id
LAMPIRAN
133
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
134
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
135
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
136
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
137
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
138
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
139
Novel yang berjudul “99 Cahaya Di Langit Eropa” karya dari Hanum Salsabiela dan
Rangga Almahendra memiliki tema menapak jejak islam di Eropa. Buku ini berisi kisah-
kisah perjalanan kedua penulis selama berada di Eropa. Hanum dan Rangga tinggal selama
3 tahun di eropa saat rangga mendapat beasiswa program doktoral di Universitas di Austria.
Keduanya berkesempatan menjelajahi eropa dan menemukan keindahan eropa yang tidak
sekadar hanya Menara Eiffel, Tembok Berlin, Konser Mozart, Stadion Sepakbola San Siro,
Colloseum Roma atau gondola-gondola di Venezia. Namun, mereka menemukan
keindahan lain dari Eropa, mereka menjelajah sejarah dan menemukan bahwa Islam pernah
berjaya di tanah itu. Eropa dan islam pernah menjadi pasangan serasi. Namun, ketamakan
manusia membuat dinasti itu runtuh. Melalui buku ini, penulis ingin menceritakan tentang
beberapa tempat dimana islam mempunyai kisah yang cukup menarik didalamnya. Kisah-
kisah dari beberapa tempat didalamnya yang bisa membuat penulis dan pembaca enggan
untuk melakukan kesalahan yang sama. Tempat itu antara lain Wina (Austria), Paris
(Perancis), Granada dan Cordoba (Spanyol), dan Istanbul (Turki).
Selama kursus itulah hanum berkenalan dengan Fatma, wanita asal Turki yang berhasil
menggugah jiwa kelana hanum untuk menyusuri jejak islam di eropa. Fatma yang notabene
hanya seorang ibu rumah tangga ternyata memiliki wawasan luas tentang sejarah Islam di
eropa. Bukan hanya itu, kebesaran hati seorang fatma yang menerima cerca dari kalangan
non muslim menyadarkan hanum, bahwa Islam seharusnya dimaknai luar dan dalam.
Bukan sekedar casing yang islam, namun jiwa dan pikiran kaum bar-bar. Sayangnya fatma
tiba-tiba menghilang setelah mereka mengikat janji akan berkelana bersama menapaki jejak
islam yang ada di Spanyol, Perancis, dan Turki yang pernah berjaya pada masanya. Demi
memenuhi janji itu hanum kemudian mulai menjelajah sendiri bersama suami.
Tempat kedua yang diceritakan penulis adalah Paris, Perancis. Kota ini dikenal City of
lights, yang berarti pusat peradaban Eropa. Di Paris, Hanum bertemu dengan seorang
mualaf, Marion Latimer yang bekerja sebagai ilmuwan di Arab World Institute Paris.
Marion menunjukkan kepada penulis bahwa Eropa adalah pantulan cahaya kebesaran
Islam. Eropa menyimpan harta karun sejarah Islam yang luar biasa berharganya. Seperti
kufic-kufic pada keramik yang berada di musse louvre. Yang lebih mencengangkan
Hanum, pada lukisan Bunda Maria dan Bayi Yesus, hijab yang dipakai Bunda Maria
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
144
bertakhtakan kalimat tauhid, Laa ilaaha illallah. Selain benda-benda ‘kecil’ didalam musee
louvre, Marion juga memberi tahu tentang Voie Triomphale atau Jalan kemenangan yang
dibuat Napoleon Bonaparte, tempat dua gerbang kemenangan (arc du triomphe) yang
sangat megah. menurut Marion, bila ditarik garis lurus imajiner maka akan menghadap arah
kiblat. Mungkin akan menjadi konspirasi apabila Eropa mengakui Napoleon beragama
Islam, tapi kedekatan beliau dengan Islam tak terbantahkan. Selain itu, Jenderal
kepercayaan Napoleon, Francois Menou mengucapkan Syahadat setelah menaklukan mesir
dan syariat-syariat islam juga menginspirasi Napoleonic Code.
Setelah ke Paris, mereka selanjutnya menjelajahi Cordoba dan Granada. Dua kota di
andalusia yang menurut beberapa ahli adalah True City of Lights. Cordoba merupakan
ibukota Andalusia dimana peradaban Eropa dimulai. Pada kota ini berkembang ilmu
pengetahuan dan menginspirasi kota-kota lain di Eropa. Pada masa keemasan itu, Cordoba
bukan negara islam seluruhnya, namun toleransi antar agama menjadi suatu landasan kuat
hingga menjadi kota yang sangat dikagumi sekaligus membuat iri kota- kota lain. Di
Cordoba terdapat Mezquita, yaitu masjid besar yang menjadi Kathedral setelah jatuh ke
tangan Raja Ferdinand dan ratu Isabela. Sementara itu Granada adalah kota terkahir dimana
islam takluk di daratan Eropa. di Granada terdapat benteng megah yang menjelaskan betapa
megahnya Islam di masa keemasan.
Selanjutnya mereka berkesempatan menjelajahi Istanbul. Istanbul (kontatinopel)
adalah saksi sejarah dimana Islam pernah memiliki masa keemasan. Pada masa itu, luas
wilayah Islam lebih luas dari kerajaan Romawi. Namun, di Turki tidak ditinggalkan istana
yang megah, bukan karena tidak mampu melainkan karena Sultan mereka mencontohkan
kesederhanaan. Sesuatu hal yang mulai dilupakan pemimpin-pemimpin saat ini. Di Turki
juga terdapat Hagia Sophia, bekas gereja besar dan sempat dijadikan masjid. Namun kini
telah dijadikan museum oleh pemerintah Turki.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
145
Dalam novel ini Hanum dan Rangga buat untuk mengenal umat islam dan
menjungkirbalikan image umat islam yang dibilang sebagai teroris. Apalagi pasca kejadian
runtuhnya menara kembar WTC yang hancur karena pesawat American Airlines dibajak
dan pesawat American Airlines mengahncurkan menara kembara WTC yang kejadian itu
terjadi pada tanggal 11 september atau yang dikenal dengan kejadian 911 (nine eleven).
Sejak kejadian ini amerika dan islam hubungan keduanya berubah. Semua orang
berbondong-bondong membenturkan mereka. Mengakibatkan banyak korban berjatuhan,
saling curiga, saling tuding, dan menyudutkan banyak pihak.
Novel ini ada terdapat beberapa tokoh yang dibuat oleh Hanum Salsabiela Rais dan
Rangga Almahendra yaitu ada Philpus Brown, Philpus Brown ini adaah orang yang
dermawan mendermakan 100 juta USD untuk beasiswa perang di irak dan di afghanistan.
Dalam perjalanan yang sama dan waktu yang sama Hanum Salsabiela Rais diberikan tugas
oleh bosnya Gerud Robinson untuk meliput dan membuat artikel tentang Whould The
World Be Better Without Islam (Akankah Dunia Lebih Baik Tanpa Islam) di koran harian
wina Heute Ist Wunderbar. Hanum diberi tugas oleh bosnya untuk meliput karena akan
adanya peringatan untuk mengenang korban akan runtuhnya bangunan kembar WTC pada
tanggal 11 September 2001 yang lalu. Pada 11 september 2001 ketika runtuhnya bangunan
kembara WTC itu banyak mengagetkan orang di seluruh dunia dan khususnya umat muslim
yang berada di amerika.
Setelah kejadian itu warga amerika seakan-akan musuh dengan umat muslim yang
berada di amerika. Munculah ketakutan pada islam atau dikenal dengan Islamopobhia.
Awalnya ketika bosnya memberi tugas ini Hanum Salsabiela Rais ini tidak yakin dan
enggan untuk mengambil tugasnya karena tidak rela melihat bosnya memohon dan berfikir
panjang akhirnya tugas membuat artikel Whould The World Be Better Without Islam
(Akankah Dunia Lebih Baik Tanpa Islam) disetujuinya. Gethrud bosnya memilih Hanum
karena dia mengetahui bahwa Hanum Salsabiela Rais ini adalah seorang umat muslim dan
dia akan menjawab Tidak ketimbang Jacob teman kerjanya yang buat dan pasti dia akan
menjawabnya dengan Iya.
Pada waktu yang bersamaan Profesor Reinhard menugaskan Rangga Almahendra
untuk menyelesaikan jurnalnya. Dan Philpus Brown yang akan menjadi kesuksesan
jurnalnya Rangga Karean Rangga ingin mengetahui tentang kedermawanan Phlipus
Brown. Dan ingin bertanya tentang kesuksesan terlebih dahulu dan setelah itu dermawan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
146
atau Phlipus Brown memamg mempunyai jiwa kedermawanan sejak kecil. Dari Philpus
Brown Rangga menemuka judul tetang Jurnalnya “The Power Of Giving In Bussines”
Hanum Salsabiela Rais ditugaskan oleh bosnya Gerud Robinson untuk pergi ke Amerika
untuk membuat artikel Whould The World Be Better Without Islam (Akankah Dunia Lebih
Baik Tanpa Islam) dan di bulan yang sama Rangga Almahendra ditugaskan oleh Profesor
Reinhard untuk membuat jurnal, Dan setibanya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga
Almahendra di Amerika mereka berdua mengerjakan tugasnya sendiri-sendiri.
Rangga Almahendra sibuk dengan wawancara Phlipus Brown akan jurnal yang harus
di selesaikannya untuk meraih Ph.D. Sedangkan Hanum Salsabiela Rais disibukan dengan
artikel dan harus mewawancarai orang-orang yang mengetahui tentang sejarah hancurnya
bangunan kembar WTC, dan mewawancarai keluarga korban atas hancurnya bangunan
kembar WTC itu. Ketika dalam melaksanakan tugas mereka masing-masing dalam hati
Hanum ia ingin ditemani oleh suaminya Rangga di negeri ini. Namun apalah daya
keegoisan dalam hati dan fikiran mereka yang membuat mereka akan menyelesaikan
tugasnya masing-masing. Di dalam novel ini Hanum Salsabiela Rais dan Rangga
Almahendra berhasil menjungkirbalikan image tentang islamphobia dan umat islam
sebagai teroris. Walau ketika akan menjungkirbalikan image tentang umat islam banyak
halangan dan rintangannya. Karena menunjukan jalan kebenaran tak akan selamanya sunyi
dan sepi, kita harus melewati beberapa macam ujian.
Seperti Hanum Salsabiela Rais mendapatkan berbagai macam ujian ketika akan
mewawancarai beberapa korban yang ditinggalkan ketika kejadian 11 September dulu,
Hanum harus melewati angin badai akan ricuhnya ketika acara peringatan 11 September.
Peringatan ketika hancurnya gedung kembar WTC. Dan puluhan orang-orang yang
membawa papan dan poster protes anti pembangunan masjid New York. Kemudian harus
berpisah dengan suami tercinta di negeri Amerika yang tidak ada keluarga, teman, dan
sahabat yang harus ia temui ketika sedang kebingungan mencari arah dan menemukan
suaminya yang terpisah di New York.
Ketika terpisah dengan suaminya, Hanum ditolong oleh Julia (Azima Husein), seorang
mualaf yang merupakan istri dari salah satu korban tragedy 11 September. Pertemuannya
dengan Julia Collins memberikannya banyak pengetahuan dan pengalaman, mulai dari
kebiasaan hidup orang di sana dan sikap Julia yang tetap menghormati ibunya meskipun
berbeda keyakinan. Di akhir cerita novel, dalam acara penghargaan tokoh berjasa di
Amerika. Philipus Brown yang masuk nominasi memberikan pidato. Dia mengungkapkan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
147
semua mengenai tragedi 11 September, karena dia merupakan salah satu korban yang
selamat.
Ketika terjadi kejadian nahas tersebut, Philipus Brown rekannya Ibrahim Husein yang
merupakan suami dari Azima Husein dan Anna yang merupakan istri dari Jones. Jones
adalah pemimpin demonstrasi anti pembangunan masjid New York. Jones mengira istrinya
tewas karena kejadian tersebut. Akan tetapi dalam pidato kesaksiannya, Philipus Brown
mengungkapkan ketika keadaan sudah genting banyak asap tebal akibat kebakaran gedung,
Anna melompat bunuh diri karena tidak kuat lagi. Dia juga mempunyai penyakit asma.
Brown dan Ibrahim berusaha untuk melarangnya dan memintanya untuk bertahan, namun
ajakannya gagal. Kemudian Brown menceritakan bahwa dia bisa selamat setelah Ibrahim
mengorbankan nyawanya untuk menolong Brown. Dengan pidato tersebut, Jones dan
orang-orang yang phobia dengan Islam akhirnya tersadarkan dan mulai menghormati
Islam.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
148
A. Kompetensi Inti
KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif
dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
KI-3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
KI-4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik peserta didik dapat
mengidentifikasi unsur intrinsik dan ekstrinsik sebuah novel, mengidentifikasi unsur
kebahasaan novel.
D. Materi Pembelajaran
➢ Unsur intrinsik dan ekstrinsik
➢ Unsur kebahasaan
• Diksi
• Gaya Bahasa
• Citraan
E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode : Tanya jawab, wawancara, dan diskusi
F. Media Pembelajaran
Media :
• Worksheet atau lembar kerja siswa
• LCD Proyektor
• Novel
Alat/Bahan :
• Penggaris, spidol, papan tulis
• Laptop
G. Sumber Belajar
• Suherli, dkk. 2018. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas XII Revisi Tahun 2018.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
• Suherli, dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas XII Revisi Tahun 2018. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
150
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama (2 x 45 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Orientasi
❖ Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada
Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran.
❖ Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.
❖ Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
Aperpepsi
❖ Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya.
❖ Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
❖ Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
Motivasi
❖ Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
❖ Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh
kemudian dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat
menjelaskan tentang materi :
➢ Unsur kebahasaan (Diksi, Gaya bahasa, Citraan ) dalam novel
❖ Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung.
❖ Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
❖ Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
❖ Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan
KKM pada pertemuan yang berlangsung.
❖ Pembagian kelompok belajar.
❖ Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
151
COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok
untuk:
❖ Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama
membahas contoh dalam buku paket mengenai
materi unsur kebahasaan (diksi, gaya bahasa,
citraan) novel.
❖ Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi unsur
kebahasaan (diksi, gaya bahasa, citraan) novel yang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
154
CREATIVITY (KREATIVITAS)
❖ Menyimpulkan tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru
dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang
materi :
➢ Unsur kebahasaan (diksi, gaya bahasa, citraan)
novel
❖ Menjawab pertanyaan tentang materi unsur
kebahasaan (diksi, gaya bahasa, citraan) novel yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau
lembar kerja yang telah disediakan.
❖ Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau
guru melemparkan beberapa pertanyaan kepada
siswa berkaitan dengan materi unsur kebahasaan
(diksi, gaya bahasa, citraan) novel yang akan selesai
dipelajari
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
157
1
2
3
Dst.
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
159
Keterangan:
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 = 62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
160
Skor
No Pernyataan Ya Tidak Jumlah Kode
Skor Sikap Nilai
Mau menerima
1
pendapat teman.
Memberikan solusi
2 terhadap
permasalahan.
Memaksakan
pendapat sendiri
3
kepada anggota
kelompok.
Marah saat diberi
4
kritik.
Keterangan:
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 = 90,00
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
161
b. Pengetahuan
- Tertulis Uraian atau Pilihan Ganda
- Penugasan
Tugas Rumah
a. Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku peserta didik
b. Peserta didik meminta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka telah
mengerjakan tugas rumah dengan baik
c. Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang telah dikerjakan untuk
mendapatkan penilaian.
c. Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian
keterampilan berbicara sebagai berikut:
Instrumen Penilaian
Sangat Kurang Tidak
Baik
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
(75)
(100) (50) (25)
Kesesuaian respon dengan
1
pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
Kesesuaian penggunaan tata
3
bahasa
4 Pelafalan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
162
4) Kata asing ialah unsur-unsur yang berasal dari bahasa asing yang masih
dipertahankan bentuk aslinya karena belum menyatu dengan bahasa Indonesia.
c. Fungsi Diksi
1) Membantu audiens ataupun para pembaca mengerti apa yang disampaikan oleh
penulis atau pembicara.
2) Menciptakan aktivitas komunikasi yang efektif dan efisien.
3) Menyampaikan gagasan / ide dengan tepat.
4) Menjadi lambang ekspresi pada suatu gagasan.
d. Contoh Diksi
1) Kata Konotatif
Kata konotatif adalah salah satu jenis makna kata yang mempunyai makna lain atau
makna simbolis. Kata konotatif termasuk kata kiasan yang tidak memiliki makna asli
dari makna katanya. Beberapa contoh kata konotatif dari hasil penelitian dari dua novel
karya Hanum Salsabiela Rais dipaparkan sebagai berikut.
2) Kata Konkret
Kata konkret dapat diartikan sebagai kata yang memiliki makna asli apa adanya.
Kata konkret membantu pembaca untuk memperjelas penggambaran suatu makna,
keadaan, atau kondisi dalam suatu kalimat. Berikut contoh kata konkret dari dua
novel.
Bentuk Diksi Makna Denotatif Makna Konotatif
Kata Konkret dalam Novel
Langsung kusambar Melakukan tindakan Mengalami kepanikan
dengan cepat ketika terjadi kerusuhan
sehingga ketika datang
bantuan merespon cepat
Tindik sebesar Tindik yang dipakai Menunjukkan sosok yang
sebesar bola kelereng menakutkan
kelereng
Manusia berseragam Manusia yang memakai Aparat keamanan negara
seragam
lain
3) Kata Serapan
Kata serapan adalah kata dari bahasa asing yang telah disesuaikan dengan wujud
atau struktur bahasa Indonesia. Berikut contoh kata serapan dari dua novel karya
Hanum Salsabiela Rais.
Bentuk Diksi Pengertian
Kata Serapan
Volume Tingkat kenyaringan atau kekuatan
Spesial Khusus, khas
Reporter Orang yang bekerja melaporkan berita
Halal Diperbolehkan
Sentimen Emosi yang berlebihan
Negatif Kurang baik, menyimpang dari aturan umum
Seremoni Perayaan, upacara
Kualifikasi Keahlian yang diperlukan
Sensitif Cepat menerima rangsangan
Seluler Sistem radio telepon
Komputer Alat elektronik otomatis yang canggih
Koneksi Hubungan dua atau beberapa peranti komunikasi,
sambungan.
Skenario Rancangan penyelenggaraan
Struktur Disusun dengan pola tertentu
Basemen Bagian dari gedung berada di dasar
Retorika Keterampilan berbahasa atau kepandaian berbicara
Jihad Upaya sungguh-sungguh membela agama dengan
mengorbankan harta benda, jiwa, hingga raga
Taaruf Perkenalan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
168
4) Kata Asing
Kata asing ialah unsur-unsur yang berasal dari bahasa asing yang masih
dipertahankan bentuk aslinya karena belum menyatu dengan bahasa Indonesia.
Berikut contoh kata asing dari dua novel karya Hanum Salsabiela Rais.
Bentuk Diksi Pengertian
Kata Asing
Paper Ringkasan dari penelitian yang dibuat
Bluetooth Jaringan kawasan tanpa kabel
On the spot Di tempat atau di lokasi kejadian
Friendly Mempunyai sikap ramah tamah
Refreshing Menyegarkan kondisi tubuh dan pikiran
Turtle neck Pakaian kerah tinggi
Brotherhood Persaudaraan
Silent Diam, hening
Startup Perusahaan rintisan atau perusahaan yang baru dibangun
Applause Tepuk tangan
Hall Aula, auditorium
Traveling Melakukan perjalanan jauh
Fair Bersikap adil
Travelling Perjalanan dan pergerakan orang antar wilayah geografi
yang jauh
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
169
B. Gaya Bahasa
a. Pengertian Gaya Bahasa
Gaya bahasa menurut Aminuddin (1995: 5) mengemukakan bahwa style atau gaya
bahasa merupakan cara yang digunakan oleh pengarang dalam memeparkan gagasannya
sesuai dengan tujuan dan efek yang ingin dicapai. Kemudian menurut Tarigan (1985: 5)
gaya bahasa merupakan bentuk retorik, yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicara dan
menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi penyimak dan pembaca.
b. Jenis Gaya Bahasa
1) Simile
Simile merupakan salah satu jenis gaya bahasa yang mengungkapkan suatu hal secara
tidak langsung dengan perbandingan eksplisit. Gaya bahasa simile dinyatakan dengan
kata depan dan kata penghubung; seperti, umpama, layaknya, serupa, laksana, seolah,
bagaikan, dan lain sebagainya.
2) Sinekdok
Gaya bahasa sinekdok termasuk gaya bahasa yang menggunakan sebagian dari suatu
hal untuk menyatakan semua bagian tersebut atau justru mengunakan semua bagian
untuk menyatakan sebagian hal tersebut.
3) Repetisi
Repetisi termasuk perangkat sastra yang mengulang kata atau frasa yang sama
beberapa kali untuk membuat tulisan lebih jelas.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
170
4) Antitesis
Antithesis adalah gaya bahasa yang mengandung gagasan yang bertentangan dengan
mempergunakan kata-kata atau kelompok kata yang saling berlawanan dalam satu
kalimat. Antithesis dapat membandingkan dua hal yang memiliki makna berbeda.
5) Metafora
Metafora merupakan salah satu gaya bahasa yang menggunakan kata pembanding
untuk mewakili hal lain atau bukan yang sebenarnya mulai dari bandingan benda
fisik, sifat, ide, atau perbuatan lain.
6) Hiperbola
Gaya bahasa hiperbola adalah adanya bahasa yang melebih-lebihkan atau membesar-
besarkan kenyataan yang sebenarnya.
7) Personifikasi
Gaya bahasa personifikasi, benda mati dijadikan seolah-olah memiliki nyawa dan
hidup. Selain itu, benda mati juga bisa berperilaku seperti manusia.
8) Resmi
Gaya bahasa resmi adalah gaya bahasa yang digunakan untuk acara-acara resmi,
seperti di istana negara, pertemuan para menteri, seminar internasional, konferensi,
dan sebagainya dengan menggunakan pilihan kata-kata baku.
9) Tak resmi
Gaya bahasa tak resmi juga digunakan dalam bahasa standar, biasanya dalam
kegiatan-kegiatan yang tidak formal. Gaya bahasa yang tidak resmi digunakan dalam
acara-acara yang lebih santai, seperti kebersamaan dengan keluarga, ngobrol dengan
teman-teman, dan menggunakan pilihan kata-kata tidak baku.
10) Percakapan
Dalam gaya bahasa ini, pilihan kata yang digunakan adalah kata-kata populer dan
kata-kata percakapan. Selain hal tersebut, penggunaan bahasa percakapan biasa
digunakan dalam berkomunikasi dengan orang lain pada aktivitas sehari-hari.
2) Sebagai alat untuk mempengaruhi atau meyakinkan pembaca atau pendengar, artinya
dapat membuat pembaca semakin yakin dan mantap terhadap apa yang disampaikan
pengarang atau pembicara.
3) Sebagai alat untuk menciptakan keadaan perasaan hati tertentu, artinya dapat mebawa
pembaca hanyut dalam suasana hati tertentu, seperti kesan baik atau buruk, perasaan
senang atau tidak senang, benci, dan sebagainya setelah menangkap apa yang
dikemukakan pengarang.
4) Sebagai alat memperkuat efek terhadap gagasan yakni dapat membuat pembaca
terkesan oleh gagasan yang disampaikan pengarang dalam karyanya.
Hiperbola “Aku memandang atasanku itu Pada klausa “entah sudah berapa ratus
sedang membuang pandangan kali jendela ruang kaca itu dia tatap,”
ke jendela. Entah sudah berapa menunjukan kata yang berlebihan
ratus kali jenjela ruang kaca itu dengan penggunaan kata “berapa ratus
dia tatap, seolah jendela itu bisa kali”.
memberikan penyelesaian
semua masalah kantor” (Rais
Kutipan tersebut memunculkan gaya
dan Rangga, 2016:38).
bahasa hiperbola. Hal ini dapat terlihat
dengan adanya kata “setengah mati”.
“Perutku tiba-tiba sakit
Tokoh aku (Hanum) pada data di atas
setengah mati. Aku
merasaka sakit setelah lari
meringkukan tubuh untuk
menyelematkan diri dari kerusuhan
menahan perutku yang tiba-
demonstrasi. Pengarang
tiba melilit” (Rais dan Rangga,
menggambarkan rasa sakit yang
2016:108).
dialami tokoh Hanum disamakan
seperti orang yang mengalami antara
“Hawa Maret kali ini itu dingin
hidup dan mati.
tak terkira menusuk tulang.
Angin perubahan musim
berembus memperburuk
Kutipan tersebut terdapat gaya bahasa
keadaan”. (Rais dan Rangga,
hiperbola, yaitu pada klausa dingin tak
2014: 22)
terkira menusuk tulang. Gaya bahasa
hiperbola merupakan gaya bahasa
“Suara meriam dari pasukan
yang melebih-lebihkan, klausa dingin
artilero berdebum-debum
tak terkira menusuk tulang dapat
menggetarkan bumi dan langit
dikategorikan berlebihan karena
siang itu. Lalu suara ledakan di
dingin pada umumnya tidak sampai
bawah tanah pun berdetum
menusuk tulang. Begitu juga dengan
menyobek permukaan tanah
menggetarkan bumi dan langit yang
pun berdetum menyobek
melebih-lebihkan.
permukaan tanah dan
meruntuhkan bastion-bastion
benteng”. (Rais dan Rangga,
2014: 17)
Personifikasi “Gereja itu melambaikan
tangan untuk terakhir kalinya
pada Azima” (Rais dan
Rangga, 2016:241).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
175
“Pandanganku menjauh ke
arah White House dan Capitol
Hill. Dua gedung putih itu
seolah melirikku” (Rais dan Kutipan tersebut memuat majas
personifikasi dimana benda mati
Rangga, 2016:246).
seolah-olah dapat hidup dan
“Kami pun saling berperilaku seperti manusia.
memperkenalkan suami
masing-masing, lalu hijrah
bergantian ke meja buffet yang
sudah memanggil-manggil”.
(Rais dan Rangga, 2014: 58)
“Arsitektur Schoenbrunn tak
hanya megah dan indah, tetapi
juga menampakkan bangunan
fisik yang sombong luar
biasa”. (Rais dan Rangga,
2014: 64)
“Lukisan itu ingin menangis
juga seperti Fatma. Tapi dia tak
bisa”. (Rais dan Rangga, 2014:
84)
“Matahari yang sama yang
menyaksikan semua
pertikaian, ketegangan, hingga
pertempuran antarmanusia dari
berbagai zaman”. (Rais dan
Rangga, 2014: 308)
Resmi “Sampai tadi malam, saya tak Ketiga kutipan tersebut merupakan
tahu apakah saya layak berdiri penggalan kata-kata dari Philipus
dihadapan anda semua. Sampai Brown seorang miliarder di Amerika
tadi malam, saya masih Serikat ketika memberikan pidato
bingung apa yang telah saya kehormatan dalam acara patron of
lakukan itu benar-benar heroes yang diadakan salah satu media
bernmanfaat dan apakah saya di negara Amerika Serikat. Ketiga
berhak berpidato di sini”. (Raiskutipan tersebut termasuk gaya bahasa
dan Rangga, 2016:276) resmi karena dilakukan dalam acara
resmi, yaitu sebuah penghargaan
“Sampai tadi malam, akhirnya kepada tokoh-tokoh penting dan
Tuhan telah melihat penantian berpengaruh di Amerika Serikat.
saya. Dia memberikan
keajaiban pada saya lewat Kemudian dua kutipan terakhir
seorang pria peserta konferensi menggunakan bahasa yang bersifat
yang saya hadiri kemarin pagi. resmi. Hal yang dibahas termasuk
Namanya Rangga Almahendra, topik yang penting dan bersifat
seorang pria Indonesia”. (Rais formal. Topik pembahasan yang
dan Rangga, 2016:278) ditampilkan seperti teks pidato yang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
176
C. Citraan
a. Pengertian Citraan
Citraan merupakan penggambaran secara konkret sesuatu yang sebenarnya abstrak yang
lazim digunakan dalam teks-teks sastra. Melalui ungkapan-ungkapan bahasa tertentu
yang ditampilkan dalam teks sastra itu, kita sering merasakan indra ikut terangsang,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
178
terbangkitkan seolah-olah ikut melihat atau mendengar apa yang dilukiskan dalam teks
tersebut. Tentu saja tidak melihat dan mendengar semua itu dengan mata dan telinga
telanjang, melainkan melihat dan mendengar secara imajinatif (Nurgiyantoro, 2014:275).
Selanjutnya Menurut Pradopo (2000:79) citraan ialah gambar-gambar dalam pikiran dan
bahasa yang menggambarkannya.
b. Jenis Citraan
Jenis citraan ada bermacam-macam sesuai dengan jenis indera yang ingin digugah atau
yang ingin dikukuhkan lewat karyanya. Nurgiyantoro (2014:81) mengemukakan jenis
citraan menjadi 5 yaitu: 1) citraan penglihatan, 2) citraan pendengaran, 3) citraan peraba,
4) citraan penciuman, dan 5) citraan gerak. Berikut penjelasannya.
1) Citraan Penglihatan
Citraan visual adalah citraan yang terkait dengan pengonkretan objek yang dapat
dilihat oleh mata, objek yang dapat dilihat secara visual. Jadi, objek visual adalah
objek yang tampak seperti meja, kursi, jendela, pintu, dan lain-lain.
2) Citraan Pendengaran
Citraan pendengaran adalah pengongkretan objek bunyi yang didengar oleh telinga.
Citraan auditif terkait usaha pengonkretan bunyi-bunyi tertentu, baik yang
ditunjukkan lewat deskripsi verbal maupun tiruan bunyi, sehingga seolah-olah
pembaca dapat mendengar bunyi-bunyi itu walau hanya secara mental lewat rongga
imajinasi.
3) Citraan Peraba
Citraan perabaan merupakan manifestasi dari indra peraba citra ini hadir karena
adanya perabaan. Citra perabaan dalam karya sastra terutama novel dihadirkan
melalui para tokoh dan situasi atau hal lain yang ada didalamnya. Citra perabaan akan
menimbulkan nilai estetis suatu karya sastra. Pembaca karya sastra pun akan
berimajinasi seolah merasakan efek dari indra peraba, misalnya apakah halus atau
pun kasar (Fathurohman, 2013:39).
4) Citraan Penciuman
Citraan penciuman merupakan citraan yang menggambarkan indra penciuman
seolah-olah dapat merasakan bau sesuatu yang dipaparkan pengarang. Citraan
penciuman dipakai untuk membangkitkan imaji pembaca dalam hal memperoleh
pemahaman yang utuh atas teks yang dibaca melalui indra penciuman.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
179
5) Citraan Gerak
Citraan gerak adalah citraan yang terkait dengan pengongkretan objek gerak yang
dapat dilihat oleh mata. Hal ini mirip dengan citraan visual yang juga terkait dengan
penglihatan. Namun, dalam citraan gerak objek yang dibangkitkan untuk dilihat
adalah suatu aktivitas, gerak motorik, bukan objek diam.
c. Fungsi Citraan
Menurut Nurgiyantoro (2014:278) citraan berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi
pembaca untuk membayangkan, merasakan, dan menangkap pesan yang ingin
disampaikan pengarang. Kemudian menurut Pradopo (2012) citraan berfungsi untuk
memberikan gambaran yang jelas, untuk menimbulkan suasana yang khusus, untuk
membuat (lebih) hidup gambaran dalam pikiran penginderaan dan juga untuk menarik
perhatian, penyair juga menggunakan gambaran-gambaran angan (pikiran), di samping
alat kepuitisan yang lain.
d. Contoh Citraan
Citraan Kutipan Ulasan
Penglihatan “Hamparan samudra Atlantik Kutipan tersebut
yang kelam legam beberapa waktu menunjukkan citraan
lalu berubah menjadi lautan penglihatan yaitu sebuah
gemerlap cahaya sejauh mata pemandangan samudra
memandang” (Rais dan Rangga, Atlantik.
2016:65).
Kutipan tersebut
“Pernah suatu ketika, Cooper menunjukkan citraan
membawakan siaran langsung dari penglihatan yaitu
tragedy gempa bumi di Sichuan, ekspresi wajah, rambut,
China. Wajahnya sudah tak warna kulit dari tokoh
keruan. Rambutnya awut-awutan, Cooper.
kulit putihnya terbakar, mukanya
penuh dengan debu, dan bajunya
tak terkancing sebagian” (Rais dan
Rangga, 2016:35).
Kutipan tersebut
“Seorang pria berwajah India menunjukkan citraan
berteriak-teriak keluar mengusir pendengaran pada kata
dua pria, seorang kulit putih dan berteriak-teriak.
temannya kulit hitam, dari
kedainya” (Rais dan Rangga,
2016:68).
Pada kata sirine mobil
“Berkali-kali sirene mobil polisi polisi menunjukkan
berlalu lalang, menegaskan di citraan pendengaran.
suatu tempat terjadi aksi criminal”
(Rais dan Rangga, 2016:68).
Perabaan “Aku menggeleng keras. Kini Kutipan tersebut memuat
tangan Gertrud sudah citraan perabaan pada
mencengkeram pelan lenganku. kata “mencengkram
Aku benci ini. Ini senjatanya pelan lenganku”.
untuk menjinakanku” (Rais dan
Rangga, 2016:56).
“Rangga memegang kedua
Pada kata “memegang
tanganku penuh makna. Mengaliri
kedua tanganku”
situasi dengan energi positif
menunjukkan kutipan
adalah cara terbaik dalam kondisi
tersebut memuat citraan
tidak pasti seperti ini” (Rais dan
perabaan.
Rangga, 2016:89).
“Kuucapkan doa taawudz berkali- Pada kata “meraba-raba”
kali. Sambal terus meraba-raba menunjukkan kutipan
dan memanfaatkan setitik cahaya tersebut memuat citraan
yang ada, aku langkahkan kaki perabaan.
menuju ruang samping tempat aku
berpisah dengan Fatma” (Rais dan
Rangga, 2014:76).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
181
Penciuman “Inilah kali pertama aku menjadi Pada kata “mencium bau
sasaran lemparan kaleng nyasar. alcohol” menunjukkan
Aku bisa mencium bau alkohol citraan penciuman.
yang menyengat membasahi
punggungku” (Rais dan Rangga,
2016:103).
“Aku hampir tak bisa
membedakan bau parfumnya Kutipan tersebut memuat
dengan aroma yang menyambut citraan penciuman pada
para penghujung dan pasien di kata “bau parfumnya”.
rumah sakit. Percampuran antara
obat antiseptik, disinfektan,
alkohol, dan profol di meja
operasi, yang silih berganti
beredar merebak menjadi
pengingat bahwa rumah sakit
adalah tempat yang tak diingini
satu manusia pun di dunia ini”
(Rais dan Rangga, 2016:121 – Pada kata “bau rumah
122). sakit” menunjukkan
kutipan tersebut memuat
“Tiba-tiba dia menguap panjang
citraan penciuman
hingga ada satu tetes air mata
keluar dari sudut matanya. Ruap
bau rumah sakit semakin
menggejala saja” (Rais dan
Rangga, 2016:145).
Pencecapan Pada kata “rasanya”
“Rasanya biasa-biasa saja, tak bisa
mengalahkan nasi goreng ala menunjukkan citraan
pencecapan dalam
Indonesia yang biasanya kering
dan berbumbu. Namun, Paella kutipan tersebut
yang satu ini untuk sementara
terasa sangat spesial karena kami
menyantapnya tepat di depan
Mezquita” (Rais dan Rangga,
2014:267).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
182