Anda di halaman 1dari 4

Requirement Elicitation

Pendahuluan
Requirement elicitation merupakan salah satu aktivitas penting dalam proses requirement
engineering suatu sistem. Ide dari aktivitas ini adalah mengumpulkan kebutuhan para
stakeholder terhadap sistem yang akan dibangun. Berbagai teknik dan tools dikembangkan
untuk membantu proses requirement elicitation. Makalah ini akan membahas mengenai
teknik-teknik yang sesuai untuk digunakan serta tools yang akan memudahkan requirement
elicitation.

1. Analisis Bahasan
Terdapat empat sumber utama yang digunakan dalam penyusunan makalah ini.
Literatur pertama (Zhang, 2007) menjelaskan mengenai teknik-teknik yang dapat
digunakan untuk melakukan requirement elicitation. Literatur kedua (Belani,
Pripuzic, & Kobas) dan ketiga (Kassel & Malloy, 2003) berisi tools yang dapat
membantu requirement elicitation. Literatur keempat (Gotel & Finklestein)
menjelaskan bahwa proses elisitasi kebutuhan harus dapat ditelusuri. Berikut
merupakan hasil analisis dari studi terhadap keempat literatur tersebut.
1.1. Teknik Requirement Elicitation
Proses requirement elicitation melibatkan berbagai stakeholder dalam sistem.
Requirement didapatkan melalui proses interaksi antara requirement analyst dan
stakeholder. Interaksi tersebut dapat dikategorikan menjadi 4 metode
komunikasi, yaitu observational, conversational, analytic, dan synthetic.
Conservational adalah proses mendapatkan requirement dengan berkomunikasi
dengan orang lain, contohnya adalah wawancara dan melakukan diskusi
kelompok. Observational adalah memperhatikan cara kerja yang dijalankan
dalam domain masalah, contohnya adalah observasi cara kerja dan observasi
aturan yang ada. Analytic adalah proses mendapatkan requirement berdasarkan
analisis dari seorang ahli, contoh kegiatannya adalah dengan analisis dokumen
yang ada. Synthetic menggabungkan metode-metode conservational,
observational, dan analytic dalam suatu sesi pengambilan requirement,
contohnya dalam satu sesi wawancara dilanjutkan dengan observasi kemudian
analisis dokumen.
Dalam memilih teknik requirement elicitation yang paling tepat, ada 4 faktor
yang perlu diperhitungkan: tingkat abstraksi requirement, sumber requirement,
masalah komunikasi yang mungkin muncul, dan tingkat kepastian requirement.
Tingkat abstraksi requirement adalah seberapa baik proses mendapatkan
requirement dapat menggambarkan secara umum pemecahan masalah yang
nantinya akan dimasukkan ke dalam spesifikasi produk. Sumber requirement
adalah seberapa banyak sumber requirement yang mampu diambil oleh analis.
Masalah komunikasi diukur dari seberapa baik proses pengambilan requirement
dapat menghadapi masalah komunikasi antar stakeholder. Tingkat kepastian
menandakan tingkatan pengetahuan stakeholder mengenai visi dari sistem yang
berpengaruh pada pengetahuan stakeholder terhadap requirement.
Dengan mempertimbangkan faktor diatas, maka berikut merupakan saran
penggunaan teknik requirement elicitation.
1. Teknik conversational dapat digunakan untuk segala situasi pengambilan
requirement. Disarankan untuk digunakan apabila stakeholder memiliki
tingkat kepastian yang tinggi, dengan kebutuhan sistem sebagian besar
melibatkan manusia.
2. Teknik observational dapat memberikan gambaran umum mengenai domain
maslah pada saat awal pengerjaan. Disarankan untuk digunakan apabila
kebutuhan sistem sebagian besar melibatkan sistem lain, dibandingkan
manusia, atau apabila requirement analyst diharapkan memiliki pengetahuan
mengenai lingkungan organisasi.
3. Teknik analytic digunakan untuk mengambil pengetahuan dari dokumen dan
domain expert yang ada mengenai domain masalah. Disarankan digunakan
apabila domain masalah sudah jelas dan saat ini sudah ada sistem yang
menangani masalah tersebut.
4. Metode syntetic sangat komprehensif untuk mengambil requirement secara
menyeluruh namu membutuhkan sumber daya yang cukup besar.
1.2. Tools
1.2.1. Web-Survey
Web-Survey menyediakan fungsionalitas berupa membuat survey,
menjawab survey, dan menggali statistik survey. Dengan menggunakan
web, sistem ini dapat diakses lebih mudah dan sekuritas yang lebih baik.
Survey yang dibuat pada web-survey ini memiliki satu pembuat dan
memiliki beberapa responden yang harus menjawab. Pertanyaan yang
terdapat dalam survey harus ditentukan jenisnya, yaitu text-box, text-line,
combo-box, radio-button, atau check-box. Tiga jenis pertanyaan yang
terakhir disebut dapat memiliki beberapa pilihan. Setiap pertanyaan juga
dapat memunculkan pertanyaan yang hanya muncul jika menjawab
pilihan spesifik.
Web-survey ini mengatasi permasalahan [ertanyaan terlewat dengan
tidak memperbolehkan pengguna dalam melanjutkan pertanyaan
sebelum menjawab pertanyaan yang sedang diajukan. Kemungkinan
jawaban yang tidak tervalidasi daiatasi dengan antarmukanya. Keamanan
dari survey diterapkan dengan membuat akun untuk responden dan
menggunakan SSL dalam koneksi internetnya.
1.2.2. Automated Requirement Elicitation
Tools ini mengotomasi proses requirement elicitation. Dengan bantuan
tools, domain expert menyusun domain pengetahuan, yaitu dengan
membuat pertanyaan (kuisioner tertutup) sesuai dengan domain aplikasi
untuk mendapatkan kebutuhan. Customer/user menjawab pertanyaan
sesuai dengan kebutuhan. Customer/user tidak dapat memodifikasi
domainpengetahuan namun dapat memberikan saran kepada domain
expert melalui tools. Requirement analyst menggunakan input tersebut
untuk men-generate daftar spesifikasi kebutuhan secara otomatis.
Tools yang dibangun memanfaatkan format XML untuk menyimpan dan
representasi data. Domain pengetahuan, template Software Requirement
Spesification (SRS), serta input dari customer/user akan diproses oleh
tools (VB). Tools secara otomatis akan men-generate SRS yang kemudian
dapat disimpan dalam format seperti .html atau .pdf.
1.3. Traceability
Untuk menjamin setiap kebutuhan akan terpenuhi dan perubahan akan
tertangani, dibutuhkan suatu mekanisme untuk menjaga dan mengelola
keterhubungan antara informasi dari customer, kebutuhan yang didefinisikan
dari informasi tersebut, dan artifak dari kebutuhan yang berhubungan.
Kemampuan untuk mengumpulkan dan memenuhi kebutuhan customer
bergantung pada kebutuhan yang dapat ditelusuri asalnya (traceable) selama
proses berjalan. Hal terpenting dari traceability kebutuhan adalah menemukan
dan mengakses orang yang menjadi sumber informasi kebutuhan, informasi yang
berhubungan dengan kebutuhan, dan pekerjaan terkait.
Terdapat dua tipe dasar dari traceability kebutuhan, yaitu traceability sebelum
definisi spesifikasi kebutuhan (post-RS) dan sesudahnya (pre-RS). Post-RS
mengacu pada saat deployment kebutuhan dan pre-RS mengacu pada produksi
kebutuhan. Sebagian besar permasalahan disebabkan karena tingkat kualitas
traceability pre-RS yang rendah, seperti permasalahan untuk menentukan asal
kebutuhan tertentu dan mengintegrasikannya ke dalam spesifikasi kebutuhan.
Solusinya adalah mengumpulkan, menyimpan, dan mengorganisasi detail-detail
kebutuhan sehingga dapat ditelusuri asalnya.
2. Kerangka Requirement Elicitation
Dari hasil studi literatur yang dilakukan, dapat dirumuskan kerangka dari aktivitas
requirement elicitation. Kerangka requirement elicitation ini terdiri dari input,
proses, dan output.
Yang menjadi input dari requirement elicitation adalah dokumen Vision and Scope.
Dokumen ini diperlukan sebagai pemahaman awal dari domain sistem yang akan
dibangun. Kemudian dilakukan pemilihan terhadap teknik apa yang akan digunakan
(lihat bagian 1.1) dalam requirement elicitation. Proses requirement elicitation dapat
berupa survey, wawancara, observasi, analisis dokumentasi, dan sebagainya sesuai
dengan taknik yang dipilih. Proses ini juga dapat digunakan dengan bantuan tools
yang sesuai, seperti web-survey atau otomasi pembuatan SRS. Selama proses
requirement elicitation dilakukan, perlu dijaga traceability dari setiap informasi yang
didapat atau dihasilkan.
Hasil dari proses requirement elicitation ini dielaborasi dan kemudian disusun
menjadi suatu dokumen, yaitu Use Case Document. Dokumen ini akan menjadi dasar
dalam melakukan langkah selanjutnya dalam requirement engineering.

3. Kesimpulan
Proses requirement elicitation merupakan proses yang dilakukan untuk
mendapatkan requirement dari para stakeholder. Dalam melakukan kegiatan
requirement elicitation ini, terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan dengan
keuntungan dan kerugiannya masing-masing. Pemilihan teknik dalam requirement
elicitation berdasarkan aspek yang akan ditangani dalam suatu requirement.
Requirement elicitation dapat pula menggunakan tools untuk memudahkan dalam
mendapatkan kebutuhan. Traceability dalam proses requirement elicitation juga
penting menjaga dan mengelola keterhubungan antara informasi dari customer
dengan kebutuhan yang didfinisikan dari informasi tersebut. Setelah melalui
kegiatan requirement elicitation, diharapkan requirement yang benar-benar
diinginkan oleh user dapat diidentifikasi dengan baik oleh pengembang.

Anda mungkin juga menyukai