Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Kebumen,………………20…
NIP.101072017141
ii
MOTTO
"Jangan dengarkan orang yang memiliki jawaban dengarkan orang yang memiliki
pertanyaan."
- Albert Einstein
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada
kita semua, Sehingga dapat menyelesaikan tugas yang telah diberikan kepada
kami dalam melaksanakan tugas Praktek Industri.
Saya selaku penulis tidak akan mampu untuk menyelesaikan laporan ini
tanpa bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya ingin mengucapkan terima
kasih terutama kepada :
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ............................... Error! Bookmark not defined.
LEMBAR KONSULTASI DAN BIMBINGAN .....................................................ii
MOTTO ................................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................ 2
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................3
6. Camper................................................................................................ 26
2
DAFTAR GAMBAR
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Selain itu siswa tidak mau mencari informasi lain yang berhubungan dengan
materi kecuali tugas dari guru.
Pengalaman yang diperoleh selama Praktik Kerja Lapangan diharapkan
adanya kemandirian belajar, sehingga siswa dapat madiri dalam mengatasi
suatu masalah serta dapat menerapkan ilmu yang dipelajari pada saat
melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan diperusahaan yang
resmi akan berpengaruh pada pengetahuan keterampilan, dan sikap/mental
yang terbentuk dalam diri siswa.
Pelaksanaan PKL harus dirancang dan dilaksanakan dengan
mengintegrasikan nilai – nilai pancasila dalam pendidikan karakter
diantaranya adalah nilai – nilai jujur, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri,
bertanggung jawab. Program PKL sangat penting dalam rangka memberikan
bekal kemampuan nilai – nilai positif kepada peserta didik, oleh karena itu
perlu dibuat suatu pedoman yang betul – betul dapat dijadikan acuan oleh
semua yang terlibat dalam pelaksanaannya, sesuai dengan pernyataan pada
Pasal 4 Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah yang dinyatakan
bahwa pelaksanaan pembelajaran di DUDI berupa praktik.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
PKL bertujuan agar mahasiswa memperoleh pengalaman sebagai bekal
untuk mempersiapkan diri memasuki dunia kerja di bidang olahraga
kesehatan yang profesional, yaitu memiliki pengetahuan, keterampilan,
tanggung-jawab, kesejawatan, serta sikap yang diperlukan dalam
profesinya.
2. Tujaun Kusus
PKL mempunyai tujuan khusus sebagai berikut:
a) Memberikan pengalaman kepada mahasiswa tentang profesi yang akan
ditekuni.
b) Menjalin kerja sama dengan instansi pengguna jasa.
c) Menyiapkan mahasiswa agar mampu bekerja mandiri.
5
C. Manfaat
1. Manfaat Bagi Siswa
a. Mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang telah diperoleh di
sekolah.
b. Menambah wawasan mengenai dunia kerja khususnya berupa
pengalaman kerja langsung ( real ) dalam rangka menanamkan iklim
kerja positif yang berorientasi pada peduli mutu proses dan hasil
kerja.
c. Menambah dan meningkatkan kompetensi serta menanamkan etos
kerja yang tinggi sesuai budaya industry.
d. Memperkuat kemampuan produktif sesuai dengan kompetensi
keahlian yang dipelajari.
e. Menambah keterampilan, pengetauan, gagasan – gagasan seputar
dunia industri yang profesional dan handal.
f. Mengasah keterampilan yang diberikan Sekolah Menengah Kejurauan
( SMK).
2. Manfaat Bagi Sekolah
a. Terjalinnya hubungan kerja sama yang saling menguntungkan antara
sekolah dengan dunia kerja ( DUDI )
b. Meningkatkan kualitas lulusan melalui pengalaman kerja langsung
selama PKL
c. Meningkatkan relevansi dan efektivitas program sekolah melalui
sinkronisasi kurikulum, proses pembelajaran, teaching factory, dan
pengembangan sarana dan prasarana praktik berdasarkan hasil
pengamatan di tempat PKL
d. Meningkatkan kualitas lulusan
e. Mengenalkan siswa pada Lapangan Pekerjaan didunia indusri dan
usaha yang luas
3. Manfaat Bagi Industri
a. Dunia kerja ( DUDI ) lebih dikenal oleh masyarakat, khususnya
masyarakat sekolah sehingga dapat wahana dalam promosi produk
6
b. Adanya masukan yang positif dan konstruktif dari SMK untuk
perkembangan DUDI
c. Dunia kerja / DUDI dapat mengembangkan proses dan atau produk
melalui optimalisasi peserta PKL
7
BAB II
A. ORIENTASI INDUSTRI
1. Profil Industri
Kabupaten : Purworejo
2. Sejarah
3. Bidang Industri
Bengkel Mesin Jasatec adalah perusahaan perseorangan dimana
pengembangan dan pengolahan dilakukan oleh pemilik perusahaan, oleh
karena itu kekayaan dan hutang piutang perusahaan menjadi tanggung
jawab pemilik perusahaan.Bengkel ini bergerak di bidang jasa
perbengkelan dan pembuatan barang-barang jadi yang dapat dibuat
dengan mesin dan peralatan yang ada
4. Sarana dan Prasarana
9
8 Gerenda tanggan 18 Gergaji tangan
B. TEORI DASAR
Mesin bubut (turning machine) adalah suatu jenis mesin perkakas yang
dalam proses kerjanya bergerak memutar benda kerja dan menggunakan
potong pahat (tools) sebagai alat untuk memotong benda kerja tersebut.
Mesin bubut merupakan salah satu mesin proses produksi yang dipakai
untuk membentuk benda kerja yang berbentuk silindris, namun dapat juga
dipakai untuk beberapa kepentingan lain. Pada prosesnya benda kerja
terlebih dahulu dipasang pada chuck (pencekam) yang terpasang pada
10 ndicat mesin, kemudian 10 ndicat dan benda kerja diputar dengan
kecepatan tertentu.Alat potong (pahat) yang dipakai untuk membentuk
benda kerja akan ditempelkan pada benda kerja yang berputar sehingga
benda kerja terbentuk sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Umumnya
pahat bubut dalam keadaan diam, pada perkembangannya ada jenis mesin
bubut yang berputar alat potongnya, sedangkan benda kerjanya diam.Pada
kelompok mesin bubut juga terdapat bagian-bagian otomatis dalam
pergerakannya bahkan juga ada yang dilengkapi dengan layanan sistem
otomatis,baik yang dilayani dengan sistem hidraulik ataupun elektrik.
Ukuran mesinnya pun tidak semata-mata kecil karena tidak sedikit mesin
10
bubut konvensional yang dipergunakan untuk mengerjakan pekerjaan
besar seperti yang dipergunakan pada 11 ndicato perkapalan dalam
membuat atau merawat poros baling-baling kapal yang diameternya
mencapai 1.000 mm atau lebih. Pada Gambar berikut terlihat contoh dari
mesin bubut.
Pada Gambar dibawah terlihat gambar sumbu utama atau dikenal dengan
main spindle. Sumbu utama merupakan bagian mesin bubut yang
11
berfungsi sebagai dudukan chuck (cekam) yang didalamnya terdapat
susunan roda gigi yang dapat digeser-geser melalui handel/tuas untuk
mengatur putaran mesin sesuai kebutuhan pembubutan.
12
Gambar 2.3 Meja Mesin
c) Eretan (Carriage)
Pada Gambar dibawah terlihat gambar dari kepala lepas. Kepala lepas
digunakan sebagai dudukan senter putar sebagai pendukung benda kerja
pada saat pembubutan, dudukan bor tangkai tirus, dan cekam bor sebagai
menjepit bor.
13
Gambar 2.5 Kepala Lepas
e) Penjepit pahat
3. Membubut
Membubut adalah proses pembentukan benda kerja dengan
menggunakan mesin bubut. Mesin bubut juga merupakan perkakas yang
membentuk benda kerja dengan gerakan berputar, gerakan berputar inilah
yang menyebabkan terjadinya penyayatan oleh alat potong (tool) terhadap
bendakerja. Dengan demikian, prinsip kerja dari mesin bubut adalah gerak
potong yang dilakukan oleh benda kerja yang berputar, dengan gerak
16
makan oleh pahat yang bergerak translasi dan dihantarkan kepada benda
kerja. Ada beberapa jenis pekerjaan yang di dilakukan dengan mesin bubut
antara lain:
a. Pembubutan rata
b. Pembubutan rata muka
c. Pembubutan ulir
d. Pembubutan tirus
e. Pembubutan esentrik
1. Menyenterkan beneda kerja
Berikut adalah cara menyenterkan benda kerja
a. siapkan benda yang akan dibubut
b. pasang benda kerja pada ragum universal
c. gunakan alat bantu seperti kawat bantu atau dial 17ndicator
d. mulailah mengatur benda kerja pada posisi center
2. Membubut rata muka
Membubut muka di lakakukan dari kanan benda kerja apabila putaran
cekam (mesin) berlawanan dengan arah jarum jam, dan dilakukan dari kiri
apabila putaran cekam (mesin) searah jarum jam.
Cara:
a. Pasang pahat bubut setinggi senter
b. Pasang benda kerja yang akan di bubut.
c. Miringkan rumah pahat bubut sekitar 8-15 derajat ke kiri.
d. Hidupkan mesin bubut.
e. Sentuhkan atau dekatkan ujung pahat dengan benda kerja.
f. Geser pahat bubut menjauhi benda benda kerja (maju atau mundur)
g. Setelah itu, atur tebal pemakanan pada saat membubut muka
h. Mulailah membubut muka (facing)
3. Membubut rata
Langkah langkah memebubut rata:
a. Pasang pahat bubut setinggi center
b. Pasang benda kerja pada posisi center
17
c. Pastikan pahat berada dalam posisi tegak lurus dengan benda kerja
d. Hidupkan mesin bubut.
e. Sentuhkan atau dekatkan ujung pahat dengan benda kerja.
f. Geser pahat bubut mendekati cekam
g. Atur atau setting nonius pada eretan atas pada posisi nol (0)
h. Setelah itu, atur tebal pemakanan pada saat membubut rata
i. Mulailah membubut rata
18
Gambar 2.11 Job
19
arah melintang dengan menggunakan eretan lintang. Hal ini agar
lebih mudah memperoleh ukuran yang tepat sesuai gambar kerja
dengan lebih mudah, serta mengurangi pengukuran yang berulang
menggunakan jangka sorong selama proses pekerjaan.
5) Usahakan pada saat menjalankan eretan baik memanjang ataupun
eretan lintang dengan memakai mode otomatis pada mesin bubut
agar feeding yang digunakan dapat dikontrol konsisten dan juga
meringankan pekerjaan operator dalam pembubutan.
Pada tahap ini kita harus memeriksa kondisi dari mesin bubut yang
akan kita gunakan,mulai dari fungsi dari setiap bagian-bagian yang
berputar dari mesin bubut tersebut.Hal ini didaksudkan untuk menjamin
pekerjaan kita tidak mengalami ganguan.
20
b) Pasang benda kerja pada cekam.
c) Pemasangan pahat
V = π d n / 1000
Dimana:
Π = 3,14
D = diameter (mm)
21
e) Pemotongan
f) Gunakan alat ukur yang berkualitas dengan tingkat ketelitian yang besar
untuk hasil yang akurat.
22
bawah pada posisi nol.Pasang pisau seperti tadi yang kita bahas tetapi tidak
dengan memiringkan posisi pisau,biarkan pada posisi lurus.Dekatkan pisau
terhadap permukaan benda kerja.Lakukan proses bubut facing secara manual
dengan menggunakan eretan atas,caranya berikan kedalaman pemakanan
dengan menggunakan eretan lintang sekitar 5 mm, kemudian dorong pisau
dengan memutar eretan atas hingga membubut benda kerja sepanjang kurang
lebih 1 mm.Tarik keluar pisau dengan menggunakan eretan atas,berikan
kembali pemakanan dengan menggunakan eretan lintang dan kembali
lakukan proses bubut dengan menggunakan eretan atas.ulang-ulang proses ini
hingga sampai pada titik senter benda kerja.Sama dengan cara pertama,posisi
pisau baik terlalu tinggi atau terlalu rendah,pasti akan terlihat dengan
jelas.Ciri-ciri pisau yang terlalu rendah adalah pisau akan menghasilkan sisa
bubutan pada senter benda kerja dengan bentuk bulat rata memanjang, dan
pisau yang posisinya terlalu tinggi akan menghasilkan bubutan berbentuk
lancip pada senter benda kerja. Lakukan penyetelan pisau hingga benar-benar
berada pada titik senter benda keja.Jika sudah benar posisi pisaunya tarik
pisau keluar dengan menggunakan eretan lintang secara manual.Setelah itu
berikan proses finishing dengan membubut facing secara otomatis.Kelebihan
dari cari kedua ini adalah posisi pisau sudah siap untk digunakan membubut
rata memanjang karena sudah di setel pada posisi nol
23
dengan menggunakan eretan lintang hingga sedikit menyayat permukaan
benda kerja.Pada posisi seperti ini setel parameter / angka eretan lintang pada
posisi nol kemudian kunci.Goresan pada jarak 60 ini selain berfungsi sebagai
penentuan posisi nol pisau juga digunakan sebagai tanda akhir untuk proses
pembubutan. Tarik keluar pisau dengan menggunakan eretan lintang dan
bawah.Berikan kedalaman pemakanan sebanyak 3 mm,dekatkan pisau
dengan eretan bawah hingga berjarak sekitar 1 mm dari benda kerja.Tekan
handel otomatis eretan bawah dan mesin pun berjalan secara otomatis
membubut rata memanjang.Berhentikan eretan bawah dengan menarik
handelnya sebelum sampai angka 60,misalnya pada angka 59.5.Tarik keluar
pisau dengan menggunakan eretan bawah,matikan mesin dan lakukan
pengukuran dari hasil pembubutan ini.Setelah itu berikan kembali kedalaman
pemakanan sebanyak yang di butuhkan sehingga hasil akhirnya menjadi 40-
0.05 sesuai dengan gambar.Lakukan kembali pembubutan secara
otomatis,berhentikan eretan bawah pada angka 59.5 dan lakukan pembubutan
secara manual hingga mencapai jarak 60 mm.Tarik keluar pisau dengan
menggunakan eretan lintang,putar secara perlahan supaya hasilnya halus dan
rata.Sampai disini berarti anda sudah bisa membubut rata memanjang.
24
5. Membubut alur luar
Untuk membubut alur luar langkah awal yang harus dilakukan
adalah mempersiapkan pisau alurnya.Persiapkanlah sebuah pisau alur
dengan ukuran minimal 0.5 atau 1 mm lebih kecil dari ukuran lebar alur yang
akan dibuat.Jika melihat gambar diatas maka persiapkanlah pisau dengan
lebar 2.5 mm,pasang pada rumah pisau dengan ketinggian sekitar 1 mm
diatas senter atau tepat di tengah-tengah senter benda kerja. Untuk membuat
alur yang pertama yaitu alur untuk langkah bebas pisau drat caranya adalah
tempelkan pisau pada dimeter 38, setel angka eretan lintang pada posisi nol
kemudian kunci.Tarik keluar dan tempelkan pisau pada jarak 45 mm ( tempat
yang akan dibuat alur),nyalakan mesin dan dorong pisau dengan eretan
lintang hingga membubut benda kerja sedalam 3 sampai 3.5 mm.Tarik keluar
pisau dengan eretan lintang,lebar alur dengan menggeser pisau ke kanan
dengan menggunakan eretan lintang sejauh 0.5 mm.Kembali majukan pisau
dengan eretan lintang sedalam 3 sampai 3.5 mm sesuai kedalaman alur pada
langkah pertama.Jadi lebar alur ini kita buat dengan ukuran 3 mm sedalam3
sampai 3.5 mm. Alur yang kedua pada gambar diatas adalah alur dengan
ukuran diameter 36.5 lebar 3 mm.Alur ini akan kita buat dengan jarak 5 mm
dari pinggir caranya,tempelkan pisau pada jarak 45,tarik keluar pisau dengan
eretan lintang kemudian geser pisau sejauh 7.5 mm,( dihitung dari 2.5 lebar
pisau di tambah 5 jarak alur dari pinggir ).Tempelkan pisau pada diameter 40
posisikan angka eretan lintang pada angka nol dan kunci.Tarik keluar pisau
dengan eretan lintang,nyalakan mesin kemudian dorong pisau dngan eretan
lintang sedalam 3 mm.Tarik keluar pisau ,matikan mesin dan lakukan
pengukuran kedalaman alur yang baru saja kita buat.Pengukuran ini
dilakukan sebagai langkah aman terhadap hasil akhir ,karena ukuran ini
menuntut hasil yang presisi.Kembali lakukan pembubutan alur hingga ukuran
diameter 36,6 ( sisakan 0.1 mm untuk finishing ).Lebarkan pisau dengan
eretan atas sejauh 0.5 mm.Kembali dorong pisau hingga kedalaman 3.5
mm,geser pisau kekanan dengan eretan atas sejauh 0.5 mm sebagai langkah
finishing.Tarik keluar pisau dan lakukan pengecekan ukuran alur yang baru
25
saja dibuat. Gunakan putaran sedang dan berikan pelumas / cairan pendingin
ketika membuat alur dengan mesin bubut.
6. Camper
Jika menurut langkah dan cara-cara membubut diatas maka setiap
sudut dari hasil bubutan masih dalam keadaan sangat tajam oleh karena itu
perlu dilakukan proses chamfer supaya tidak tajam.Pasang pisau drat luar
dengan ketinggian sekitar 1 sampai 2 mm di atas senter benda kerja.Selain
digunakan untuk membuat drat, pisau ini juga bisa digunakan untuk
melakukan proses chamfer.
26
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
27
DAFTAR PUSTAKA
1. https://stellamariscollege.org/mesin-bubut/
2. https:www.accademia.edu/32566824/prinsipkerja/
28
LAMPIRAN
29
LAMPIRAN 2
Proses Pembakaran
MESIN SELEP
30
LAMPIRAN 3
PROSES PEMBUBUTAN
31