Anda di halaman 1dari 6

1

Perusahaan Silverqueen

Silverqueen adalah salah satu merek cokelat terkenal di Indonesia. Didirikan sejak tahun
1950, perusahaan ini beroperasi dibawah naungan PT Petra Food yang juga mengelola Ceres
dan Delfi. Perusahaan ini bermarkas di kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia.
Merek asli Indonesia ini tak kalah bersaing dengan merek cokelat asal luar negeri seperti
M&M, Lotte, Kit-Kat, bahkan Cadburry dan Toblerone. Banyak orang mengira cokelat ini
adalah merek dari luar negeri karena nama dan pemasaran iklan memberikan kesan Eropa.
Indonesia adalah negara penghasil kakao terbesar ketiga. Silverqueen berhasil menjaga
reputasinya sebagai produk makanan ringan yang berkualitas dan seolah sudah menjadi
bagian dari masyarakat Indonesia.
Slogannya "Santai belum lengkap tanpa Silverqueen", ditujukan kepada konsumen
mayoritas penggemar cokelat yaitu remaja. Produk ini hampir dapat ditemu diseluruh
penjuru Indonesia dari Supermarket hingga toko kelontong kecil.
Silverqueen saat ini telah mengembangkan berbagai macam varian bentuk makanan ringan,
seperti Bites, ChunkyBar, Rock'R, caramel dan masih banyak lagi yang dapat ditemui di
tokotoko.

3. Singapura - Penjualan produk cokelat bermerek SilverQueen dan Delfi pada kuartal II
2015 menurun di Indonesia. Kondisi ini menyebabkan laba bersih induk perusahaan, Petra
2

Foods, yang berbasis di Singapura itu anjlok hingga 40%. Kondisi itu disebabkan konsumen
Indonesia lebih berhati-hati untuk berbelanja akibat pelemahan situasi ekonomi.

"Dengan perlambatan dan kekhawatiran akan konstraksi ekonomi, konsumen Indonesia


lebih berhati-hati memanfaatkan uangnya untuk berbelanja dan ini berdampak pada sebagian
besar barang-barang konsumer (consumer goods) termasuk makanan cokelat," kata CEO
Petra Foods John Chuang akhir pekan lalu.
Petra Foods yang berbasis di Singapura ini menguasai sekitar 50% dari pangsa pasar
makanan cokelat di Indonesia. Namun, pendapatan dari perusahaan dengan basis produksi di
Indonesia ini anjlok hingga 15,7% pada kuartal II.
"Permintaan dari mitra kami berkurang karena dampak dari situasi ekonomi yang melemah
dan ini berakibat negatif pada penjualan kami," katanya.
Sementara itu, Petra Foods yang juga beroperasi di Filipina, Malaysia, dan Singapura juga
melaporkan penurunan pendapatan hingga 12,7% pada kuartal II hingga mencapai 115,1 juta
dolar AS. Sedangkan laba bersih pada kuartal II anjlok hingga 39,9% menjadi 7,4 juta dolar
AS.
Dijelaskan, untuk mengantisipasi kondisi tersebut, perusahaan menaikkan harga dan
menurunkan ukuran beberapa produk makanan tertentu di Indonesia. Sejauh ini, harga bahan
baku dan kemasan juga meningkat seiring dengan pelemahan rupiah terhadap dolar AS.
"Kami terus memantau perkembangan produk di Indonesia dengan cermat. Kami mencatat
permintaan konsumen untuk sebagian besar produk kami masih positip,
katanya seperti dikutip confectionerynews.com.

4. a.Faktor Internal

-Psikologis
Kotler (2000:144) mendefinisikan faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh
lingkungan dimana ia
tinggal dan hidup pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh dimasa lampau atau
antisipasinya pada
waktu yang akan datang. Damanik (2007:37) mendifinisikan faktor psikologis adalah
3

kebutuhan yang cukup


untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan.Jadi dapat
disimpulkan bahwa faktor
psikologis merupakan pengendalian diri secara individual untuk dapat menciptakan rasa
dalam memenuhi
kebutuhan seorang konsumen yang tidak menutup kemungkinan mendapat pengaruh dari
lingkungan sekitar.

-Sosial
Kotler (2003:202) mendefinisikan faktor sosial adalah keadaan dimana terdapat kehadiran
orang lain.
Kehadiran itu bisa nyata anda lihat dan anda rasakan, namun juga bisa hanya dalam bentuk
imajinasi.Setiap
anda bertemu orang meskipun hanya melihat atau mendengarnya saja, itu termasuk situasi
sosial.Purimahua
(2005) mendefinisikan faktor sosial adalah sekelompok orang yang mampu mempengaruhi
perilaku orang lain
dalam melakukan suatu tindakan berdasarkan kebiasaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa
faktor sosial merupakan
kegiatan interaksi yang diciptakan oleh setiap indivual yang tergabung dalam sebuah
kelompok yang mampu
untuk mempengaruhi individual ataupun kelompok lainnya.

Faktor Eksternal

-Periklanan
Kotler dan Amstrong (2012:432) mendefinisikan bahwa advertising is the specific blend of
promotion tools that the company uses to persuasively communicate customer value and
build customer relationship.Maksudnya, periklanan adalah sekelompok alat-alat yang
digunakan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan nilai pelanggan secara persuasif dan
membangun hubungan pelanggan.Olson (2000: 181) iklan (advertising) adalah penyajian
informasi nonpersonal tentang suatu produk, merek, perusahaan, atau toko yang dilakukan
dengan bayaran tertentu.Jadi dapat disimpulkan bahwa periklanan merupakan suatu alat
untuk mengkomunikasikan setiap inovasi produk sebuah perusahaan secara menyeluruh atau
secara umum, demi membangun rasa kepercayaan konsumen terhadap perusahaan penghasil
barang maupun jasa tersebut.

-Atribut Produk
Olson (2005: 546) mendefinisikan atribut produk adalah Characteristics of the product,can
be tangible, subjective characteristics, such as the quality of a blanket or the stylishness of a
car. Or can be tangible, physical characteristics of a product such as the type of fiber in a
blanket or the front groom in a car. Maksudnya,atribut produk bagi usaha pemasaran
merupakan salah satu cara untuk dapat memenangkan persaingan di pasaran, karena atribut
produk tersebut merupakan alat untuk membedakan produk perusahaan dengan produk
pesaing.Erna Ferrinadewi (2005) menyatakan bahwa produk adalah seperangkat atribut dan
manfaat yang dianggap penting hingga kurang penting oleh pemakainya. Jadi dapat
disimpulkan bahwa atribut produk merupakan hal yang diperhitungkan dalam konsumen
memutuskan untuk memilih barang produk atau jasa yang akan dipakai, juga nilai guna dari
4

barang produk atau jasa tersebut dapat dilihat dari atribut produk tersebut.

b. -Transitional Change
Perubahan ini umumnya terjadi karena ada tuntutan perubahan yang signifikan dari
lingkungan kompetisi. Perubahan ini akan mengubah kondisi yang ada dalam organisasi
menjadi sesuatu yang berbeda. Biasanya suatu organisasi melakukan perubahan ini jika
pemimpin organisasi tersebut menyadari bahwa ada masalah atau tujuan yang tidak tercapai
sehingga organisasi tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan pelanggan. Untuk mencapai
tujuan tersebut, maka organisasi harus meninggalkan keadaan lama melalui proses transisi
menuju keadaan baru. Pada perubahan ini, kebutuhan akan individu (SDM) dapat diprediksi
atau dikelola. Perbedaaan transitional change dengan transformational change adalah pada
faktor manusia dan budaya. Pada transformational change, kedua faktor di atas sangat
dominan dan merupakan faktor kunci.

-Development Change
Tipe perubahan ini adalah yang paling sederhana diantara tipe perubahan- perubahan yang
lain. Tujuan utama dari perubahan ini adalah untuk melakukan perbaikan, baik dari sisi
keterampilan, metode, kinerja, maupun kondisi. Fokus dari perubahan ini adalah untuk
memperkuat atau memperbaiki hal yang sudah terjadi dalam organisasi untuk meningkatkan
kinerja guna mencapai target yang lebih tinggi. Perubahan ini umumnya terjadi karena
perubahan kecil di dalam lingkungan kompetisi atau dapat juga disebabkan tuntutan
organisasi untuk dapat meningkatkan kinerja operasional, oleh karenanya pada perubahan
tipe ini hanya akan menimbulkan penolakan yang kecil pula jika dibandingkan dengan 2 tipe
perubahan yang lain.

c. Dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian.Menurut Mowen
dan Minor (2002:6) keputusan pembelian konsumen
meliputi semua proses yang dilalui konsumen dalam mengenali masalah, mencari solusi,
mengevaluasi alternatif, dan memilih di antara pilihan-pilihan pembelian.
Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa untuk sampai ketahap keputusan
pembelian, diperlukan informasi yang lengkap dan menarik untuk merangsang
dan mempengaruhi keputusan konsumen. Tugas pemasar adalah menyediakan informasi
yang lengkap mengenai suatu produk sehingga konsumen mengetahui manfaat serta hal-hal
yang akan mereka peroleh dari suatu produk.Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
pembelian diantaranya adalah harga, kemasan dan

Dari segi harga Cokelat Silver Queen memiliki harga yang terjangkau sesuai dengan rasa
dan kualitas dibandingkan dengan cokelat produk lain nya. Dengan semakin banyaknya
merek produk yang ditawarkan di pasar, konsumenakan semakin sensitif terhadap perubahan
harga dan cenderung beralih ke merek lain yang menawarkan harga yang lebih murah. Dan
cokelat Silver

Queen juga mempunyai variasi harga sesuai dengan bentuk dan cokelat apa yang kita
inginkan dari SilverQueen.

Dari segi kemasan cokelat Silver Queen memiliki kualitas kemasan yang sangat menarik
dengan sampul kertas atau karton bergambar kacang mete dengan warna bungkus yang
cerah tersebut membuat konsumen tertarik ingin membeli produk cokelat tersebut.kemasan
dari cokelat Silver Queen banyak variasi juga kemasan dari cokelat silver Queen terbuat dari
bahan plastik.
5

Cokelat Silver Queen menjadi citra merk yang sangat di kenali masyarakat pada umum nya
di karekan cokelat Silver Queen mempunyai rasa yang berbeda dan enak untuk di makan.
citra merek yang menjadi faktor pertimbangan utama konsumen dalam membeli dan
menggunakan suatu produk.

d. SilverQueen adalah produk cokelat yang berada di bawah naungan PT Petra Food,
perusahaan asal Garut yang awalnya dikenal dengan nama NV Ceres. Di zaman kolonial
Belanda, NV Ceres awalnya kepunyaan orang Belanda yang kemudian memutuskan untuk
menjual perusahaan tersebut.
Selanjutnya, NV Ceres diambil alih oleh pemuda asal Burma keturunan Tionghoa bernama
Ming Chee Chuang. Pada tahun 1950-an Chuang mengganti nama NV Ceres dengan PT
Perusahaan Industri Ceres dengan produk biskuit wafer Ritz.
Sayangnya, biskuit tersebut diklaim oleh Nabisco Foods karena merek Ritz sudah ada lebih
dulu sejak tahun 1949 yang juga didirikan oleh orang Belanda.
Tidak tinggal diam, PT Perusahaan Industri Ceres kemudian memperjuangkan hak nama
Ritz dan untungnya membuahkan hasil. Akhirnya Ritz menjadi merek wafer kepunyaan
Ceres, yang kemudian pada tahun 1950-an perusahaan ini memproduksi cokelat batangan
dengan nama SilverQueen.

e. Tidak terjadi resistensi terhadap proses perubahan perusahaan Silverqueen.

5.Pembelajaran atau pengetahuan baru yang saya peroleh dari kasus perubahan perusahaan
Silverqueen yaitu,apabila suatu produk mengalami penurunan dan untuk memperkuat atau
memperbaiki hal yang sudah terjadi dalam perusahaan untuk meningkatkan kinerja guna
mencapai target yang lebih tinggi, perusahaan menaikkan harga dan menurunkan ukuran
beberapa produk makanan tertentu di Indonesia.
6

Daftar Referensi

Anda mungkin juga menyukai