Anda di halaman 1dari 6

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sikap dan perilaku wirausaha

Indikator :
1. Disiplin, komitmen tinggi, jujur, kreatif dan inovasi, mandiri dan selalu bekerja dengan
berprestasi
2. Kebeberhasilan dan kegagalan wirausahawan diidentifikasi berdasarkan sikap dan
perilakunya dalam keseharian

Tujuan:
Setelah mempelajari kompetensi dasar ini diharapkan siswa mampu:
1. Menjelaskan pengertian kewirausahaan, wirausaha dan wirausahawan
2. Mengidentifikasikan dan mengimplementasikan karakteristik wirausahawan yang
meliputi : displin, komitmen tinggi, jujur, kreatif dan inovatif, mandiri dan realitis dalam
kehidupan keseharian di sekolah dan lingkungan siswa
3. Mengidentifiikasi 10 kegagalan dan keberhasilan seseorang berdasarkan
karakteristik wirausahawan dalam keseharian siswa di sekolah dan lingkungan
4. Menyimpulkan karakteristik wirausahawan yang berhasil dan yang gagal
5. Menghargai karya dan pengalaman orang lain sebagai masukan bagi pengembangan
diri

Uraian Materi Pembelajaran

A. Pengertian
Istilah kewirausahaan berasal dari kata wirausaha. Kata wirausaha merupakan
gabungan dua kata yang menjadi satu yaitu kata wira dan usaha. Wira artinya
pahlawan, laki-laki, sifat jantan, perwira. Usaha artinya kegiatan dengan
mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud. Usaha
juga berarti pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya) untuk mencapai
sesuatu. Usaha dibidang perdagangan (dengan maksud mencari keuntungan) berarti
perdagangan, perusahaan. Dalam bahasa Inggris istilah wirausaha dikenal dengan
istilah entrepreneur (lihat Kamus Dagang, Savary – 1723).
Pada mulanya enterpreneur atau wirausaha diartikan sebagai orang yang membeli
barang dengan harga pasti, meskipun orang itu belum mengetahui berapa harga
barang (atau guna ekonomi) itu akan dijual. Disamping itu, ada pula yang
mengartikan wirausaha sebagai berikut :
• sebagai orang yang berani menanggung resiko
• sebagai orang yang memobilisasi dan mengalokasikan modal
• sebagai orang yang menciptakan barang baru.
• sebagai orang yang mengurus perusahaan.

Dalam perkembangannya istilah entrepreneur atau wirausaha didefinisikan sebagai


orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-
kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna
mengambil keuntungan dan tindakan yang tepat guna memastikan sukses.

B. Mengidentifikasi Sikap dan Perilaku Wirausaha


1. Karakteristik Wirausaha
Karakteristik yang dimaksud dalam konteks materi disini (wirausaha) adalah
sesuatu yang berhubungan dengan cirikhas, watak, perilaku tabiat, sikap
seseorang (wirausaha) terhadap perjuangan hidup untuk mencapai kebahagiaan
lahir dan batin.
Menurut Geoffrey G. Meredith dalam bukunya “Kewirausahaan”, ciri-ciri profil
wirausaha adalah sebagai berikut :

1
Ciri-ciri : Watak :

-. Percaya diri -. Keyakinan, ketidaktergantungan,


induviduali-tas, optimisme.
-. Berorientasikan tugas dan hasil -. Kebutuhan akan prestasi, berorientasi
laba, ketekunan dan ketabahan, tekad
kerja keras, mempunyai dorongan
kuat, energitic, inisiatif.
-. Pengambil resiko -. Kemampuan mengambil resiko, suka
pada tantangan.
-. Kepemimpinan -. Bertingkah laku sebagai pemimpin,
dapat bergaul dengan orang lain,
menanggapi saran saran dan kritik.
-. Keorisinilan -. Inovatif dan kreatif, fleksibel, punya
banyak sumber, serba bisa,
mengetahui banyak.
-. Berorientasi ke masa depan -. Pandangan ke depan, perseptis.

2
Sedangkan Bygrave merumuskan 10 sifat dari wirusaha yang terkenal dengan istilah 10 D
yaitu :
a. Dream (mimpi)
Seorang wirausaha mempunyai bisi keinginan terhadap masa depan pribadi dan
bisnisnya serta mempunyai kemampuan untuk mewujudkan impiannya.
b. Decisiveness (cepat mengambil keputusan)
Seorang wirausaha adalah orang yang tidak bekerja lambat. Mereka membuat
keputusan secara cepat dengan penuh perhitungan. Kecepatan dan ketepatan
mengambil keputusan adalah faktor kunci dalam kesuksesan bisnis.
c. Doers (pelaku)
Seorang wirausaha dalam membuat keputusan akan langsung menindaklanjuti.
Mereka melaksanakan kegiatannya secepat mungkin. Seorang wirausaha tidak mau
menunda-nunda kesempatan yang baik dalam bisnisnya.
d. Determination (ketetapan hati)
Seorang wirausaha, melaksanakan kegiatannya dengan penuh perhatian. Rasa
tanggung jawabnya tinggi dan tidak mau menyerah, walaupun dihadapkan pada
kalangan dan rintangan yang tidak mungkin dapat diatasi.
e. Dedication (dedikasi)
Seorang wirausaha memiliki dedikasi yang tinggi terhadap bisnisnya, kadang-kadang
mengorbankan kepentingan keluarga untuk sementara. Wirausaha di dalam
melaksanakan pekerjaannya tidak mengenal lelah. Semua perhatian dan kegiatannya
dipusatkan semata-mata untuk kegiatan bisnisnya.
f. Devotion (kesetiaan)
Seorang wirausaha mencintai pekerjaan bisnisnya dan produk yang dihasilkannya.
Hal inilah yang mendorong keberhasilan yang sangat efektif untuk menjual produknya.
g. Detail (rincian)
Seorang wirausaha sangat memperhatikan faktor-faktor kritis secara rinci. Dia tidak
mau mengabaikan faktor-faktor kecil yang dapat menghambat kegiatan usahanya.
h. Destiny (nasib)
Seorang wirausaha bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak
dicapainya. Dia merupakan orang yang bebas dan tidak mau tergantung kepada
orang lain.
i. Dollars (uang)
Seorang wirausaha tidak mengutamakan mencapai kekayaan, motivasinya bukan
karena masalah uang. Uang dianggap sebagai ukuran kesuksesan bisnisnya. Ia
berasumsi jika berhasil dalam bisnis maka ia pantas mendapat laba, bonus, atau
hadiah.
j. Distribute (distribusi)
Seorang wirausaha bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada orang-
orang kepercayaannya itu yaitu orang-orang yang kritis dan mau diajak mencapai
sukses dalam bidang bisnisnya.

Untuk mewujudkan karakteristik (ciri, watak dan sifat) diatas dibutuhkan :


a. Kerja Keras
Artinya kegiatan yang dikerjakan secara sungguh-sungguh tanpa mengenal lelah atau
berhenti sebelum target kerja tercapai dan selalu mengutamakan/memperhatikan
kepuasan hasil pada setiap kegiatan yang dilakukan.
Contoh :
Seorang penjahit harus memenuhi janji kepada pelanggan, sesuai waktu yang
ditetapkan walaupun harus dikerjakan siang dan malam.
b. Disiplin
Artinya sikap yang selalu tepat waktu dan tepat janji. Sehingga orang lain
mempercayainya, modal utama dalam berwirausaha adalah “perolehan kepercayaan
dari orang lain”.
Contoh :
Seorang pengusaha warung harus selalu tepat dan disiplin dalam membuka dan
menutup warungnya, karena pembeli sudah memperkirakan sesuai dengan
kebijaksanaan buka/tutupnya warung. Seandainya pengusaha tidak disiplin dalam
membuka dan menutup warung, pembeli kecele (salah menduga) dan enggan untuk
datang membeli.

3
c. Mandiri
Artinya sikap untuk tidak menggantungkan keputusan akan apa yang harus dilakukan
kepada orang lain, sesuatu dikerjakan karena kemauan sendiri serta tidak merasa
besar.
Karena orang lain, tetapi besar karena usaha kerasnya resiko yang dihadapi serta
hambatan dan masalah yang harus diselesaikan adalah milik kita sendiri dan kita yang
memutuskan cara menghadapi dan menuntaskannya, tentunya selalu berdo’a dan
ingat kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Contoh :
Norman Edwin pendaki gunung yang mempunyai reputasi nasional, sampai dengan
akhir pendakiannya (meninggal dunia) ketika berusaha menyelamatkan temannya,
masih mengenakan perlengkapan pendakian yang dipersiapkan sendiri sesuai
standar profesional seorang pendaki.
d. Realistis
Yaitu cara berfikir yang penuh dengan perhitungan dan sesuai dengan kemampuan
sehingga gagasan yang akan diajukan bukan hanya menjadi angan-angan atau mimpi
belaka. Oleh karena itu apabila anda memiliki gagasan atau ide sekecil atau sebesar
apapun harus dipikirkan kemungkinan realitasnya atau keterlaksanaannya.
Contoh :
Sekelompok siswa SMK jurusan Otomotif memberanikan diri membuat mobil dengan
cara merakit onderdil dan mesin bekas, serta membangun bodi sesuai keinginan dan
kemampuannya.
f. Prestatif
Yaitu melakukan sesuatu dengan pikiran bahwa yang akan diwujudkan memiliki nilai-
nilai keunggulan sehingga memperoleh penghargaan dari orang lain, tidak asal jadi
bahkan merampas/meniru hasil karya orang lain.
Contoh :
Teguh Karya dalam menggarap filmnya, secara serius dan mengutamakan
keunggulan, sehingga memenangkan banyak piala citra mampu menghasilkan
sutradara unggul, maupun bintang film unggul yang dibimbingnya seperti : Christine
Hakim, Slamet Raharjo, Eros Jarot.
g. Komitmen Tinggi
Yaitu sikap yang Teguh memegang prinsip-prinsip kebenaran yang berlaku, tidak
sekalipun mengingkarinya walaupun dengan dirinya sendiri, serta berusaha
menyesuaikan perkataan dan perbuatannya.
Contoh :
Kebanyakan peluki selalu mencantumkan nama dan tanggal pembuatannya, serta
tidak mau menjual lukisannya sebelum dia merasa layak. Bahkan banyak lukisan yang
dibuangnya sendiri, karena ia merasa karyanya tidak memenuhi kreteria.

2. Falsafah wirausaha
Sebagai bagian dari kekhasan wirausaha, berikut ini dikemukakan falsafah dari profil
falsafah wirausaha yaitu :
• Untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam hidup harus banyak belajar tentang
dirinya sendiri.
• Kegagalan usaha harus diterma sebagai pengalaman.
• Kekuatan berusaha datangnya dari tindakannya sendiri bukan dari tindakan orang
lain.
• Risiko kegagalan selalu ada, tapi para wirausahawan harus menerimanya dan
bertanggung jawab.
• Adanya keberhasilan berusaha, setelah mengalami kegagalan.
• Wirausahawan yang menghindari risiko rendah tidak ada tantangan dan menjauhi
risiko tinggi karena ingin berhasil.
• Harta terbesar untuk mempertahankan kemampuan wirausahawan adalah adanya
sikap positif.
• Prestasi total sebuah bisnis, terutama ditentukan oleh sikap dan tindakan
wirausahawan.
• Kejarlah tujuan-tujuan yang berhubungan dengan kemampuan dan ketrampilan yang
dimilikinya.
• Terimalah apa adanya dan kurangilah kelemahan-kelamahan diri sendiri.

4
C. Perlunya Pengembangan Sikap Mental Wirausaha
Kebutuhan ini bermula dari adanya kenyataan bahwa negara-negara bekembang
(termasuk Indonesia) menghadapi persoalan-persoalan berupa : kemiskinan,
keterbelakangan, ketenagakerjaan / pengangguran, pertumbuhan ekonomi rendah. Dan
harapan besar untuk keluar dari persoalan itu tertuju pada wirausaha sebagai suatu
alternatif karena wirausaha dinilai dapat mendorong terciptanya: lapangan kerja baru,
peningkatan pendapatan masyarakat, pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan
sektor-sektor ekonomi tertentu. Atau dengan kata lain sikap mental wirausaha
merupakan motor penggerak dalam pembangunan negara dalam hal : memajukan
ekonomi bangsa dan negara, meningkatkan taraf hidup masyarakat, ikut mengurangi
pengangguran, membantu mengentaskan kemiskinan.
Disamping itu, suatu kenyataan pula bahwa sampai saat ini sebagian besar penduduk (di
Indonesia) masih terpola pada kebiasaan untuk mencari kerja (menjadi pekerja) bukan
menciptakan kerja. Tentu saja persoalan ini akan selalu menjadi masalah bagi negara.
Coba bayangkan apa yang akan terjadi bila seluruh penduduk usia kerja hanya
menggantungkan diri untuk mencari kerja, berapa juta tempat kerja yang harus tersedia,
dan siapa yang harus menyediakan tempat kerja dan kalau hanya mengandalkan
pemerintah saja, rasanya mustahil untuk diwujudkan. Selanjutnya mari kita perhatikan
pemetaan kekuatan pendukung ekonomi negara dengan kuadran berikut ini :

Kuadran 2 Kuadran 3

SELF EMPLOYEE BUSINESSMAN

Kuadran 1 Kuadran 4

EMPLOYEE INVESTOR

Dari pemetaan diatas dapat dijelaskan sbb. :


Suatu negara akan menjadi miskin apabila sebagian besar kekuatan ekonomi lebih
bertumpu pada kuadran sebelah kiri (kuadran 1 dan 2). Sebaliknya akan menjadi negara
makmur bila bertumpu pada kuadran sebelah kanan (kuadran 3 dan 4) apalagi bila
kuadran 4 lebih dominan, ekonomi negara akan semakin kuat.
Kalau kita perhatikan kondisi di negara kita yang realitas termasuk negara miskin dimana
kekuatan ekonomi lebih bertumpu pada kuadran sebelah kiri khususnya kuadran 1, maka
jawaban atas pertanyaan diatas “mengapa wirausaha dibutuhkan” adalah bahwa hal ini
merupakan upaya untuk merubah pola pikir dan budaya mencari kerja menjadi budaya
untuk menciptakan kerja sehingga lambat laut kekuatan ekonomi tidak hanya bertumpu
pada kuadran sebelah kiri tetapi disebelah kanan. Untuk merubah pola pikir semacam itu
tentu saja hanya bisa dilakukan dengan menanamkan sikap mental wirausaha.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan sikap mental wirausaha
penting karena akan dapat merubah pola pikir dari pencari kerja menjadi pencipta kerja
sehingga dapat menjadi alternatif dalam mengatasi permasalahan klise dari negara-
negara miskin seperti : kemiskinan, keterbelakangan, ketenagakerjaan / pengangguran,
pertumbuhan ekonomi rendah.

D. Sharing Pengalaman Wirausaha


Siswa melihat VCD dan mendengarkan kaset

E. Faktor Keberhasilan dan Kegagalan


Keberhasilan dalam hidup pada dasarnya merupakan dambaan setiap orang dan
karenanya orang akan melakukan apa saja untuk mencapainya. Dalam upaya mencapai
keberhasilan tersebut kiranya perlu kita ketahui faktor apa yang dapat mempengaruhi
keberhasilan dan kegagalan, dari hasil refleksi dapat dirumuskan bahwa secara umum
keberhasilan dan kegagalan akan dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut :

5
 Pola pikir atau cara pandang terhadap usaha atau pekerjaan yang dijalankan (positif
atau negatif).
 Kepuasan diri
 Keinginan untuk maju / mencapai yang lebih
 Kontrol terhadap pengeluaran
 Budaya instan
 Manajemen waktu (disiplin waktu)
 Kejujuran
 Komitmen
 Ketekunan dan motivasi
 Kreativitas dan inovasi
 Refleksi dan evaluasi terhadap kegiatan maupun kebiasaan
Apabila faktor-faktor diatas menunjukkan sisi positif, maka kemungkinan berhasil akan
tinggi sedangkan apabila menunjukkan sisi negatif, maka akan berpotensi terjadi
kegagalan.
Dalam konteks wirausaha, kiranya perlu juga kita ketahui faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan dalam usaha. Adapun faltor-faktor tersebut
adalah :
Faktor Keberhasilan usaha
• Komitmen
• Motivasi
• Kejujuran
• Kesehatan
• Mengambil resiko
• Kemampuan dalam membuat keputusan
• Keadaan keluarga
• Keterampilan mengelola usaha
• Keterampilan teknis
• Pengetahuhan tentang jenis usaha

Faktor Kegagalan usaha :


• Diabaikan oleh pemiliknya
• Kecurangan dan pencurian
• Kurang keterampilan dan keahlian
• Pengalaman yang tidak seimbang
• Masalah pemasaran
• Kebijakan pembayaran barang secara kredit dan pengawasan uang yang kurang
baik.
• Pengeluaran biaya yang tinggi
• Persediaan dan peralatan yang berlebihan
• Pengawasan persediaan yang buruk
• Lokasi usaha yang kurang tepat
• Bencana alam.

Anda mungkin juga menyukai