1. Identitas Novel :
a. Judul : 99 Cahaya di Langit Eropa
b. Pengarang : Hanum Salsabiela Rias dan Rangga Almahendra
c. Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
d. Tahun Terbit : 2011
e. Tebal Buku : 420 lembar
2. Sinopsis :
Tinggal di Eropa selama 3 tahun adalah Arena menjelajah Eropa dan segala isinya hingga
akhirnya, aku menemukan banyak hal lain yang jauh lebih menarik dari sekedar menara Eiffel, Tembok
Berlin, Konser Mozart, Collesium Roma atau Gondola-gondola di Venezia. Aku tidak menyangka ternyata
Eropa menyimpan sejuta misteri tentang islam.
Pertemuanku dengan perempuan muslim di Austria, Fatma Pasha telah mengajarkanku untuk
menjadi pemeluk islam yang baik dan menunjukan pada Eropa bukti cinta dan luasnya kedamatan islam.
Aku dan Fatma menyusun rencana, kami akan mengarungi jejak-jejak islam dari Barat hingga Timur
Eropa. Dan entah kenapa perjalanan pertamaku langsung tertuju pada kota Paris yang merupakan pusat
ibukota peradaban Eropa. Di Paris aku bertemu seorang muallaf, Marion Latimer yang bekerja di Arab
World Institute Paris. Marion menunjukkan kepadaku bahwa Eropa juga merupakan pantulan cahaya
kebesaran islam. Eropa menyimpan harta karun sejarah islam yang sangat berharga. Dia menjelaskan
semua sejarah-sejarah kebesaran islam mulai dari kemunculan islam di Eropa hingga saat ini. Museum
Louvre, Pantheon, Gereja Notre Dame hingga Les Invalides yang merupakan bangunan bersejarah di
Eropa ini membuat aku lebih yakin dengan agamaku. Karena dulunya bangunan-bangunan itu adalah
bangunan penting dimasa munculnya kebesaran islam. Islam dulu pernah menjadi sumber cahaya
terang benderang ketika Eropa di selimuti oleh kegelapan.
Perjalananku menjelajah Eropa adalah sebuah pancaran 99 cahaya kesempurnaan yang pernah
dipancarkan oleh islam di benua itu.
Akhir dari perjalananku selama 3 tahun di Eropa justru mengantarkanku pada titik awal
pencarian makna dan tujuan hidup. Makin mendekatkanku pada sumber kebenaran abadi yang maha
sempurna.
3. Unsur Intrinsik :
A. Tema : Menapak jejak islam di Eropa
B. Penokohan :
1. Hanum (Teguh pendirian, Mandiri, Baik hati, Optimis, Ramah)
Bukti : ketika Hanum dengan senang hati menerima tawaran Fatma untuk menjadi
guru Bahasa Inggris mereka.
2. Rangga (Baik hati, Ramah, Sabar)
Bukti : Rangga menyodorkan 30 Euro kepada seorang pria dimeja kasir. Sang kasir
terbelalak sebab Fair Fare di restoran itu hanyalah 3-8 Euro per orang.
7. Ayse (Pendiam,Penurut)
Bukti : Ayse selalu menuruti Fatma jika diajak pergi kemanapun dan ia tidak pernah
rewel.
C. Setting
(Tempat, Waktu, dan Suasana)
1. Bukit Wina di Austria, Sore hari, Menyenangkan
Bukti : Tepat pukul 17.30, Aku dan Fatma tiba diatas bukit yang berada di Wina,
Austria. Saat itu, udara berubah menjadi dingin. Tapi, rasa dingin itu menjadi
sirna tak terasa tatkala mataku menatap pemandangan gunung nan asri yang
mencuri perhatianku.
D. Alur : Maju
Bukti :
1. Pengenalan Cerita :
Ketika Rangga mendapat beasiswa study Doctoral di Wina,Austria. Dan setelah 4 bulan,
istrinya yang bernama Hanum mengikuti kursus Bahasa Jerman. Saat kursus, dia
berkenalan dengan seorang muslim bernama Fatma Pasha. Lalu Fatma banyak bercerita
tentang sejarah islam di Eropa. Dan dari situlah Hanum memiliki ketertarikan untuk
menapaki jejak-jejak islam di Eropa.
2. Penanjakan Konflik :
Ketika Hanum dan Fatma sering mengelilingi dan mengungkap sejarah islamnya. Hanum
dan Fatma mempunyai janji untuk mengelilingi Eropa bersama dan mencari jejak sejarah
islam di Eropa.
3. Puncak Konflik :
Ketika Fatma tiba-tiba menghilang untuk kembali ke Istanbul karena anak semata
wayangnya meninggal dunia karena mengidap penyakit Leukimia. Dan Hanum
memutuskan untuk menjelajah Eropa dengan sang suami yaitu Rangga untuk mencari
sejarah islam karena Rangga dan Hanum memiliki kesempatan umtuk berkeliling Eropa.
4. Penurunan :
Ketika Hanum bertemu kembali dengan Fatma ditempat tinggal Fatma yaitu di Istanbul.
Dan pada saat itu juga Hanum akhirnya memutuskan untuk menjadi muslimah yang
berhijab.
5. Penyelesaian :
Ketika di Wina, Hanum semakin aktif di kegiatan keislaman di Wina. Dan akhirnya
Hanum mendapati kesempatan untuk menapaki sejarah islam di Mekkah saat dia pergi
Haji. Namun dia hanya sendiri tanpa ditemani Rangga karena ppada saat itu Rangga
tidak mendapatkan cuti dari Universitas. tempat dia bekerja.
F. Amanat :
Memberi pesan ke pembaca agar memiliki pemahaman lebih baik tentang lingkungan hidup
masyarakat di Eropa untuk saling menghargai keyakinan orang lain meskipun berbeda-beda
dan menjadikan sejarah sebagai pelajaran berharganya.
4. Unsur Ekstrinsik
a. Latar belakang penciptaan novel :
Penulis mengelilingi negara-negara di Eropa dan mengunjungi tempat-tempat bersejarah
dalam islam serta menceritakannya melalui novel untuk menjadikan sejarah sebagai
pelajaran berharga bagi umat muslim.
Putri Amien Rais, lahir dan menempuh pendidikan dasar muhammadiyah di Yogyakarta
hingga mendapat gelar dokter gigi dai FKG UGM. Mengawali karir sebagai jurnalis dan presenter
di Trans TV. Hanum memulai petualangannya di Eropa selama tinggal di Austria bersama
suaminya Rangga dan bekerja untuk proyek video podcast Executive Academy di Wu Vienna
selama 2 tahun. Ia juga tercatat sebagai koresponden detik.com untuk kawasan Eropa. Ia juga
pernah menerbitkan buku Menapak Jejak Amien Rais.
c. Nilai Novel :
1. Nilai Moral
- Rangga sebagai tokoh utama memiliki karakter yang sabar, sopan, dan rajin
sehingga ia bisa mendapatkan beasiswa diluar negeri.
- Karakter Fatma dalam film ini diceritakan sebagai seorang muslim yang sabar,
berpendirian teguh, dan bijaksana dalam bertindak.
2. Nilai Sosial
- Adanya sikap saling menghargai antar umat beragama seperti yang ditunjukkan oleh
Rangga terhadap teman-temannya.
- Sikap sabar dan ikhlas juga ingin diperlihatkan dalam film ini dimana Fatma tahu ada
seseorang yang menghina negara dan agamanya, ia lebih memilih untuk berbuat
baik kepada orang tersebut dengan membayar makanan yang mereka pesan.
3. Nilai religi
- Rangga dan Hanum sebagai tokoh utama merupakan orang yang taat agama
meskipun mereka menetap dinegara yang mayoritas non-muslim.
- Khan sebagai teman Rangga juga taat dalam beribadah, menurutnya urusan ibadah
adalah nomor satu.
4. Nilai Politik
- Pemerintah/ sekolah-sekolah disana tidak memberikan toleransi untuk siswa yang
beragama muslim.
- Profesor juga tidak menyetujui usulan Rangga saat ia ingin meminta ujian
dilaksanakan setelah sholat jumat.
5. Nilai Budaya
- Para tokoh menemukan berbagai bukti kebudayaan islam di Eropa seperti bukit
Kahlenbarg yang menjadi saksi sejarah kekalahan orang Turki yang mencoba
berekspansi ke Eropa Barat.
- Adanya Katedral yang dahulunya adalah sebuah masjid.