Anda di halaman 1dari 8

Revolusi Perancis Bagian Dari Historis Hukum Internasional

Nabila Firiyal Prameswari


Universitas Muhammadiyah Malang
Nabilaprameswari145@gmail.com

Pendahuluan
Revolusi Perancis merupakan suatu peristiwa dari beberapa revolusi besar
lainya yang mengubah tatanan kehidupan masyarakat. Revolusi Perancis adalah
sebuah era perubahan sosial budaya dan perubahan dalam sistem politik Perancis
yang memiliki dampak besar di seluruh Eropa. Secara umum, peristiwa ini
berlangsung antara 1789-1814 dan secara revolusioner tujuan dari perancis adalah
untuk menghapuskan despotisme yang terjadi saat itu di Perancis selama berabad-
abad, dan Hasil perjuangan hak-hak rakyat Tirani kekaisaran Perancis pada waktu
itu. Pada masa pemerintahan kerajaan Perancis sebelum Revolusi Perancis Terjadi,
monarki absolut telah digunakan di kerajaan selama berabad-abad sampai monarki
absolut terakhir itu runtuh karena pecahnya peristiwa revolusi Perancis.
Revolusi Perancis merupakan peristiwa besar yang menghasilkan banyak
perubahan serta, dinamika yang menyebabkan politik revolusioner (Hanson,2019)
Dalam revolusi Perancis terdampat 3 semboyan yaitu “Liberte, Egalite, et
Fraternite” memiliki arti kebebasan, persamaan, persaudaraan yang diharapkan
tercapai seperti gagasan yang diinginkan bangsa Perancis. Revolusi ini sebenarnya
menekankan terhadap hak asasi manusia dan pada saat itu pula terdapat beberapa
tokoh pemikir yang ikut serta dalam menyumbangkan gagasanya seperti tokoh
hukum Internasional Hugo Grotius. Pemikiran yang dikeluarkan beberapa tokoh
lainyapun pada waktu itu ikut mendukung munculnya aspek maupun faktor historis
hukum internasional.
Historis hukum internasional sendiri memang sudah ada dari ratusan tahun
yang lalu akan tetapi, kita harus ikut serta mengenal beberapa peristiwa besar yang
turut serta menjadi bagian dari perjalanan hukum Internasional.
Hukum internasional sendiri merupakan keseluruhan hukum yang Sebagian
besar terdiri dari prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah perilaku terhadap negara-negara
yang merasa dirinya terikat untuk menaati dan benar-benar ditaati secara umum
dalam hubungan mereka satu sama lain (Strake.J.G, 2010)
Dari pengertian hukum internasional tersebut maka bisa diliat jika revolusi
perancis ikut kedalam aspek hukum internasional melalui beberapa prinsip
menyangkut tentang Reciprocity, Equality Rights, Asas kebangsaan dan Courtesy.
Beberapa momentum didalam revolusi perancis juga memberikan pengaruh
terhadap hukum internasional yang akan dibahas lebih lanjut pada bagian isi.

1
Isi
Perkembangan dari historis hukum internasional memang sudah ada, dilihat
dari masa klasik sampai masa modern. Dalam historisnya hukum internasional
melewati berbagai peristiwa dari masa ke masa begitu juga saat revolusi perancis
terjadi. Revolusi perancis menjadi bagian dari peristiwa yang membuat sebuah
perubahan terlebih lagi perubahan tersebut mampu membuat kemunculan revolusi
lainya pada abad ke -20 sehingga menjadi faktor akan kebebasan dunia. Namun
didalam revolusi tersebut ada hal yang membatasi yaitu keterbatasan hak asasi
manusia karena pada saat itu masih sangat didominasi akan adanya kolonialisime
dan imperialisme.
Revolusi Perancis ikut serta menjadi bagian dalam mengkaji sejarah awal
perkembangan konsep-konsep hukum. Sementara itu, Revolusi Prancis juga
membawa perubahan dalam konsep hak asasi manusia dan kedaulatan, seperti
yang terjadi setelah revolusi perancis, beberapa daerah mengembangkan konsep,
pemahaman dan kerja keras yang sama dalam melepaskan diri dari penindasan
otoritarianisme dan monarki.
Menurut sejarah, revolusi Perancis merupakan beberapa faktor yang menjadi
dasar perkembangan ilmu hukum, salah satunya adalah Konsep kedaulatan. Konsep
kedaulatan memang sudah dipercayai ada sejak lama tetapi beberapa pemikiran
menerapkanya secara berbeda. Misalnya di abad ke-14 hingga ke-17, sistem
pemerintahan berbentuk kerajaan dan berdasarkan kedaulatan antara para raja,
tetapi hal tersebut dibebaskan saat revolusi Perancis terjadi. Hal itu berubah menjadi
kedaulatan negara dan kedaulatan rakyat yang ditandai dengan perubahan Sistem
pemerintahan Perancis yang awalnya Monarki absolut menjadi sebuah sistem
pemerintah republik. Konsep kedaulatan juga tidak lepas dari konsep negara dalam
hubungan hukum antar negara.
Revolusi Perancis didasarkan atas pemahaman tentang liberalisme,
nasionalisme dan demokrasi, ide-ide ini kemudian dikembangkan dalam hukum
internasional. Memahami terkait liberalism, menurut Max Weber, bahwa pemahaman
tersebut dianggap jika seseorang dapat memilih sesuatu atas kehendak diri sendiri
(Bakar, 2012)
Perkembangan hukum internasional pasca Revolusi Perancis telah mengubah
hubungan antar negara. Memahami pemikiran tersebut yang telah diadopsi di
beberapa wilayah pasca revolusi Perancis. Yang dimaksud perkembangan hukum
internasional adalah bahwa setelah revolusi Perancis, kita dapat melihat sistem
pemerintahan, berubah menjadi bentuk republik. Republik diperkenalkan di hampir
setiap bagian dari benua Eropa (kecuali Inggris), termasuk negara-negara di Asia,
Amerika dan Afrika.

2
Dalam revolusi perancis tidak hanya berdampak terhadap perubahan tatanan
pemerintah namun juga berdampak terhadap penegakan hak asasi manusia yang
selama ini menjadi tujuan utama dari adanya revolusi perancis. Lantas apa yang
membuat revolusi perancis ini menjadi bagian dari historis hukum internasional, yang
pertama bahwa dari proses penegakan hak asasi manusia di perancis pada waktu itu
maka dirumuskanlah deklarasi yang mempunyai nama yaitu “La Declaration Des
Droits De L’homne Et Du Citoyen” atau secara Bahasa berarti deklarasi hak asasi
manusia dan warga negara. Hal tersebut rupanya mengikat dan berlaku secara
universal. Dari faktor hak asasi manusia muncul beberapa teori – teori yang ada di
hukum internasional seperti teori trias politika, teori negara hukum, teori hukum alam,
perjanjian masyarakat serta teori kedaulatan rakyat.
Aspek lainya dari revolusi perancis sebagai bagian dari historis hukum
internasional adalah tentang sebuah kedaulatan negara yang dimana hal tersebut
didasari atas berubahnya sistem pemerintah yang semulanya monarki absolut
kerajaan menjadi republik yang menimbulkan beberapa teori seperti teori kedaulatan
rakyat, kedaulatan raja, serta kedaulatan negara dan hukum.
Pada hukum internasional saat ini konsep kedaulatan dan kesederajatan
(equality) antar negara merupakan konsep yang diakui dan menjadi dasar
bekerjanya sistem hukum internasional itu. Hukum internasional secara tradisional
mengakui bahwa negara sebagai entitas yang merdeka dan berdaulat, berarti negara
itu tidak tunduk pada otoritas lain yang lebih (Miguel González Marcos, 2003: 1;
Martin Dixon & Robert Mc.Corquodale, 2000,: 248).
Kedaulatan negara merupakan atribut yang melekat pada negara merdeka
sebagai subyek hukum internasional. Pengakuan terhadap kedaulatan negara dan
kesederajatan antar negara juga merupakan dasar bagi personalitas negara dalam
sistem hukum internasional (Ian Brownlie, 1990: 287).
Perkembangan hukum internasional pasca revolusi perancis juga
berpengaruh terhadap bentuk kerjasama antara negara dengan melibatkan beberpa
negara lainya untuk membantu membentuk tatanan secara bersama-sama hal ini
didasari bahwa dalam membuat suatu kerjasama atupun perjanjian harus ada
sebuah kedaulatan negara didalamnya.
Revolusi perancis merupakan peristiwa yang mampu mengubah tidak hanya
tatanan pemerintah namun secara universal juga turut serta memberikan
sumbangsih ilmu, teori serta pemikiran baru yang mempunyai dampak, salah
satunya adalah terkait perkembangan hukum internasional. Dari peristiwa selama
ratusan tahun dari awal mula hukum internasional kitab isa melihat dan menelaah
bahwasanya hukum internasional tidak terbentuk hanya dari satu pemikiran maupun
peristiwa, hal itu karena hukum internasional bukanlah sebuah produk dari hasil
pemikiran yang instant akan tetapi melewati begitu banyaknya proses serta peristiwa
yang nantinya dari beberapa peristiwa maupun momentum menghasilkan sebuah
gagasan ataupun pemikiran yang mempengaruhi historis dari hukum internasional itu
sendiri.

3
Mengambil revolusi perancis sebagai sebuah peristiwa yang memberikan
dampak terhadap hukum internasional tentunya kita harus mengetahui dulu sejarah
bagaimana awal mula revolusi perancis terjadi.
Revolusi Perancis diawali dengan penyerbuan penjara Bastille 14 Juli 1789
merupakan simbol perlawanan terhadap kesewenang-wenangan Raja Louis XVI,
Perancis yang kita kenal hari ini pernah berabad-abad menjalankan sistem
pemerintahan monarki, sebelum revolusi pecah pada 1789 dan kerajaan runtuh.
Raja Louis XVI menjadi raja terakhir sebelum digantikan Napoléon Bonaparte
sebagai kaisar pertama Perancis. Pada 14 Juli 1789, peristiwa yang dikenal sebagai
Penyerbuan Bastille menandai ketegangan telah memuncak setelah bertahun-tahun
Prancis mengalami krisis. Sebenarnya, krisis juga melanda negara-negara lain di
Eropa karena perang tanpa henti. Kondisi ini diperparah dengan kesewenang-
wenangan penguasa yang menindas rakyat kecil, sebagaimana gaya pemerintahan
monarki absolut yang diterapkan Prancis. Artinya, kekuasaan raja tidak boleh
diganggu gugat. Raja mempercayai bahwa rakyat lah yang mengabdi kepadanya,
bukan Raja yang mengabdi kepada rakyatnya.
Hal tersebut tentu saja mendapat penolakan dari rakyat yang dimana tidak
adanya hak asasi manusia pada saat itu, sehingga rakyat yang semakin marah pun
mendatangi penjara Bastille pada 14 Juli 1789. Massa mendobrak masuk untuk
mengambil persenjataan dan melepaskan mereka yang sedang ditahan.
Peremusan konstitusi baru terjadi pada 4 Agustus 1789, 2 bulan setelah
adanya peristiwa penyerbuan penjara Bastille. Penghapusan feodalisme pun
dilakukan oleh majelis konstitusi nasional, bukan hanya penghapusan saja akan
tetapi juga terkait terbitnya deklarasi HAM dan warga negara. Deklarasi universal
Hak Asasi Manusia tahun 1789 adalah salah satu dokumen dasar revolusi Perancis,
yang menetapkan seperangkat hak asasi individu dan kolektif. Deklarasi, yang
dirancang oleh Marquis Fayette dan disetujui oleh parlemen, dimaksudkan sebagai
bagian dari transisi dari monarki absolut ke monarki konstitusional. Banyak dari
prinsip-prinsip ini secara langsung menentang pembentukan dan pengoperasian
pemerintahan Revolusioner pra-Perancis. Ini terjadi ketika Prancis menjadi sudah
berubah menjadi republik.
Hak Asasi Manusia atau HAM secara internasional merupakan bagian dari
hukum internasional. Negara memainkan peran penting dalam membentuk sistem
hukum melalui bentuk lain seperti kebiasaan, perjanjian internasional, atau
deklarasi. Negara kemudian setuju dan terikat oleh hukum internasional. Mereka
yang dilindungi oleh hak asasi manusia dapat berbentuk individu, kelompok, atau
properti. Negara atau otoritas negara sebagai bagian dari negara memiliki kewajiban
internasional untuk melindungi warga negara dan harta bendanya. Standar hak asasi
manusia internasional telah ditetapkan dan dikembangkan lebih lanjut di berbagai
forum internasional. Proses penetapan standar ini dilakukan dalam jangka waktu
yang lama oleh perwakilan nasional di forum-forum internasional. Proses ini tidak
hanya membahas format dan isi deklarasi dan rancangan perjanjian yang akan
disepakati, tetapi juga membahas secara rinci isi perjanjian berdasarkan pasal demi
pasal, yang kemudian disepakati oleh masing-masing negara dan disebut sebagai
perjanjian internasional.

4
Revolusi perancis dalam historis hukum internasional hakikatnya memiliki arti
tersendiri, penggolongan berdasarkan kasta pada saat itu nampaknya memicu rasa
ketidakadilan yang dirasakan rakyat perancis sehingga memicu adanya
pemberontakan demi mengatasnamakan ketidakadilan serta HAM. Revolusi tersebut
adalah hasil dari perjuangan rakyat demi menegakkan hukum yang dapat mengatur
pemerintahan tersebut secara adil dan berdaulat. Bukan lagi didasari atas otoritas
suatu raja.
Pemikiran filsuf John Locke (1632-1704) yang merumuskan hak-hak alam,
seperti hak atas hidup, kebebasan, John Locke juga mengatakan jika kekuasaan itu
berada ditangan rakyat bukan kepada perintah raja.
Pemerintah monarki yang berlangsung di perancis pada saat itu dianggap
menjadi sebuah permasalahan yang sangat menyengsarakan rakyat perancis, hal itu
juga didasari oleh pembedaan kasta antara masyarakat yang sangat menonjol.
Sebelum Revolusi Prancis, hak-hak rakyat Prancis pada dasarnya dibagi
berdasarkan kelompok. Adanya klasifikasi sosial tidak mencerminkan adanya
kesetaraan. Prinsip kesetaraan dalam hal ini tidak tercermin pada saat itu karena
adanya pembagian kelas sosial. Sistem kasta atau pembagian kelas masyarakat
abad pertengahan yang terkenal dianggap sebagai penegakan hak asasi manusia
yang lemah.
Menurut Rousseau, sebagai manifestasi volente generale, hukum itu
berfungsi sebagai tatanan yang melindungi kepentingan bersama sekaligus
kepentingan pribadi. Dalam hukum yang demikian, implisit hak dan kebebasan tiap
orang harus tetap dihormati, sehingga tetap merasa bebas dan merdeka. Secara
singkat hidup dengan mengikuti aturan hukum akan membawa manusia kepada
keadilan dan kesusilaan. Hal inilah yang seharusnya terjadi setelah pembentukan
Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Warga Negara 1789. Dasar-dasar hukum yang
terbentuk dari Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Warga Negara 1789 dianggap lebih
rinci dalam mengatur kepentingan bersama.
Banyaknya aspek dalam perkembangan hukum internasional nampaknya
sedikit membuat bingung karena historis hukum internasional yang begitu panjang
serta melewati berbagai peristiwa yang turut serta mememberikan sumbangsih
dalam kemunculan serta perkembangan hukum internasional.
Peristiwa revolusi perancis dipilih dari sekian banyaknya peristiwa
dikarenakan, revolusi perancis tidak hanya memberikan pemikiran maupun gagasan
akan tetapi juga turut memberikan perubahan terhadap hukum internasional
kontemporer yaitu terkait kedaulatan dan konstitusi sebuah negara hingga Hak Asasi
Manusia. Maka selanjutnya akan dibahas mengenai faktor faktor dari peristiwa
revolusi perancis yang menjadi bagian dari hukum internasional.

5
Terdapat beberapa faktor dari peristiwa revolusi perancis yang turut memberikan
pengaruh terhadap hukum internasional antara lain
1. Faktor Hak Asasi Manusia
Faktor HAM dirasa menjadi bagian dari perkembangan hukum internasional
karena menyangkut tentang hak dan kebebasan individu maupun kelompok baik
dalam skala nasional maupun internasional. Berdasarkan faktor hak asasi manusia,
Deklarasi Hak Asasi Manusiam dan Citizen 1789 merupakan hasil dari semangat
revolusioner Perancis, yang berisi tentang berbagai penegakan hukum dan
perlindungan hak asasi manusia. Sejarah dari deklarasi Hak Asasi Manusia dan Sipil
adalah awal dari pembentukan hak asasi manusia secara modern dan dalam
jangkauan internasional.
2. Faktor kedaulatan
Dipengaruhi oleh perkembangan selanjutnya, hukum internasional berpendapat
bahwa, negara merupakan bagian dari badan hukum Internasional. Terlepas dari
bertambahnya jumlah actor dalam sistem hukum internasional, negara tetap menjadi
entitas hukum yang paling penting, dan negara tetap menjadi fokus utama hukum
internasional.
Terdapat 7 Konsep negara, meliputi liberalisme, demokrasi, dan nasionalisme,
yang awalnya bermula dari peristiwa maupun semangat Revolusi Prancis, jika dilihat
sampai sekarang maka konsep tersebut telah digunakan oleh negara-negara dan
dalam perkembangan hukum internasional. Negara dianggap sebagai subjek
pertama dari hukum internasional dan dipandang sebagai landasan pembuatan
undang-undang, baik domestik maupun internasional. Maka dari itu kedaulatan
sebuah negara sangatlah penting dan berharga.
Dampak peristiwa revolusi perancis dalam perkembangan hukum internasional
dapat dilihat dari kedaulatan suatu negara, dapat dikatakan jika dalam membentuk
Kesepakatan bersama antar negara perlu adanya kedaulatan sebuah negara. Dalam
hukum internasional, harus ada kerjasama antar negara bangsa-bangsa, untuk
bekerja sama guna membentuk ketertiban.

6
Penutup
Proses muncul serta berkembangnya hukum internasional membutuhkan
waktu yang sangat panjang serta perjuangan di antara banyaknya peristiwa dan
konflik. Dengan proses yang sangat tidak mudah pada akhirnya membuahkan hasil
yang sampai saat ini masih digunakan masyarakat internasional guna mengatur agar
tatanan dunia menjadi lebih teratur.
Salah satu peristiwa besar yang menjadi bagian dari historis hukum
internasional adalah revolusi perancis, hal itu dikarenakan terdapat banyak sekali
gagasan maupun ide ataupun peristiwa yang membuat sebuah perubahan besar
yang tak hanya berdapak terhadap negara lainya akan tetapi juga ikut berdampak
terhadap hukum internasional.
Kebebasan hak setelah Revolusi Prancis serta dampak pasca-revolusioner
selalu menjadi perhatian. Hal ini karena revolusi Perancis membawa ide-ide baru
seperti halnya Liberalisme, Demokrasi, Nasionalisme. Berdasarkan hubungan
didalam negara bahwa setiap orang berhak dalam menentukan pemimpin dan tak
lagi dipaksa oleh otoritas seorang raja hal ini tentu saja juga menyangkut dalam Hak
Asasi individu dalam sebuah negara. Kelahiran ide-ide baru setelah Revolusi
Perancis berkembang sampai sejauh ini, di elaborasi ke dalam suatu sistem hukum,
Pemahaman tersebut dapat mempengaruhi sistem pemerintahan, Kedaulatan dalam
undang-undang internasional sebelumnya.
Walaupun jika ditarik dari awal pembahasan hanya menjelaskan beberapa
faktor dari revolusi perancis yang menjadi bagian historis hukum internasional
namun tetap saja hal tersebut membawa perubahan serta pemahaman yang dapat
bermanfaat dalam historis hukum internasional.

7
Daftar Pustaka
Christmas, S. K., & Purwanti, E. (2020). Perkembangan Sistem Pemerintahan dan
Konsep Kedaulatan Pasca Revolusi Perancis Terhadap Hukum Internasional.
Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia, 2(2), 222-235.
CHRISTMAS, S. K. PENGARUH REVOLUSI PERANCIS TERHADAP
PERKEMBANGAN HUKUM INTERNASIONAL (THE INFLUENCE OF
FRENCH REVOLUTION TOWARDS DEVELOPMENT OF INTERNATIONAL
LAW). Jurnal Hukum Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Untan (Jurnal
Mahasiswa S1 Fakultas Hukum) Universitas Tanjungpura, 6(1).
Kusumaatmadja, M., & Agoes, E. R. (2021). Pengantar hukum internasional.
Penerbit Alumni.
Burke, E. (1986). Reflections on the Revolution in France (1790). Everyman's
Library.
Starke, J. G. (2008). Pengantar hukum internasional Jilid 1.
Riyanto, S. (2012). Kedaulatan Negara Dalam Kerangka Hukum Internasional
Kontemporer. Yustisia Jurnal Hukum, 1(3).

Anda mungkin juga menyukai