorang menanggapi sesuatu dari hasil pandangannya. Salah
satu bentuk sikap adalah niat beli konsumen dan kepuasan (Mowen & Minor, 1997: 219) .
Berdasarkan bagan di bawah ini, dapat dijelaskan bahwa umumnya pembeli melalui
beberapa tahapan, yaitu menyadari, mengetahui, menyenangi, memilih sebelum sampai pada
suatu sikap yaitu berniat untuk membeli dan pada akhirnya melakukan pembelian.

Gambar 1 - The Hierarchy of Effect Models

Sumber: Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Edisi Milenium, 2000, hlm 633

Bila konsumen puas akan produk yang dibelinya, maka konsumen akan melakukan
pembelian ulang. Menurut Boulding (1993), Cronin & Taylor (1992) dalam Ko (1998a: 438),
kepuasan adalah keinginan untuk membeli lagi serta kemauan untuk merekomendasikan
kepada pihak-pihak lain.

Author: Gunawan Wiredja CONTOH PROPOSAL RISET


Edited by: Ivan Prasetya ivan.prasetya@b0chun.com
Berdasarkan hasil preliminary research, penulis menduga bahwa kandungan bebas
alkohol dan rasa yang khas pada Bintang Zero bukan menjadi pembeda yang berarti dan
menarik perhatian konsumen, sehingga mereka yang telah membeli produk Bintang Zero,
tidak mau untuk melakukan pembelian ulang karena memiliki persepsi yang kurang baik
pada Bintang Zero.

Gambar 2 – Conceptual Model

V Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas maka penulis menarik hipotesis sebagai berikut: “Semakin buruk
persepsi konsumen akan diferensiasi yang dilakukan oleh Bintang Zero, maka akan semakin
rendah pula niat beli ulang konsumen pada produk Bintang Zero.”

VI Metode dan Jenis Penelitian


Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif untuk memperoleh gambaran
mengenai situasi yang terjadi dengan cara pengumpulan data, pengolahan data, dan analisa
secara kuantitatif yang akhirnya menarik kesimpulan berdasarkan hasil dari pengolahan data.
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, penelitian ini merupakan applied research
(penelitian terapan), karena penelitian ini diarahkan untuk mendapatkan informasi yang dapat
digunakan untuk memecahkan sebuah masalah.
Penelitian ini menggunakan rancangan survey, yaitu penelitian yang mengambil
sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang
pokok (Singarimbun dan Effendi: 1995:3).
Penelitian survey ini digunakan dengan maksud untuk menjelaskan hubungan antara
variabel-variabel melalui pengujian sebuah hipotesis sehingga disebut juga sebagai
explanatory research atau confirmatory research.

VII Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Field research, yang dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yang berisi pertanyaan-
pertanyaan yang berhubungan dengan persepsi konsumen akan diferensiasi yang
dilakukan Bintang Zero dan niat beli ulang. Jumlah kuesioner yang akan disebarkan
berjumlah 400 buah. Kuesioner dibagikan kepada orang-orang Bandung yang telah
mencoba Bintang Zero.
2. Literature survey, yaitu studi kepustakaan yang dilakukan penulis dengan mempelajari
artikel, jurnal, buku-buku di perpustakaan yang berhubungan dengan teori dan konsep
dasar penelitian.

VIII Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi penelitian ini adalah seluruh orang di kota Bandung yang pernah mencoba Bintang
Zero. Berdasarkan metode survey, penulis mengambil data berdasarkan sampel dari populasi
Author: Gunawan Wiredja CONTOH PROPOSAL RISET
Edited by: Ivan Prasetya ivan.prasetya@b0chun.com
tersebut. Karena ukuran populasi tidak dapat diketahui dengan pasti, penulis menetapkan
sampel sebanyak 384 buah. Jumlah ini penulis ambil berdasarkan ‘’Table for Determining
the Sample Size from a Given Population” yang diperoleh dari “Research Methods for
Business, A Skill Building Approach” (Sekaran, 200: 294), di mana ditunjukkan dalam tabel
tersebut, bahwa populasi dengan jumlah 1 juta ke atas jumlah sampelnya adalah sebesar 384
buah.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan judgement sampling, dengan
pertimbangan responden yang dipilih adalah yang telah mencoba Bintang Zero. Karena
judgement sampling merupakan cara pengambilan sampel yang non-probabilistik, maka
penulis akan melakukan uji normalitas. Apabila sampel berdistribusi normal maka ditarik
kesimpulan bahwa sampel dapat mewakili populasi (representative).

IX Operasionalisasi Variabel

Tabel 1 - Operasionaliasasi Variabel X

Dimensi Konsep Indikator Skala


Diferensia Segala
si (X) sesuatu yang
membedakan
suatu produk
terhadap
produk
pesaingnya

Performanc Persepsi • Tingkat Interval


e konsumen kepentingan
tentang banyaknya foam
(X1)
performance atau busa pada
differentiatio Bintang Zero
n {citra rasa, Interval
• Tingkat daya tarik
keunikan
banyaknya foam
rasa dan
atau busa pada
kualitas
Bintang Zero
karakteristik
(fitur bebas Interval
• Tingkat keunikan
alkohol, dari rasa produk
foam)} Bintang Zero
produk Interval
Bintang Zero. • Tingkat
kepentingan fitur
bebas alkohol
dalam produk
Bintang Zero Interval

Author: Gunawan Wiredja CONTOH PROPOSAL RISET


Edited by: Ivan Prasetya ivan.prasetya@b0chun.com
• Tingkat daya tarik
fitur bebas alkohol
dalam produk
Bintang Zero Interval
• Tingkat keamanan
untuk dikonsumsi
dari kadar bebas
alkohol

Style (X2) Persepsi • Tingkat keunikan Interval


konsumen warna kemasan
tentang Style Bintang Zero.
Differentiatio (warna biru)
n (kemasan)
• Tingkat daya tarik Interval
Bintang Zero.
tulisan Bintang 0%
pada leher kaleng
Bintang Zero.

• Tingkat daya tarik


Interval
tulisan malt bebas
alkohol pada
Bintang Zero.

Symbol (X3) Persepsi • Tingkat daya tarik Interval


konsumen slogan Bir Bintang
tentang Zero.(100%
symbol Bintang, 0%
differentiatio alkohol)
n (warna Interval
• Tingkat daya tarik
logo dan
warna merah pada
slogan)
tulisan ZERO pada
Bintang Zero
produk Bintang
Zero (masih bagian
dari logo Bintang
Zero)

Tabel 3.1 Variabel Y (Niat Beli)


Dimensi Konsep Indikator Skala

Author: Gunawan Wiredja CONTOH PROPOSAL RISET


Edited by: Ivan Prasetya ivan.prasetya@b0chun.com
Niat Beli Niat Tingkat pencarian Interval
Ulang konsumen informasi Bintang Zero
untuk
Tingkat kecenderungan Interval
membeli
(Preferences) konsumen
produk
untuk hanya membeli
Bintang Zero
Bintang Zero
dibandingkan dengan Bir
lain

Tingkat kepastian Interval


konsumen untuk
merekomendasikan
Bintang Zero kepada
orang lain

X Pengukuran Variabel
Bentuk penilaian terhadap jawaban kuesioner (untuk variabel X) dibuat berdasarkan skala
semantic differential. Skala ini terdiri dari pasangan kata sifat yang berlawanan. Adapun cara
penilaiannya sebagai berikut:
(polar) -----;-----;-----;-----;-----; (polar)
A1 (1) (2) (3) (4) (5) A2
Keterangan: 1 = sangat A1
2 = A1
3 = Biasa saja/netral, tidak A1 maupun A2
4 = A2
5 = sangat A2

Sedangkan bentuk penilaian terhadap jawaban kuesioner (untuk variabel Y) dibuat mengacu
pada The Likert Scale, dimana sebuah item memiliki 5 jawaban yang menunjukkan derajat
tertentu. Cara penilaiannya adalah:
1 = jawaban pasti tidak
2 = jawaban mungkin tidak
3 = jawaban netral, mungkin ya mungkin tidak
4 = jawaban mungkin ya
5 = jawaban pasti ya

XI Uji Validitas dan Reliabilitas


Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Face Validity, yang merupakan
dasar dan index minimum dari Content Validity. Hal tersebut dilakukan dengan cara
menunjukkan dan meminta persetujuan akan indikator- indikator pengukuran yang ada pada
kuesioner kepada seorang ahli.
Uji reliabilitas yang digunakan adalah interitem concistency dengan bantuan SPSS
(menggunakan Cronbach’s Alpha), dengan kriteria uji sebagai berikut:
• Jika Cronbach’s Alpha if item deleted > r-table  reliabel
Author: Gunawan Wiredja CONTOH PROPOSAL RISET
Edited by: Ivan Prasetya ivan.prasetya@b0chun.com
• Jika Cronbach’s Alpha if item deleted ≤ r-table  tidak reliabel

XII Teknik Analisis Data


Metode statistika yang digunakan untuk mengolah data adalah regresi berganda
(menggunakan SPSS), dengan persamaan regresi sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3

Di mana :

Y = niat beli ulang konsumen terhadap produk Bintang Zero


α = konstanta
β1 = slope/besar pengaruh X1 (performance) terhadap Y (niat beli)
β2 = slope/besar pengaruh X2 (style) terhadap Y (niat beli)
β3 = slope/besar pengaruh X3 (symbol) terhadap Y (niat beli)
X1 = dimensi performance diferensiasi Bintang Zero
X2 = dimensi style diferensiasi Bintang Zero
X3 = dimensi symbol diferensiasi Bintang Zero

XIII Objek Penelitian


1. Unit Analisis
Unit yang dianalisis dalam penelitian ini adalah remaja dewasa di kota Bandung yang pernah
minum Bintang Zero.

2. Profil Perusahaan
NV Nederlands Indische Bierbrouwerijen pertama kali berdiri pada tahun 1929 di Medan dan
memiliki tempat pengolahan bir di Surabaya. Pada tahun 1936 Heineken NV menjadi
pemegang saham utama dan mengubah nama Perseroan menjadi Heineken Nederlands
Indische Bierbrouwerijen Maatschappij.
Selanjutnya Perseroan mengalami beberapa kali perubahan nama, sejak tahun 1981
dikenal dengan nama PT Multi Bintang Indonesia Tbk. (PT MBI), dan terdaftar di Bursa Efek
Jakarta dan Surabaya pada bulan Desember tahun yang sama.
Saat ini PT MBI merupakan penghasil bir terkemuka di Indonesia, yang memroduksi
dan/atau memasarkan serangkaian produk terkenal, seperti Bir Bintang, Heineken, Guinness
Stout dan Green Sands. Pada tahun 2004 telah diluncurkan produk Bintang Zero (Sumber:
http://www.multibintang.co.id/)

DAFTAR PUSTAKA

Kartajaya, Hermawan. (2005). Positioning, Differentiation and Brand. Jakarta: PT.Gramedia


Pustaka Utama.

Kinnear, Thomas and Taylor James. (1992). 5th edition. Marketing Research: an applied
approach. New York: Mc.Graw-Hill.

Kotler, P dan K.L.Keller. (2006). 12th edition. Marketing Management. New Jersey: Prentice
Hall, Inc.
Author: Gunawan Wiredja CONTOH PROPOSAL RISET
Edited by: Ivan Prasetya ivan.prasetya@b0chun.com
Mowen, J.C dan Minor, M.S.(2002). 4th edition.Consumer Behavior.New Jersey: Prentice
Hall.

Schiffman, L.G. dan Leslie Kazar Kanuk. (2004). 8th edition.Consumer Behavior. New
Jersey: Prentice Hall, Inc.

Sekaran, Uma.(2003). 4th edition.Research Methods for business; A skill-Building Approach.


New York: John Wiley & Sons.

Singarimbun, M., dan Effendi, S.(1995). Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.

Stanton, William J., Michel J. Etzel, and Bruce J. Walker. (2004). 13th edition. Marketing.
New York: Macmilan Publishing.

Sugiyono, Prof.Dr. (2003). Edisi ke-10. Statistika untuk penelitian. Bandung: CV.Alphabeta.

Trout, Jack dan Steve Rivkin. (2001). Differentiate or Die. Jakarta: Erlangga.

Majalah Mix hal 20 edisi Desember 2006

Tabloid Kontan hal 12 edisi 19 Juli 2004

www.multibintang.co.id

www.republika.co.id

Kuesioner

Saudara/i responden yang terhormat,


Dengan segala kerendahan hati, saya mohon kesediaan dan partisipasi Anda untuk
mengisi kuesioner ini. Hendaknya setiap pertanyaan diisi dengan sungguh-sungguh. Setiap
jawaban yang Anda berikan merupakan masukan yang berharga bagi saya.
Atas perhatian dan partisipasinya, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Penulis
Author: Gunawan Wiredja CONTOH PROPOSAL RISET
Edited by: Ivan Prasetya ivan.prasetya@b0chun.com
I. PROFIL RESPONDEN

1. Jenis kelamin?
a. Pria b. Wanita

2. Berapakah umur Anda?


a. < 20 tahun
b. 20 - 24 tahun
c. 25 - 29 tahun
d. 30 - 35 tahun
e. > 35 tahun

3. Apakah Anda pernah meminum Bir?


a. Ya b. Tidak

4. Apakah Anda pernah mencoba Bintang Zero?


a. Ya b. Tidak

I. PERSEPSI KONSUMEN ATAS BIR BINTANG ZERO


II.A. Form Differentiation Bintang Zero

1. Bagaimana pendapat Anda terhadap rasa Bintang Zero?

Hambar 1 2 3 4 5 Enak

2. Menurut Anda, bila dibandingkan dengan bir lainnya, rasa Bintang Zero?
Sama saja 1 2 3 4 5 Berbeda / Unik

3. Menurut Anda, kandungan alkohol dalam Bintang Zero merupakan sesuatu yang :
Sangat tidak 1 2 3 4 5 Sangat penting
penting

4. Menurut Anda, kandungan alkohol dalam Bintang Zero merupakan sesuatu yang :
Sangat tidak 1 2 3 4 5 Sangat
menarik menarik
5. Menurut Anda, banyaknya busa / foam dalam Bintang Zero merupakan sesuatu
yang ........ sebagai pembeda Bintang Zero
Sangat tidak 1 2 3 4 5 Sangat penting
penting

6. Menurut Anda, banyaknya busa / foam dalam Bintang Zero merupakan sesuatu yang:
Sangat tidak 1 2 3 4 5 Sangat
menarik menarik

7. Menurut Anda apakah dengan tidaknya kandungan alkohol membuat Bintang Zero
aman (untuk kesehatan) dikonsumsi masyarakat ?
Bahaya 1 2 3 4 5 Aman

Author: Gunawan Wiredja CONTOH PROPOSAL RISET


Edited by: Ivan Prasetya ivan.prasetya@b0chun.com
8. Menurut Anda, apakah letak perbedaan Bintang Zero?
a. Kandungan alkohol
b. Warna kemasan
c. Harga
d. Banyaknya busa / foam
e. Bentuk logo

9. Menurut Anda, atribut apakah yang paling penting dalam sebuah produk bir ?
a. Kandungan alkohol
b. Warna kemasan
c. Rasa
d. Banyaknya busa / foam
e. Harga
f. Lainnya.........................

II.B. Style Differentiation Bintang Zero

10. Menurut Anda, warna kemasan (Biru) Bintang Zero...


Sangat tidak 1 2 3 4 5 Sangat
menarik menarik

11. Menurut Anda, tulisan malt bebas alkohol pada kemasan Bintang Zero...
Sangat tidak 1 2 3 4 5 Sangat
menarik menarik

12. Menurut Anda, tulisan Bintang 0% pada leher kemasan Bintang Zero menjadi faktor
untuk menarik perhatian
Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 Sangat setuju

II.C. Symbol Differentiation Bintang Zero

17. Bagaimana pendapat Anda tentang slogan Bintang Zero(100% Bintang,


0% Alkohol)?
Sangat tidak 1 2 3 4 5 Sangat
menarik menarik
18. Menurut Anda, warna merah pada tulisan Zero di kemasan Bintang Zero menjadi
faktor yang menarik perhatian
Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 Sangat setuju

III. Niat Beli Konsumen Terhadap Bintang Zero

19. Apakah Anda berminat untuk mencari informasi lebih banyak tentang
Bintang Zero?
a. Pasti tidak
b. Mungkin tidak
c. Mungkin ya, mungkin tidak
d. Mungkin ya
e. Pasti ya

20. Anda lebih memilih Bintang Zero dibandingkan dengan merk lain

Author: Gunawan Wiredja CONTOH PROPOSAL RISET


Edited by: Ivan Prasetya ivan.prasetya@b0chun.com
Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 Sangat setuju

21. Apakah Anda akan merekomendasikan Bintang Zero kepada teman atau
orang lain jika mereka menginginkan bir?
a. Pasti tidak
b. Mungkin tidak
c. Mungkin ya, mungkin tidak
d. Mungkin ya
e. Pasti ya

22. Setelah Anda mencoba Bintang Zero, apakah Anda akan melakukan
pembelian ulang?
a. Pasti tidak
b Mungkin tidak
c. Mungkin ya, mungkin tidak
d. Mungkin ya
e. Pasti ya

Author: Gunawan Wiredja CONTOH PROPOSAL RISET


Edited by: Ivan Prasetya ivan.prasetya@b0chun.com

Anda mungkin juga menyukai