Anda di halaman 1dari 14

PACS

Pacte Civil De Solidarité


Pakta Solidaritas Sipil

Disusun oleh:

Anike Motia Citra Jaya (0906642651)

Martha Chatrina (0906528543)

Puri Diah Santya Rini (0906528594)

Tawisku Galuh Rufaida (0906528625)

Makalah Pelengkap Kegiatan Presentasi


Transformasi Masyarakat Prancis

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA


UNIVERSITAS INDONESIA
Depok, 2010

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebelum Perang Dunia II, penduduk Prancis sebagian besar merupakan


pengikut agama Katolik yang taat. Tata nilai sosial keluarga masih sangat
kental dengan komposisi keluarga famille à trois étages yang terdiri dari
keluarga lengkap ( ayah, ibu, kakek, nenek, anak, paman, bibi). Norma agama
masih sangat berpengaruh. Hal ini dapat terlihat dalam prosesi pernikahan.
Apabila salah satu anggota keluarga menikah maka semua anggota keluarga
turut andil dan pernikahan tersebut disahkan oleh pastor di gereja. Dengan
kata lain, pernikahan yang terjadi adalah penikahan religius. Pasangan yang
menikah bertujuan membentuk sebuah keluarga, mempunyai keturunan
dengan cara yang sah di mata Tuhan. Saat itu, perceraian menjadi suatu aib,
karena agama Katolik tidak mengenal perceraian, pasangan hanya dapat
dipisahkan oleh maut yaitu kematian salah seorang pasangan.
Saat memasuki masa les trente glorieuses, penduduk Prancis mulai
mengalami perubahan struktur sosial yang membawa dampak pada perubahan
tata nilai masyarakat Prancis. Kemajuan yang terjadi pada masa itu
mempengaruhi pola pikir masyarakat Prancis. Dalam bidang sosial, terjadi
hal-hal baru yang berbeda dari masa sebelum Perang Dunia II. Puncaknya
pada Mei 1968, terjadi gerakan yang dipelopori oleh para pelajar Prancis dan
berdampak pada adanya tuntutan akan pengesahan aborsi, seks bebas dan
pemakaian kondom. Selain itu, paham feminisme mulai berkembang yang
menuntut adanya kesetaraan hak antara laki-laki dan perempuan. Dengan kata
lain, perempuan tidak mau hanya menjadi istri dan tinggal di rumah untuk
mengurus anak, tetapi juga ingin berkarir seperti halnya laki-laki.
Dari semua perubahan sosial yang terjadi, muncullah pemikiran yang
tidak menyetujui adanya pernikahan. Menurut pemikiran tersebut, pernikahan
tidak lain merupakan pengekangan aktivitas dari kaum perempuan. Pemikiran
tersebut semakin berkembang dan akhirnya mendesak pemerintah Prancis

2
untuk membuat sebuah pakta baru yang mengatur kehidupan kohabitasi
masyarakat Prancis.

1.2 Rumusan Masalah

Semenjak tahun 60-an kecenderungan pasangan di Prancis untuk tidak


menikah semakin bertambah. Semakin banyak pasangan yang tidak menikah
namun pada akhirnya membentuk sebuah keluarga. Pemerintah memberikan
sebuah solusi untuk mengatur hal tersebut dengan mengesahkan PACS pada
tahun 1999. Apa yang diberikan PACS dalam mengatur kehidupan
berpasangan di Prancis?

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui arti PACS


sesungguhnya dan bagaimana PACS mengatur hubungan berpasangan tanpa
ikatan pernikahan

3
BAB II

PACTE CIVIL DE SOLIDARITÉ

2.1 Proses Penyusunan dan Pengesahan PACS

Munculnya Pacte Civil de Solidarité sebagai undang-undang resmi di


Prancis memerlukan waktu yang cukup lama. Dimulai pada tahun 1989
ketika Cour de Cassation (pengadilan sipil tertinggi dalam pengadilan
Prancis) mengatur bahwa pasangan homoseksual tidak dapat memperoleh
beberapa keuntungan seperti yang diberikan kepada pasangan kohabitasi
heteroseksual lainnya, terutama masalah sewa-menyewa/ kontrak penyewaan.
Banyak kaum homoseksual mulai berani membuka dirinya kepada publik dan
mengungkapkan ketidakpuasan akan hukum yang mengatur kohabitasi
tersebut.

Akhirnya pada tahun 1990 mulai diajukan sebuah proposal baru


mengenai kohabitasi yang dilegalkan. Tetapi, proposal tersebut tidak berhasil
memancing perhatian pemerintah sehingga tahun 1992 kembali diajukan
proposal hukum yang baru dengan nama yang berbeda dari sebelumnya
(Contrat d’Union Civile atau CUC menjadi Contrat d’Union Sociale atau
CUS). Kemudian pada tahun 1996 di Paris, terjadilah demonstrasi besar-
besaran yang diikuti oleh 300.000 partisipan dengan mayoritas kaum gay dan
kaum lesbian, menuntut disahkannya CUS1.

Dengan adanya demonstrasi tersebut, permasalahan ini akhirnya


berhasil menarik perhatian pemerintah karena pada 18 Januari 1998,
Catherine Tasca, ketua komite hukum Dewan Nasional, memerintahkan Jean-
Pierre Michel dan Patrick Bloche untuk mempelajari kembali proposal-
proposal sebelumnya. Meski demikian, keputusan pemerintah untuk
menindaklanjuti peraturan ini mulai menuai kontroversi. Hal ini dibuktikan

1
http://www.france.qrd.org/texts/partnership/fr/explanation.html

4
dengan dikeluarkannya sebuah petisi melawan pernikahan gay yang
dikeluarkan pada bulan April 1998 dan ditandatangani oleh 15.000 walikota2.
Petisi tersebut cukup impresif untuk membuat pemerintah, agar
menyingkirkan proposal itu. Perdebatan pun mulai memuncak, terutama
ketika masalah ini dibawa oleh seorang sosiolog, Irène Théry, dan seorang
ahli hukum, Jean Hauser, ke depan publik yang menyebabkannya menjadi
debat paling panas di media pada tahun 1998.

Pada Mei 1998, draft pertama dari PACS yang ditulis oleh Michel dan
Bloche dipublikasikan. Kemudian pada bulan Juni 1998 Perkumpulan Gay
dan Lesbian Paris mengadakan aksi demonstrasi dengan slogan "Nous nous
aimons, nous voulons le PACS". Setelah pengangkatan Michel and Bloche
sebagai rapporteurs dan proses dengar pendapat disusun, proposal hukum
tersebut mulai didiskusikan secara serius pada tanggal 9 Oktober 1998 tetapi
kembali ditolak karena dukungan kuat akan tuntutan penolakan hukum
tersebut yang dilakukan oleh partai oposisi.

Pada 9 Desember 1998 Assemblée Nationale melakukan pengkajian


atas proposal yang telah disusun kembali untuk pertama kali. Tetapi pada 31
Januari 1999, terjadi sebuah demonstrasi yang mengumpulkan setidaknya
100.000 orang untuk melawan PACS3. Beberapa kaum anti homo membuat
slogan ”les pédés au bûcher”. Lalu pada 18 Maret 1999, proposal hukum ini
ditolak kembali oleh senat dengan 192 suara menolak dan 117 mendukung.
Dalam pengkajian kedua tanggal 7 April 1999, para anggota Assemblée
Nationale tidak menghiraukan proposal senat namun mereka hanya
menambahkan definisi dari kohabitasi. Sayangnya, teks ini ditolak oleh senat
pada tanggal 11 Mei 1999 tanpa dikaji sama sekali, dan kemudian diadopsi
oleh dewan pada 15 Juni 1999 dan ditolak lagi oleh senat pada 30 Juni 1999.
Akhir pengkajian (ke-4) pun dilakukan pada tanggal 12-13 Oktober 1999 oleh
anggota Assemblée Nationale.

2
idem
3
idem

5
Akhirnya, Assemblée Nationale Prancis meloloskan Pakta Solidaritas
Sipil (Pacte Civil de Solidarité atau PACS) dengan 315 suara setuju dan 249
suara tidak setuju pada tanggal 13 Oktober 1999. Dewan Konstitusi
mengesahkannya dengan penyesuaian Konstitusi tanggal 9 November 1999,
dan hukum tersebut ditandatangani pada tanggal 15 November 1999 oleh
Presiden Jacques Chirac, Perdana Menteri Lionel Jospin dan tujuh menteri
lainnya (Menteri Sosial, Menteri Kehakiman, Menteri Dalam Negeri, Menteri
Luar Negeri, Menteri Ekonomi, Menteri Perumahan, dan Menteri
Administrasi Publik) dan dipublikasikan setelahnya dalam Journal Officiel.
Penyebaran informasi kepada seluruh masyarakat Prancis dirilis tanggal 10
November 1998 oleh pemerintah untuk menjelaskan isi hukum, proses
registrasi dan menjelaskan dokumen apa saja yang diperlukan. Berdasarkan
instruksi yang dikirim dari pengadilan, hukum ini dapat segera dilaksanakan
tanpa menuggu dekrit dari pemerintah (meski masih diperlukan untuk
melaksanakan beberapa ketentuan dari hukum tersebut). Oleh karena itu,
pasangan yang ingin melaksanakan PACS dapat langsung mendaftar pada 17
November 1999.

2.2 Pengertian PACS


Pacte Civil de Solidarité atau yang disingkat menjadi PACS,
merupakan suatu alternatif yang legal menurut hukum dalam hubungan
pernikahan di Prancis. Dengan kata lain, pasangan tidak perlu menikah secara
resmi baik agama maupun sipil. Dengan persetujuan PACS antara kedua
belah pihak, mereka sudah dapat dikatakan sebagai pasangan yang sah di
mata hukum dan mendapat hak-hak layaknya pasangan resmi yang menikah
secara agama maupun sipil. PACS juga melegalkan hubungan antara sesama
jenis (homoseksual maupun lesbian).
PACS merupakan bentuk transformasi masyarakat modern dalam
menyikapi pernikahan. Di Prancis, pernikahan dianggap tidak mampu lagi
mengakomodasi keinginan pasangan masa kini, perlu adanya aturan baru
yang mengatur semua hal itu dan mereka menemukan PACS ini sebagai
sebuah solusi.

6
PACS hanya dapat dilakukan oleh pasangan yang terdiri dari dua
orang, baik laki-laki dan perempuan ataupun sesamanya. Salah satu syarat
penting yang harus dipenuhi yaitu batasan umur orang yang akan melakukan
PACS harus berusia minimal 18 tahun. Hal lainnya yang disyaratkan
pemerintah Prancis adalah salah satu dari partner PACS haruslah orang
Prancis (merupakan syarat apabila melakukan PACS bersama orang asing).

2.3 Isi PACS


PACS tidak dapat dilakukan oleh pasangan yang salah satunya tengah
terikat pada hubungan pernikahan atau merupakan saudara kandung
(sedarah).
PACS harus dilegalkan pada pengadilan setempat di mana pasangan yang
mengajukan PACS itu berdomisili. Warga asing dapat menghubungi konsulat
yang berwenang.

Pada dasarnya pasangan yang melakukan PACS memiliki kewajiban untuk


saling membantu dalam hal finansial atau keuangan, Mereka bertanggung
jawab sepenuhnya atas pendapatan dan pengeluaran untuk kebutuhan rumah
tangga selama mereka menjalani PACS.

Aturan yang ada dalam PACS berfungsi untuk memberikan tanggung


jawab yang sama besarnya antara pasangan satu sama lain. PACS juga
mengatur beberapa hal yang menyangkut kepentingan bersama, seperti:
pasangan yang yang memiliki jaminan sosial (dalam hal kesehatan) dapat ikut
menikmati perlindungan sosial yang dimiliki pasangannya.

2.4 Keuntungan PACS


Dalam beberapa hal, PACS memberikan keuntungan bagi mereka
yang menandatangani perjanjian ini. Berikut akan dijabarkan mengenai
hukum yang mengatur pasangan PACS, di antaranya :
• Warisan, apabila salah satu partner PACS meninggal dunia maka
pasangan yang lain tidak berhak atas harta tersebut kecuali telah

7
ada perjanjian sebelumnya (rezim de l’indivision). Salah satu dari
pasangan PACS yang meninggal dunia dapat meninggalkan
warisan untuk pasangannya apabila memiliki keturunan.
Sedangkan partner yang ditinggalkan dapat mendapatkan
keuntungan dari pembebasan pajak atau tunjangan.
• Untuk masalah pajak, beberapa pasangan PACS dikenakan pajak
bersama. Hal ini berarti bahwa pajak penghasilan akan
diperlakukan dengan cara yang sama seperti pasangan suami-istri
pada umumnya. Pajak yang harus dibayarkan oleh pasangan PACS
dihitung sebagai pajak bersama yang umumnya menghasilkan
tagihan pajak penghasilan yang lebih rendah daripada pasangan
tersebut dikenakan pajak secara terpisah.
• Hukum No. 2007-1223, yang disahkan pada 22 Agustus 2007
menyatakan bahwa pasangan PACS yang salah satunya meninggal
dunia, tidak dikenakan pajak atas warisan yang ditinggalkan.
• Jaminan sosial, biasanya dalam hal kesehatan. Dalam hal ini bila
salah seorang pasangan tidak memiliki jaminan kesehatan maka ia
dapat menggunakan jaminan sosial pasangannya.
• Perumahan, apabila salah satu pasangan meninggal dunia maka
kontrak sewa secara otomatis dialihkan pada pasangannya yang
masih hidup.
• Di tempat bekerja, mendapatkan dua hari libur apabila
pasangannya meninggal dunia.
• Partner hidup dalam PACS mendapatkan santunan yang
dibayarkan oleh pemerintah maupun perusahaan yang disebut
capital décès apabila pasangannya meninggal dunia.
• Partner yang masih hidup tidak berkewajiban mengasuh anak dari
pasangannya yang telah meninggal.

2.5 Kerugian PACS

8
Sejauh ini, kerugian yang ada pada PACS adalah sekali sesorang
menyatakan diri untuk menandatangani perjanjian PACS, hal itu berarti ia
telah mengerti konsep suatu ‘rumah tangga’, yaitu bahwa aset gabungan
miliknya akan dikenai pajak kekayaan secara bersama.

2.6 Syarat-Syarat PACS


PACS dapat dilakukan oleh siapapun dengan batasan umur minimal 18
tahun, tidak sedang terikat dalam pernikahan, PACS tidak dilakukan oleh
lebih dari dua orang, dan tidak adanya hubungan darah antara pasangan
PACS. PACS melegalkan hubungan antara laki-laki dan perempuan
(heteroseksual) atau hubungan sesama jenis (homoseksual maupun lesbian)
tanpa melalui ikatan pernikahan.
Adapun dokumen yang dibutuhkan oleh kedua belah pihak pasangan yang
akan melakukan PACS adalah:
• Dua salinan dari surat perjanjian (kontrak PACS dalam bahasa
Prancis atau yang diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis).
Dokumen ini harus menerangkan bahwa pasangan yang akan
melakukan PACS telah mendapat persetujuan dari pemerintah. Hal
ini didasarkan pada undang-undang No 99-944, 15 November
1999.
• Kartu tanda pengenal atau identitas diri.
• Salinan akte kelahiran.
• Surat pernyataan yang menyatakan bahwa pemohon PACS tidak
sedang dalam ikatan pernikahan dan hubungan keluarga.
• Surat pernyataan bahwa pasangan PACS memiliki tempat tinggal
yang sama dengan tempat permohonan PACS.
Dokumen lain yang dibutuhkan :
 Bagi janda : menyertakan surat kematian maupun akte
kelahiran
 Cerai : menyertakan surat cerai
Orang asing harus menyiapkan dokumen-dokumen lainnya seperti :

9
 Certificat de non pacte civil de solidarité (Surat keterangan yang
menyatakan sedang tidak terikat dengan PACS lainnya di negara
asalnya) Orang asing atau orang yang lahir di luar Prancis harus
menyertakan surat bukti bahwa ia sedang tidak terikat dengan PACS.
Dokumen ini dapat diunduh dan dikembalikan dengan salinan
mengenai biodata pemohon PACS atau mendaftarkan diri secara
online dan menyertakan dokumen yang menjadi persyaratannya. Sejak
1 Juli 2008, penduduk Prancis tidak perlu lagi membuktikan surat yang
menerangkan tidak sedang terikat dalam PACS.
 Certificat de coutume , surat keterangan dari daerah asal. Dokumen ini
dikeluarkan oleh kedutaan besar negara bersangkutan di Prancis. Hal
ini untuk menerangkan kewarganegaraan, batasan umur dan
menyatakan bahwa pihak pemohon PACS tidak sedang terikat dalam
ikatan pernikahan atau hubungan sejenis PACS di negara asalnya.
 Certificat de non inscription, dikeluarkan oleh Tribunal de Grande
Instance di Paris yang menjelaskan bahwa pemohon sedang tidak
terikat pada perjanjian PACS (dalam kontrak PACS).
 Attestation de non inscription au répertoire civil, dibutuhkan oleh
penduduk asing yang telah tinggal di Prancis selama lebih dari 1 tahun.
Dokumen ini dapat diminta via email atau pos ke alamat :
Ministère des affaires étrangères et européennes - Service
central de l'état civil
11, rue de la Maison-Blanche
44941 Nantes cedex 09
Tel: 0826 08 06 04
Fax: 02 51 77 36 99
Informasi lebih lanjut tentang hal-hal tersebut dan dokumen-dokumen lainnya
yang diperlukan, tersedia di pengadilan lokal. Semua dokumen-dokumen
asing dan sertifikat harus diterjemahkan ke Prancis oleh penerjemah
pengadilan.

10
Mendaftar PACS
Saat dokumen permohonan telah disetujui oleh pengadilan negeri,
dokumen ini disetujui oleh court official (greffier). Salinan dari dokumen
pengesahan ini dikirim ke Tribunal d’Instance, tempat dimana pasangan
PACS dilahirkan. Kalau salah satu atau keduanya lahir di luar negeri,
duplikat dokumen akan dikirim ke Tribunal d’Intance di Paris. Keduanya
kemudian menerima dokumen asli dari persetujuan PACS yang mereka
ajukan, disahkan dan ditanggalkan oleh greffier.

Pasangan-pasangan PACS juga menerima dokumen yang menyatakan


nama, alamat, tempat, dan tanggal lahir pasangan tersebut dan tanggal
persetujuan PACS terdaftar. Dokumen ini merupakan bukti adanya
keberadaan PACS atau yang bersangkutan terikat dalam perjanjian PACS.

2.7 Pembatalan PACS


Pembatalan perjanjian PACS terjadi apabila:
 Diputuskan oleh pengadilan negeri berdasarkan permohonan
pasangan PACS yang ingin mengakhirinya.
 Salah satu pihak dari pasangan PACS meninggal dunia.
 Pengajuan berakhirnya PACS oleh salah satu pasangan melalui
Tribunal d’Instance.

2.8 Beberapa perubahan dalam PACS


Dalam perkembangannya, PACS mengalami beberapa perubahan seiring
dengan akibat dari permasalahan yang menyertai pembentukan PACS itu
sendiri. Beberapa di antaranya yaitu:
• Selain di Prancis, negara lain seperti Belgia dan Inggris juga memiliki
aturan kohabitasi yang legal seperti PACS yang biasa disebut dengan Civil
Partnership (CP). Tetapi yang menjadi masalah adalah beberapa pasal
yang berbeda antara Civil Partnership di negara lain dengan di Prancis
sehingga bagi mereka yang terdaftar dalam CP tidak diberikan hak yang

11
sama dengan mereka yang terdaftar dalam PACS. Kemudian pada Januari
2010, berdasarkan jurnal pemerintah, Bulletin Officiel des Impôts,
diumumkan bahwa masyarakat yang terdaftar dalam Civil Partnership
Inggris dan negara lain mempunyai status yang sama dengan pasangan
yang melakukan PACS, di antaranya hibah, penghasilan, dan pajak
warisan. Hal ini merupakan kelanjutan dari perubahan peraturan pajak
pada tahun 2009 yang dikenakan bagi masyarakat yang terdaftar dalam
CP, berupa pengembalian pajak bersama yang dimulai sejak tahun 2007.
• Sejak 1 Januari 2005, orangtua dapat memilih nama anak yang akan
dilahirkan, baik mereka yang melakukan PACS, menikah maupun hanya
tinggal bersama. Ketika mendaftar surat tanda lahir/akte kelahiran,
orangtua dapat memilih apakah sang anak akan diberi nama sesuai dengan
nama keluarga ayahnya atau ibunya, bahkan bila memungkinkan nama
keluarga kedua orangtuanya. Pilihan atas nama keluarga dibuat
berdasarkan kesepakatan bersama ketika mendaftarkan akte kelahiran.

12
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Sejak PACS disahkan menjadi salah satu peraturan di Prancis sebagai


alternatif cara hidup bersama pada bulan November tahun 1999, sekitar
300.000 pasangan telah mendaftar PACS. Dengan adanya PACS, keinginan
warga Prancis untuk hidup bersama (union civile) tanpa adanya ikatan
pernikahan dipermudah secara hukum oleh pemerintah. Namun, fakta ini
menunjukan adanya perubahan nilai norma dan sosial pada penduduk
Perancis.

Fenomena PACS menunjukkan bahwa masyarakat Prancis telah


mengalami transformasi sosial. Mereka menganggap perkawinan bukan lagi
sebagai suatu wadah untuk membentuk keluarga, tetapi hanyalah sebuah
pilihan. Pernikahan resmi mereka anggap hanya sebagai sertifikat atas
keberhasilan mereka yang telah hidup bersama selama beberapa tahun.

Untuk pertama kalinya, sebuah hukum menyadari betapa penting


adanya pasangan yang tidak menikah dan persamaan akan kedudukan
pasangan hetereseksual dengan homoseksual. Selain itu, hal ini juga
mencerminkan akan gaya hidup yang lebih beragam. Pernikahan saat ini
hanyalah sebuah pilihan dan tidak lagi sebuah norma. Hal inilah yang
membuat keberadaan PACS menjadi fenomenal karena selain dapat diterima
oleh masyarakat, dianggap lebih lebih menarik dari pernikahan karena lebih
menguntungkan, yaitu selain memiliki hak yang sama dengan pernikahan
biasa, mereka yang mengikuti PACS tidak mempunyai stigma tertentu dari

13
masyarakat bila mereka berpisah seperti yang terjadi pada masyarakat yang
melakukan pernikahan biasa (duda atau janda).

DAFTAR PUSTAKA

1. Paris & ile de France Local Reference Information, Pacte Acte Civil
Solidarité http://paris.angloinfo.com/countries/france/pacs.asp (6 April
2010)

2. http://www.kentingtons.com/blog/index.php/tax-planning/the-pacs-pacte-
civil-de-solidarite/ (7 April 2010)

3. Civil Partnership or PACS in France: How they work


www.frenchentree.com/french-law/displayarticle.asp?id=33847
(7 April 2010)

4. The Pacte Civil de Solidarité, better known as PaCS or PACS


http://www.assistantsinfrance.com/forums/viewtopic.php?
f=7&t=31870 (7 April 2010)

5. The French registered partnership law: The civil solidarity pact


http://www.france.qrd.org/texts/partnership/fr/explanation.html
(7 April 2010)

6. Inheritance Planning in France


http://www.french-property.com/guides/france/finance-
taxation/inheritance/pacs/ (7 April 2010)

14

Anda mungkin juga menyukai