Anda di halaman 1dari 14

Pengkajian Kesusastraan Frankofon

Disusun oleh:

Anike Motia Citra Jaya (0906642651)

Martha Chatrina (0906528543)

Puri Diah Santya Rini (0906528594)

Rahma Dina (0806318776)

Laporan Pelengkap Kegiatan Presentasi


Perkembangan Kesusastraan Frankofon

Program Studi Sastra Prancis

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA


UNIVERSITAS INDONESIA
Depok, 2011

1
A. Identitas
 Judul : Le Suspect
 Pengarang : Tahar Ben Jelloun
 Tahun terbit : Februari, 1991

B. Sinopsis
Mohamed Bouchaïb adalah seorang imigran asal Maroko yang tinggal di Prancis
dan bekerja di wilayah Parisien. Kehidupan sebagai seorang imigran keturunan Arab di
Prancis ternyata tak semudah yang ia bayangkan. Masyarakat sekitarnya mulai
mencemooh, hanya karena ia adalah seorang keturunan Arab. Mulai dari pemberian nama
‘Bouche’ oleh teman-temannya yang merujuk pada bibirnya yang tebal, pembagian tugas
kerja yang tidak adil oleh majikannya, kecurigaan para petugas kepolisian yang selalu
menganggap bahwa ia adalah seorang teroris, hingga pengakuan anaknya sendiri yang
tidak bangga akan ayahnya dan negara asalnya (Arab).
Meski demikian, Bouchaïb tetap menerima dengan bangga akan ciri fisiknya yang
khas Arab serta tak kalah optimis bahwa suatu saat, keadaan akan berubah. Ia tidak akan
lagi dihakimi hanya karena ia adalah seorang keturunan Arab. Tentu saja, harapan
tersebut juga diiringi dengan usaha. Bouchaïb tetap berusaha menanamkan nilai-nilai
budaya bangsanya kepada anaknya, dengan menceritakan zaman kejayaan bangsa Arab,
menggunakan bahasa Arab ketika berbicara dengan mereka, dan tetap sabar menerima
segala cemoohan masyarakat di sekitarnya.

C. Penokohan

Penokohan dalam cerpen Le Suspect :

2
a. Mohamed Bouchaïb
- Warga negara Maroko yang bekerja sebagai pembersih kaca di wilayah Parisien.
- Berjenggot tebal dan berpenampilan fisik yang khas seorang keturunan Arab.

“je suis de taille moyenne, brun très brun, barbu avec des cheveux frises… je suis
arabe” [Le Suspect, Tahar Ben Jelloun- page 147, paragraphe 1]

- Beberapa temannya memanggil ia dengan nama Moha dan yang lain memanggilnya
Bouche.
- Kritis terhadap masalah di lingkungannya terutama isu mengenai dunia Islam dan
masalahnya terhadap negara-negara barat

“D‟après la radio-j‟ai toujours sur moi un petit transistor- les avions américains ont
déversé dix-huit mille tonnes de bombes sur l‟Irak. Ça fait combien de morts, dix-
huit mille tonnes de bombes ?” [Le Suspect, Tahar Ben Jelloun- page 152,
paragraphe 18]

- Sayang pada keluarga.


- Berpikir positif bahwa suatu saat ia akan diterima oleh lingkungannya tanpa
memandang asal-usulnya.

b. Polisi Prancis
- Selalu mencurigai para imigran Arab.
“Tu ne serai pas un soldat de Saddam?" [Le Suspect, Tahar Ben Jelloun- page 149,
paragraphe 8]
- Diskriminatif

c. Masyarakat Prancis
- Terdapat pro dan kontra dalam memandang posisi imigran.
- Menganggap rendah para imigran.
- Peduli pada perdamaian dunia. mereka berdoa di gereja Notre Dame de Paris
memohon keselamatan yakni mereka yang pergi ke gereja dan berdoa memohon
perdamaian.

3
“À Notre Dame de Paris il y avait foule ce jour-là. Des hommes et des femmes en
petits groupes priaient. Ils se recueillaient en silence, réclamant à Dieu clémence et
miséricorde. C‟était émouvant ” [Le Suspect, Tahar Ben Jelloun- page 152,
paragraphe 19]

d. Anak-anak Mohamed Bouchaïb


- Berumur antara 15-20 tahun
- Tidak bangga akan diri mereka yang adalah keturunan Arab.
“Quand je leur parle en arabe, ils me répondent en français. Ils ne sont pas fiers de
leur père.” [Le Suspect, Tahar Ben Jelloun- page 150, paragraphe 13]

e. Le patron
- Tidak berlaku adil terhadap karyawannya yang berasal dari negara Maghribi
“C‟était prévu depuis longtemps. Nous étions deux Maghrébins et deux Européens,
un portugais et un français. Le contremaître nous a dit a mon collègue algérien et à
moi : « Non, pas cette fois-ci, vous allez rester au siège ; il y a du ménage a faire ici,
les WC par exemple »” [Le Suspect, Tahar Ben Jelloun- page 149, paragraphe 8]

D. SUDUT PANDANG

Cerpen ini mengambil sudut pandang ke-aku-an atau orang pertama karena
menggunakan Je. Pengambilan sudut pandang ini bertujuan agar pembaca dapat
‘merasakan’ secara langsung konsekuensi dari diaspora yang dihadapi oleh para imigran
di Prancis. Melalu sudut pandang ini, pembaca juga dapat memahami pemikiran-
pemikiran para imigran yang terdiskriminasi disana.

E. LATAR
 Latar Sosial :
Sikap masyarakat Prancis yang diwakili oleh pihak kepolisian dalam
memperlakukan para imigran, terutama imigran Arab. Dimana terdapat sikap rasis
dalam setiap pelaksanaan razia. Etnis Arab selalu dijadikan stereotipe terbaik dari

4
gambaran teroris. Serta adanya xenophobia dari masyarakat Prancis sendiri terhadap
imigran, dapat dilihat dari seringnya pelaksanaan razia kependudukan terlebih setelah
pecah Perang Teluk I di Kuwait. Pemerintah lebih meningkatkan razia kependudukan
dengan sasaran para imigran.

 Latar Fisik :
o Di dalam métro
o La Tour Montparnasse
o La Cathèdrale Notre Dame de Paris
o Rumah Moha

F. Peristiwa
Peristiwa-peristiwa dalam cerpen Le Suspect dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Deskripsi tokoh ‘aku’.

1.a Bernama Mohamed Bouchaïb

1.b Bekerja sebagai pengelap kaca

1.c Memiliki panggilan Maho atau Bouche

1.d Memiliki tinggi rata-rata

1.e Berkulit sangat cokelat

1.f Berjenggot

1.g Berambut keriting

2. Penilaian fisik orang-orang terhadap Mohamed sebagai orang yang dicurigai

3. Mohamed merupakan orang baik-baik.

3.a Ia memiliki surat-surat yang lengkap.

3.b Ia bebas penyakit .

4. Deskripsi Mohamed seusai kerja

4.a Kekusaman kulit Mohamed

5
4.b Baju kerja Mohamed kotor

4.c Muka dan matanya terlihat letih

5. Tingkat kepatuhan Mohamed terhadap agama

5.a Ia menjalankan sunah memanjangkan jenggot

5.b Kadang-kadang meminum minuman keras

5.c Tidak mengkonsumsi daging babi

5.d Jarang berdoa ke tempat ibadah

5.e Melaksanakan ibadah ramadhan

6. Anak-anak Mohamed juga menjalankan ramadhan.

7. Ketidaktahuan Mohamed terhadap kosa kata „intergiste‟.

8. Stereotip fisik seorang teroris

8.a Memiliki jenggot

8.b Muslim

8.c Berkulit gelap

8.d Berpakaian bagus

9. Pertanyaan seorang polisi kepada Mohamed tentang hubungannya dengan Sadam.

9.a Mohamed menjawab hubungannya terletak pada kumis yang dimiliki


keduanya.

9.b Semua tertawa

10. ‘Perang’ di tempat kerja.

10.a Mohamed sedang mengelap kaca-kaca di menara Montparnasse.

10.b Terdapat seorang Maroko, seorang Algeria, seorang Portugis, &


seorang Prancis di tempat kerjanya.

11. Keadaan kacau dan menyedihkan.

12. Mohamed teringat pada kampung halamannya.

12.a Kampung yang cerah, berbunga, kering, keras, dan tidak terlalu bagus.

6
11. Pengetahuan Mohamed yang didengar dari televisi tentang akan terjadinya perang
panjang.

13.a Antara umat Kristen dan umat Islam

13.b Kemudian antarbangsa Arab

14. Mohamed teringat pada anak-anaknya.

15. Mohamed pernah bercerita pada anak-anaknya tentang kehebatan bangsa Arab
pada jaman dahulu.

15.a Anak-anaknya tidak mempercayainya.

16. Deskripsi anak-anak Mohamed.

16.a Berjumlah 3

16.b Usia mereka sekitar 15-20 tahun

16.c Jika Mohamed berbicara dengan bahasa Arab, mereka akan menjawab
dengan bahasa Prancis

16.d Mereka tidak bangga dengan ayahnya, Mohamed

16.e Mohamed jarang berkomunikasi dengan anak-anaknya

16.f Di hari libur, anak-anaknya pergi bersama teman-temannya

17. Cerita Rachid, anak bungsunya, tentang kejadian setelah perkelahian antarsiswa Arab
di sekolahnya.

18. Lamunan Mohamed yang putus asa mengenai gambaran dirinya masa kini.

19. Perintah Martin pada Mohamed untuk mengelap kaca di Cathérdale Notre-Dame de
Paris.

19.a Mohamed terkejut

19.b Kepercayaan Martin pada Mohamed

20. Mohamed mendengar berita lewat radio tentang bombardir Amerika terhadap Irak.

21. Kegiatan doa bersama sekumpulan orang di Notre-Dame de Paris.

22. Panjatan doa Mohamed ketika ia sedang bekerja di sebuah tangga yang tinggi.

7
23. Harapan Mohamed agar Tuhan memberikan perdamaian di bumi, dan orang-orang
Arab dihormati serta diterima keberadaannya.

24. Keesokan harinya, tanggal 1 Februari, Mohamed mendengarkan berita di radio.

24.a Berita tersebut mengabarkan penyampaian solidaritas Presiden Prancis pada


keluarga petani Israel melalui telfon.

20. Mohamed lekas berlari menuju rumahnya.

21. Keheranan istri Mohamed yang melihatnya pulang cepat dari biasanya.

22. Perintah Mohamed pada istrinya agar menyiapkan perlengkapan yang biasanya untuk
pesta

23. Pertanyaan istri Mohamed apakah akan ada tamu.

24. Jawaban Mohamed adalah mereka tidak akan pernah tau.

25. Mohamed merapihkan diri.

26. Penantian Mohamed terhadap telfon Presiden Prancis di ruang tamu.

G. Pengaluran
Dari segi waktu, cerpen Le Suspect ini menggunakan teknik pengaluran kilas
balik (alur flashback) yang dikisahkan melalui tokoh Mohamed dan keadaan di sekitarnya.
Penulis mengurutkan peristiwa-peristiwa secara kronologis sekaligus menyisipkannya
dengan selingan-selingan ingatan Mohamed serta peristiwa masa lalu.
Hal ini dapat dilihat ketika Mohamed mengingat kampung halamannya,
mengenang kembali perbincangannya dengan anak-anaknya dan ketidapercayaan mereka
terhadap kehebatan bangsa Arab yang diceritakan oleh Mohamed. Alur kilas balik ini pun
kuat terdapat pada peristiwa perkelahian antarmurid di sekolah yang diceritakan Rachid
pada Mohamed, ayahnya.

8
H. TEMA

Le Suspect merupakan cerpen karangan Tahar Ben Jelloun yang dipublikasikan


pada bulan Februari 1991 dalam le nouvel observateur.

Arti (Le Suspect), personne qui est soupçonné ou éveillé le soupçons1.

Tersangka (dalam hukum) adalah orang yang –dikenal maupun tidak – dicurigai
melakukan tindak kriminal.2

Cerpen ini dilatarbelakangi oleh terjadinya Perang Teluk I pada tahun 1991 yang terjadi
antara Kuwait dan Irak. Perang yang terjadi antara dua negara ini menyebabkan beberapa
negara juga ikut terlibat tanpa kecuali Liga Arab. Perang ini secara tak langsung
memaksa beberapa warga yang terdapat di daerah Arab untuk berimigrasi ke negara lain
untuk mencari tempat perlindungan. Namun, bukan hanya motif perang semata yang
membuat mereka ingin meninggalkan negaranya, motif ekonomi, yakni mencari
penghidupan yang layak sebagai tenaga kerja juga menjadi tujuan mereka. Salah satu
daerah tujuan imigrasi adalah Prancis yang dianggap paling stabil dan tengah
membutuhkan banyak tenaga kerja untuk bekerja di sektor perindustrian.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tak heran bahwa diaspora yang bermakna
penyebaran menjadi tema penting dalam cerpen ini. Diaspora merujuk kepada bangsa
atau etnis yang terpaksa ataupun terdorong untuk meninggalkan tanah airnya (adanya
motif tertentu).

 Diaspora dapat terlihat dari gambaran tokoh utama yaitu Mohamed Bouchaïb yang
merupakan keturunan Maroko namun bekerja di Prancis sebagai pekerja kasar
(mengelap kaca).
Moha berimigrasi ke Prancis untuk mendapatkan penghidupan yang lebih layak
daripada di negaranya.

“En réalité mon village n‟est pas beau; il est même sec et dur. C‟est pour cela que je
l‟ai quitte ” [Le Suspect, Tahar Ben Jelloun- page 150, paragraphe 11]

1
Le Robert MIcro
2
www.dictionary.com

9
Diaspora dalam cerpen ini membentuk beberapa subtema diantaranya :

 Rasisme, adalah suatu kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa


perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian
budaya atau individu- bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak
atau untuk mengatur ras lainnya. 3
 Hal ini terlihat dari bagaimana Moha diperlakukan oleh polisi-polisi Prancis
saat menggelar razia kependudukan.

“Je suis vraiment typé. Je me fais systématiquement contrôler à l‟entrée et a


la sortie du métro. Il y a toujours un doigt qui me désigne dans la foule. On
dirait qu‟on m‟attend partout ou je vais. J‟en ai tellement l‟habitude qu‟il
m‟arrive de me designer moi-même à la police pour être fouillé… ” [Le
Suspect, Tahar Ben Jelloun- page 147, paragraphe 2]

 Terdapat pula anggapan bahwa orang Arab adalah seseorang yang brutal yang
dapat menyebabkan kekacauan seperti yang terjadi dalam Perang Teluk I
dimana Irak menginvasi Kuwait lebih dahulu hanya untuk mendapatkan
wilayah yang lebih luas. Irak dan Kuwait merupakan representasi negara-
negara Arab, maka muncul anggapan bahwa orang arab menyukai perang,
pertumpahan darah dan akan membuat onar. Maka dari itu setiap dilakukan
razia, polisi Prancis akan lebih dulu memeriksa orang-orang yang beretnis
Arab.

”Je suis devenu l‟homme standard pour toutes les fouilles ” [Le Suspect,
Tahar Ben Jelloun- page 147, paragraphe 3]

 Etnis Arab yang beragama muslim sering kali dicurigai oleh polisi Prancis.
Hal ini tercermin dari apa yang diceritakan oleh tokoh Moha pada pembaca.

3
http://id.wikipedia.org/wiki/Rasisme

10
“Alors, je serais suspect parce que je suis musulman ou parce que je ne suis
pas beau?” [Le Suspect, Tahar Ben Jelloun- page 149, paragraphe 7]

”ils disent : « celui la n‟est pas net ! » et qu‟est-ce qu‟un type net ? est-ce un
type balnc de peau et bien habillee ? de quelle couleur doit-on avoir les yeux
pour etre net ? ” [Le Suspect, Tahar Ben Jelloun- page 149, paragraphe 7]

”«tu ne serais pas un soldat de Saddam ? » je lui ai dit qu‟il n‟y a de commun
entre Saddam et moi que la moustache ” [Le Suspect, Tahar Ben Jelloun-
page 147, paragraphe 7]

 Rasisme juga terdapat dari sikap anak-anak Moha yang tidak dapat
mempercayai nenek moyangnya (bangsa Arab) adalah bangsa yang hebat.
Seolah-olah muncul anggapan bahwa penemuan hebat dalam sejarah adalah
milik bangsa Barat dan ditemukan oleh orang kulit putih walaupun
kenyataannya tidak demikian.

“Alors, je pense de mes enfants. Que vais-je leur dire ce soir ? Leur raconter
par exemple que les Arabes ont eu leur âge d‟or, qu‟ils ont invente le zéro et
l‟algèbre, qu‟ils ont introduit en Europe chrétienne la philosophie grecque et
des grandes découverts en médecine. …. Je suis sur qu‟ils ne me croiront pas.
Ils penseront que, pour, les calmer, j‟invente aux Arabes un âge d‟or. Mail ils
s‟en moquent ” [Le Suspect, Tahar Ben Jelloun- page 150, paragraphe 12]

 Selain memandang sebelah mata pada nenek moyangnya, anak-anak Moha


juga mengesampingkan penggunaan bahasa Arab. Mereka lebih memilih
menggunakan bahasa prancis dalam percakapan sehari-hari karena mereka
merasa bagian dari prancis dan ada rasa sentimen terhadap negara Arab
seperti apa yang ditunjukkan dalam perilaku ayahnya sehari-hari.

”Quand je leur parle en arabe, ils me répondent en français. Ils ne sont pas
fiers de leur père” [Le Suspect, Tahar Ben Jelloun- page 149, paragraphe 13]

11
 Diversité
Keberagaman yang terdapat dalam cerpen ini dapat terlihat dari segi agama dan
ras.
Agama
Moha sebagai keturunan Maroko merupakan representasi dari negara arab yang
mayoritas beragama islam. Walaupun ia beragama islam namun ia tidak
sepenuhnya menjalankan ajaran agamannya, hal itu dapat diakibatkan dari tingkat
keimanannya sendiri maupun faktor lingkungannya yang mayoritas beragama
non-muslim.

“Vous voulez dire si je suis musulman? Oui, je suis musulman, mais, j’aime boire
de temps en temps un verre de vin avec les copains ; je ne mange pas de cochon
et je vais rarement de prier a la mosquée … ” [Le Suspect, Tahar Ben Jelloun-
page 148, paragraphe 6]
Terlihat adanya usaha integrasi dari Moha untuk bersikap ‘sama’ dengan
lingkungannya dan untuk berbaur dengan masyarakat Prancis pada umumnya.

 Stereotipe
Generalisasi tergadap suatu kelompok tertentu. Stereotipe adalah hal yang lazim
yang dilekatkan oleh seseorang untuk menyebut suatu etnis atau individu tertentu.

”Depuis quelques temps certains m‟appellent Moha, d‟autres plus malins,


m‟appellent Bouche. Ils font des plaisanteries autour de mon nom. Je ne savais
pas qu‟il pouvait être drôle…. ” [Le Suspect, Tahar Ben Jelloun- page 147,
paragraphe 1]

Bouche, berarti mulut dalam bahasa Indonesia, panggilan ini merupakan


stereotipe yang diberikan rekan-rekan Moha karena kebanyakan orang Arab
memiliki bibir yang tebal.

12
 Memelihara jenggot bagi seorang lelaki muslim merupakan sebuah sunnah
rasul yang banyak dijalankan di negara-negara yang mayoritas penduduknya
beragama Islam dan semua itu dianggap wajar. Namun tidak dengan di
Prancis, seorang lelaki yang memelihara jenggot tebal akan lebih dipandang
sebagai seorang islam bergaris keras.

”En outre, la barbe que je porte par paresse depuis des années fait de moi ce
qu‟ils appellent un « islamiste intégriste ». on m‟a souvent posé la
question : « es-tu intégriste ? », comme si c‟était une race ou un
nationalité. [Le Suspect, Tahar Ben Jelloun- page 148, paragraphe 5]

 Anggapan bahwa orang Arab sama dengan tikus yang harus dibasmi. Karena
pada kenyataanya saat itu, bangsa Arab lah yang memicu Perang Teluk I di
Kuwait. Jika tidak ada usaha perventif dari pemerintah dikhawatirkan para
imigran Arab ini akan berulah untuk memicu perang di Prancis.

”C‟est nous les rats ?je ne savais pas qu‟on nous appellait les rats. On dit
bien « raton » pour Arabe et « ratonnade » pour une agression contre un
Arabe ”[Le Suspect, Tahar Ben Jelloun- page 151, paragraphe 14]

 Xenophobia
Ketakutan terhadap orang asing.
Ketakutan ini dapat terlihat di hampir seluruh bagian cerpen dimana di setiap
razia atau pemeriksaan, polisi Prancis akan dengan segera menunjuk orang
yang bukan Prancis dalam hal ini etnis Arab untuk dijadikan tertuduh.

Karena, etnis Arab pada tahun 1991, dianggap telah menyulut perang yang
dikhawatirkan menjadi pemicu perang lain yang lebih besar. Maka polisi
Prancis dirasa perlu lebih waspada agar imigran terutama imigran Arab yang

13
berada di Prancis tidak melakukan hal mengganggu yang mengancam
keamanan negara pada umumnya dan warga Prancis sendiri pada khususnya.

I. Kesimpulan
Cerpen Le Suspect karangan Tahar ben Jelloun ini merupakan bentuk sindiran
pengarang yang juga sebagai imigran dalam menyikapi perlakuan yang diberikan
pemerintah Prancis kepada mereka yang telah berkonstribusi dalam peningkatan
perekonomian domestik (kebanyakan imigran bekerja di sektor industri yang masyarakat
prancis sendiri enggan untuk bekerja di sektor tersebut). Hasil dari diaspora yang
dilakukan oleh para imigran pada akhirnya membentuk suatu yang disebut Regroupement
familiale yaitu kondisi dimana, seseorang yang telah mapan bekerja di Prancis pada
akhirnya mengajak keluarganya untuk turut serta menetap di Prancis. Konsekuensi dari
diaspora merupakan hal nyata yang harus dihadapi oleh para imigran seperti rasisme dan
xenophobia.
Beberapa sindiran penulis terhadap tindakan pemerintah Prancis saat itu kepada
imigran jelas tergambar pada adegan ketika Presiden Prancis, François Mitterand
menelpon warga Israel untuk menyampaikan keprihatinan yang terjadi akibat perang
yang berkecamuk di wilayah mereka. Penulis berupaya untuk menyindir mengapa
pemerintah Prancis mampu memberi perhatian yang lebih baik kepada masyarakat asing
di luar negaranya dibanding imigran yang telah menjadi masyarakatnya sendiri.
Pada akhirnya, dapat disimpulkan bahwa Tahar ben Jelloun, melalui cerpen ini
berusaha untuk menyuarakan kembali keluh kesah para imigran yang bekerja di Prancis
dan yang selalu mendapat perlakuan diskriminatif, tidak hanya dari pemerintah tetapi
juga dari masyarakatnya. Apalagi terhadap mereka yang berasal dari negara Maghribi.
Diharapkan seluruh masyarakat Prancis dapat mulai terbuka dan mengakui bahwa
masyarakatnya tidak lagi terdiri dari masyarakat yang homogen, bangsa Prancis saja
tetapi telah menjadi masyarakat yang heterogen, yang terdiri dari berbagi macam bangsa
dengan budaya yang perlu dihargai dan dihormati.

14

Anda mungkin juga menyukai