Chap 1:
Diagram Venn
S
A A’
Contoh:
S : {1,2,3,4,5,6}
A : {1,2,3}
A’ : {4,5,6}
Operasi Pada Himpunan
Irisan / Interseksi
– Jika A dan B adalah kejadian, maka irisan A dan B = A∩B adalah
kejadian yg anggota-anggotanya menjadi anggota A sekaligus B.
Diagram Venn
S
A B
Contoh: A∩B
C: Mahasiswa ITB
M: Pria
C∩M: Mahasiswa ITB dan seorang Pria
Diagram Venn S
A B
Contoh: AυB
A: {a,b,c}
B: {c,d,e}
AυB: {a,b,c,d,e}
Menghitung Titik Sampel
Banyak kasus dimana kita harus menghitung banyaknya
titik sampel sebuah ruang sampel tanpa harus membuat
daftar isi ruang sampelnya terlebih dahulu (karena terlalu
banyak!)
Aturan Perkalian
– Jika sebuah operasi bisa dilakukan dengan n1 cara dan untuk
setiap operasi tersebut ada operasi kedua yg bisa dilakukan
sebanyak n2 cara, maka jika kedua operasi tsb dilakukan secara
bersama-sama banyaknya cara/kombinasi yg mungkin adalah:
n1 X n2
Contoh
– Berapa banyak titik sampel di ruang sampel bilamana dua buah
dadu dilempar bersamaan.
– Jawab:
– Dadu pertama ada 6 kemungkinan outcome, dadu kedua juga 6
kemungkinan, sehingga kombinasi dua buah dadu ada: 6x6 =36
outcome yg berbeda.
Menghitung Titik Sampel
Soal
– Sebuah developer menawarkan 3 pilihan tipe rumah:
Mediteranian, Klasik dan Joglo. Untuk masing-masing tipe
tersebut susunan lantainya bisa : 1 lantai, 2 lantai dan 3 lantai.
Ada berapa kombinasi berbeda yg bisa ditawarkan oleh
developer tsb?
– Jawab:
abc,acb,bac,bca,cab,cba = 6 susunan yg berbeda
Alternatif :
Untuk huruf pertama kita punya 3 pilihan {a atau b atau c}: 3 cara
Untuk huruf kedua kita tinggal punya 2 pilihan : 2 cara
Untuk huruf ketiga hanya tersisa 1 pilihan (sebab tersedia Cuma 3
huruf) : 1 cara.
Jadi total permutasi 3 huruf tsb adalah : 3X2X1 = 3! = 6 cara.
Permutasi : n! dan n!/(n-r)!
Secara umum, jika kita memiliki n obyek, dan akan disusun
permutasi (kombinasi) dari seluruh n obyek tsb dengan
memperhatikan urutannya, maka banyaknya permutasi yg mungkin
adalah:
nx(n-1)x(n-2)x…x3x2x1=n!
Jika dari n obyek hanya diambil r (≤n), maka banyak permutasi yg
mungkin adalah:
Permutasi seluruh obyek dibagi dg permutasi obyek yg tidak terpilih/sisanya
n Pr
n!
( n r )!
r obyek (n-r)! = permutasi (n-r) obyek
●●●●●●●●●●●●●●●●● | ●●●●●●
25 P3 13800
25! 25! 25 x 24 x 23 x 22!
( 25 3)! 22! 22!
– Tentu sangat tidak praktis jika kita harus membuat daftar 13800 seluruh
kemungkinan tsb
Permutasi : n! dan n!/(n-r)!
Soal
– Sebuah kelas berisi 50 orang hendak memilih pengurus kelas yg teridiri
dari seorang ketua kelas dan seorang bendahara. Berapa banyak pilihan
pengurus kelas berbeda yang mungkin jika:
Tanpa ada kendala apapun juga
Si A hanya mau terpilih jadi ketua saja
Si B dan si C hanya mau jika terpilih bersama-sama
Permutasi Melingkar
Jikalau obyek yg dipermutasi tersusun secara melingkar maka
banyak permutasinya akan berbeda, sebab sekarang “kepala” dan
“ekor” tidak jelas lagi.
Contoh : susunan linear ABC berbeda dg CAB, akan tetapi jika
disusun melingkar maka keduanya adalah susunan yang sama,
sebab dengan merotasi saja kita peroleh susunan yg satu dari yg
lainnya.
A C
C B B A
A A
C B B C
Soal:
– 4 orang bersepakat bermain bridge dg duduk berhadap-hadapan. Ada
berapa susunan duduk yg berbeda yg mungkin?
Permutasi Melingkar
Jawab
– Karena susunannya melingkar dan diasumsikan yg terpenting adalah
posisi relatif satu orang thd yg lain, bukan tempat duduknya maka
banyak cara duduk yg berbeda adalah (4-1)! = 3! = 6
A A A
B C B D C
D
C D B
A A A
B C C D B D
D B C
Permutasi dg Obyek Kembar
Permutasi oleh n obyek yg diambil n buah, akan tetapi n1 dari obyek
tsb adalah identik, sebanyak n2 juga identik, n3 juga identik dst,
adalah: n!
n1 !n2 !n3 !....
Sebab permutasi dikalangan obyek identik tidak menghasilkan
konfigurasi baru pada permutasi n buah obyek tersebut!
Contoh
– Dalam sebuah acara di ITB tersedia 10 buah kursi yg telah diberi nomor
dari 1 sd 10. Ada 10 mahasiswa yg diundang masing-masing 1
mahasiswa tingkat 1, 2 tingkat 2, 4 tingkat 3 dan 3 mahasiswa tingkat 4.
Ada berapa cara duduk berbeda berdasarkan tingkat-nya bukan identitas
si mahasiswa?.
Jawab
– Jikalau yg disusun menurut identitas mahasiswanya maka 10 orang
mahasiswa bisa duduk dg 10! = 3 268 800 cara berbeda. Tetapi karena
mahasiswa tingkat yg sama dianggap sama, maka ini permutasi dengan
Permutasi dg Obyek Kembar
Jawab (lanjutan)
– Yang mengandung obyek yg identik. Maka banyaknya cara duduk
berdasarkan tingkat yg berbeda adalah:
1!210!4!!3! 12600
Mempartisi Himpunan Dalam Sel-Sel
Misal kita punya himpunan yg terdiri dari n anggota,
kemudian ingin dipartisi /dibelah menjadi beberapa sel
atau kelompok. Pertanyaan ada berapa cara untuk
membaginya menjadi kombinasi yg berbeda?
Syaratnya: tidak boleh ada elemen yg menjadi anggota
kelompok di lebih dari 1 sel
Jumlah total anggota seluruh sel = total anggota
himpunan semula
Urutan anggota dalam 1 kelompok tidak penting
Mempartisi Himpunan Dalam Sel-Sel
Contoh
– Misal S = {a,i,u,e,o}
– Ingin dipartisi menjadi 2 kelompok dengan ketentuan 1 kelompok berisi
4 dan sisanya 1 anggota. Maka seluruh kombinasi yg mungkin adalah:
{a e i o | u} {a e i u | o} {a e o u | i} {a i o u | e}
{i e o u | a}
– Ada 5 kombinasi berbeda yg mungkin (urutan dalam 1 sel diabaikan!)
Secara umum jika anggota himpunannya n buah dan jumlah
anggota tiap sel n1 lalu n2 lalu n3 dst, dengan n1+n2+n3+…. = n,
maka banyak cara mempartisi yg berbeda adalah:
n! n!
n1 , n2 , n3 ,... n1!n2!n3!...
5!
– Jadi dalam contoh ini banyak caranya : 5! 5
4,1 4!1!
Mempartisi Himpunan Dalam Sel-Sel
Soal
– 7 Orang turis hendak menginap di sebuah hotel. Kamar yg tersedia
adalah 1 kamar triple (dihuni 3 orang) dan 2 kamar double (masing2
dihuni 2 orang). Ada berapa banyak cara berbeda menempatkan
mereka tsb dalam kamar-kamar yg disediakan tsb?
Kombinasi
Banyaknya cara untuk memilih r obyek dari 1 obyek tanpa
memperhatikan urutan dari obyek-obyek yg terpilih disebut
kombinasi. Contoh: dalam kombinasi (a,b,c) dan (c,b,a) adalah
sama.
Berarti ini sebenarnya adalah mempartisi himpunan dengan n
anggota menjadi 2 sel, salah satu sel berisi r buah obyek (sisanya
berarti (n-r) obyek.
Maka banyaknya kombinasi yg berbeda jika dari n obyek dipilih r
buah saja adalah:
n! n ! n
r , n r r!(n r )! r
Di ruas kanan dituliskan notasi singkat untuk kombinasi
Kombinasi
Contoh
– Berapa kombinasi huruf yang mungkin jikalau dari 5 huruf a,b,c,d,e tiap
kali hanya diambil 3 huruf. Tiap kali hanya diperhatikan jenis huruf yg
terpilih, tidak urutan hurufnya.
Jawab
– Ini adalah problem kombinasi dengan n=5 dan r=3, jadi banyak
kombinasinya adalah
5 5!
5! 10
3 3!(5 3)! 3!2!
Karena jumlahnya sedikit kita dapat me-list-nya:
abc abd abe acd ace ade
bcd bce bde
cde
Probabilitas Sebuah Kejadian
Asumsi : jumlah titik sampel berhingga
Probabilitas atau kemungkinan terjadinya sebuah
peristiwa/kejadian/event dinyatakan oleh sebuah
bilangan real x dengan 0≤x ≤1.
Untuk setiap titik sampel diberikan nilai probabilitasnya
Jumlah total probabilitas untuk seluruh titik sampel=1
Definisi:
– Probabilitas terjadinya sebuah peristiwa A = jumlah probabilitas
seluruh titik sampel yg menjadi anggota himpunan A
Notasi : 0 ≤ P(A) ≤ 1
Jika ada banyak kejadian A1, A2 dst mutually exclusive
maka P(A1 U A2 U A3 ….) = P(A1)+ P(A2)+ P(A3)+
Probabilitas Sebuah Kejadian
Contoh
– Sebuah koin dilempar 2 kali. Berapa probabilitas paling tidak
muncul 1 gambar (1G)?
Jawab
– Ruang sample untuk pelemparan koin dua kali adalah:
– S = {GG,GA,AG,AA} mengandung 4 titiki sampel.
– Asumsikan bahwa koin ideal, sehingga probabilitas munculnya
angka (A) dan gambar (G) sama, sehingga probabilitas
munculnya setiap titik sampel di S juga sama, misal = w.
– Maka P(GG)+P(GA)+P(AG)+P(AA)=1 4w = 1 w=1/4
– Event A adalah munculnya paling tidak 1 gambar, dari ruang
sampel S terlihat bahwa A = {GG,GA,AG}, n(A)=3
– Maka P(A) = P(GG)+P(GA)+P(AG) = 3/4w
Probabilitas Sebuah Kejadian
Contoh
– Sebuah dadu direkayasa sehingga mata dadu genap 2 kali lebih
mungkin muncul dibandingkan mata dadu ganjil. Jika A
didefinisikan sebagai kejadian munculnya mata dadu lebih kecil
dari 4, carilah probabilitas P(A).
Jawab
– Ruang sample untuk pelemparan dadu 1 kali adalah:
– S = {1,2,3,4,5,6}
– Probabilitas munculnya mata dadu genap 2x mata dadu ganjil,
jika probabilitas mata dadu ganjil= w, maka probabilitas
munculnya mata dadu genap = 2w.
– P(1)+P(2)+P(3)+P(4)+P(5)+P(6) = 3(w)+3(2w) = 9w = 1
– Sehingga w=1/9
– A = {1,2,3} P(A) = P(1)+P(2)+P(3)= w + 2w + w = 4w = 4/9
Probabilitas Sebuah Kejadian
Teorema
– Jika outcome sebuah eksperimen ada N macam yg berbeda
dengan kemungkinan muncul masing-masing outcome adalah
sama, dan jika n dari eksperimen tsb adalah kejadian A, maka
P(A) = n/N
Contoh
– Dalam sebuah klas statistik muridnya berasal dari berbagai
bidang, 25 dari manufaktur, 10 dari mekanik, 10 dari elektro dan
8 dari teknik sipil. Jika seseorang dipilih secara acak untuk
menjawab pertanyaan, berapakah probabilitasnya yg terpilih
adalah (a) siswa dari mekanik, (b) siswa dari teknik sipil atau
teknik elektro
Jawab
– a) total siswa T = 25+10+10+8 = 53, jumlah siswa mekanik = 10,
maka probabilitas terpilih dari mekanik P(M)= 10/53
– b) probabilitas siswanya dr teknik elektro (E) atau sipil (S) adalah
P(E υ S) = P(E) + P(S) = 10/53 + 8/53 = 18/53
Probabilitas Sebuah Kejadian
Bagaimana menentukan probabilitas sebuah outcome?
– Kondisi ideal, asumsi semua outcome sama probabilitasnya
– Data empiris, dari hasil eksperimen atau data terdahulu
berdasarkan relatif frekuensi kemunculan tiap outcome.
Contoh: basgaimana menentukan probabilitas seorang pembalap F1
akan menang dalam sebuah balapan?
Bagaimana menentukan bahwa bulan Agustus akan terjadi hujan?
– Intuisi definisi probabilitas secara subyektif
Sifat-Sifat Probabilitas Kejadian
Sifat-sifat operasi pada himpunan berlaku
Aturan Penjumlahan
Jika A dan B adalah 2 kejadian, maka
P(A U B) = P(A) + P(B) – P(A∩B)
Jika A dan B adalah 2 kejadian yg mutually exclusive, maka
P(A U B) = P(A) + P(B)
Jika A1, A2 A3 … adalah kejadian2 yg mutually exclusive, maka
P(A1 U A2 U A3 U … ) = P(A1) + P(A2) + P(A3)+ …..
Jika A1, A2 A3 … adalah partisi dari ruang sampel S, maka
P(A1 U A2 U A3 U … ) = P(A1) + P(A2) + P(A3)+ …..= 1
Jika A, B dan C adalah 3 kejadian, maka
P(A U B U C) = P(A) + P(B) + P(C) – P(A∩B) – P(A∩C) – P(C∩B)+
P(A∩B ∩C)
Jika A dan A’ adalah kejadian yg komplementer, maka P(A)
+P(A’)=1
Sifat-Sifat Probabilitas Kejadian
Contoh
– Berapakah probabilitas untuk mendapatkan jumlah 7 atau 11
ketika melempar sepasang dadu?
Jawab
– Misal A adalah kejadian munculnya jumlah mata dadu 7
– Dan B adalah kejadian munculnya jumlah mata dadu 11
– Banyak outcome dg mata dadu 7 adalah 6 { 16,25,34,43,52,61}
– Banyak outcome dg mata dadu 11 adalah 2 {56,65}
– Probabilitas munculnya jumlah mata dadu 7, P(A) = 6/36
– Probabilitas munculnya jumlah mata dadu 11, P(B) = 2/36
– Kejadian munculnya jumlah dadu 7 adalah mutually exxclusive
dengan munculnya jumlah dadu 11 (tak mungkin terjadi keduanya
sekaligus!!!), maka
– Probabilitas munculnya jumlah mata dadu 7 atau 11,
– P (A U B) = P(A) + P(B) = 6/36 + 2/36 = 8/36 = 2/9
Sifat-Sifat Probabilitas Kejadian
Contoh
– Berikut ini adalah tabel probabilitas seorang mekanik akan
melakukan servis sejumlah mobil pada satu hari:
– Jum. Mobil 3 4 5 6 7 ≥8
– Probabilitas 0.12 0.19 0.28 0.24 0.10 0.07
– Berapakah probabilitasnya hari berikutnya dia akan menservis
paling tidak 5 buah mobil?
Jawab
– Misal A adalah kejadian paling tidak 5 mobil diservis
– Maka A’ adalah kejadian jumlah mobil yg diservis kurang dari 5,
maka P(A)+P(A’)=1
– Dari tabel P(A’) = P(3)+P(4) = 0.12+0.19 = 0.31
– Sehingga P(A) = 1- P(A’)= 1-0.31 = 0.69
Probabilitas Bersyarat
P(B|A) adalah probabilitas bahwa kejadian B akan terjadi
asalkan kejadian A terjadi terlebih dahulu.