PENDAHULUAN
Perkembangan dunia konstruksi saat ini telah
menghadirkan suatu material baru yang disebut
ferosemen (ferrocement). Ferosemen merupakan Lower ste
0,5
0,5
FRP
Wiremesh
konvension
(glass
al woven
roving)
TUJUAN PENELITIAN
C
T
Bending
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Ferosemen
Type IV - Low
Heat of Type IV –
Hydration Sulfur
Resistant
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Pasir Halus
Pasir halus atau agregat halus adalah pasir yang
ukurannya ≤ 4,75 mm dan lebih besar dari ≥
0,074 mm (Ranian, 2006 : 20). Menurut ACI
Committee 549 (1999 : 4), pada keadaan normal
agregat terdiri dari agregat halus bergradasi baik
yang melewati saringan standar ASTM No.8 (2,36
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Tulangan Rangka
Ket.
N = Jumlah lapisan
Wr = Berat satuan dari lapisan penulangan mesh ( kg/m2
)
H = Ketebalan ferosemen ( m )
γr = Berat jenis material mesh ( kg/m3)
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
i = j s.d. N ...........…………………...………(2.12)
Keterangan :
Ari = Luas penampang dari tulangan tarik (mm2)
= Tegangan leleh dari tulagan rangka (MPa)
a = Tinggi stress blok beton (mm)
b = Lebar penampang (mm)
fc’ = Kuat tekan beton (MPa)
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Keterangan :
As = Luas penampang dari tulangan tarik (mm2)
= Tegangan leleh dari tulagan rangka (MPa )
h = Tinggi penampang keseluruhan (mm)
b = Lebar penampang bagian sayap (mm)
Vf = Volume fraksi tulangan (%)
η = Jenis bujur sangkar = 0,5 (ACI Committee 549 1999 : 10)
dw = Diameter kawat wiremesh (mm)
DL = Jarak pusat ke pusat kawat (p.k.p) dalam arah memanjang
(mm)
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Retak
Namaan (2000 : 148) merekomendasikan
persamaan berikut untuk memprediksikan retak
rata-rata pada ferosemen :
.....................................................................(2.25)
Keterangan :
DT = Jarak pusat ke pusat kawat (p.k.p) dalam
arah melintang (mm)
= Regangan dari lapisan tulangan (%)
β = Rasio dari jarak ke garis netral dari gaya
tarik fiber dan lapisan terluar
tulangan
= Tegangan dari lapisan tulangan (kN/mm2)
= Modulus dari lapisan tulangan (MPa)
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Lendutan
Menurut Namaan (2000 : 148) untuk menghitung
lendutan dengan tumpuan sederhana ialah :
................................................................................
....(2.26)
................................................................................
......(2.27)
Keterangan :
L = Panjang bentang profil (mm)
w = Beban terbagi rata (kN/mm)
Ec = Modulus elastisitas komposit (MPa)
METODE PENELITIAN
Peralatan
Peralatan yang digunakan pada penelitian ini
adalah mesin pembebanan lentur, mesin
pembebanan tekan, mesin pembebanan tarik,
LVDT (Linear Variable Deflection Tranducers), data
logger, cetakan silinder beton, cetakan profil
kanal, oven, timbangan, concrete mixer (molen),
saringan standar ASTM, gunting kawat, tang dan
alat las. Semua peralatan tersebut tersedia
dengan kondisi baik di laboratoium.
METODE PENELITIAN
Materi
al
1. Semen portland;
2. Agregat halus (pasir halus);
3. Besi tulangan;
4. Jaringan kawat (wiremesh)/ Glass woven roving;
5. Air;
6. Kayu 3/4; atau 3/5
7. Triplek 10 mm;
8. Paku; dan
9. Baut.
METODE PENELITIAN
Desain awal
profil
Ukuran penampang profil kanal yang
digunakan adalah lebar 100 mm, masing-
masing tinggi 150 mm , 200 mm dan 300 mm. ,
tebal 30 mm dan panjang bersih 2000 mm, dan
panjang keseluruhan 2200 mm.
METODE PENELITIAN
3Ø8
METODE PENELITIAN
Pemeriksaan Agregat
(Pasir Halus)
1. Pemeriksaan berat jenis
2. Pemeriksaan berat volume
3. Pemeriksaan bahan organik
Mixdesign untuk
ferosemen
Kekuatan beton yang direncanakan dalam
penelitian ini adalah 60 MPa. Rancangan campuran
beton untuk ferosemen dilakukan berdasarkan
tabel kalkulasi Namaan (2000). Data yang
diperlukan adalah faktor air semen dan
perbandingan berat pasir halus terhadap semen,
yang menurut Naaman didapatkan dengan
perbandingan campuran faktor air semen 0,4 :
METODE PENELITIAN
Analisis data
1. Abdullah, 1999, Ferosemen Sebagai Alternatif Material Untuk Memperkuat Kolom Beton
Bertulang, Seminar on Air - PPI Tokyo Institute of Technology 1999-2000 No.1 hal. 143-147,
Tokyo Institute of Technology
2. Amanullah, Syahrial, 1994, Pengaruh Dimensi Tampang dan Kekakuan Terhadap Kekuatan
Balok Beton Bertulang Sebelah, Tugas Akhir Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala,
Darussalam, Banda Aceh.
3. Anonim, 1981, Annual Book of ASTM Standard, Part 10, E-8, Standard Methods for Tension
Testing of Metallic Materials, Philadelphia.
4. Anonim, 1999, Guide for the Design, Construction, and Repair of Ferrocement, Report: ACI
549-1R (93), American Concrete Institute, Detroit, Michigan.
5. Anonim, 2004, Annual Book of ASTM Standard 2004, Section 4, Volume 04.02, Concrete and
Aggregates, International Standards-Worldwide.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
6. Ashfa, 1997, Perbaikan Balok Beton Bertulang Retak Akibat Beban Ultimit dengan Menggunkaan
Ferosemen, Tugas Akhir Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh.
8. Djausal, A., 2004, Struktur dan Aplikasi Ferosemen, Pusat Pengembangan Ferosemen Indonesia,
Bandar Lampung.
8. Hicks, T.G., 2002, Civil Engineering Formulas,McGraw Hill TLFeBook, www.iransaze.com
13. Mansur, M.A., dkk, 2000, Journal of Ferocement Vol. 30 No.4, International Ferrocement
Information Centre, Patumthani.
10. Mulyono, T., 2003, Teknologi Beton, Penerbit Andi, Yogyakarta.
18. Naaman, A.E., 2000, Ferrocement and Laminated Cementitious Composites, Techno Press 3000,
Michigan.
12. Neville, A.M., 1981, Properties Of Concrete, Fourth Edition, Longman, London.
13. Ranian, C., 2006, Bahan Pembentuk Beton, Paper Bahan Kuliah Teknologi Beton, Banda Aceh.
25. Sagel, R., Kole, P., dan Kusuma Gideon, 1993, Pedoman Pengerjaan Beton, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
15. Vis, W.C, dan Gideon Kusuma, 1993, Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
TERIMA
KASIH