Anda di halaman 1dari 8
ARTIKEL, MA. Kedokteran Gigi Vol. 22, No. 1, Maret 2007 PENGARUH KONFIGURAS] BENTUK BENGKOKAN KAWAT ORTODONTIK DALAM PLAT AKRILIK TERHADAP KEKUATAN TEKAN Wayan Ardhana Bagian Ortodonsia FKG Universitas Gadjah Mada The presence of metal or wire in the acrylic plate affects the transverse deflection strength (TDS) of the plate. The aim of this study was to evaluate the influence of various wire bending configurations on TDS of the acrylic plate . Forty eight cold cured acrylic plates (3 x 8 cm} were randomly devided into four sample groups. Three groups consisting of wire configured as L, O, Z and one group without wire as control. Each Sroup consist of 12 samples, a sliding caliper is used to obtain plate thickness and wire length. The TDS were measured by Torsee’s universal testing machine. The data was analyzed by Anacova 1-2, plate thickness and wire length as covariables. The result showed that various wire configurations produce different Ienaths of wire embedded in the acrylic plate, so will affects TDS of the plate. With controled plate thickness ond wire length, the influence of wire bending corfigirations on the TDS of the plate were not significant. Key words : orthodontic wire bending, acrylic plate, TDS PENDAHULUAN Alat ortodontik lepasan adalah salah satu macam alat ortodontik yang biasa digunakan untuk merawat maloklusi, selain alat cekat. Dengan alat ortedontik perawatan maloklusi diharapkan dapat mencapai susunan gigi yang teratur dan penampilan wajah yang harmonis (Begg dan Kesling, 1977). Alat ortodontik lepasan terdiri dari tiga komponen utama yaittt plat dasar, komponen retentif dan komponen altif (Profit, dkk.,1986) 8 Plat dasar biasanya dibuat dari bahan resin akrilik, komponen retentif berupa klamer (cangkolan) dan komponen aktif berupa elemen penggerak gigi seperti pir-pir ortodontik, busur labial biasarya dibuat dari kawat stainless steel jenis austenitik (Adams, 1979). Plat dasar alat ortodontik lepasan berupa lempengan plat akrilik berbentuk melengkung mengikuti permukaan palatum atau permukaen lingual lengkung mandibula. Bahan dasar plat berupa resin akrilik atau metil metakrilat (Adams, 1970) terdiri dari jenis heat curing dan cold curing, ISSN 0215 - 126 X dalam kemasan kedua jenis resin akrilik ini berbentuk serbuk (polimer) dan cairan (monomer). Pembuatan plat akrilik dilakukan dengan mencampur serbuk dan cairan. Pada fase permulaan proses polimerisasi molekul-molekul monomer berfungsi untuk membuka tkatan-ikatan rangkap polimer sehingga dapat berikatan satu sama lain membentuk rantai molekul poli- metakrilat dari plat akrilik (Phillips 1973). Aldilik jenis heat curing proses polimeri- sasinya membutuhkan panas sehingga dalam pembuatannya diperlukan penggodogan. Pada akrilik jenis cold curing aktivasi inisiator dilakuken dengan memakai bahan kimia, melalui veaksi kimia secara eksotermis yang menghasilkan panas sehingga pembuatan akrilik jenis ini tidak memerlukan penggodogan. (O'Brien dan Ryge, 1978). Dibandingkan dengan jenis heat curing, akrilikjenis cold curing mempunyai berat molekul yang lebih kecil sehingga polimerisasinya dapat lebih sempurna, pengkerutan lebih kecil, tetapi porositasnya lebih banyak, yang menyebabkan kekuatannya menjadi lebih rendah (Phillips, 1973). Selain itu cold curing acrylic mempunyai kecepatan polimerisasi yang lebih cepat sehingga membutuhkan waktu yang cukup singkat dalam pengolahan (Ceul, dkk. 1952). Dengan sifat ini cold curing acrylic lebih cocok untuk pembuatan alat ortodontik lepasan atau untuk reparasi plat akrilie Pada pembuatan alat ortodontik lepasan, pemakaian resin akrilik jenis cold curing ini sekarang makin berkembang karena mudahnya ‘proses manipulasi dalam pembuatan, penampilan plat yang transparan, dan tersedia beraneka warna pilihan. Dentimex Netherland mem- produksi Vertec Orthoplast, “GC” Jepang memproduks! Orthovast dan Dentaurum Jerman memproduksi Orthocry\. Orthocryl adalah salah satu jenis cold curing resin acrylic dengan waktu kerja yang lebih diperpaniang sehingga waktu pengolahan di laboratorium menjadi \ebih efisien. Dapat Pengaruh Konfigurasi Bentuk Bengkokan Kawat Oriodontik dilakukan baik dengan cara penetesan (spray-on} maupun dengan ¢ara adonan (doughing} serbuk polimer dan cairan monomer (Dentaurum, 2002). Untuk pembuatan plat ortodontik, bahan ini diperkaya dengan cairan monomer yang diberi bermacam-macam warna seperti merah, hijau, biru, kuning dan hitam untuk menambah keindahan plat ortodontik (Gambar 1) Gambar 1. let ortodontik lepasan dari plat aktilik dengan kombinast werma-warni untuk memperindah penampilan (Dentaurm, 2002) Secara umum baik klamer, busur labial maupun pir-pir ortodontik penggerak gigi bbiasanya dibuat dengan membengkokkan kawat, dan terdiri dari bagian-bagian yang merupakan satu kesatuan : 1) Lengan pada kiamer berfungsi untuk mencengkram gigi penjangkar atau pada ‘busur labial dan pir-pir ortodontik berfungsi untuk: ‘menggerakkan gigi. 2) Pandak merupakan bagian yang melewati daerah interdental sebelum masuk ke dalam plat akrilik. 3) Dasar (basis) merupaken ‘bagian kawat yang tertanam di dalam plat akrilik, membentuk bengkokan-bengkokan retensi untuk memperkuat perlekatan kawat di dalam plat. Banyak macam bentuk bengkokan kawat yang dapat dibuat sebagai retensi dasar klamer, busur labial, atau pir-pir ortadontik pada pembuatan alat ortodontik lepasan (Duyzings, 1954, Shaw dan Edmondson, 1962; Schwarz dan Graizinger, 1966; Adams, 1970; Dickson dan Wheatly, 1978; Muir dan Reed, 1979). Dari banyak variasi bentuk itu, bengkokan dapat 9 M.1 Kedokteran Gigi Vo, 22 No.1 Maret 2007: 8-15 dikelompokkan menjadi tiga kelompok : a) kelompok dasar dengan retensi menyerupai huruf L dengan ujung menyiku, b) kelompok dasar dengan retensi menyerupai bentuk huruf O dengan ujung berupa bengkokan kawat melingkar, c) kelompok dasar dengan retensi berupa bengkokan kawat zig-zag atau berliku-tiku. (Gambar 2). LLL Ads $38 Gambar 2. ‘Tiga macam bentuk bengkokan kawat ortodontik masing-masing dengan dua macam variasinya, a) bentuk huruf L, b) bentukshuruf O, c)bentuk zig-zag Alat ortodontik lepasan yang paling sederhana yang dilengkapi dengan dua kiamer Adams sebagai komponen retentif, satu busur labial, dan dua pir penggerak gigi mempunyai delapan bengkokan kawat yang tertanam di tepi sebelah kanan-kiri serta bagian depan plat (Gambar 3). Semakin banyak gigi yang akan digerakkan akan semakin banyak dibutuhkan pi pir yang harus ditanam di dalam alat ortodontik lepasan, sehingga semakin banyak pula bengkokan kawat berada di dalam plat. Bengkokan kawat ini tertanam di dalam plat akrilix membentuk konfigurasi jejeran bengkokan kawat dengan bentuk yang seragam atau bervariasi sesuai dengan jenis komponen retentif ‘atau komponen aktif yang akan dipasang. Gambar 3. Bentuk konfigurasi bengkokan kewat di dolam plat aleilik alat orfodontiklopasan, a) konfigurasi dengan dasar berbentuk huni L, b) berbentuk huruf O, dan ) berbentkezig-2ag 10 Karena sifat adhesi antara resin akrilik dengan logam adalah nol (Craig dkk., 1979) maka bagian kawat sebagai dasar komponen alat ortodontik lepasan yang tertanam di dalam plat akrilik mudah lepas. Untuk memperkuat perlekatan tersebut dibuat benkokan-bengkokan yang disebut sebagai bagian retentif pada dasar klamer, busur labial, dan pir-pir ortodontik (McCoy, 1956). Semakin banyak komponen retentif dan komponen aktif yang dipasang serta semakin kompleks bentuk bengkokan kawat yang dibuat sebagai dasar, semakin panjang pula kawat yang tertanam di dalam plat akrilik. Penambahan logam dalam plat resin akrilik dapat mengurangi ketebalan plat serta volume polimer, sehingga dapat mengakibatkan plat resin akrilik menjadi mudah patah (Anderson, 1972) Selama ini dalam pembuatan alat ortodontik lepasan, penentuan pilihan bentuk bengkokan kawat yang akan dipakai sebagai dasar klamer, busur labial atau pir-pir ortodontik hanya didasarkan atas selera sipembuat alat, belum diperimbangkan bentuk bengkokan dan panjang kawat yang efisien untuk menghindari pengu- rangan kelenturan plat terhadap kekuatan tekan. Tujuan penelitian ini adalah untuk me- ngetahui pengaruh konfiguras! bentuk bengkokan kawat ortodontik di dalam plat akrilik tethadap kekuatan tekan (transverse delection strength / TDL) dengan mengendalikan ketebalan plat dan panjang kawat yang tertanam di dalam plat akrilik. BAHAN DAN CARA Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium menggunakan bahan 1). Kawat stainless steel Remanium springs hard, produksi Dentaurum Jerman, berdiameter 0,7 mm. 2). Resin akrilik Orthocryl transparan, warna merah jambu (pink), produksi Dentaurum Jerman. 3). Cold Mould Seal (CMS) Vertex Divosep, produksi Dentimex Netherlands. 4). Super gips dan 5). Malam merah. Kawat stainless steel 0,7mm dipotong menjadi 180 potong kawat dengan panjang 10 cm, dibagi secata acak menjadi tiga kelompok masing-masing sebanyak 60 potong. Dari masing- masing kelompok dibuat bengkokan kawat secara berurutan : a) berbentuk huruf L dengan panjang bengkokan 5mm, b) berbentuk huruf O dengan diameter bagian dalam sebesar 5 mm, c) berbentuk Z (zig-zag) terdiri dari lima tekukan menyudut dengan jarak tekukan sebesar 2 mm. Plat akilik dibuat dari malam merah ukuran 3.x 8 cm sebanyak 96 lempengan, secara acak dibagi menjadi empat kelompok masing-masing terdiri dari 24 lembar plat malam. Pada masing- masing selembar malam dipasang lima ‘bengkokan kawat sejenis yang dipilh secara acak, disusun berjejer berselang-seling, tiga ujung dari sisi kanan dan dua ujung dati sisi kiri, bagian bengkokan tepat berada di tengah-tengah. Di atas kawat keraudian diletakkan selembar malam yang telah di panasi, sehingga didapatkan tiga kelompok plat malam masing-masing terdiri atas 12 sampel dengan konfigurast bengkokan kawat vyang berbeda dan satu kelompok terditi ates 12 sampel piat kosong sebagai kontrol. Masing masing model plat malam di tanam di dalam cetakan balok kayu 10 x5 x 5 cm yang, berisi adonan gips, dipres, setelah kering dicor dengan air panas. Setelah kering negatif cetakan diisi adonan resin akrilik di press, setelah mengeras dicungkil dan masing-masing plat diampelas dan dipoles. Dengan demikian untuk penelitian ini tersedia 48 sampel plat akrilik terbagi menjadi empat kelompok, masing-masing terdiri atas 12 sampel dengan konfigurasi bengkokan kawat berbentuk huruf L (kelompok L), kon- figurasi bengkokan kawat beroentuk huruf O ( Kelompok O) dan konfigurasi bengkokan kawat, berbentuk zig-zag (kelompok Z) serta satu kelompok plat kosong sebanyak 12 sampel sebagai kelompok kontrol (Gambar 4). Pengeruh Konfigurasi Bentuk Bengkokan Kawat Ortodontik ) ] 4 mw — tt | bLo bw 4 = = © = Gambar 4. Bentuk konfigurasi bengkokan kawat ortodontik dalam plat akrilik sampel penelitian. a) Konfigurasi berbentuk huruf L, b) konfigurasi berbentuk huruf O, c) konfigurasi berbentuk zig-zag dan d) plat kosong sebagai kontrol Pengukuran dilakukan terhadap : a) Panjang bengkokan kawat di dalam plat alvilik dengan kaliper geser dengan cara mengukur sisi ujung kawat di luar plat, kemudian dikurangkan ke panjang masing-masing potongan kawat (10 cm}, sisi ujung kawat kemudian dipotong ). Ketebalan plat diukur dengan kaliper geser yang ‘sama, masing-masing plat diukur sebanyak 4 kali dari sisi yang berbeda, hasil pengukuran dirata- rata. c). Pengukuran kekuatan tekan terhadap plat akrilik dilakukan di Laboratorium imu Logam Fakultas Teknik Mesin UGM dengan alat pengukur kekuatan tekan (transverse deflection strength/ TDL) : Torsee’s Universal Testing Machine, Type ‘Amus, MFG No. 20647. Data hasil pengukuran dicatat di dalam formulic penelitian kemudian ditabulasi untuk dianalisis dengan program komputer Anakova satu jalur dengan pengendalian dua kovariabel secara statistik (B-IR-AKO) 1 - 2. Analisis ini dilakukan untuk menguji pengaruh perbedaan tiga macam bentuk konfigurasi bengkokan kawat di dalam plat akrilik, dan plat kosong sebagai kontrol terhadap kekuatan tekan, dengan pengendalian secara statistik variabel ketebalan piet, dan panjang kawat di dalam plat sebagai kovariabel lL MAL Kedokteran Gigi Vol, 22 No.1 Maret 2007: 8-15 HASIL PENELITIAN Data hasil pengukuran ketebalan plat akrilik, panjang kawat di dalam plat dan kekuatan tekan untuk masing-masing kelompok sampel di hitung, rerata dan simpang bakunya (SB), sepert terlihat, pada Tabel |. Tabel 1. Jumleh sampel (nj, rerata dan simpang bbaku (SB) Ketebalan plat (mm), panjang kawat dalam plat akrilik (mm) dan Kekuatan tekan (kg/mm*) masing-masing kelompok sampel Sumber Variabel__n SB x12 031 Al mB 099 yo 2 149 xl 2 033 a x2 2 0.95 Yo 0,89 x1 2 0.24 3 x2 2 085 yo 2 083 x 2 0,36 4 x 2 0,00 Y 12 07 Keterangan : ‘AL= Plataleik dengan konfigurai kawat berbentuk uf ‘2. Pltalak cengonkonfiguasikavat berbentak AB: Platakrik dengan konfigurasi kawat berbentuk 2ig-2a9 M4; Plat alailik Hosong tonpa konfigurasi hawat {kontrol} X1: Ketebalan plat aksilik (mm) X2: Panjang kawat dalam plat (rom) Y : Besar kekuatan tekan (kg/tam?) Sebelum dilakukan pengujtan perbedaan kekuatan tekan antar keempat kelompok sampel, terlebih dahulu dilakukan pengujian korelasi antara tebal plat (X1), panjang kawat dalam plat (K2) sebagai kovariabel dengan kekuatan tekan plat akrilik yang hasilnya seperti terlihat pada Tabel 2. 12 Tabel2. _Koefisien korelasi (XY), bobotsumbangan_ cefektif (SE %), dan signifikansi (p) antara ketebalan plat, panjang kawet dalam plat akrilik dengan kekuatan tekan Korelest Babot Sumb. ‘Vortabel Tuges Efektif —Signifikanst x ex¥ SES P= 0,05, XI 0.43 1237 ‘O01'S) x2 016 123 0,045) Ketebalan plat abilik Panjang kawat dalam plat Y Besar kakuatan tokan (S) = Signifikan p < 0,05 Keterangan : X1 x2 Uji korelasi yang telah dilakukan antara ketebalan plat akrilik dengan kekuatan tekan {transverse deflection strength/TDS) didapatkan hasil, terdapat hubungan positif bermakna (p < 0,05), dengan bobot sumbangan efektif sebesar 17.37%. Peningkatan ketebalan piat akrilik akan meningkatkan pula ketahanan plat terhadap kekuatan tekan dengan andil sebesar 17.37%, semakin tebal plat akan semakin kuat pula plat terhadap kekuatan tekan, Antara panjang kawat dalam plat akrilik dengan kekuatan tekan didapatkan hubungan negatif bermakna (p<0,05) dengan sumbangan efektif 1,23%, ini berarti bahwa panjang kawat dalam plat alcilik akan memperlemah keluatan plat tethadap kekuatan tekan dengan andil sebesar 1,23%, Sernakin panjang kawat di dalam plat alilik akan semakin memperiemah plat terhadap kekuatan tekan. Perbedaan ketebalan platalerlik, panjangkawat didalam plat dan perbedaan kekuatan tekan antar keempat kelompok sampel diuji menggunakan Anakova 1 jalur 2 kovariabel seperti terlihat pada Tabel 3. Tabel3. Rangkuman anava 1 jalur (KY) dan ‘anakova (Y") antara empat kelompok sampel penelitian Jamiah Signifikanst Sumber Variabel Sampel F p= 0,05 XI 12 151 0.22 (NS) AntorA XB 12 832,74 0.0018) Y 2 419 ons) Y 122.78 0,06 (NS) Keterangan XI. :Ketebslan plat akrlik 4X2 Panjang kawot di dlom pltskii Besar iksatan tekan sebelum ovariabel ditontrol Y>: Besar kekuatan tekan sesudah ovariabel dikontrol {8}. Signifikan p<0,05 (NS) : Nonsignifikan p>0,05 Dari Tabet 3 dapat diketahui bahwa, tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada ketebalan plat aktilik (p>0,05) antar masing- masing kelompok sampel, ini berarti ketebelan plat alilik yang dibuat untuk pengujian antar masing masing kelompok sampel dapat dibuat sama tebal (homogen) sehingga dalam penelitian ini ketebalan plat sudah memberi pengaruh yang, sama (terkendali) terhadap kekuatan tekan plat akrilik. Panjang kawat di dalam plat akrilik didapat- kan berbeda secara bermakna (p<0,05) antar keempat kelompok sampel, ini berarti panjang kawat di dalam plat akilik berbeda-beda akibat perbedaan bentuk bengkokan kawat antar masing-masing kelompok sampel. Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa konfigurasi_ bengkokan ‘kawat berbentuk huruf O menggunaken rata-rata panjang kawat terpanjang dalam plat akrilik (14,60 mm), kemudian konfigurasi berbentuk zig- zag (13,38 mm), dan yang terpendek adalah konfigurasi berbentuk huruf L (11,53 mm) sedangkan pada plat kontrol kosong { 0,00 mn), Besar kekuatan tekan antar masing-masing kelompok sampel berbeda secara signifikan (p<0,05). ini berarti bahwa perbedaan konfi- gurasi bentuk bengkokan kawat dalam plat aki akan menyebabkan terjadinya perbedaan kekuatan plat akrilik terhadap kekuatan tekan. Dati Tabel 1 dapat diketahui bahwa plat alilik pada kelompok kontrol mempunvai reraia kekuatan tekan terbesar sebesar 6,60 kg/mm?, kemudian besturut turut diikuti oleh plat dengan konfigurasi berbentuk sig-zag (6,40 kg/mm*), konfigurasi berbebtuk huruf O (6,31 kg/mm?) sedangkan yang terendah adalah konfigurasi berbentuk huruf L (5,29 kg/mm’), Pengaruh Konfiguras! Bentuk Bengkokan Kawat Ortodonti Pengujian kekuatan tekan (transverse deflection strength/TDS) setelah dilakukan pengontrolan kovariabel secara statistik didapat- kan tidak ada perbedaan bermakna pada kekuatan tekan antar keempat kelompok sampel tersebut (p>0,05). Ini berarti bahwa, apabila Pengaruh panjang kawat di kendalikan secara statistik kekuatan plat menjadi tidak berbeda. Untuk menguji perbedaan kekuatan tekan secara lebih detil antara masing-masing dua varibel dilakukan uji t dengan hasil seperti pada Tabel 4 Tebel4, Matriks uji t antar dua variabel pada keempat kelompok sampel penelitian Sumber oe Al-A2 O87 9,36 227 2.01 P 061 000 0.03905 ‘Signifikansi (NS) (s) (s) (NS) AL-A3 103° 565 2,92 2,64 p 31 090 001 oot Signiitansi (NS) (8) (8) AL-Ad 212 9508 3192.71 Pp 0,04 «60.00 «0,00 0,01 Sniilansi (8) (8) 5) 5) A2-A3 O16 3,72 0,65 0,63 > 087 0,00 058 054 Signiikansi (NS) (8) (NS)_—(NS) AZ-A4 125 «44.48 0,910.70 P 021 0,00 063 O51 Signiftansi (5) (S)_— (NS) (NS) AB- Ad 110 40,72 026 0.07 P 028 0,00 079 095 Signiftansi _(NS)__(S)__(NS)__(NS) Keterangan ‘AL: Plat akrilik dengan konfigurasi kawat berbentuk huruf L /kelompok L ‘AZ: Plat aklik dengan konfigurasi kawat berbentk huruf O/kelompok O A3__: Plat alilik dengan konfigurast kawat berbentuk Zig-zaaykelompok Z Ad: Plat alk kosong tfanpa konfiguresi kawat (kontrol) /kelompok K 1: Ketebalan plat aksilik X2__: Panjang lawat datam plat Y" : Besar kekuatan tekan sebelum ovariabel dikontrol YY": Besar kekuatan tekan sesudah kovatiabel dikontrol (S)_: Signifikan p<0,05 (NS) : Non signfikan p>0,05 13 MLL. Kedokteran Gigi Vol. 22 No.1 Maret 2007: 8-15 Dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa, sebagian besar kelompok sampel mempunyai ketebalan plat yang tidak berbeda, hanya berbeda antara kelompok L dengan kelompok kontrol. Pengujian terhadap panjang kawat di dalam plat akrilik, didapatkan perbedaan panjang yang signifikan antar semua kelompok, ini berarti perbedaan konfigurasi bentuk kawat antar kelompok menyebabkan terdapat perbedaan panjang kawat di dalam plat alrilik. Kekuatan tekan plat akrilik berbeda bermakna antara kelampok L, dengan kelompok O, kelompok Z dan kelompok kontrol, sedangkan tidak berbeda antara kelompok O dengan Z dan kelompok kontrol DISKUSI Pembuatan alat ortodontik lepasan tidak akan bisa terhindar dari penanaman kawat di dalam plat akrilik (Adams, 1970), karena kawat tersebut merupakan bagian dasar dari komponen rententif (kiamer) untuk mempertahankan alat ortodontik tetap dapat melekat di dalam mulut atau sebagai komponen altif(pir-pir ortodontik dan busur labial) untuk menggeraltkan gigi (Profit, dek., 1986). Selain ketebalan plat, panjang kawat di dalam plat akcilik dapat mempengaruhi daya tahan plat terhadap kekuatan tekan. Semakin tebal plat akan makin kuat pula plat terhadap kekuatan tekan, tetapi semakin panjang kawat di dalam plat maka kekuatan plat akan semakin menurun karena sifat adhesi resin akrilik dengan logam adalah nol (Craig, dkk., 1979}. Adanya kawat di dalam plat juga akan mengurangi volume akrilik dan ketebaian plat diantara dua logam sehingga plat menjadi mudah patah (Anderson, 1972) Perbedaan variasi bengkokan kawat yang dianam di dalam plat akrilik menimbulkan perbedaan daya tahan plat terhadap kekuatan tekan, tetapi setelah pengaruh ketebalan plat dan panjang kawat dikendalikan didapatkan kekuat- an tekan plat tidak berpengaruh. Dengan demikian berarti bahwa perbedaan kekuatan 14 tekan antar kelompok plat akrilik dengan konfigurasi benkokan kawat yang berbeda-beda tersebut lebih disebabkan oleh adanya perbedean panjang kawat dari pada pengaruh perbebedaan bentuk bengkokan kawat di dalam plat akrilik Perbedaan kekuatan tekan didapatkan hanya antara kelompok L dengan kelompok O dan Z, ini berarti bahwa perbedaan konfigurasi bentuk bengkokan kawat menimbulkan perbedaan kekuatan tekan hanya antara bentuk L dengan O dan Z, bentuk L lebih lemah dari O dan Z, sedangkan antara bentuk O dengan Z maupun dengan kontrol tidak terdapat perbedaan, Bentuk kawat lurus didalam plat apabila mendapat kekuatan tekan cenderung akan membelah plat sepanjang kewat lurus tersebut dibandingkan dengan kawat yang dibuat berkelak-kelok atau melingkar-lingkat. Ini dapat dilihat pada sampel hasil pengukuran meng- gunakan_ mesin pengukur kekuatan tekan pada plat akrilik didapatkan bahwa, konfigirasi kawat bebentuk huruf L di dalam plat menyebabkan lebar plat mudah terbelah menjadi dua bagian sepanjang kawat lurus yang membentuk kaki huruf L. Pada plat dengan benkokan kawat berbentuk huruf O dan zigzag, belahan kawat sepanjang lebar plat masih ditahan oleh bagian kawat yang melengkung membentuk huruf O atau berbelok-belok membentuk garis zig-zag sehingga tidak mudah patah. KESIMPULAN 1. Perbedaan konfigurasi bentuk bengkokan kawat di dalam plat akrilikk menimbulkan perbedaan panjang kawat di dalam plat akrilik yang mempengaruhi daya tahan plat tethadap kekuatan tekan, 2. Didapatkan hubungan posttf pada ketebalan, plat dan hubungan negatif pada panjang kawat didalam plat alr dengan ketahanan plat tethadap kekuatan tekan. 3. Apabila ketebalan plat dan panjang kawat di dalam plat di kendalikan, pengaruh perbedaan konfigurasi bentuk kawat didalam plat akrilik terhadap kekuatan tekan menjadi tidak bermakna 4. Pengaruh perbedaan konfigurasi bengkokan kawat ortodontik di dalam plat akrilik tethadap kektatan tekan hanya didapatkan antara konfigurasi berbentuk huruf L dengan konfigurasi berbentuk huruf O dan berbentuk zig-zag. Perbedaan antar kelompok lainnya maupun dengan kontrol tidak bermakna, DAFTAR PUSTAKA ‘Adams, C.P 1970. The design and construction of removable orthodontic appliance, Ed. ke-4. John Wright ond Sons, Bristol. Him.48-90. Anderson, J.N. 1972. Applied Dental Materials, Ed. ke-4, Blackwell Scientific Publisher, Oxford. Hm, 212.26. Begg, PR. dan Kesling, PC. 1977. Begg Orthodontic Theory and Technique, Ed. ke-3. WB. Saunders Co,, Philladelphia. Him. 87-92. Cul, Hud., Stanford, J.C., dan Serio, A.F, 1952. Properties of self curing denture base resin. JADA. 4: 295.301. Craig, R.G., O'Brien, WJ., dan Powers, J.M. 1979, Dental Material. Ed, ke-2. The CV, Mosby Company, St, Louis, Toronto, London. Him. 245-78. Denteurum, 2002. Orthodontic Catalogue, Ed. Ke-12. Deutsche Dental Industtie, Newton, Pennsylvania, USA. Him. 175-81 Dickson, G.C. dan Wheatly, AE. 1978. An Atlas of Removable Orthodontic Appliances, Ed. ke-2. Pitman Medical Publisher. Co. Ltd., Kent, England, Him.56-113 Duyzings, J.A.C. 1954; Orthodontic Apparatuur, UN. Dental Depot, A.M. Disselkoen, Amsterdam. Him, 26-100 McCoy, J.D. 1956. Applied Orthodontics, Febriger, Philadelphia. Him. 184-6. Mui, J.D. dan Reed, B.T. 1979. Tooth Movernent with Removable Appliances, The C.V. Mosby Ca., Saint Louis, Missouri. Him. 20-39. O'Brien, Wu. dan Ryge, G. 1978. An Outline of Dentat Materials and their Selection, Ed. ke-l. W.B. Saunders, Philadelphia. Hm. 82- 102. Lea and Pengeruh Konfiguresi Bentuik Benghokan Kawet Ortodont Phillips, R.W., 1973. Science of Dental Materials. Ed. ke- 7. WB, Saunders Co., Philadelphia. Him, 195-6, Profit, WAR., Field, H.W, Ackerman J.L., Thomas, PM., dan Tulloch, J.RC., 1986, Contemporary Orthodontics, The CV. Mosby Co. St.Louis, Toronto, London. Him. 272-86, Schwarz, A.M. dan Gratzinger, M. 1956. Removable Orthodontic Appliance. W.B Saunders Co. Philadelphia, London . Hm, 95-239. Shaw FG. dan Edmondson, S., 1962. Practical Excercises in Orthodontics. Henry Kempton (ed.). Medical Book Department of Hierschfeld Brothers Ltd., London, Him, 3-86. 15

Anda mungkin juga menyukai