Anda di halaman 1dari 21

IMPLEMENTASI PROJECT WORK SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN

KUALITAS PEMBELAJARAN PRAKTEK PRODUKTIF


DI SMK NEGERI 1 BINTAN

MAKALAH SEMINAR
Disusun untuk memenuhi memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan Diklat Talent Scouting di PPPPTK/VEDC Malang
Tahun 2010

Oleh :
JOKO PRASETIYO, S.Pd
SMK NEGERI 1 BINTAN

Quality
Endorsed
Company
ISO 9001 : 2008
CERT No. QEC21936

PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN


TENAGA KEPENDIDIKAN BIDANG OTOMOTIF DAN ELEKTRONIKA
Jl. Teluk Mandar Arjosari, Tromol Pos 5 Malang 65102
Telp. (0341) 491239, (0341) 495849, Fax (0341) 491342
E-mail : vedcmalang@vedcmalang.or.id
Website : www.vedcmalang.com
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah ini telah dipresentasikan dalam seminar pada Diklat Talent Scouting di
PPPPTK/VEDC Malang tanggal 25 Mei 2010.

Malang, 26 Mei 2010


Pembimbing Penulis

Drs. ASTU WIDODO, M.Pd JOKO PRASETIYO, S.Pd


NIP.195612261984031001 NIP.197406272006041008

Mengetahui
Penguji, Kepala Dept. Edukasi

Drs. MULYO RAHARJO, M.Pd Drs. SURYANTO, M.Pd


NIP. 195806071985031004 NIP.195702281985031002

SMK Negeri 1 Bintan ii Joko Prasetiyo, S.Pd


KATA PENGANTAR

Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang


mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Sehingga, profil lulusan SMK adalah lulusan yang memiliki kompetensi, siap
kerja, cerdas, dan kompetitif.
Untuk menghasilkan lulusan SMK dengan profil lulusan sebagaimana
yang diharapkan diperlukan proses pembelajaran yang mengarahkan peserta didik
pada prosedur kerja yang sistematis dan standar untuk membuat atau
menyelesaikan suatu produk (barang atau jasa), melalui proses produksi/pekerjaan
yang sesungguhnya. Memperhatikan karakteristik proses pembelajaran khususnya
pembelajaran produktif yang unik dan komprehensif, model pembelajaran project
work cukup potensial untuk memenuhi tuntutan pembelajaran tersebut.
Sehubungan dengan hal di atas, maka penulis tertarik untuk mengangkat
makalah dengan Judul “Implementasi Project Work Sebagai Upaya
Peningkatan Kualitas Pembelajaran Praktek Produktif di SMKN 1 Bintan”.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu diantaranya:
1. Bapak Kepala PPPPTK/VEDC Malang,
2. Bapak Drs. Suryanto, M.Pd, selaku Ka. Departemen Edukasi,
3. Bapak Drs. Astu Widodo, M.Pd, selaku pembimbing dalam penulisan
makalah ini,
4. Bapak/Ibu Widyaiswara PPPPTK/VEDC Malang,
5. Bapak/Ibu peserta diklat Talent Scouting 2010,
6. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan
dalam makalah ini, oleh sebab itu kritik yang membangun dan saran dari
pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan dikemudian hari.

Malang, Mei 2010

Penulis

SMK Negeri 1 Bintan iii Joko Prasetiyo, S.Pd


DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul......................................................................................... i
Halaman Pengesahan............................................................................... ii
Kata Pengantar......................................................................................... iii
Daftar Isi ................................................................................................. iv
Daftar Tabel ........................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................... 1
B. Tujuan.................................................................................... 2
C. Ruang Lingkup Pembahasan.................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................... 4
A. Pembelajaran Produktif.......................................................... 4
B. Project Work ......................................................................... 6
C. Implementasi Project Work dalam
Pembelajaran Produktif ........................................................ 7
D. Hambatan dan Solusi Implementasi
Project Work ......................................................................... 13
E. Upaya SMKN 1 Bintan Untuk Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran Melalui Implementasi Project Work .............. 14

BAB III PENUTUP................................................................................ 15


A. Kesimpulan ........................................................................... 15
B. Saran-saran............................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 16

SMK Negeri 1 Bintan iv Joko Prasetiyo, S.Pd


DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Daftar Nama Produk Setiap Bidang Pekerjaan......................... 8

Tabel 2. Analisis Standar Kompetensi Terhadap Jenis Produk.............. 9

Tabel 3. Penetapan Bukti Belajar (Evidence of Learning)..................... 10

SMK Negeri 1 Bintan v Joko Prasetiyo, S.Pd


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan di SMK bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan peserta didik guna menyiapkan mereka sebagai tenaga kerja tingkat
menengah yang terampil, terdidik, dan memiliki etos kerja profesional, serta
mampu mengembangkan diri sesuai perkembangan ilmu dan teknologi.
Pendidikan menengah kejuruan dalam tatanan sistem pendidikan nasional di
negara kita mempunyai posisi strategis, khususnya dalam mengembangkan
sumber daya manusia pada bidang kejuruan, hal ini sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 dalam penjelasan pasal 15, yang berbunyi:
”Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan
peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.”
Bertitik tolak dari tujuan pendidikan kejuruan, maka profil lulusan SMK
adalah lulusan yang memiliki kompetensi, siap kerja, cerdas, dan kompetitif. Siap
kerja yang mengandung pengertian bahwa lulusan SMK memiliki bekal
keterampilan dan kemampuan bekerja di bidangnya, sehingga mereka siap untuk
langsung bekerja tanpa perlu ditraining lagi dan mereka juga dibekali kemampuan
untuk membuka usaha sendiri. Cerdas yang dimaksud di sini tidak hanya cerdas
secara intelektual. Namun juga harus cerdas secara spiritual, emosional dan sosial,
serta cerdas secara kinestetik. Kompetitif yang mengandung pengertian sebagai
agen perubahan dan pantang menyerah serta kemandirian yang dapat memicu
kesiapan mental untuk bekerja atau membuka lapangan usaha (Dit. PSMK, 2006:
4).
Untuk menghasilkan lulusan SMK dengan profil lulusan sebagaimana
yang diharapkan dipengaruhi oleh faktor majemuk seperti kurikulum, proses
belajar mengajar, biaya, sarana dan prasarana, peserta didik, sistem pengelolaan,
pendidik. Faktor yang satu saling berpengaruh terhadap faktor yang lainnya.
Namun demikian, faktor yang memegang peranan kunci adalah proses belajar
mengajar, karena inilah inti dari kegiatan di sekolah. Proses pembelajaran yang
diharapkan menghasilkan produk yang bernilai, menuntut kondisi pembelajaran
Talent Scouting 2010 1 Joko Prasetiyo, S.Pd
yang kaya dan nyata, yang dapat memberikan pengalaman belajar dimensi-
dimensi kompetensi secara integratif.
Saat ini proses pembelajaran yang dilakukan di SMKN 1 Bintan belum
berhasil membuat siswa siap kerja dan mandiri, namun masih sebatas siap latih.
Berdasarkan data penelusuran alumni SMKN 1 Bintan tahun 2009, alumni yang
melanjutkan ke perguruan tinggi 36%, bekerja 46%, berwirausaha 6%, belum
bekerja 12%. Dari 46% yang bekerja rata-rata melewati masa tunggu antara 3
sampai 6 bulan.
Permasalahan ini disebabkan karena proses pembelajaran yang dilakukan
masih menitikberatkan pada penguasaan teori dan pemberian ketrampilan yang
bersifat sepotong-sepotong tidak menyeluruh dalam bentuk latihan-latihan yang
tidak menghasilkan suatu produk yang layak jual dan dipasarkan di masyarakat.
Oleh sebab itu, perlu dicari strategi yang tepat dalam proses pembelajaran
khususnya pembelajaran produktif.
Memperhatikan karakteristik proses pembelajaran khususnya
pembelajaran produktif yang unik dan komprehensif, model Pembelajaran project
work cukup potensial untuk memenuhi tuntutan pembelajaran tersebut.
Pembelajaran project work mengarahkan peserta didik pada prosedur kerja yang
sistematis dan standar untuk membuat atau menyelesaikan suatu produk (barang
atau jasa), melalui proses produksi/pekerjaan yang sesungguhnya.

B. Tujuan
1. Memberikan sumbangan pikiran dan solusi untuk mendapatkan proses
pembelajaran produktif yang optimal.
2. Memberi kesempatan kepada peserta didik melakukan pekerjaan praktek
yang berorentasi kepada pasar.
3. Memperbaiki kualitas hasil pembelajaran, yakni dapat meningkatkan
kompetensi siswa.

C. Ruang Lingkup Pembahasan


Ruang lingkup bahasan makalah ini meliputi pembelajaran dan proses
pembelajaran pada mata pelajaran produktif yang ada di SMK, penggunaan
Talent Scouting 2010 2 Joko Prasetiyo, S.Pd
pendekatan pembelajaran project work dalam pembelajaran mata pelajaran
praktek produktif, implementasi project work dan hambatannya, serta solusi
pemecahannya.

Talent Scouting 2010 3 Joko Prasetiyo, S.Pd


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Produktif
1. Pengertian Pembelajaran
Rumusan tentang makna dan pengertian pembelajaran menurut
pendapat Sudjana, D (2000: 41) adalah “Setiap upaya yang sistematik dan
disengaja oleh pendidik untuk menciptakan kondisi-kondisi agar peserta
didik melakukan kegiatan belajar”. Pembelajaran mengandung berbagai
fungsi seperti membantu, membimbing, melatih, memelihara, merawat,
menumbuhkan, mendorong, membentuk, meluruskan, menilai dan
mengembangkan. Sedangkan pengertian pembelajaran menurut UU
Sisdiknas No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 20 adalah “Proses interaksi peserta
didik dengan pendidik atau sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.
Pengertian pembelajaran di atas mengandung makna yang
menggambarkan interaksi yang dinamis antara komponen-komponen yang
terlibat dalam pembelajaran yaitu pendidik, peserta didik, proses, keluaran
dan pengaruh kegiatan pembelajaran. Selain itu bahwa fungsi pembelajaran
dilakukan oleh dan menjadi tanggung jawab pendidik sehingga peserta didik
dapat melakukan perubahan dalam dirinya sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang merupakan bagian dari tujuan pendidikan. Sehubungan
dengan itu, pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan
melalui interaksi antara peserta didik di suatu pihak dengan pendidik di pihak
lainnya.

2. Proses Pembelajaran
Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, pasal 19 ayat 1, dinyatakan bahwa ”Proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

Talent Scouting 2010 4 Joko Prasetiyo, S.Pd


kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik.”
Dipertegas dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses bahwa standar
proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mencakup perencanaan
proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil
pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran. Pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus
fleksibel, bervariasi dan memenuhi standar. Pelaksanaan Proses
pembelajaran terdiri dari 3 (tiga) tahapan yaitu:
a) Kegiatan Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan
pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan
menfokuskan perhatian peserta didik untuk bepartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran.
b) Inti
Kegiatan ini merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
Kompetensi dasar yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
c) Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas
pembelajaran.

3. Pembelajaran Produktif
Kompetensi sebagai substansi/materi pendidikan dan pelatihan yang
akan dipelajri di SMK diorganisasi dan dikelompokkan menjadi berbagai mata
pelajaran/substansi/materi pelajaran. Jenis mata pelajaran yang telah
dirumuskan, dalam pelaksanaannya dipilah menjadi program normatif, adaptif
Talent Scouting 2010 5 Joko Prasetiyo, S.Pd
dan produktif. Program normatif dijabarkan menjadi mata pelajaran yang
memuat kompetensi-kompetensi tentang norma, sikap, dan perilaku yang
harus diajarkan dan dilatihkan pada peserta didik. Program adaptif berupa
mata pelajaran yang berfungsi membentuk kemampuan untuk berkembang
dan beradaptasi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni serta dasar-dasar kejuruan yang berkaitan dengan program keahlian
yang dipelajarinya. Program produktif merupakan program mata pelajaran
yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi standar
atau kemampuan produktif pada suatu pekerjaan/keahlian tertentu yang
relevan dengan tuntutan dan permintaan pasar kerja.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahawa Pembelajaran
produktif merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik atau
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang berfungsi membekali
peserta didik agar memiliki kompetensi standar atau kemampuan produktif
pada suatu pekerjaan/keahlian tertentu yang relevan dengan tuntutan dan
permintaan pasar kerja.

B. Project Work
1. Pengertian
Pembelajaran dengan pendekatan project work adalah model
pembelajaran yang mengarahkan peserta didik pada prosedur kerja yang
sistematis dan standar untuk membuat atau menyelesaikan suatu produk
(barang atau jasa), melalui proses produksi/pekerjaan yang sesungguhnya
(BSNP, 2008).

2. Karakteristik
Pembelajaran dengan pendekatan project work diungkapkan oleh
Bahri, Alim (2009:3) memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) Siswa menjadi pusat atau sebagai obyek yang secara aktif belajar pada
proses pembelajaran.

Talent Scouting 2010 6 Joko Prasetiyo, S.Pd


b) Proyek-proyek yang direncanakan terfokus pada tujuan pembelajaran
yang sudah digariskan dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar dalam kurikulum.
c) Proyek dikembangkan oleh pertanyaan-pertanyaan sebagai kerangka
dari kurikulum (curriculum-framing question)
d) Proyek berhubungan langsung dengan dunia kehidupan nyata.
e) Siswa menunjukkan pengetahuannya melalui produk atau kinerjanya.
f) Teknologi mendukung dan meningkatkan proses belajar siswa.
g) Keterampilan berpikir terintegrasi dalam proyek.

C. Implementasi Project Work dalam Pembelajaran Produktif

1. Perencanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Project Work


Dalam Perencanaan pembelajaran dengan pendekatan Project Work,
guru terlebih dahulu melakukan:
a) Inventarisasi jenis pekerjaan (Job), standar kompetensi dan produk
yang dapat dihasilkan.
1) Inventarisasi Standar Kompetensi Lulusan
Inventarisasi standar kompetensi lulusan dimaksudkan untuk
mengidentifikasi standar kompetensi yang terdapat dalam
kurikulum/silabus program keahlian yang digunakan.
Standar Kompetensi yang ada pada Kurikulum/Silabus
SK1 ……………………………………………………...
SK2 ……………………………………………………...
SK3 ……………………………………………………...
SK4 ...................................................................................
Dst …………………………………………………….....
2) Inventarisasi Pekerjaan (Job)
Pendataan jenis pekerjaan (job) dapat mengacu: jenis pekerjaan
yang ada di kurikulum, Standar Kompetensi Kerja (SKK) yang
berlaku pada program keahlian, dan atau standar pekerjaan yang
ada di DU/DI. Setiap program keahlian pada umumnya memiliki
Talent Scouting 2010 7 Joko Prasetiyo, S.Pd
lebih dari satu bidang/jenis pekerjaan, yang memungkinkan di isi
oleh lulusan.
Jenis Pekerjaan (job) yang ada di masyarakat
P.1 ……………………………………………………………
P.2 ...………………………………………………………....
P.3 ……………………………………………………………
P.4 ............................................................................................
P.5 ............................................................................................
Dst. ……………………………………………………….....

3) Inventarisasi Produk (Barang/Jasa) Setiap Pekejaan


Inventarisasi produk setiap pekerjaan dimaksudkan untuk
mengidentifikasi produk yang dapat dihasilkan dari setiap
bidang/jenis pekerjaan. Hal ini dimaksudkan agar pada setiap
pembelajaran peserta didik sudah memilki orientasi terhadap
produk.

Tabel 1. Daftar Nama Produk Setiap Bidang Pekerjaan

Nama Produk
No Bidang/Jenis Pekerjaan
(barang/Jasa)

Pr1
1 P1
Pr2

Pr3
2 P2
Pr3

Pr4
n Pn
Pr5

b) Analisis Standar Kompetensi Terhadap Produk (Barang/Jasa)

Talent Scouting 2010 8 Joko Prasetiyo, S.Pd


Hasil inventarisasi standar kompetensi lulusan dan bidang
pekerjaan serta produk di atas, dimanfaatkan untuk menganalisis
standar kompetensi yang dibutuhkan pada setiap produk dan bidang
pekerjaan dengan menggunakan tabel 2.

Tabel 2. Analisis Standar Kompetensi Terhadap Jenis Produk

Standar
Kode Standar Kompetensi
Kompetens
i S S S S S S S
K K K K K K K SKn
1 2 3 4 5 6 7
Produk
Pr1 √ √ √
Pr2 √ √ √ √
Pr3
Prn

Baris pada kolom 1 diisi kode produk (nama barang/jasa)


sedangkan kolom pada tabel diisi berikutnya dengan kode standar
Kompetensi hasil inventarisasi (Kurikulum/silabus).

Menentukan standar kompetensi yang dibutuhkan untuk


menyelesaikan produk (barang/jasa), dengan memberi tanda cek list
(√) pada kolom standar kompetensi terkait.

Hasil analisis relevansi pada tabel 2 (contoh):


 Produk (Pr1) dapat dikerjakan dalam pembelajaran SK1, SK2,
SK4
 Produk (Pr2 ) dapat dikerjakan dalam pembelajaran SK1, SK2,
SK3 dan SK 5, demikian selanjutnya untuk Produk yang lain.
 Produk (Pr1) dan (Pr2 ) dapat digunakan sebagai pilihan oleh
peserta didik sebagi media pembelajaran untuk SK1 dan SK2

Talent Scouting 2010 9 Joko Prasetiyo, S.Pd


 Setelah seluruh standar kompetensi teridentifikasi terhadap
produk yang ada, maka guru menetapkan alternatif produk yang
akan dikembangkan untuk setiap standar kompetensi yang
dipelajari, sebagai alternatif produk yang dapat dipilih peserta
didik.

c) Penetapan Bukti Belajar/Evidence of Learning


Berdasarkan hasil analisis standar kompetensi terhadap produk,
guru diminta untuk menetapkan bukti-bukti belajar (Evidence Of
Learning) yang akan digunakan sebagi acuan dalam penilaian hasil
belajar peserta didik.

Tabel 3. Penetapan Bukti Belajar (Evidence Of Learning)

Kompetensi/ Aspek Bukti


No Indikator
Sub Kompetensi (P/K/S) Belajar
1 2 3 4 5

Petunjuk Pengisian:
Kolom 1 : Diisi nomor urut/kode kompetensi pada project work;
Kolom 2 : Diisi sesuai dengan kompetensi mengacu hasil analisis;
Kolom 3 : Diisi dengan indikator;
Kolom 4 : Diisi dengan cara menulis huruf P (Pengetahuan) dan atau
K (Keterampilan) dan atau S (sikap).
Kolom 5 : Diisi dengan bukti belajar yang dapat merefleksikan
penguasaan indikator.

d) Penyusunan Bahan Ajar/ Modul

Talent Scouting 2010 10 Joko Prasetiyo, S.Pd


Bahan ajar/modul sebagai salah satu sumber belajar yang dapat
dimanfaatkan oleh peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang digariskan dalam kurikulum. Untuk itu guru perlu menyiapkan
bahan ajar/modul dengan mempertimbangkan standar kompetensi,
produk hasil belajar dan bukti belajar yang direncanakan. Penyusunan
bahan ajar/modul dapat mengacu pada rambu-rambu yang telah
ditetapkan.

2. Pembelajaran dengan pendekatan Project Work


Pembelajaran dengan pendekatan Project Work dilaksanakan dengan
langkah sebagai berikut:

a) Guru
1) menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
2) menyampaikan strategi pembelajaran
3) menyampaikan alternatif judul/nama produk/jasa yang dapat dipilih
peserta.
4) menyampaikan ruang lingkup standar kompetensi yang akan
dipelajari oleh peserta didik dalam setiap judul/nama produk/jasa
5) Menyusun dan menetapkan pedoman penilaian kompetensi sesuai
dengan judul project work
6) memfasilitasi bimbingan kepada peserta didik dengan
memanfaatkan lembar bimbingan.

b) Peserta didik
1) memilih salah satu judul/nama produk/jasa yang dilanjutkan,
menyusun proposal/rencana dengan lay out sebagi berikut:
 Latar belakang.
 Keunggulan dan fungsi produk/jasa
 Sketsa/gambar kerja (jika diperlukan).
 Bahan.
 Fasilitas/peralatan.
 Proses produksi (sistematika kerja).
Talent Scouting 2010 11 Joko Prasetiyo, S.Pd
 Rencana anggaran biaya.
 Sasaran pasar/pengguna.
 Jadwal pelaksanan.
2) melakukan proses belajar sesuai dengan proses produksi
(sistematika kerja) yang telah direncanakan.
3) Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan rambu-rambu yang telah
ditetapkan dalam proposal, dengan bimbingan dan pengawasan.
Proses ini menekankan pada pencapaian standar kompetensi yang
dibuktikan dengan bukti belajar (learning evidence) dan diorganisir
dalam portofolio sebagai bahan verifikasi.
4) mengorganisasikan bukti belajar (evidence) sebagai portfolio.
5) melaksanakan kegiatan kulminasi.
6) menyusun laporan sesuai dengan pengalaman belajar yang
diperoleh.

3. Penilaian Hasil Belajar dengan Pendekatan Project Work

Penilaian hasil belajar dengan pendekatan project work pada


dasarnya adalah penilaian standar kompetensi yang meliputi penilaian aspek
pengetahuan, keterampilan, sikap, kesesuaian produk/jasa, dan kesesuaian
waktu pelaksanaan yang terintegrasi pada komponen: penyusunan proposal,
pelaksanaan proses produksi, laporan, kegiatan, dan kulminasi (presentasi/
pengujian/penyajian).

Peserta didik dinyatakan kompeten apabila memenuhi standar


minimal yang dipersyaratkan pada kriteria kinerja dari setiap kompetensi
dasar. Penetapan pencapaian nilai peserta uji didasarkan pada nilai terendah
kompetensi dasar pada suatu unit kompetensi yang diujikan, batas lulus
minimal kompetensi adalah nilai 7,00.

Gradasi nilai kelulusan mengacu pada ketentuan berikut:

Talent Scouting 2010 12 Joko Prasetiyo, S.Pd


7,00 (baik) = mencapai kompetensi sesuai kualitas standar
minimal yang ditetapkan pada indikator
dengan bantuan pembimbing;

8,00 (amat baik) = mencapai kompetensi sesuai kualitas standar


minimal yang ditetapkan pada indikator secara
mandiri, dan

9,00 (istimewa) = mencapai kompetensi melebihi kualitas


standar minimal yang ditetapkan pada
indikator secara mandiri.

Gradasi nilai tersebut di atas berlaku untuk penetapan seluruh


komponen penilaian kompetensi.

D. Hambatan dan Solusi Implementasi Project Work

Mencermati kondisi SMKN 1 Bintan saat ini, nampaknya akan ditemukan


hambatan-hambatan dalam implementasi project work dalam pembelajaran
produktif, yaitu sebagai berikut:
1. Masih banyak guru yang belum memahami konsep pembelajaran project
work.
2. Masih banyak guru yang terpaku pada pola lama dan agak susah untuk
menerima suatu pembaharuan.
3. Ketersediaan dana yang kurang mencukupi dalam membuat suatu project
work, sehingga perlu meminta bantuan dari ruang tua, sementara kondisi
ekonomi orang tua siswa yang ada kebanyakan dari tingkat ekonomi
menengah ke bawah.
Berdasarkan hambatan-hambatan yang ditemui, ada beberapa solusi yang
dapat dilakukan sehingga pembelajaran produktif dengan pendekatan project work
dapat dilaksanakan, yakni melalui:
1. Sosialisasi kepada seluruh guru khususnya guru produktif tentang
pendekatan pembelajaran project work, jika perlu diadakan In House
Training.

Talent Scouting 2010 13 Joko Prasetiyo, S.Pd


2. Mengupayakan merubah mind set para guru dengan mendatangkan guru
tamu yang pakar dalam merubah mind set.
3. Menganalisis dengan serinci-rincinya pengadaan peralatan dan bahan untuk
praktek, sehingga dapat lebih efesien dan mencukupi pembuatan project
work tanpa harus memungut dari orang tua siswa.
4. Produk yang dijadikan alternatif sebagai hasil akhir dari project work dipilih
yang relatif membutuhkan biaya kecil.

E. Upaya SMKN 1 Bintan Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran


Melalui Implemtasi Project Work

Upaya-upaya yang dilakukan oleh SMKN 1 Bintan untuk meningkatkan


kualitas pembelajaran melalui implementasi project work adalah:
1. Sosialisasi kepada seluruh guru khususnya guru produktif tentang
pendekatan pembelajaran project work.
2. Mengadakan In House Training kepada guru-guru produktif untuk
meningkatkan pemahaman guru tentang pembelajaran project work.
3. Mendatangkan guru tamu yang pakar dalam merubah mind set guru-guru,
yang telah dilakukan adalah mendatangkan guru tamu dari PT. Yoshikawa
Electronic Bintan dan PT. Honeywell Indonesia.
4. Menganalisis pengadaan peralatan dan bahan untuk praktek, sehingga dapat
lebih efesien dan mencukupi pembuatan project work tanpa harus memungut
dari orang tua siswa.
5. Memasarkan produk hasil produk/jasa dari project work melalui unit
produksi sekolah dan koperasi atau memberi kesempatan kepada siswa untuk
memasarkan sendiri produk/jasa yang telah dibuat.
6. Bekerjasama dengan dunia usaha/dunia industri yang relevan untuk
meningkatkan kualitas produk/jasa yang dihasilkan oleh sekolah.

BAB III
PENUTUP

Talent Scouting 2010 14 Joko Prasetiyo, S.Pd


A. Kesimpulan
Berdasarakan uraian di depan dapat disimpulkan beberapa hal pokok
sebagai beriku:
1. Proses pembelajaran memegang peranan yang sangat besar dalam
menghasilkan profil lulusan yang siap kerja, cerdas, dan kompetitif.
2. Pembelajaran project work mengarahkan peserta didik pada prosedur kerja
yang sistematis dan standar untuk membuat atau menyelesaikan suatu
produk (barang atau jasa), melalui proses produksi/pekerjaan yang
sesungguhnya.

B. Saran-saran
1. Perlu terus dipacu semangat guru untuk bersikap kreatif dan inovatif
dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran.
2. Perlu diintensifkan forum-forum tukar pengalaman antar guru khususnya
guru produktif melalui kegiatan-kegiatan seminar, workshop, atau
pendidikan dan pelatihan.

DAFTAR PUSTAKA

Talent Scouting 2010 15 Joko Prasetiyo, S.Pd


Bahri, Alim (2009). Sistem Pembelajaran Abad 21. [online]. Tersedia:
http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Sistem%20Pembelajaran
%20Abad%2021Q%3E&&nomorurut_artikel=252. [ 5 Januari 2009]

BSNP (2007). Permen Diknas RI Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.
Jakarta: BNSP.

BSNP (2009). Model-Model Pembelajaran SMK. [online]. Tersedia:


http://elpramwidya.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-di-
smk/. [22 April 2009]

Depdiknas (2003). Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang sistem


Pendidikan Nasinal. [online]. Tersedia:
http://www.depdiknas.go.id/content.php?
content=file_download&linkname=Standar%20Nasional
%20Pendidikan&id. [19 Juni 2009]

Depdiknas (2003). Penjelasan UU RI No. 20 Tahun 2003. [online]. Tersedia:


http://www.ppidenhaag.nl/index.php?
option=com_content&task=view&id=27&Itemid=30. [19 Juni 2009]

Dit. PSMK. (2006). Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Depdiknas

SMKN 1 Bintan (2009). Data Penelusuran Alumni. Bintan : Humas SMKN 1


Bintan.

Sudjana, D. (2000). Strategi Kegiatan Belajar Mengajar dalam Pendidikan Non


Formal. Bandung : Falah Production

Talent Scouting 2010 16 Joko Prasetiyo, S.Pd

Anda mungkin juga menyukai