MAKALAH SEMINAR
Disusun untuk memenuhi memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan Diklat Talent Scouting di PPPPTK/VEDC Malang
Tahun 2010
Oleh :
JOKO PRASETIYO, S.Pd
SMK NEGERI 1 BINTAN
Quality
Endorsed
Company
ISO 9001 : 2008
CERT No. QEC21936
Makalah ini telah dipresentasikan dalam seminar pada Diklat Talent Scouting di
PPPPTK/VEDC Malang tanggal 25 Mei 2010.
Mengetahui
Penguji, Kepala Dept. Edukasi
Penulis
Halaman
Halaman Judul......................................................................................... i
Halaman Pengesahan............................................................................... ii
Kata Pengantar......................................................................................... iii
Daftar Isi ................................................................................................. iv
Daftar Tabel ........................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................... 1
B. Tujuan.................................................................................... 2
C. Ruang Lingkup Pembahasan.................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................... 4
A. Pembelajaran Produktif.......................................................... 4
B. Project Work ......................................................................... 6
C. Implementasi Project Work dalam
Pembelajaran Produktif ........................................................ 7
D. Hambatan dan Solusi Implementasi
Project Work ......................................................................... 13
E. Upaya SMKN 1 Bintan Untuk Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran Melalui Implementasi Project Work .............. 14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 16
Halaman
A. Latar Belakang
Pendidikan di SMK bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan peserta didik guna menyiapkan mereka sebagai tenaga kerja tingkat
menengah yang terampil, terdidik, dan memiliki etos kerja profesional, serta
mampu mengembangkan diri sesuai perkembangan ilmu dan teknologi.
Pendidikan menengah kejuruan dalam tatanan sistem pendidikan nasional di
negara kita mempunyai posisi strategis, khususnya dalam mengembangkan
sumber daya manusia pada bidang kejuruan, hal ini sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 dalam penjelasan pasal 15, yang berbunyi:
”Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan
peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.”
Bertitik tolak dari tujuan pendidikan kejuruan, maka profil lulusan SMK
adalah lulusan yang memiliki kompetensi, siap kerja, cerdas, dan kompetitif. Siap
kerja yang mengandung pengertian bahwa lulusan SMK memiliki bekal
keterampilan dan kemampuan bekerja di bidangnya, sehingga mereka siap untuk
langsung bekerja tanpa perlu ditraining lagi dan mereka juga dibekali kemampuan
untuk membuka usaha sendiri. Cerdas yang dimaksud di sini tidak hanya cerdas
secara intelektual. Namun juga harus cerdas secara spiritual, emosional dan sosial,
serta cerdas secara kinestetik. Kompetitif yang mengandung pengertian sebagai
agen perubahan dan pantang menyerah serta kemandirian yang dapat memicu
kesiapan mental untuk bekerja atau membuka lapangan usaha (Dit. PSMK, 2006:
4).
Untuk menghasilkan lulusan SMK dengan profil lulusan sebagaimana
yang diharapkan dipengaruhi oleh faktor majemuk seperti kurikulum, proses
belajar mengajar, biaya, sarana dan prasarana, peserta didik, sistem pengelolaan,
pendidik. Faktor yang satu saling berpengaruh terhadap faktor yang lainnya.
Namun demikian, faktor yang memegang peranan kunci adalah proses belajar
mengajar, karena inilah inti dari kegiatan di sekolah. Proses pembelajaran yang
diharapkan menghasilkan produk yang bernilai, menuntut kondisi pembelajaran
Talent Scouting 2010 1 Joko Prasetiyo, S.Pd
yang kaya dan nyata, yang dapat memberikan pengalaman belajar dimensi-
dimensi kompetensi secara integratif.
Saat ini proses pembelajaran yang dilakukan di SMKN 1 Bintan belum
berhasil membuat siswa siap kerja dan mandiri, namun masih sebatas siap latih.
Berdasarkan data penelusuran alumni SMKN 1 Bintan tahun 2009, alumni yang
melanjutkan ke perguruan tinggi 36%, bekerja 46%, berwirausaha 6%, belum
bekerja 12%. Dari 46% yang bekerja rata-rata melewati masa tunggu antara 3
sampai 6 bulan.
Permasalahan ini disebabkan karena proses pembelajaran yang dilakukan
masih menitikberatkan pada penguasaan teori dan pemberian ketrampilan yang
bersifat sepotong-sepotong tidak menyeluruh dalam bentuk latihan-latihan yang
tidak menghasilkan suatu produk yang layak jual dan dipasarkan di masyarakat.
Oleh sebab itu, perlu dicari strategi yang tepat dalam proses pembelajaran
khususnya pembelajaran produktif.
Memperhatikan karakteristik proses pembelajaran khususnya
pembelajaran produktif yang unik dan komprehensif, model Pembelajaran project
work cukup potensial untuk memenuhi tuntutan pembelajaran tersebut.
Pembelajaran project work mengarahkan peserta didik pada prosedur kerja yang
sistematis dan standar untuk membuat atau menyelesaikan suatu produk (barang
atau jasa), melalui proses produksi/pekerjaan yang sesungguhnya.
B. Tujuan
1. Memberikan sumbangan pikiran dan solusi untuk mendapatkan proses
pembelajaran produktif yang optimal.
2. Memberi kesempatan kepada peserta didik melakukan pekerjaan praktek
yang berorentasi kepada pasar.
3. Memperbaiki kualitas hasil pembelajaran, yakni dapat meningkatkan
kompetensi siswa.
A. Pembelajaran Produktif
1. Pengertian Pembelajaran
Rumusan tentang makna dan pengertian pembelajaran menurut
pendapat Sudjana, D (2000: 41) adalah “Setiap upaya yang sistematik dan
disengaja oleh pendidik untuk menciptakan kondisi-kondisi agar peserta
didik melakukan kegiatan belajar”. Pembelajaran mengandung berbagai
fungsi seperti membantu, membimbing, melatih, memelihara, merawat,
menumbuhkan, mendorong, membentuk, meluruskan, menilai dan
mengembangkan. Sedangkan pengertian pembelajaran menurut UU
Sisdiknas No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 20 adalah “Proses interaksi peserta
didik dengan pendidik atau sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.
Pengertian pembelajaran di atas mengandung makna yang
menggambarkan interaksi yang dinamis antara komponen-komponen yang
terlibat dalam pembelajaran yaitu pendidik, peserta didik, proses, keluaran
dan pengaruh kegiatan pembelajaran. Selain itu bahwa fungsi pembelajaran
dilakukan oleh dan menjadi tanggung jawab pendidik sehingga peserta didik
dapat melakukan perubahan dalam dirinya sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang merupakan bagian dari tujuan pendidikan. Sehubungan
dengan itu, pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan
melalui interaksi antara peserta didik di suatu pihak dengan pendidik di pihak
lainnya.
2. Proses Pembelajaran
Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, pasal 19 ayat 1, dinyatakan bahwa ”Proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
3. Pembelajaran Produktif
Kompetensi sebagai substansi/materi pendidikan dan pelatihan yang
akan dipelajri di SMK diorganisasi dan dikelompokkan menjadi berbagai mata
pelajaran/substansi/materi pelajaran. Jenis mata pelajaran yang telah
dirumuskan, dalam pelaksanaannya dipilah menjadi program normatif, adaptif
Talent Scouting 2010 5 Joko Prasetiyo, S.Pd
dan produktif. Program normatif dijabarkan menjadi mata pelajaran yang
memuat kompetensi-kompetensi tentang norma, sikap, dan perilaku yang
harus diajarkan dan dilatihkan pada peserta didik. Program adaptif berupa
mata pelajaran yang berfungsi membentuk kemampuan untuk berkembang
dan beradaptasi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni serta dasar-dasar kejuruan yang berkaitan dengan program keahlian
yang dipelajarinya. Program produktif merupakan program mata pelajaran
yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi standar
atau kemampuan produktif pada suatu pekerjaan/keahlian tertentu yang
relevan dengan tuntutan dan permintaan pasar kerja.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahawa Pembelajaran
produktif merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik atau
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang berfungsi membekali
peserta didik agar memiliki kompetensi standar atau kemampuan produktif
pada suatu pekerjaan/keahlian tertentu yang relevan dengan tuntutan dan
permintaan pasar kerja.
B. Project Work
1. Pengertian
Pembelajaran dengan pendekatan project work adalah model
pembelajaran yang mengarahkan peserta didik pada prosedur kerja yang
sistematis dan standar untuk membuat atau menyelesaikan suatu produk
(barang atau jasa), melalui proses produksi/pekerjaan yang sesungguhnya
(BSNP, 2008).
2. Karakteristik
Pembelajaran dengan pendekatan project work diungkapkan oleh
Bahri, Alim (2009:3) memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) Siswa menjadi pusat atau sebagai obyek yang secara aktif belajar pada
proses pembelajaran.
Nama Produk
No Bidang/Jenis Pekerjaan
(barang/Jasa)
Pr1
1 P1
Pr2
Pr3
2 P2
Pr3
Pr4
n Pn
Pr5
Standar
Kode Standar Kompetensi
Kompetens
i S S S S S S S
K K K K K K K SKn
1 2 3 4 5 6 7
Produk
Pr1 √ √ √
Pr2 √ √ √ √
Pr3
Prn
Petunjuk Pengisian:
Kolom 1 : Diisi nomor urut/kode kompetensi pada project work;
Kolom 2 : Diisi sesuai dengan kompetensi mengacu hasil analisis;
Kolom 3 : Diisi dengan indikator;
Kolom 4 : Diisi dengan cara menulis huruf P (Pengetahuan) dan atau
K (Keterampilan) dan atau S (sikap).
Kolom 5 : Diisi dengan bukti belajar yang dapat merefleksikan
penguasaan indikator.
a) Guru
1) menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
2) menyampaikan strategi pembelajaran
3) menyampaikan alternatif judul/nama produk/jasa yang dapat dipilih
peserta.
4) menyampaikan ruang lingkup standar kompetensi yang akan
dipelajari oleh peserta didik dalam setiap judul/nama produk/jasa
5) Menyusun dan menetapkan pedoman penilaian kompetensi sesuai
dengan judul project work
6) memfasilitasi bimbingan kepada peserta didik dengan
memanfaatkan lembar bimbingan.
b) Peserta didik
1) memilih salah satu judul/nama produk/jasa yang dilanjutkan,
menyusun proposal/rencana dengan lay out sebagi berikut:
Latar belakang.
Keunggulan dan fungsi produk/jasa
Sketsa/gambar kerja (jika diperlukan).
Bahan.
Fasilitas/peralatan.
Proses produksi (sistematika kerja).
Talent Scouting 2010 11 Joko Prasetiyo, S.Pd
Rencana anggaran biaya.
Sasaran pasar/pengguna.
Jadwal pelaksanan.
2) melakukan proses belajar sesuai dengan proses produksi
(sistematika kerja) yang telah direncanakan.
3) Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan rambu-rambu yang telah
ditetapkan dalam proposal, dengan bimbingan dan pengawasan.
Proses ini menekankan pada pencapaian standar kompetensi yang
dibuktikan dengan bukti belajar (learning evidence) dan diorganisir
dalam portofolio sebagai bahan verifikasi.
4) mengorganisasikan bukti belajar (evidence) sebagai portfolio.
5) melaksanakan kegiatan kulminasi.
6) menyusun laporan sesuai dengan pengalaman belajar yang
diperoleh.
BAB III
PENUTUP
B. Saran-saran
1. Perlu terus dipacu semangat guru untuk bersikap kreatif dan inovatif
dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran.
2. Perlu diintensifkan forum-forum tukar pengalaman antar guru khususnya
guru produktif melalui kegiatan-kegiatan seminar, workshop, atau
pendidikan dan pelatihan.
DAFTAR PUSTAKA
BSNP (2007). Permen Diknas RI Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.
Jakarta: BNSP.