Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

MEMBUBUT MENTAHAN AS DI JASATEC


ENGINEERING PURWOREJO
21 DESEMBER 2021 - 12MARET 2022

Oleh :

Muhamad Rafi Hamid


Teknik Pemesinan
19498

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 2 KEBUMEN
2022
i
LEMBAR KONSULTASI DAN BIMBINGAN
Paraf
No Hari/Tanggal Materi Bimbingan Pembimbing Ket
Laporan Pkl

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Kebumen,………………20…

Pembimbing laporan pkl

Muhamad Hadik Zaeni, S.Pd

NIP.101072017141

ii
MOTTO

"Jangan dengarkan orang yang memiliki jawaban dengarkan orang yang memiliki
pertanyaan."

- Albert Einstein

"Satu-satunya sumber pengetahuan adalah pengalaman."

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada
kita semua, Sehingga dapat menyelesaikan tugas yang telah diberikan kepada
kami dalam melaksanakan tugas Praktek Industri.

Saya selaku penulis tidak akan mampu untuk menyelesaikan laporan ini
tanpa bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya ingin mengucapkan terima
kasih terutama kepada :

1. JASATEC Purworejo yang telah memberikan kesempatan kepada saya


untuk melaksanakan program prakerin.
2. Karyawan yang telah membimbing dan memperoleh ilmu yang bermanfaat
selama melaksanakan PKL.
3. Bapak dan ibu guru yang telah memberikan bimbingan kepada saya
sebelum melaksanakan program pakerin.
4. Orang tua yang telah mendoakan, memberikan dorongan dan semangat.
Namun saya selaku penyusun menyadari tingkat dan kemampuan pikiran serta
pengetahuan yang ada masih sangat jauh dari sempurna. Sehingga baik dari
bentuk maupun isinya banyak kekurangan yang tidak disadari yang ada pada
laporan ini. Maka dari itu saya selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan dan kemajuan untuk hasil
yang lebih baik dimasa yang akan datang.

iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ............................... Error! Bookmark not defined.
LEMBAR KONSULTASI DAN BIMBINGAN .....................................................ii
MOTTO ................................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................ 2
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 4


A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan ....................................................... 4
B. Tujuan ............................................................................................................ 5
C. Manfaat .......................................................................................................... 6

BAB II KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN ......................................... 8


A. Orientasi Industri ............................................................................................. 8
B. Teori Dasar .................................................................................................... 10
C. Uraian Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ...................................................... 18

1. Prosedur dalam membubut ................................................................. 19

2. Membubut rata permukaan / facing .................................................... 22

3. Membubut rata memanjang ................................................................ 23

4. Membubut rata bertingkat................................................................... 24

5. Membubut alur luar ............................................................................ 25

6. Camper................................................................................................ 26

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 27


A. Kesimpulan ................................................................................................... 27
B. Saran ............................................................................................................. 27

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 28


LAMPIRAN.......................................................................................................... .29

2
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Mesin bubut ........................................................................................11


Gambar 2.2 Sumbu Utama .....................................................................................12
Gambar 2.3 Meja Mesin ........................................................................................13
Gambar 2.4 Eretan .................................................................................................13
Gambar 2.5 Kepala Lepas ......................................................................................14
Gambar 2.6 Penjepit Pahat .....................................................................................14
Gambar 2.7 Pengatur Kecepatan Sumbu ...............................................................15
Gambar 2.8 Sumbu Pembawa ................................................................................15
Gambar 2.9 Cekam ................................................................................................16
Gambar 2.10 Membubut ........................................................................................18
Gambar 2.11 Job ....................................................................................................19
Gambar 2.12 Membubut Rata Memanjang ............................................................20

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan


Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan bagian dari pelaksanaan
pembelajaran pada Sekolah Menengah Kejururan (SMK) yang melibatkan
masyarakat, khususnya dunia kerja, tujuan utamanya selain untuk memperkuat
penguasaan kompetensi teknis sesuai dengan Kompetensi Keahliannya juga
dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik menghayati
dan mengamalkan untuk menginternalisasi nilai – nilai positif
“keduniakerjaan“, dalam rangka membangun pribadi peserta didik yang
berkarakter.
Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK), khususnya pada pasal 6 yang menyatakan bahwa
penyelenggaraan PKK pada Satuan Pendidikan jalur Pendidikan Formal
dilakukan secara terintegrasi dalam kegiatan intrakulikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler. Pengintegrasian PKK dalam pelaksanaan PKL sangat penting
karena diharapkan dapat mendukung dalam membangun dan membekali
peserta didik menjadi generasi emas Indonesia Tahun 2045 dengan jiwa
Pancasila dalam menghadapi dinamika perubahan masa depan.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan oleh siswa SMK
merupakan kesempatan yang baik untuk para pesrta didik agar dapat
memanfaatkan fasilitas praktek tersebut dengan seoptimal mungkin. Namun
hal tersebut harus diimbangi oleh kesungguhan siswa dalam melaksanakan
Praktik Kerja Lapangan ( PKL). Putra (2015:108) menemukan adanya
pengaruh kemandirian belajar terhadap paraktik kerja lapangan Kuranganya
kemandirian belajar siswa sehingga pengetahuan siswa kurang, karena
kuranganya pengetahuan maka akan berpengaruh kepada keterampilan siswa
dalam melakukan suatu pekerjaan. Pengetahuan yang diperoleh siswa hanya
sebatas apa yang diberikan oleh guru pada saat pembelajaran disekolah.

4
Selain itu siswa tidak mau mencari informasi lain yang berhubungan dengan
materi kecuali tugas dari guru.
Pengalaman yang diperoleh selama Praktik Kerja Lapangan diharapkan
adanya kemandirian belajar, sehingga siswa dapat madiri dalam mengatasi
suatu masalah serta dapat menerapkan ilmu yang dipelajari pada saat
melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan diperusahaan yang
resmi akan berpengaruh pada pengetahuan keterampilan, dan sikap/mental
yang terbentuk dalam diri siswa.
Pelaksanaan PKL harus dirancang dan dilaksanakan dengan
mengintegrasikan nilai – nilai pancasila dalam pendidikan karakter
diantaranya adalah nilai – nilai jujur, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri,
bertanggung jawab. Program PKL sangat penting dalam rangka memberikan
bekal kemampuan nilai – nilai positif kepada peserta didik, oleh karena itu
perlu dibuat suatu pedoman yang betul – betul dapat dijadikan acuan oleh
semua yang terlibat dalam pelaksanaannya, sesuai dengan pernyataan pada
Pasal 4 Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah yang dinyatakan
bahwa pelaksanaan pembelajaran di DUDI berupa praktik.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
PKL bertujuan agar mahasiswa memperoleh pengalaman sebagai bekal
untuk mempersiapkan diri memasuki dunia kerja di bidang olahraga
kesehatan yang profesional, yaitu memiliki pengetahuan, keterampilan,
tanggung-jawab, kesejawatan, serta sikap yang diperlukan dalam
profesinya.
2. Tujaun Kusus
PKL mempunyai tujuan khusus sebagai berikut:
a) Memberikan pengalaman kepada mahasiswa tentang profesi yang akan
ditekuni.
b) Menjalin kerja sama dengan instansi pengguna jasa.
c) Menyiapkan mahasiswa agar mampu bekerja mandiri.

5
C. Manfaat
1. Manfaat Bagi Siswa
a. Mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang telah diperoleh di
sekolah.
b. Menambah wawasan mengenai dunia kerja khususnya berupa
pengalaman kerja langsung ( real ) dalam rangka menanamkan iklim
kerja positif yang berorientasi pada peduli mutu proses dan hasil
kerja.
c. Menambah dan meningkatkan kompetensi serta menanamkan etos
kerja yang tinggi sesuai budaya industry.
d. Memperkuat kemampuan produktif sesuai dengan kompetensi
keahlian yang dipelajari.
e. Menambah keterampilan, pengetauan, gagasan – gagasan seputar
dunia industri yang profesional dan handal.
f. Mengasah keterampilan yang diberikan Sekolah Menengah Kejurauan
( SMK).
2. Manfaat Bagi Sekolah
a. Terjalinnya hubungan kerja sama yang saling menguntungkan antara
sekolah dengan dunia kerja ( DUDI )
b. Meningkatkan kualitas lulusan melalui pengalaman kerja langsung
selama PKL
c. Meningkatkan relevansi dan efektivitas program sekolah melalui
sinkronisasi kurikulum, proses pembelajaran, teaching factory, dan
pengembangan sarana dan prasarana praktik berdasarkan hasil
pengamatan di tempat PKL
d. Meningkatkan kualitas lulusan
e. Mengenalkan siswa pada Lapangan Pekerjaan didunia indusri dan
usaha yang luas
3. Manfaat Bagi Industri
a. Dunia kerja ( DUDI ) lebih dikenal oleh masyarakat, khususnya
masyarakat sekolah sehingga dapat wahana dalam promosi produk
6
b. Adanya masukan yang positif dan konstruktif dari SMK untuk
perkembangan DUDI
c. Dunia kerja / DUDI dapat mengembangkan proses dan atau produk
melalui optimalisasi peserta PKL

7
BAB II

KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

A. ORIENTASI INDUSTRI

1. Profil Industri

Nama : Jasatec Engineering Purworejo

Alamat : Jl. Kutoarjo km. 6

Desa : Candisari Rt 02, Rw 01

Kecamatan : Banyu Urip

Kabupaten : Purworejo

Provinsi : Jawa Tenggah

Telp. : +62 857-1280-6577

Jam Operasional : Senin-Sabtu (08.00-16.00)

2. Sejarah

Pendiri Bengkel jasatec adalah bapak Muhammad Khozim,


bengkel ini berdiri pada tahun 1983. Awalnya bengkel ini adalah sebuah
bengkel kecil yang hanya mempunyai 1 buah mesin bubut, 1 buah mesin
colter, dan 1 buah mesin las listrik. Dahulu bengkel ini bernama Bengkel
Al-hikmah di rumah Bpk M. Kodzim yang mempunyai 1 operator yaitu
Bapak Soedarmadji. Awalnya pada tahun 1982-1985 Bapak H.
Soedarmadji sebagai operator mesin berkeliling didaerah Purworejo-
Kutoarjo untuk mencari pelanggan, Kemudian karyawan dan di bengkel
Al-Hikmah mulai bertambah seiring bertambahnya mesin dan volume
pekerjaan yang harus dikerjakan., Hingga saat ini pengalaman reparasi
yang ditempuh oleh bengkel Al-Hikmah menempuh rentang waktu ±31
8
tahun hingga akhirnya merubah namanya menjadi bengkel mesin Jasatec
dan kini telah pindah lokasi di depan terminal Purworejo. Setelah Bpk
Muhammad khozim tidak mampu memimpin perusahaan bengkel Jasatec,
bengkel ini diwariskan kepada putranya Bapak Ir. H. Budi
Hartoyo.Hingga saat ini bengkel Jasatec telah bermitra dengan beberapa
perusahaan besar swasta maupun pemerintah seperti PO.Sumber alam &
PT Indotama. Kini sudah 33 tahun bengkel mesin jasatec sudah
mempunyai 10 cabang yang terbesar di Jawa Tengah, Daerah Istimewa
Yogyakarta, dan sebaian di jawa barat. Dengan berbagai fasilitas dan
peralatan yang cukup lengkap dan memadai,bengkel ini menjadi bengkel
permesinan terbesar di Kedu dan Yogyakarta.

3. Bidang Industri
Bengkel Mesin Jasatec adalah perusahaan perseorangan dimana
pengembangan dan pengolahan dilakukan oleh pemilik perusahaan, oleh
karena itu kekayaan dan hutang piutang perusahaan menjadi tanggung
jawab pemilik perusahaan.Bengkel ini bergerak di bidang jasa
perbengkelan dan pembuatan barang-barang jadi yang dapat dibuat
dengan mesin dan peralatan yang ada
4. Sarana dan Prasarana

1 Mesin bubut 11 Mesin potong besi

2 Mesin las 12 Tap

3 Mesin skrup 13 Snei

4 Mesin frais 14 Crane

5 Mesin corter 15 Viar

6 Mesin cartel 16 Jangka sorong

7 Mesin slip 17 perkakas

9
8 Gerenda tanggan 18 Gergaji tangan

9 Mesin bor 19 Tempat administrasi

10 Blender bakar 20 Kamar mandi

5. Permasalahan Dalam Industri


Kekurangan Jasatec Engineering terletak pada konsumsi,tidak adanya
konsumsi untuk para pekerja disana,kurangnya tempat parkir untuk para
pekerja,kurang disiplinya waktu pada saat melakukan pekerjaan,dan
kurang profesionalnya pekerja dalam bekerja

B. TEORI DASAR

1. Definisi mesin bubut

Mesin bubut (turning machine) adalah suatu jenis mesin perkakas yang
dalam proses kerjanya bergerak memutar benda kerja dan menggunakan
potong pahat (tools) sebagai alat untuk memotong benda kerja tersebut.
Mesin bubut merupakan salah satu mesin proses produksi yang dipakai
untuk membentuk benda kerja yang berbentuk silindris, namun dapat juga
dipakai untuk beberapa kepentingan lain. Pada prosesnya benda kerja
terlebih dahulu dipasang pada chuck (pencekam) yang terpasang pada
10 ndicat mesin, kemudian 10 ndicat dan benda kerja diputar dengan
kecepatan tertentu.Alat potong (pahat) yang dipakai untuk membentuk
benda kerja akan ditempelkan pada benda kerja yang berputar sehingga
benda kerja terbentuk sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Umumnya
pahat bubut dalam keadaan diam, pada perkembangannya ada jenis mesin
bubut yang berputar alat potongnya, sedangkan benda kerjanya diam.Pada
kelompok mesin bubut juga terdapat bagian-bagian otomatis dalam
pergerakannya bahkan juga ada yang dilengkapi dengan layanan sistem
otomatis,baik yang dilayani dengan sistem hidraulik ataupun elektrik.
Ukuran mesinnya pun tidak semata-mata kecil karena tidak sedikit mesin

10
bubut konvensional yang dipergunakan untuk mengerjakan pekerjaan
besar seperti yang dipergunakan pada 11 ndicato perkapalan dalam
membuat atau merawat poros baling-baling kapal yang diameternya
mencapai 1.000 mm atau lebih. Pada Gambar berikut terlihat contoh dari
mesin bubut.

Gambar 2.1 Mesin bubut

2. Bagian-Bagian Utama Mesin Bubut

Bagian-bagian utama pada mesin bubut pada umumnya sama walaupun


merk atau buatan pabrik yang berbeda, hanya saja terkadang posisi
handel/tuas tombol, 11 ndic penunjukan pembubutan, dan rangkaian
penyusunan roda gigi untuk berbagai jenis pembubutan letak/posisinya
berbeda.Demikian juga cara pengoperasiannya tidak jauh berbeda. Berikut
ini akan diuraikan bagian-bagian utama mesin bubut konvesional (biasa)
yang pada umumnya dimiliki oleh mesin tersebut.

a) Sumbu Utama (Main Spindle)

Pada Gambar dibawah terlihat gambar sumbu utama atau dikenal dengan
main spindle. Sumbu utama merupakan bagian mesin bubut yang

11
berfungsi sebagai dudukan chuck (cekam) yang didalamnya terdapat
susunan roda gigi yang dapat digeser-geser melalui handel/tuas untuk
mengatur putaran mesin sesuai kebutuhan pembubutan.

Gambar 2.2 Sumbu Utama

b) Meja Mesin (Bed)

Meja mesin merupakan tumpuan gaya pemakanan waktu


pembubutan.Meja mesin berfungsi sebagai tempat dudukan kepala lepas
dan eretan. Bentuk alas ini bermacam-macam, ada yang datar dan ada
yang salah satu atau kedua sisinya mempunyai ketinggian
tertentu.Permukaannya halus dan rata, sehingga gerakan kepala lepas dan
eretan menjadi gesit gerakanya.

12
Gambar 2.3 Meja Mesin

c) Eretan (Carriage)

Eretan seperti yang terlihat pada Gambar dibawah merupakan bagian


dari mesin bubut yang berfungsi sebagai pembawa dudukan pahat
potong.Eretan terdiri dari beberapa bagian seperti engkol dan transporter.

Gambar 2.4 Eretan

d) Kepala Lepas (Tail Stock)

Pada Gambar dibawah terlihat gambar dari kepala lepas. Kepala lepas
digunakan sebagai dudukan senter putar sebagai pendukung benda kerja
pada saat pembubutan, dudukan bor tangkai tirus, dan cekam bor sebagai
menjepit bor.

13
Gambar 2.5 Kepala Lepas

e) Penjepit pahat

Penjepit pahat digunakan untuk menjepit atau memegang pahat potong


yang bentuknya ada beberapa macam di antaranya seperti ditunjukkan
pada Gambar dibawah Jenis ini sangat praktis dan dapat menjepit pahat 4
buah sekaligus sehingga dalam suatu pengerjaan bila memerlukan 4
macam pahat dapat dipasang dan disetel sekaligus.

Gambar 2.6 Penjepit Pahat

f) Tuas Pengatur Kecepatan Sumbu Utama dan Plat Penunjuk Kecepatan

Tuas pengatur kecepatan berfungsi untuk mengatur kecepatan putaran


mesin sesuai hasil dari perhitungan atau pembacaan dari table putaran.Plat
pemumjuk kecepatan sumbu utama pada gambar dibawah menunjukkan
14
angka-angka besaran kecepatan sumbu utama yang dapat dipilih sesuai
dengan pekerjaan pembubutan.

Gambar 2.7 Pengatur Kecepatan Sumbu

g) Transporter dan Sumbu Pembawa

Transporter atau poros transporter seperti yang terlihat pada Gambar


dibawah adalah poros berulir segi empat atau 15ndicator yang biasanya
memiliki kisar 6 mm,digunakan untuk membawa eretan pada waktu kerja
otomatis, misalnya waktu membubut ulir, alur, atau pekerjaan pembubutan
lainnya. Sedangkan sumbu pembawa atau poros pembawa adalah poros
yang selalu berputar untuk membawa atau mendukung jalannya eretan.

Gambar 2.8 Sumbu Pembawa


15
h) Chuck (Cekam)

Cekam adalah alat yang digunakan untuk menjepit benda kerja.Jenisnya


ada yang berahang tiga sepusat (Self centering chuck) seperti yang dapat
dilihat pada Gambar dibawah dan ada juga yang berahang tiga dan empat
tidak sepusat (Independenc chuck) Cekam rahang tiga sepusat, digunakan
untuk benda-benda silindris, dimana gerakan rahang bersama-sama pada
saat dikencangkan atau dibuka. Sedangkan gerakan untuk rahang tiga dan
empat tidak sepusat, setiap rahang dapat bergerak sendiri tanpa diikuti oleh
rahang yang lain, maka jenis ini biasanya untuk mencekam benda-benda
yang tidak silindris atau digunakan pada saat pembubutan eksentrik.

Gambar 2.9 Cekam

3. Membubut
Membubut adalah proses pembentukan benda kerja dengan
menggunakan mesin bubut. Mesin bubut juga merupakan perkakas yang
membentuk benda kerja dengan gerakan berputar, gerakan berputar inilah
yang menyebabkan terjadinya penyayatan oleh alat potong (tool) terhadap
bendakerja. Dengan demikian, prinsip kerja dari mesin bubut adalah gerak
potong yang dilakukan oleh benda kerja yang berputar, dengan gerak

16
makan oleh pahat yang bergerak translasi dan dihantarkan kepada benda
kerja. Ada beberapa jenis pekerjaan yang di dilakukan dengan mesin bubut
antara lain:
a. Pembubutan rata
b. Pembubutan rata muka
c. Pembubutan ulir
d. Pembubutan tirus
e. Pembubutan esentrik
1. Menyenterkan beneda kerja
Berikut adalah cara menyenterkan benda kerja
a. siapkan benda yang akan dibubut
b. pasang benda kerja pada ragum universal
c. gunakan alat bantu seperti kawat bantu atau dial 17ndicator
d. mulailah mengatur benda kerja pada posisi center
2. Membubut rata muka
Membubut muka di lakakukan dari kanan benda kerja apabila putaran
cekam (mesin) berlawanan dengan arah jarum jam, dan dilakukan dari kiri
apabila putaran cekam (mesin) searah jarum jam.
Cara:
a. Pasang pahat bubut setinggi senter
b. Pasang benda kerja yang akan di bubut.
c. Miringkan rumah pahat bubut sekitar 8-15 derajat ke kiri.
d. Hidupkan mesin bubut.
e. Sentuhkan atau dekatkan ujung pahat dengan benda kerja.
f. Geser pahat bubut menjauhi benda benda kerja (maju atau mundur)
g. Setelah itu, atur tebal pemakanan pada saat membubut muka
h. Mulailah membubut muka (facing)
3. Membubut rata
Langkah langkah memebubut rata:
a. Pasang pahat bubut setinggi center
b. Pasang benda kerja pada posisi center
17
c. Pastikan pahat berada dalam posisi tegak lurus dengan benda kerja
d. Hidupkan mesin bubut.
e. Sentuhkan atau dekatkan ujung pahat dengan benda kerja.
f. Geser pahat bubut mendekati cekam
g. Atur atau setting nonius pada eretan atas pada posisi nol (0)
h. Setelah itu, atur tebal pemakanan pada saat membubut rata
i. Mulailah membubut rata

C. URAIAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN


Selama melaksanakan praktik kerja lapangan saya lebih fokus dalam hal
memebubut dan mengebor benda kerja karena tempat saya prakerin lebih
fokus ke finishing dan pekerjaan penyelesaian.

Gambar 2.10 Membubut

18
Gambar 2.11 Job

1. pembubutan rata yang Prosedur dalam proses perlu diperhatikan:


1) Gunakan jenis pahat yang sesuai (biasanya pahat rata kanan) dan
pastikan ujung sisi sayat pahat sudah diatur setinggi center benda
kerja. Pastikan juga pengikatan pahat kuat serta sudut bebas pada
posisi yang tepat. Hal ini agar kinerja mesin bubut dapat optimal dan
memperoleh hasil benda kerja yang baik.
2) Pastikan pencekaman benda kerja sudah dilakukan dengan baik dan
benar yaitu dengan cara benda kerja dicekam dengan kuat dan posisi
benar-benar center/tidak oleng. Apabila pencekaman benda kerja
masih dalam kondisi oleng tetapi tetap dipaksakan untuk dilakukan
pembubutan maka akibatnya adalah diameter benda kerja yang
dihasilkan akan terjadi tirus antara ujung benda kerjanya.
3) Feeding dan depth of cut perlu diatur dengan baik, yaitu dengan cara
memperhatikan kebutuhan dalam proses pembubutan terkait dengan
kualitas permukaan benda kerja yang diinginkan dan waktu
pengerjaan yang tersedia. Apabila pengurangan diameter benda kerja
cukup tebal maka sebaiknya dilakukan dalam beberapa tahap
penyayatan. Tahap pertama yaitu langkah pengasaran dengan
menggunakan feeding dan deep of cut yang lebih besar agar
menghemat waktu. Setelah itu dilakukan pekerjaan finishing dengan
menggunakan feeding dan deep of cut yang sangat kecil, supaya
diperoleh kualitas pemerataan benda kerja yang optimal.
4) Usahakan dalam mengontrol panjang pergerakan pahat potong mesin
bubut pada arah memanjang menggunakan eretan bawah sedangkan

19
arah melintang dengan menggunakan eretan lintang. Hal ini agar
lebih mudah memperoleh ukuran yang tepat sesuai gambar kerja
dengan lebih mudah, serta mengurangi pengukuran yang berulang
menggunakan jangka sorong selama proses pekerjaan.
5) Usahakan pada saat menjalankan eretan baik memanjang ataupun
eretan lintang dengan memakai mode otomatis pada mesin bubut
agar feeding yang digunakan dapat dikontrol konsisten dan juga
meringankan pekerjaan operator dalam pembubutan.

Gambar 2.12 Membubut Rata Memanjang

Langkah-langkah pembubutan rata:

a) Siapkan mesin bubut yang akan digunakan.

Pada tahap ini kita harus memeriksa kondisi dari mesin bubut yang
akan kita gunakan,mulai dari fungsi dari setiap bagian-bagian yang
berputar dari mesin bubut tersebut.Hal ini didaksudkan untuk menjamin
pekerjaan kita tidak mengalami ganguan.

20
b) Pasang benda kerja pada cekam.

Pemasangan benda kerja ini harus senter tarhadap sumbu simetris


benda terhadap cekam pada saat berputar. Untuk memastikan apakah
benda sudah senter dapat dilakukan dengan memutar benda tersebut,
kmudian periksa secara visual. Apabila dirasa sudah cukup maka kunci
cekam dapat dikerasi.

c) Pemasangan pahat

pasang pahat pada pemegang pahat dengan di ganjal plat agar


tingginya sesual atau senter dengan sumbu simetris benda kerja. Untuk
mempermudah penyetelan pahat dapat dibantu dengan senter pahat
yang diletakkan ekor tetap. Penyetelan pahat dilakukan dengan
menambah atau mengurangi jumlah plat yang digunakan sebagai ganjal
agar tinggi pahat sesuai dengan sumbu silidris benda kerja. Apabila
telah selesai maka jepit pahat dengan pengunci pahat.

d) Menghitung kecepatan potong

Menghitung kecepatan potong diperlukan untuk mendapatkan hasil


pembubutan atau pemakanan yang halus. Menentukan kecepatan
potong dapat dilakukan dengan cara sederhana yaitu keliling benda
kerja dikalikan dengan kecepatan putar atau

V = π d n / 1000

Dimana:

V = kecepatan potong (m/menit)

Π = 3,14

D = diameter (mm)

N = kecepatan putar (rpm)

21
e) Pemotongan

Sebelum melakukan pemotongan perlu memberi penanda pada


diameter benda yang akan dikerjakan, hal ini dimaksudkan agar
pemotongan tidak melebihi batas. Pemotongan dilakukan secara manual
dengan menggerakkan eretan bawah kekiri sampai batas yang telah
ditentukan. Setelah mencapai batas matikan mesin dengan menekan
tuas rem yang ada dibagian bawah mesin (letaknya dekat dengan kaki)
maka mesin akan otomatis berhenti. Putar kembali eretan bawah
kekanan dan eretan atas diputar masuk untuk kedalaman pemakanan
berikutnya. Lakukan hal tersebut berulang-ulang sampai diameter yang
diinginkan telah dicapai.

f) Gunakan alat ukur yang berkualitas dengan tingkat ketelitian yang besar
untuk hasil yang akurat.

2. Membubut rata permukaan / facing


Langkah pertama sebelum membubut tentu adalah memasang pahat /
pisau.Pasanglah pisau dengan memperkirakan ketinggiannya terhadap senter
benda kerja.Persiapkan posisi pisau untuk membubut facing yaitu dengan
memirigkan pisau ke arah kiri sekitar 30 derajat.Dekatkan pisau terhadap
permukaan benda kerja hingga menggoresnya dan membentuk sebuah
lingkaran.Dari sini sudah tentu akan kelihatan posisinya,apakah terlalu tinggi
atau kurang tinggi terhadap senter benda kerja.Untuk lebih jelasnya silahkan
tambahkan pemakanan sedalam 0.25 kemudian tarik pisau ke arah senter
benda kerja.Jika hasil sayatan pisau ini bisa habis ketika sampai titik senter
benda kerja,maka ini artinya pisau sudah berada dititik senter benda
kerja.Jika masih berada dibawah atau diatas senter pasti akan terlihat dengan
jelas.Jika kurang tinggi berilah ganjal pada gagang pisau dan begitu
sebaliknya jika ketinggian kurangilah ganjalnya.Setelah berhasil memasang
pisau setinggi senter benda kerja maka lakukanlah bubut facing hingga rata
dan lakukan secara otomatis. Cara kedua Posisikan parameter ( angka ) eretan

22
bawah pada posisi nol.Pasang pisau seperti tadi yang kita bahas tetapi tidak
dengan memiringkan posisi pisau,biarkan pada posisi lurus.Dekatkan pisau
terhadap permukaan benda kerja.Lakukan proses bubut facing secara manual
dengan menggunakan eretan atas,caranya berikan kedalaman pemakanan
dengan menggunakan eretan lintang sekitar 5 mm, kemudian dorong pisau
dengan memutar eretan atas hingga membubut benda kerja sepanjang kurang
lebih 1 mm.Tarik keluar pisau dengan menggunakan eretan atas,berikan
kembali pemakanan dengan menggunakan eretan lintang dan kembali
lakukan proses bubut dengan menggunakan eretan atas.ulang-ulang proses ini
hingga sampai pada titik senter benda kerja.Sama dengan cara pertama,posisi
pisau baik terlalu tinggi atau terlalu rendah,pasti akan terlihat dengan
jelas.Ciri-ciri pisau yang terlalu rendah adalah pisau akan menghasilkan sisa
bubutan pada senter benda kerja dengan bentuk bulat rata memanjang, dan
pisau yang posisinya terlalu tinggi akan menghasilkan bubutan berbentuk
lancip pada senter benda kerja. Lakukan penyetelan pisau hingga benar-benar
berada pada titik senter benda keja.Jika sudah benar posisi pisaunya tarik
pisau keluar dengan menggunakan eretan lintang secara manual.Setelah itu
berikan proses finishing dengan membubut facing secara otomatis.Kelebihan
dari cari kedua ini adalah posisi pisau sudah siap untk digunakan membubut
rata memanjang karena sudah di setel pada posisi nol

3. Membubut rata memanjang


Pindahkan handel-handel untuk kecepatan potong eretan bawah
menjadi kecepatan yang paling pelan,karena baru saja digunakan untuk
membubut facing.Biasanya kecepatan potong untuk bubut facing ini akan
terlalu cepat jika digunakan untuk membubut rata memanjang.Memindah
posisi handel ini sering sekali terlupakan sehingga pergerakan eretan bawah
menjadi terlalu cepat ketika membubut rata memanjang dan mengakibatkan
pisau menjadi patah. Geser posisi pisau kearah dalam dengan menggunakan
eretan bawah sejauh 60 mm ( disesuaikan dengan panjang benda kerja yang
akan di bubut,dan ini sifatnya opsional ).Geser pisau kearah benda kerja

23
dengan menggunakan eretan lintang hingga sedikit menyayat permukaan
benda kerja.Pada posisi seperti ini setel parameter / angka eretan lintang pada
posisi nol kemudian kunci.Goresan pada jarak 60 ini selain berfungsi sebagai
penentuan posisi nol pisau juga digunakan sebagai tanda akhir untuk proses
pembubutan. Tarik keluar pisau dengan menggunakan eretan lintang dan
bawah.Berikan kedalaman pemakanan sebanyak 3 mm,dekatkan pisau
dengan eretan bawah hingga berjarak sekitar 1 mm dari benda kerja.Tekan
handel otomatis eretan bawah dan mesin pun berjalan secara otomatis
membubut rata memanjang.Berhentikan eretan bawah dengan menarik
handelnya sebelum sampai angka 60,misalnya pada angka 59.5.Tarik keluar
pisau dengan menggunakan eretan bawah,matikan mesin dan lakukan
pengukuran dari hasil pembubutan ini.Setelah itu berikan kembali kedalaman
pemakanan sebanyak yang di butuhkan sehingga hasil akhirnya menjadi 40-
0.05 sesuai dengan gambar.Lakukan kembali pembubutan secara
otomatis,berhentikan eretan bawah pada angka 59.5 dan lakukan pembubutan
secara manual hingga mencapai jarak 60 mm.Tarik keluar pisau dengan
menggunakan eretan lintang,putar secara perlahan supaya hasilnya halus dan
rata.Sampai disini berarti anda sudah bisa membubut rata memanjang.

4. Membubut rata bertingkat


Membubut rata memanjang adalah proses membubut dengan ukuran
diameter berbeda-beda tetapi masih dalam satu proses pembubutan. proses
pembubutan ini disebut sebagai proses membubut rata bertingkat karena di
mulai dengan membubut diameter 40 ,dilanjutkan dengan 38 dan 30
mm.Proses ini merupakan gabungan dari proses membubut rata memanjang.
Untuk membubut rata bertingkat lakukanlah dengan memulai dari ukuran
yang paling besar dan diakhiri dengan ukuran yang paling kecil.Jika melihat
gambar di atas maka mulailah dengan membubut dari diameter 40 sepanjang
60 mm, 38 sepanjang 45 dan di akhiri dengan diameter 30 sepanjang 15 mm

24
5. Membubut alur luar
Untuk membubut alur luar langkah awal yang harus dilakukan
adalah mempersiapkan pisau alurnya.Persiapkanlah sebuah pisau alur
dengan ukuran minimal 0.5 atau 1 mm lebih kecil dari ukuran lebar alur yang
akan dibuat.Jika melihat gambar diatas maka persiapkanlah pisau dengan
lebar 2.5 mm,pasang pada rumah pisau dengan ketinggian sekitar 1 mm
diatas senter atau tepat di tengah-tengah senter benda kerja. Untuk membuat
alur yang pertama yaitu alur untuk langkah bebas pisau drat caranya adalah
tempelkan pisau pada dimeter 38, setel angka eretan lintang pada posisi nol
kemudian kunci.Tarik keluar dan tempelkan pisau pada jarak 45 mm ( tempat
yang akan dibuat alur),nyalakan mesin dan dorong pisau dengan eretan
lintang hingga membubut benda kerja sedalam 3 sampai 3.5 mm.Tarik keluar
pisau dengan eretan lintang,lebar alur dengan menggeser pisau ke kanan
dengan menggunakan eretan lintang sejauh 0.5 mm.Kembali majukan pisau
dengan eretan lintang sedalam 3 sampai 3.5 mm sesuai kedalaman alur pada
langkah pertama.Jadi lebar alur ini kita buat dengan ukuran 3 mm sedalam3
sampai 3.5 mm. Alur yang kedua pada gambar diatas adalah alur dengan
ukuran diameter 36.5 lebar 3 mm.Alur ini akan kita buat dengan jarak 5 mm
dari pinggir caranya,tempelkan pisau pada jarak 45,tarik keluar pisau dengan
eretan lintang kemudian geser pisau sejauh 7.5 mm,( dihitung dari 2.5 lebar
pisau di tambah 5 jarak alur dari pinggir ).Tempelkan pisau pada diameter 40
posisikan angka eretan lintang pada angka nol dan kunci.Tarik keluar pisau
dengan eretan lintang,nyalakan mesin kemudian dorong pisau dngan eretan
lintang sedalam 3 mm.Tarik keluar pisau ,matikan mesin dan lakukan
pengukuran kedalaman alur yang baru saja kita buat.Pengukuran ini
dilakukan sebagai langkah aman terhadap hasil akhir ,karena ukuran ini
menuntut hasil yang presisi.Kembali lakukan pembubutan alur hingga ukuran
diameter 36,6 ( sisakan 0.1 mm untuk finishing ).Lebarkan pisau dengan
eretan atas sejauh 0.5 mm.Kembali dorong pisau hingga kedalaman 3.5
mm,geser pisau kekanan dengan eretan atas sejauh 0.5 mm sebagai langkah
finishing.Tarik keluar pisau dan lakukan pengecekan ukuran alur yang baru
25
saja dibuat. Gunakan putaran sedang dan berikan pelumas / cairan pendingin
ketika membuat alur dengan mesin bubut.

6. Camper
Jika menurut langkah dan cara-cara membubut diatas maka setiap
sudut dari hasil bubutan masih dalam keadaan sangat tajam oleh karena itu
perlu dilakukan proses chamfer supaya tidak tajam.Pasang pisau drat luar
dengan ketinggian sekitar 1 sampai 2 mm di atas senter benda kerja.Selain
digunakan untuk membuat drat, pisau ini juga bisa digunakan untuk
melakukan proses chamfer.

26
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Prakerin merupakan suatu program yang harus dilakukan oleh setiap


siswa dan sangat berguna untuk siswa sebagai tolak ukur yang diperoleh
disekolah dan bekal untuk mengembangkan bakat didunia usaha atau dunia
industri maupun di masyarakat nantinya.Dengan prakerin diharapkan siswa dapat
memperoleh bekal keterampilan yang diperoleh di sekolah. Manfaat lain dari
prakerin adalah terjalinnya hubungan saling menguntungkan antara sekolah dan
dunia usaha dunia industri. Dimana dunia usaha atau dunia industri turut berperan
aktif serta membantu dalam mencetak tenaga tingkat menengah yang pada
akhimya pengangguran dapat di tekan sekecil mungkin, selain itu setelah
melaksanakan prakerin kita dapat memperoleh gambaran nyata tentang sinasi dan
kondisi di lingkungan kerja. Dapat mempraktekkan ilmu yang di dapat di dunia
usaha atau industri didalam sekolah.

B. SARAN

1. Perawatan dan pemeliharaan alat sebaiknya dilakukan lebih intensif lagi.


2. Sikap,kedisiplinan,keteraturan,dan sopan santun karyawan dilapangan
harus ditingkatkan lagi.
3. Keselamatan kerja karyawan harus diperhatikan.
4. Pengawasan terhadap siswa PKL perlu ditingkatkan.

27
DAFTAR PUSTAKA

1. https://stellamariscollege.org/mesin-bubut/
2. https:www.accademia.edu/32566824/prinsipkerja/

28
LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Dokumentasi Kegiatan PKL

Kunjungan Pembimbing Ketempat PKL

Mengefrais Poros Engkol

29
LAMPIRAN 2

Proses Pembakaran

MESIN SELEP

30
LAMPIRAN 3

PROSES PEMBUBUTAN

31

Anda mungkin juga menyukai