Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pemahaman lengkap mengenai persyaratan perangkat lunak sangat penting bagi
keberhasilan usaha pengembangan suatu perangkat lunak. Tidak peduli bagaimana
perangkat lunak di rancang atau dibuat, namun program yang di analisa dengan tidak baik
akan mengakibatkan kegagalan program, yakni mengecewakan kepuasan pelanggan dan
nama buruk bagi pengembangnya. Tugas dari analisa kebutuhan adalah melakukan proses
pengamatan berbagai aspek penunjang agar suatu program dapat di bangun dengan baik.

Dalam proses ini baik pengembang maupun pelanggan melakukan peran aktif dalam
menganalisa persayaratan dan sfesifikasi program. Pelanggan bersama pengembang
kembali membuat pormulasi yang lidak jelas dari fungsi perangkat lunak dan kinerja ke
dalam detail yang konkrit. Dalam tahap ini pengembang bertindak sebagai konsultan, dan
pemecah masalah. Tahap analisis merupakan tahapan pengumpulan kebutuhan-kebutuhan
dari semua elemen perangkat lunak yang akan di bangun. Pada tahap ini dibentuk
spesikasi kebutuhan perangkat lunak, fungsi perangkat lunak yang dibutuhkan,
performansi (unjuk kerja) sistem perangkat lunak, penjadwalan proyek, identikasi
sumber daya manusia, perangkat lunak dan perangkat lunak yang dibutuhkan serta
taksiran biaya pengembangan perangkat lunak.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Analisa Kebutuhan Perangkat Lunak


Analisis kebutuhan perangkat lunak (software requirements analysis)
merupakan aktivitas awal dari siklus hidup pengembangan perangkat lunak. Analisa
kebutuhan adalah suatu proses untuk mendapatkan informasi, mode, spesifikasi
tentang perangkat lunak yang diinginkan klien/pengguna. Kedua belah pihak, yaitu klien
dan pembuat perangkat lunak terlibat aktif dalam tahap ini. Informasi dari klien yang
akan menjadi acuan untuk melakukan desain perangkat lunak. Analisis kebutuhan
merupakan satu di antara banyak aktivitas kritis pada proses rekayasa kebutuhan
perangkat lunak untuk memahami ranah permasalahan dari sistem yang berjalan dan
ranah solusi dari sistem yang akan dibuat (Yen et.al, 1998)

Ada tiga faktor yang harus dipenuhi ketika melakukan analisis


kebutuhan, yaitu lengkap, detail, dan benar. Lengkap artinya semua yang diharapkan oleh
klien telah didapatkan oleh pihak yang melakukan analisis. Detail maksudnya adalah
berhasil mengumpulkan informasi yang terperinci. Dan benar, artinya sesuai apa yang
dimaksud oleh klien, bukan benar menurut apa yang dipikirkan oleh pihak analisis saja.
Analisis kebutuhan yang dilakukan terhadap perangkat lunak akan menghasilkan
spesifikasi perangkat lunak yang akan di bangun.

Kegunaan analisis adalah untuk memodelkan permasalahan dunia nyata agar


dapat dimengerti. Permasalahan dunia nyata harus dimengerti dan dipelajari
supaya spesifikasi kebutuhan perangkat lunak dapat diungkapkan. Tujuan
aktivitas ini adalah untuk mengetahui ruang lingkup produk (product space) dan
pemakai yang akan menggunakannya. Analisis yang baik akan mengungkapkan
hal-hal yang penting dari permasalahan, dan mengabaikan yang tidak penting

Terdapat banyak metode analisis yang dapa t di gunakan untuk membangun sebuah
perangkat lunak, tetapi dari semua metode yang ada, pada dasarnya memiliki prinsip yang
sama, yaitu :

1. Menggambakan domain informasi masalah.


2. Mendefinisikan fungsi perangkat lunak.
3. Menghasilkan modelyang menggambarkan informasi, fungsi dan kelakuan
yang dibagi secara rinci pada sebuah model lapisan (hirarki).

2
4. Informasi pokok pada tahap analisis memudahkan tahap implementasi yang
lebih rinci.

2.2 Kebutuhan(Requirement)
Pengertian Kebutuhan Menurut arti kamus, kebutuhan adalah sesuatu yang diminta,
sesuatu yang dibutuhkan. Sedangkan menurut IEEE (The Institute of Electrical and
Electronics Engineers) kebutuhan adalah :
Kondisi atau kemampuan yang diperlukan pemakai untuk menyelesaikan
suatu persoalan, atau untuk mencapai sebuah objek.
Kondisi atau kemampuan yang harus dipenuhi oleh sistem, dalam arti
memenuhi kontrak, standar, spesifikasi atau dokumen formal lain yang
diinginkan.

Tahap kebutuhan akan perangkat lunak dimulai dengan:

1. Dikenalinya adanya sebuah permasalahan yang membutuhkan sebuah


penyelesaian. Identifikasi sebuah permasalahan mungkin dapat dilakukan
dengan berorientasi pada aplikasi, berorientasi pada bisnis, atau berorientasi
pada kenaikan produktivitas (product improvement oriented).
2. Munculnya ide untuk membuat sebuah perangkat lunak baru (sebagai sebuah
kemajuan).

Terdapat dua jenis kebutuhan :

1. Behavioral
Adalah apa yang dilakukan oleh sistem (input dan output dari dan ke sistem),
hubungan informasi antara input dan output sehingga menghasilkan sebuah
fungsi transformasi.

2. Non- Behavioral
Mendefinisikan atribut sistem yang terkait untuk membentuk pekerjaan
tersebut. Termasuk deskripsi lengkap tentang efisiensi, keamanan (security),
rehability maintenability (bagaimana perawatan untuk sistem), dan portability
(bisa dipindahkan dari satu perangkat keras ke perangkat keras lainnya)

2.3 Tujuan Tahap Analisis adalah :


Tahap analisis merupakan rangkaian proses pembangunan sebuah perangkat lunak,
berikut merupakan tujuan dari analisis kebutuhan :

3
1. Menjabarkan kebutuhan pemakai.
2. Meletakkan dasar-dasar untuk tahap rancangan perangkat lunak.
3. Mendefinisikan semua kebutuhan pemakai sesuai dengan lingkup kontrak yang di
sepakati kedua belah pihak (pengembang dan pengguna).

2.4 Metode Analisa Kebutuhan yang Sering di gunakan


Terdapat banyak metode atau cara yang dapat di gunakan dalam melakukan analisa
kebutuhan, dari sekian banyak metode yang ada berikut beberapa metode yang sering
di gunakan :
1. Survey Kuisoner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan operasional yang ditanyakan pada responden
terpilih untuk menjawab hipotesis-hipotesis yang dikembangkan sesuai tujuan
penelitian.
2. Interview / Wawancara
Metode ini merupakan teknik pengumpulan requirement yang paling umum di
lakukan. Teknis dilapangan nya, sang pengembang atau develop menanyakan hal
hal yang berkaitan dengan masalah yang diangkat kepada responden yang
memiliki kriteria yang cocok pada masalah yang ditanyakan. Berikut langkah
melakukan interview :
Memilih target interview
Mendesain pertanyan interview
Persiapan
Interview
Follow up
3. Observasi
Istilah observasi berasal dan bahasa Latin yang berarti melihat dan
memperhatikan. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan
secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan
hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.
4. Analisa Dokumen
Pada metode analisa dokumen sering juga disebut dengan analisis kegiatan
atau activity analysis.
5. Joint Application Development (JAD)
JAD Adalah suatu teknik pegembangan Aplikasi yang melibatkan antara
pemakai dan profesional dalam pengembangan sistemnya, Teknik JAD dapat
diterapkan disetiap tahap pengembangan sistem.
Proses JAD didasarkan pada empat gagasan yang sederhana:
1. Menempatkan Orang-orang yang benar-benar ahli dalam pekerjaanya.
2. Orang-orang yang terlatih di dalam teknologi informasi mempunyai
pemahaman terbaik dalam pengembangan ini.
4
3. proses-proses Sistem Informasi dan bisnis, Orang-orang yang bekerja di
dalam bidang-bidang yang terkait mempunyai pengertian yang
mendalam dan perang yang berharga dari suatu sistim dan di dalam
suatu masyarakat yang lebih besar.
4. Sistem informasi terbaik dirancang ketika semua kelompok bekerja
bersama-sama di suatu proyek sebagai mitra yang sama.
Pelaku JAD
1. Sponsor.
2. Business Users,
3. System Analyst (tim develover).
4. System Expert.
5. Facilitator.

6. Shadowing

Shadowing merupakan salah satau metode penelitian dengan cara mengikuti subject
yang diteliti dengan izin mereka.

Contoh Kasus : penelitian tentang ponsel

1. Dimana orang biasa meletakkan Ponsel.


2. Merk Ponsel yang dipakai.

Dari hasil penelitian, didapati bahwa 60% dari sample pria menaruh ponsel mereka di
saku depan mereka, dengan alasan agar mudah di ambil pada saat ingin digunakan.
Sedangkan 61% dari sample wanita menaruh ponsel mereka di dalam tas tangan atau
tas lainnya. Dan hampir 80% dari mereka menggunakan merk NOKIA. Dari hasil
penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kebanyakan pria menaruh ponsel
mereka di saku depan dengan alasan agar mudah diraih saat di perlukan. Sedangkan
wanita kebanyakan menaruh ponsel mereka di dalam tas tangan atau tas lainnya
dengan alasan kenyamanan.

Setelah mengetahui studi kasus diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa shadowing
merupakan suatu teknik penelitian dimana tehnik ini mengikuti objek yang diteliti
seperti Bayangan. Metode shadowing dapat memungkinkan peneliti melihat
karakteristik pengguna objek tersebut, bagaimana objek digunakan serta apa yang
membuat objek tersebut digunakan. Dalam hal ini, contoh yang diperoleh dari data

5
yang diambil yaitu bagaimana cara seseorang membawa ponsel, meletakkan ponsel
dan jenis ponsel yang mereka gunakan.

Dalam shadowing dikenal juga istilah Validitas Konvergen. Validitas konvergen


adalah bagaimana penelitian ini mempengaruhi pikiran peneliti dan design apa saja
yang akan dibuat seletah mendapatkan hasil dari penelitian tersebut. ada 2 hal yang
harus diperhatikan :

1. Menunjukkan bahwa peneliti tidak hanya pergi kesuatu budaya dan


menerapkan 1 metode saja, melainkan menerapkan bannyak metode dan
menyeimbangkan semua data dengan tujuan untuk mencapai validitas
konvergen.

2. Kadang peneliti mengumpulkan data statistik yang valid yang dapat disajikan
sebagai fakta.

2.5 Kebutuhan Fungsional Dan kebutuhan Nonfungsional

Definisi Kebutuhan Fungsional Dan Non-Fungsional adalah sebagai berikut:

1. Kebutuhan Fungsional

Kebutuhan fungsional adalah pernyataan layanan sistem yang harus


disediakan, bagaimana sistem bereaksi pada input tertentu dan bagaimana
perilaku sistem pada situasi tertentu. Sedangkan kebutuhan fungsional
user merupakan pernyataan level tinggi dari apa yang seharusnya
dilakukan sistem tetapi kebutuhan fungsional sistem menggambarkan
layanan sistem secara detail.
Mendeskripsikan layanan, fitur atau fungsi yang disediakan atau
diberikan oleh sistem bagi penggunanya. Kebutuhan fungsional awal
merupakan fungsi atau layanan yang merepresentasikan goal dari
pengguna ketika hendak menggunakan sistem.

6
Sebagai Contoh Dalam mendefinisikan kebutuhan fungsional sistem informasi
perpustakaan.

1.1 System harus mampu melakukan input pendataan buku.

1.2 Pendataan anggota

1.3 Melakukan transaksi peminjaman

1.4 Transaksi pengembalian

2. Kebutuhan Nonfungsional

Kebutuhan non fungsional adalah batasan layanan atau fungsi yang


ditawarkan sistem seperti batasan waktu, batasan pengembangan proses,
standarisasi dll.Kebutuhan non-fungsional lebih kritis daripada
kebutuhan fungsional. Jika tidak dapat bertemu, sistem menjadi tidak
berguna.
Mendeskripsikan sekumpulan batasan, karakteristik dan properti pada
sistem, baik dalam lingkungan pengembangan maupun operasional, atau
atribut kualitas yang harus dipenuhi oleh sistem.

Sebagai Contoh Dalam mendefinisikan kebutuhan non-fungsional sistem


informasi perpustakaan.

1. Operasional

Menggunakan So windows 7

Minimal Prosesor pentium 4

Ram 500 mb

Hardisk 80 gb

Printer

7
2. Keamanan

Sistem aplikasi database di lengkapi password

Di lengkapi cctv pada ruang perpustakaan

3. Informasi

Digunakan Untuk menampilkan tatacara pendaftaran anaggota baru

Digunakan untuk menampilkan informasi apabila user slah


mengetikan password.

4. Kinerja

Waktu peminjaman buku maksimal adlah 1 minggu

8
DAFTAR PUSTAKA

1. Fakhri, Muhammad Khiabani ( 01 Februari 2014) Kebutuhan Fungsi dan Nonfungsi


Dalam Analis Sistem. Di peroleh 12 maret 2017, dari

http://mkhiabanifakhri.ilearning.me/2014/01/02/kebutuhan-fungsi-dan-non-fungsi-
dalam-analisis-sistem/

2. Putra, Bhaskara (05 November 2014) Analisa Kebutuhan Perangkat lunak. Di peroleh
pada 12 maret 2017, dari

https://bhaskaraputra.wordpress.com/2014/11/05/analisa-kebutuhan-perangkat-lunak/

3. Pressman, R. S. (2015). Software Engineering. A Practitioner's Approach


(8th ed.). New York: McGraw-Hill Education.

4. Sommerville, I. (2011). Software Engineering (9th ed.). Boston:


Addison-Wesley.

Anda mungkin juga menyukai