Anda di halaman 1dari 52

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

LAMPIRAN

Lampiran 1. Wawancara Guru Bahasa Indonesia

133
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
134
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
135
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
136
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
137
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
138
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
139

Lampiran 2. Wawancara Peserta Didik


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
140
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
141
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
142
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
143

Lampiran 3. Sinopsis Kedua Novel

SINOPSIS NOVEL 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA

Novel yang berjudul “99 Cahaya Di Langit Eropa” karya dari Hanum Salsabiela dan
Rangga Almahendra memiliki tema menapak jejak islam di Eropa. Buku ini berisi kisah-
kisah perjalanan kedua penulis selama berada di Eropa. Hanum dan Rangga tinggal selama
3 tahun di eropa saat rangga mendapat beasiswa program doktoral di Universitas di Austria.
Keduanya berkesempatan menjelajahi eropa dan menemukan keindahan eropa yang tidak
sekadar hanya Menara Eiffel, Tembok Berlin, Konser Mozart, Stadion Sepakbola San Siro,
Colloseum Roma atau gondola-gondola di Venezia. Namun, mereka menemukan
keindahan lain dari Eropa, mereka menjelajah sejarah dan menemukan bahwa Islam pernah
berjaya di tanah itu. Eropa dan islam pernah menjadi pasangan serasi. Namun, ketamakan
manusia membuat dinasti itu runtuh. Melalui buku ini, penulis ingin menceritakan tentang
beberapa tempat dimana islam mempunyai kisah yang cukup menarik didalamnya. Kisah-
kisah dari beberapa tempat didalamnya yang bisa membuat penulis dan pembaca enggan
untuk melakukan kesalahan yang sama. Tempat itu antara lain Wina (Austria), Paris
(Perancis), Granada dan Cordoba (Spanyol), dan Istanbul (Turki).
Selama kursus itulah hanum berkenalan dengan Fatma, wanita asal Turki yang berhasil
menggugah jiwa kelana hanum untuk menyusuri jejak islam di eropa. Fatma yang notabene
hanya seorang ibu rumah tangga ternyata memiliki wawasan luas tentang sejarah Islam di
eropa. Bukan hanya itu, kebesaran hati seorang fatma yang menerima cerca dari kalangan
non muslim menyadarkan hanum, bahwa Islam seharusnya dimaknai luar dan dalam.
Bukan sekedar casing yang islam, namun jiwa dan pikiran kaum bar-bar. Sayangnya fatma
tiba-tiba menghilang setelah mereka mengikat janji akan berkelana bersama menapaki jejak
islam yang ada di Spanyol, Perancis, dan Turki yang pernah berjaya pada masanya. Demi
memenuhi janji itu hanum kemudian mulai menjelajah sendiri bersama suami.
Tempat kedua yang diceritakan penulis adalah Paris, Perancis. Kota ini dikenal City of
lights, yang berarti pusat peradaban Eropa. Di Paris, Hanum bertemu dengan seorang
mualaf, Marion Latimer yang bekerja sebagai ilmuwan di Arab World Institute Paris.
Marion menunjukkan kepada penulis bahwa Eropa adalah pantulan cahaya kebesaran
Islam. Eropa menyimpan harta karun sejarah Islam yang luar biasa berharganya. Seperti
kufic-kufic pada keramik yang berada di musse louvre. Yang lebih mencengangkan
Hanum, pada lukisan Bunda Maria dan Bayi Yesus, hijab yang dipakai Bunda Maria
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
144

bertakhtakan kalimat tauhid, Laa ilaaha illallah. Selain benda-benda ‘kecil’ didalam musee
louvre, Marion juga memberi tahu tentang Voie Triomphale atau Jalan kemenangan yang
dibuat Napoleon Bonaparte, tempat dua gerbang kemenangan (arc du triomphe) yang
sangat megah. menurut Marion, bila ditarik garis lurus imajiner maka akan menghadap arah
kiblat. Mungkin akan menjadi konspirasi apabila Eropa mengakui Napoleon beragama
Islam, tapi kedekatan beliau dengan Islam tak terbantahkan. Selain itu, Jenderal
kepercayaan Napoleon, Francois Menou mengucapkan Syahadat setelah menaklukan mesir
dan syariat-syariat islam juga menginspirasi Napoleonic Code.
Setelah ke Paris, mereka selanjutnya menjelajahi Cordoba dan Granada. Dua kota di
andalusia yang menurut beberapa ahli adalah True City of Lights. Cordoba merupakan
ibukota Andalusia dimana peradaban Eropa dimulai. Pada kota ini berkembang ilmu
pengetahuan dan menginspirasi kota-kota lain di Eropa. Pada masa keemasan itu, Cordoba
bukan negara islam seluruhnya, namun toleransi antar agama menjadi suatu landasan kuat
hingga menjadi kota yang sangat dikagumi sekaligus membuat iri kota- kota lain. Di
Cordoba terdapat Mezquita, yaitu masjid besar yang menjadi Kathedral setelah jatuh ke
tangan Raja Ferdinand dan ratu Isabela. Sementara itu Granada adalah kota terkahir dimana
islam takluk di daratan Eropa. di Granada terdapat benteng megah yang menjelaskan betapa
megahnya Islam di masa keemasan.
Selanjutnya mereka berkesempatan menjelajahi Istanbul. Istanbul (kontatinopel)
adalah saksi sejarah dimana Islam pernah memiliki masa keemasan. Pada masa itu, luas
wilayah Islam lebih luas dari kerajaan Romawi. Namun, di Turki tidak ditinggalkan istana
yang megah, bukan karena tidak mampu melainkan karena Sultan mereka mencontohkan
kesederhanaan. Sesuatu hal yang mulai dilupakan pemimpin-pemimpin saat ini. Di Turki
juga terdapat Hagia Sophia, bekas gereja besar dan sempat dijadikan masjid. Namun kini
telah dijadikan museum oleh pemerintah Turki.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
145

SINOPSIS NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGI AMERIKA

Dalam novel ini Hanum dan Rangga buat untuk mengenal umat islam dan
menjungkirbalikan image umat islam yang dibilang sebagai teroris. Apalagi pasca kejadian
runtuhnya menara kembar WTC yang hancur karena pesawat American Airlines dibajak
dan pesawat American Airlines mengahncurkan menara kembara WTC yang kejadian itu
terjadi pada tanggal 11 september atau yang dikenal dengan kejadian 911 (nine eleven).
Sejak kejadian ini amerika dan islam hubungan keduanya berubah. Semua orang
berbondong-bondong membenturkan mereka. Mengakibatkan banyak korban berjatuhan,
saling curiga, saling tuding, dan menyudutkan banyak pihak.
Novel ini ada terdapat beberapa tokoh yang dibuat oleh Hanum Salsabiela Rais dan
Rangga Almahendra yaitu ada Philpus Brown, Philpus Brown ini adaah orang yang
dermawan mendermakan 100 juta USD untuk beasiswa perang di irak dan di afghanistan.
Dalam perjalanan yang sama dan waktu yang sama Hanum Salsabiela Rais diberikan tugas
oleh bosnya Gerud Robinson untuk meliput dan membuat artikel tentang Whould The
World Be Better Without Islam (Akankah Dunia Lebih Baik Tanpa Islam) di koran harian
wina Heute Ist Wunderbar. Hanum diberi tugas oleh bosnya untuk meliput karena akan
adanya peringatan untuk mengenang korban akan runtuhnya bangunan kembar WTC pada
tanggal 11 September 2001 yang lalu. Pada 11 september 2001 ketika runtuhnya bangunan
kembara WTC itu banyak mengagetkan orang di seluruh dunia dan khususnya umat muslim
yang berada di amerika.
Setelah kejadian itu warga amerika seakan-akan musuh dengan umat muslim yang
berada di amerika. Munculah ketakutan pada islam atau dikenal dengan Islamopobhia.
Awalnya ketika bosnya memberi tugas ini Hanum Salsabiela Rais ini tidak yakin dan
enggan untuk mengambil tugasnya karena tidak rela melihat bosnya memohon dan berfikir
panjang akhirnya tugas membuat artikel Whould The World Be Better Without Islam
(Akankah Dunia Lebih Baik Tanpa Islam) disetujuinya. Gethrud bosnya memilih Hanum
karena dia mengetahui bahwa Hanum Salsabiela Rais ini adalah seorang umat muslim dan
dia akan menjawab Tidak ketimbang Jacob teman kerjanya yang buat dan pasti dia akan
menjawabnya dengan Iya.
Pada waktu yang bersamaan Profesor Reinhard menugaskan Rangga Almahendra
untuk menyelesaikan jurnalnya. Dan Philpus Brown yang akan menjadi kesuksesan
jurnalnya Rangga Karean Rangga ingin mengetahui tentang kedermawanan Phlipus
Brown. Dan ingin bertanya tentang kesuksesan terlebih dahulu dan setelah itu dermawan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
146

atau Phlipus Brown memamg mempunyai jiwa kedermawanan sejak kecil. Dari Philpus
Brown Rangga menemuka judul tetang Jurnalnya “The Power Of Giving In Bussines”
Hanum Salsabiela Rais ditugaskan oleh bosnya Gerud Robinson untuk pergi ke Amerika
untuk membuat artikel Whould The World Be Better Without Islam (Akankah Dunia Lebih
Baik Tanpa Islam) dan di bulan yang sama Rangga Almahendra ditugaskan oleh Profesor
Reinhard untuk membuat jurnal, Dan setibanya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga
Almahendra di Amerika mereka berdua mengerjakan tugasnya sendiri-sendiri.
Rangga Almahendra sibuk dengan wawancara Phlipus Brown akan jurnal yang harus
di selesaikannya untuk meraih Ph.D. Sedangkan Hanum Salsabiela Rais disibukan dengan
artikel dan harus mewawancarai orang-orang yang mengetahui tentang sejarah hancurnya
bangunan kembar WTC, dan mewawancarai keluarga korban atas hancurnya bangunan
kembar WTC itu. Ketika dalam melaksanakan tugas mereka masing-masing dalam hati
Hanum ia ingin ditemani oleh suaminya Rangga di negeri ini. Namun apalah daya
keegoisan dalam hati dan fikiran mereka yang membuat mereka akan menyelesaikan
tugasnya masing-masing. Di dalam novel ini Hanum Salsabiela Rais dan Rangga
Almahendra berhasil menjungkirbalikan image tentang islamphobia dan umat islam
sebagai teroris. Walau ketika akan menjungkirbalikan image tentang umat islam banyak
halangan dan rintangannya. Karena menunjukan jalan kebenaran tak akan selamanya sunyi
dan sepi, kita harus melewati beberapa macam ujian.
Seperti Hanum Salsabiela Rais mendapatkan berbagai macam ujian ketika akan
mewawancarai beberapa korban yang ditinggalkan ketika kejadian 11 September dulu,
Hanum harus melewati angin badai akan ricuhnya ketika acara peringatan 11 September.
Peringatan ketika hancurnya gedung kembar WTC. Dan puluhan orang-orang yang
membawa papan dan poster protes anti pembangunan masjid New York. Kemudian harus
berpisah dengan suami tercinta di negeri Amerika yang tidak ada keluarga, teman, dan
sahabat yang harus ia temui ketika sedang kebingungan mencari arah dan menemukan
suaminya yang terpisah di New York.
Ketika terpisah dengan suaminya, Hanum ditolong oleh Julia (Azima Husein), seorang
mualaf yang merupakan istri dari salah satu korban tragedy 11 September. Pertemuannya
dengan Julia Collins memberikannya banyak pengetahuan dan pengalaman, mulai dari
kebiasaan hidup orang di sana dan sikap Julia yang tetap menghormati ibunya meskipun
berbeda keyakinan. Di akhir cerita novel, dalam acara penghargaan tokoh berjasa di
Amerika. Philipus Brown yang masuk nominasi memberikan pidato. Dia mengungkapkan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
147

semua mengenai tragedi 11 September, karena dia merupakan salah satu korban yang
selamat.
Ketika terjadi kejadian nahas tersebut, Philipus Brown rekannya Ibrahim Husein yang
merupakan suami dari Azima Husein dan Anna yang merupakan istri dari Jones. Jones
adalah pemimpin demonstrasi anti pembangunan masjid New York. Jones mengira istrinya
tewas karena kejadian tersebut. Akan tetapi dalam pidato kesaksiannya, Philipus Brown
mengungkapkan ketika keadaan sudah genting banyak asap tebal akibat kebakaran gedung,
Anna melompat bunuh diri karena tidak kuat lagi. Dia juga mempunyai penyakit asma.
Brown dan Ibrahim berusaha untuk melarangnya dan memintanya untuk bertahan, namun
ajakannya gagal. Kemudian Brown menceritakan bahwa dia bisa selamat setelah Ibrahim
mengorbankan nyawanya untuk menolong Brown. Dengan pidato tersebut, Jones dan
orang-orang yang phobia dengan Islam akhirnya tersadarkan dan mulai menghormati
Islam.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
148

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Sekolah : SMA Negeri 1 Gebog
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XII / Genap
Materi Pokok : Kebahasaan novel
Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran

A. Kompetensi Inti
KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif
dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
KI-3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
KI-4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator

3.9 Menganalisis isi dan • Mengidentifikasi unsur kebahasaan


kebahasaan novel novel
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
149

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik peserta didik dapat
mengidentifikasi unsur intrinsik dan ekstrinsik sebuah novel, mengidentifikasi unsur
kebahasaan novel.
D. Materi Pembelajaran
➢ Unsur intrinsik dan ekstrinsik
➢ Unsur kebahasaan
• Diksi
• Gaya Bahasa
• Citraan
E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode : Tanya jawab, wawancara, dan diskusi
F. Media Pembelajaran
Media :
• Worksheet atau lembar kerja siswa
• LCD Proyektor
• Novel
Alat/Bahan :
• Penggaris, spidol, papan tulis
• Laptop
G. Sumber Belajar
• Suherli, dkk. 2018. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas XII Revisi Tahun 2018.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
• Suherli, dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas XII Revisi Tahun 2018. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
150

H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama (2 x 45 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Orientasi
❖ Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada
Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran.
❖ Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.
❖ Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
Aperpepsi
❖ Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya.
❖ Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
❖ Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
Motivasi
❖ Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
❖ Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh
kemudian dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat
menjelaskan tentang materi :
➢ Unsur kebahasaan (Diksi, Gaya bahasa, Citraan ) dalam novel
❖ Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung.
❖ Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
❖ Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
❖ Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan
KKM pada pertemuan yang berlangsung.
❖ Pembagian kelompok belajar.
❖ Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
151

Pertemuan Pertama (2 x 45 Menit)


Kegiatan Inti ( 60 Menit )
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Stimulation KEGIATAN LITERASI
(stimullasi/ Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
pemberian memusatkan perhatian pada topik materi
rangsangan) kebahasaan (diksi, gaya bahasa, citraan) novel
dengan cara :
❖ Melihat (tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
❖ Mengamati
➢ Lembar kerja materi Unsur kebahasaan (diksi, gaya
bahasa, citraan) novel.
➢ Pemberian contoh-contoh materi Unsur kebahasaan
(diksi, gaya bahasa, citraan) novel untuk dapat
dikembangkan peserta didik, dari media interaktif,
dsb
❖ Membaca.
Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di
sekolah dengan membaca materi dari buku paket
atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi
yang berhubungan dengan Unsur kebahasaan (diksi,
gaya bahasa, citraan) novel.
❖ Menulis
Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan
terkait Unsur kebahasaan (diksi, gaya bahasa,
citraan) novel.
❖ Mendengar
Pemberian materi Unsur kebahasaan (diksi, gaya
bahasa, citraan) novel oleh guru.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
152

Pertemuan Pertama (2 x 45 Menit)


❖ Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis
besar/global tentang materi pelajaran mengenai
materi :
➢ Unsur kebahasaan (diksi, gaya bahasa, citraan)
novel
untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan
kedisiplinan, ketelitian, mencari informasi.
Problem CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
statemen Guru memberikan kesempatan pada peserta didik
(pertanyaan/ untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
identifikasi pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang
masalah) disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar,
contohnya :
❖ Mengajukan pertanyaan tentang materi :
Unsur kebahasaan (diksi, gaya bahasa, citraan)
novel yang tidak dipahami dari apa yang diamati
atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang
bersifat hipotetik) untuk mengembangkan
kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran
kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar
sepanjang hayat.
Data KEGIATAN LITERASI
collection Peserta didik mengumpulkan informasi yang
(pengumpulan relevan untuk menjawab pertanyan yang telah
data) diidentifikasi melalui kegiatan:
❖ Mengamati obyek/kejadian
Mengamati dengan seksama materi unsur
kebahasaan (diksi, gaya bahasa, citraan) novel yang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
153

Pertemuan Pertama (2 x 45 Menit)


sedang dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide
presentasi yang disajikan dan mencoba
menginterprestasikannya.
❖ Membaca sumber lain selain buku teks
Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan
mencari dan membaca berbagai referensi dari
berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan
pemahaman tentang materi unsur kebahasaan (diksi,
gaya bahasa, citraan) novel yang sedang dipelajari.
❖ Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang
belum dapat dipahami dari kegiatan mengmati dan
membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan
dengan materi unsur kebahasaan (diksi, gaya
bahasa, citraan) novel yang sedang dipelajari.
❖ Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi
unsur kebahasaan (diksi, gaya bahasa, citraan) novel
yang telah disusun dalam daftar pertanyaan kepada
guru.

COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok
untuk:
❖ Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama
membahas contoh dalam buku paket mengenai
materi unsur kebahasaan (diksi, gaya bahasa,
citraan) novel.
❖ Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi unsur
kebahasaan (diksi, gaya bahasa, citraan) novel yang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
154

Pertemuan Pertama (2 x 45 Menit)


telah diperoleh pada buku catatan dengan tulisan
yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
❖ Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengomunikasikan secara lisan atau
mempresentasikan materi dengan rasa percaya diri
unsur kebahasaan (diksi, gaya bahasa, citraan) novel
sesuai dengan pemahamannya.
❖ Saling tukar informasi tentang materi :
Unsur kebahasaan (diksi, gaya bahasa, citraan)
novel dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik
dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah
pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai
bahan diskusi kelompok kemudian, dengan
menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada
buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja
yang disediakan dengan cermat untuk
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan,
menghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara
yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar
dan belajar sepanjang hayat.
Data COLLABORATION (KERJASAMA) dan
processing CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
(pengolahan Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi
Data) mengolah data hasil pengamatan dengan cara :
❖ Berdiskusi tentang data dari Materi :
❖ unsur kebahasaan (diksi, gaya bahasa, citraan) novel
Mengolah informasi dari materi unsur kebahasaan
(diksi, gaya bahasa, citraan) novel yang sudah
dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
155

Pertemuan Pertama (2 x 45 Menit)


sebelumnya mau pun hasil dari kegiatan mengamati
dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang
berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan
pada lembar kerja.
❖ Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai
materi unsur kebahasaan (diksi, gaya bahasa,
citraan) novel.
Verification CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
(pembuktian) Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya
dan memverifikasi hasil pengamatannya dengan
data-data atau teori pada buku sumber melalui
kegiatan :
❖ Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi
dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang
berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat
aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan
prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta
deduktif dalam membuktikan tentang materi :
unsur kebahasaan (diksi, gaya bahasa, citraan) novel
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara
bersama-sama membahas jawaban soal-soal yang
telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalization COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
(menarik Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
kesimpulan) ❖ Menyampaikan hasil diskusi tentang materi unsur
kebahasaan (diksi, gaya bahasa, citraan) novel
berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara
lisan, tertulis, atau media lainnya untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
156

Pertemuan Pertama (2 x 45 Menit)


kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan
pendapat dengan sopan.
❖ Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara
klasikal tentang materi :
➢ Unsur kebahasaan (diksi, gaya bahasa, citraan)
novel
❖ Mengemukakan pendapat atas presentasi yang
dilakukan tentanag materi unsur kebahasaan (diksi,
gaya bahasa, citraan) novel dan ditanggapi oleh
kelompok yang mempresentasikan.
❖ Bertanya atas presentasi tentang materi unsur
kebahasaan (diksi, gaya bahasa, citraan) novel yang
dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan
untuk menjawabnya.

CREATIVITY (KREATIVITAS)
❖ Menyimpulkan tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru
dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang
materi :
➢ Unsur kebahasaan (diksi, gaya bahasa, citraan)
novel
❖ Menjawab pertanyaan tentang materi unsur
kebahasaan (diksi, gaya bahasa, citraan) novel yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau
lembar kerja yang telah disediakan.
❖ Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau
guru melemparkan beberapa pertanyaan kepada
siswa berkaitan dengan materi unsur kebahasaan
(diksi, gaya bahasa, citraan) novel yang akan selesai
dipelajari
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
157

Pertemuan Pertama (2 x 45 Menit)


❖ Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi unsur
kebahasaan (diksi, gaya bahasa, citraan) novel yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau
pada lembar lerja yang telah disediakan secara
individu untuk mengecek penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran.
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Peserta didik :
❖ Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi unsur kebahasaan (diksi,
gaya bahasa, citraan) novel yang baru dilakukan.
❖ Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran unsur kebahasaan
(diksi, gaya bahasa, citraan) novel yang baru diselesaikan.
❖ Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang
harus mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau
dirumah.
Guru :
❖ Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi
pelajaran unsur kebahasaan (diksi, gaya bahasa, citraan) novel.
❖ Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk
kerja dengan benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk
penilaian tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi pelajaran
unsur kebahasaan (diksi, gaya bahasa, citraan) novel.
❖ Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran unsur kebahasaan (diksi, gaya
bahasa, citraan) novel kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama
yang baik.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
158

I. Penilaian Hasil Pembelajaran


1. Teknik Penilaian (terlampir)
a. Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-
hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan
langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian sikap
Aspek Perilaku
yang Dinilai
Jumlah Skor Kode
No Nama Siswa
Skor Sikap Nilai
BS JJ TJ DS

1
2
3
Dst.
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
159

25,01 – 50,00 = Cukup (C)


00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai
- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka
peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya sendiri. Namun
agar penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih
dahulu tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai,
kemudian menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format
penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu.
Berikut Contoh format penilaian :

No Pernyataan Ya Tidak Jumlah Skor Sikap Kode


Skor Nilai
Selama diskusi, saya
ikut serta
1
mengusulkan
ide/gagasan.
Ketika kami
berdiskusi, setiap
2 anggota mendapatkan
kesempatan untuk
berbicara.
Saya ikut serta dalam
membuat kesimpulan
3
hasil diskusi
kelompok.

Keterangan:
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 = 62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
160

25,01 – 50,00 = Cukup (C)


00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan
keterampilan

- Penilaian Teman Sebaya


Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri.
Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan
penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya.
Berikut Contoh format penilaian teman sebaya :
Nama yang diamati : ...
Pengamat : ...

Skor
No Pernyataan Ya Tidak Jumlah Kode
Skor Sikap Nilai
Mau menerima
1
pendapat teman.
Memberikan solusi
2 terhadap
permasalahan.
Memaksakan
pendapat sendiri
3
kepada anggota
kelompok.
Marah saat diberi
4
kritik.

Keterangan:
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 = 90,00
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
161

4. Kode nilai / predikat :


75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

b. Pengetahuan
- Tertulis Uraian atau Pilihan Ganda
- Penugasan
Tugas Rumah
a. Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku peserta didik
b. Peserta didik meminta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka telah
mengerjakan tugas rumah dengan baik
c. Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang telah dikerjakan untuk
mendapatkan penilaian.

c. Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian
keterampilan berbicara sebagai berikut:
Instrumen Penilaian
Sangat Kurang Tidak
Baik
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
(75)
(100) (50) (25)
Kesesuaian respon dengan
1
pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
Kesesuaian penggunaan tata
3
bahasa
4 Pelafalan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
162

Kriteria penilaian (skor):


100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor
maksimal dikali skor ideal (100)

Instrumen Penilaian Diskusi


No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan
3 Kemampuan mengolah kata
4 Kemampuan menyelesaikan masalah
Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
163

Lampiran 5. Bahan Ajar


BAHAN AJAR
Kompetensi Dasar
3.9 Menganalisis isi dan kebahasaan novel
1. Kebahasaan Novel
A. Diksi
a. Pengertian Diksi
Menurut Widyamartaya (1990: 45) menjelaskan bahwa diksi atau pilihan kata adalah
kemampuan seseorang membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan
gagasan yang ingin disampaikannya, dan kemampuan tersebut hendaknya disesuaikan
dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat dan pendengar
atau pembaca.
Pengertian pilihan kata atau diksi jauh lebih luas dari apa yang dipantulkan oleh
hubungan kata-kata itu. Istilah ini bukan saja dipergunakan untuk menyatakan kata-kata
mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tetapi juga meliputi
fraseologi, gaya bahasa, dan ungkapan (Keraf, 2008: 22-23).
b. Jenis Diksi
Diksi merupakan salah satu cara yang digunakan pengarang dalam membentuk karya
sastra agar dapat dipahami pembaca atau pendengar. Ketepatan pemilihan kata akan
berpengaruh dalam pikiran pembaca tentang isi karya sastra, jenis diksi menurut Keraf,
(2008: 89-108) adalah sebagai berikut.
1) Kata konotatif adalah suatu jenis makna kata yang mengandung arti tambahan,
imajinasi atau nilai rasa tertentu. Konotasi merupakan kesan-kesan atau asosiasi-
asosiasi, dan biasanya bersifat emosional yang ditimbulkan oleh sebuah kata di
samping batasan kamus atau definisi utamanya. Konotasi mengacu pada makna kias
atau makna bukan sebenarnya.
2) Kata konkret adalah kata yang menunjuk pada sesuatu yang dapat dilihat atau
dirasakan oleh satu atau lebih dari pancaindra. Kata-kata konkrit menunjuk kepada
barang yang aktual dan spesifik dalam pengalaman. Kata konkrit digunakan untuk
menyajikan gambaran yang hidup dalam pikiran pembaca melebihi kata-kata yang
lain.
3) Kata serapan adalah kata dari bahasa asing yang telah disesuaikan dengan wujud
atau struktur bahasa Indonesia.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
164

4) Kata asing ialah unsur-unsur yang berasal dari bahasa asing yang masih
dipertahankan bentuk aslinya karena belum menyatu dengan bahasa Indonesia.
c. Fungsi Diksi
1) Membantu audiens ataupun para pembaca mengerti apa yang disampaikan oleh
penulis atau pembicara.
2) Menciptakan aktivitas komunikasi yang efektif dan efisien.
3) Menyampaikan gagasan / ide dengan tepat.
4) Menjadi lambang ekspresi pada suatu gagasan.
d. Contoh Diksi
1) Kata Konotatif
Kata konotatif adalah salah satu jenis makna kata yang mempunyai makna lain atau
makna simbolis. Kata konotatif termasuk kata kiasan yang tidak memiliki makna asli
dari makna katanya. Beberapa contoh kata konotatif dari hasil penelitian dari dua novel
karya Hanum Salsabiela Rais dipaparkan sebagai berikut.

Bentuk Diksi Makna Denotatif Makna Konotatif


Kata Konotatif dalam Novel
Bergulat dengan waktu Melakukan olahraga gulat Sibuk dengan aktivitas yang
dilakukan

Merayapi wajah Bergerak perlahan Memandang secara


menyeluruh dengan detail

Memborbardir Meluluhlantakan Memberikan banyak


pertanyaan pertanyaan secara beruntun

Membatu Menjadi keras seperti Bersikap diam dan kaku


batu

Membuang pandang Membuang pandangan Melihat pemandangan secara


luas dan menyeluruh

Pion Prajurit dalam permainan Hanya seorang pegawai kantor


catur atau bawahan atasannya

Kuli tinta Pekerja berat dengan Bekerja sebagai wartawan,


mengandalkan kekuatan penulis berita
fisik
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
165

Memberikan plasebo Sebuah pil Meyakinkan lawan bicara

Burung besi Burung terbuat dari besi Pesawat terbang

Menabrak janji Menubruk atau Mengingkari janjinya


menumbuk

Sengat sinar matahari Alat berbisa pada Terkena paparan sinar


serangga matahari yang sangat terasa di
kulit
Magma ketidakrelaan Cairan panas di gunung Perasaan tidak rela dan
berapi bersedih hati

Jarum kerusuhan Alat jahit terbuat dari Terjebak di dalam kerusuhan


logam

Tertampar kelakuan Terkena tamparan Ditegur orang lain yang


berujung malu terhadap
perilakunya sendiri
Jantung kota Pusat peredaran darah Pusat kehidupan masyarakat,
pusat pemerintahan

Lubang Terowongan kecil ke Terperangkap atau terjebak


ketidakpercayaan diri dalam tanah dalam perasaan tidak percaya
diri

Telurkan Bertelur Membuat, menciptakan suatu


ide atau gagasan

Selapis awan gelap di Benda yang berada di Menggambarkan nuansa


wajah udara terbuat dari butiran kesedihan
es

Menekuk-nekuk wajah Melakukan tekukan Menggambarkan ekspresi


marah

Darahku mendidih Darah mendidih Emosional


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
166

Penumpang gelap Penumpang ilegal Perasaan minder karena


sebagai orang asing

Tersapu Dibersihkan Terusir

2) Kata Konkret
Kata konkret dapat diartikan sebagai kata yang memiliki makna asli apa adanya.
Kata konkret membantu pembaca untuk memperjelas penggambaran suatu makna,
keadaan, atau kondisi dalam suatu kalimat. Berikut contoh kata konkret dari dua
novel.
Bentuk Diksi Makna Denotatif Makna Konotatif
Kata Konkret dalam Novel
Langsung kusambar Melakukan tindakan Mengalami kepanikan
dengan cepat ketika terjadi kerusuhan
sehingga ketika datang
bantuan merespon cepat
Tindik sebesar Tindik yang dipakai Menunjukkan sosok yang
sebesar bola kelereng menakutkan
kelereng
Manusia berseragam Manusia yang memakai Aparat keamanan negara
seragam

Dengan sigap Melakukan tindakan Melakukan pertolongan


dengan cepat dengan cepat

Berdiri angkuh Berdiri tegap Memancarkan aura


kesombongan

Bulir air mata Tetesan air mata Mengalami kesedihan

Pucat pasi Wajahnya pucat Merasakan kepanikan

Berguling anak tangga Menggelinding Berjalan menuruni anak


tangga dengan cepat

Minoritas Golongan sosial yang Golongan sosial yang


jumlah warganya jauh lebih
jumlah warganya jauh
sedikit dibandingan
lebih sedikit golongan lain
dibandingan golongan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
167

lain

Intuisi Kemampuan memahami Kemampuan memahami


sesuatu tanpa dipikirkan
sesuatu tanpa dipikirkan
Keranjingan Gemar sekali Gemar sekali

Antusias Bergairah dan Bergairah dan bersemangat


bersemangat

3) Kata Serapan
Kata serapan adalah kata dari bahasa asing yang telah disesuaikan dengan wujud
atau struktur bahasa Indonesia. Berikut contoh kata serapan dari dua novel karya
Hanum Salsabiela Rais.
Bentuk Diksi Pengertian
Kata Serapan
Volume Tingkat kenyaringan atau kekuatan
Spesial Khusus, khas
Reporter Orang yang bekerja melaporkan berita
Halal Diperbolehkan
Sentimen Emosi yang berlebihan
Negatif Kurang baik, menyimpang dari aturan umum
Seremoni Perayaan, upacara
Kualifikasi Keahlian yang diperlukan
Sensitif Cepat menerima rangsangan
Seluler Sistem radio telepon
Komputer Alat elektronik otomatis yang canggih
Koneksi Hubungan dua atau beberapa peranti komunikasi,
sambungan.
Skenario Rancangan penyelenggaraan
Struktur Disusun dengan pola tertentu
Basemen Bagian dari gedung berada di dasar
Retorika Keterampilan berbahasa atau kepandaian berbicara
Jihad Upaya sungguh-sungguh membela agama dengan
mengorbankan harta benda, jiwa, hingga raga
Taaruf Perkenalan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
168

Kavaleri Pasukan kuda


Interogasi Memberikan pertanyaan untuk mencari informasi
Energi Kemampuan untuk melakukan kerja
Strategi Suatu usaha untuk mencapai tujuan
Administrasi Kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan
kebijakan untuk mencapai tujuan
Potret Gambaran atau lukisan dalam bentuk paparan
Profesional Memerlukan kepandaian khusus untuk melakukannya
Panorama Pemandangan alam yang bebas dan luas
Impresi Efek atau pengaruh yang dalam terhadap pikiran dan
perasaan

4) Kata Asing
Kata asing ialah unsur-unsur yang berasal dari bahasa asing yang masih
dipertahankan bentuk aslinya karena belum menyatu dengan bahasa Indonesia.
Berikut contoh kata asing dari dua novel karya Hanum Salsabiela Rais.
Bentuk Diksi Pengertian
Kata Asing
Paper Ringkasan dari penelitian yang dibuat
Bluetooth Jaringan kawasan tanpa kabel
On the spot Di tempat atau di lokasi kejadian
Friendly Mempunyai sikap ramah tamah
Refreshing Menyegarkan kondisi tubuh dan pikiran
Turtle neck Pakaian kerah tinggi
Brotherhood Persaudaraan
Silent Diam, hening
Startup Perusahaan rintisan atau perusahaan yang baru dibangun
Applause Tepuk tangan
Hall Aula, auditorium
Traveling Melakukan perjalanan jauh
Fair Bersikap adil
Travelling Perjalanan dan pergerakan orang antar wilayah geografi
yang jauh
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
169

Curriculum vitae Daftar riwayat hidup


Capture Menangkap
Croissant Roti berbentuk bulan sabit dari Perancis
Cappuccino Minuman khas Itali yang dibuat dari espresso dan susu.
Speaker Perangkat keras yang mengubah sinyal elektrik menjadi
frekuensi suara
By the way Ngomong-ngomong
City center Pusat kota
Sold out Habis terjual
Tour guide Pemandu wisata

B. Gaya Bahasa
a. Pengertian Gaya Bahasa
Gaya bahasa menurut Aminuddin (1995: 5) mengemukakan bahwa style atau gaya
bahasa merupakan cara yang digunakan oleh pengarang dalam memeparkan gagasannya
sesuai dengan tujuan dan efek yang ingin dicapai. Kemudian menurut Tarigan (1985: 5)
gaya bahasa merupakan bentuk retorik, yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicara dan
menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi penyimak dan pembaca.
b. Jenis Gaya Bahasa
1) Simile
Simile merupakan salah satu jenis gaya bahasa yang mengungkapkan suatu hal secara
tidak langsung dengan perbandingan eksplisit. Gaya bahasa simile dinyatakan dengan
kata depan dan kata penghubung; seperti, umpama, layaknya, serupa, laksana, seolah,
bagaikan, dan lain sebagainya.
2) Sinekdok
Gaya bahasa sinekdok termasuk gaya bahasa yang menggunakan sebagian dari suatu
hal untuk menyatakan semua bagian tersebut atau justru mengunakan semua bagian
untuk menyatakan sebagian hal tersebut.
3) Repetisi
Repetisi termasuk perangkat sastra yang mengulang kata atau frasa yang sama
beberapa kali untuk membuat tulisan lebih jelas.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
170

4) Antitesis
Antithesis adalah gaya bahasa yang mengandung gagasan yang bertentangan dengan
mempergunakan kata-kata atau kelompok kata yang saling berlawanan dalam satu
kalimat. Antithesis dapat membandingkan dua hal yang memiliki makna berbeda.
5) Metafora
Metafora merupakan salah satu gaya bahasa yang menggunakan kata pembanding
untuk mewakili hal lain atau bukan yang sebenarnya mulai dari bandingan benda
fisik, sifat, ide, atau perbuatan lain.
6) Hiperbola
Gaya bahasa hiperbola adalah adanya bahasa yang melebih-lebihkan atau membesar-
besarkan kenyataan yang sebenarnya.
7) Personifikasi
Gaya bahasa personifikasi, benda mati dijadikan seolah-olah memiliki nyawa dan
hidup. Selain itu, benda mati juga bisa berperilaku seperti manusia.
8) Resmi
Gaya bahasa resmi adalah gaya bahasa yang digunakan untuk acara-acara resmi,
seperti di istana negara, pertemuan para menteri, seminar internasional, konferensi,
dan sebagainya dengan menggunakan pilihan kata-kata baku.
9) Tak resmi
Gaya bahasa tak resmi juga digunakan dalam bahasa standar, biasanya dalam
kegiatan-kegiatan yang tidak formal. Gaya bahasa yang tidak resmi digunakan dalam
acara-acara yang lebih santai, seperti kebersamaan dengan keluarga, ngobrol dengan
teman-teman, dan menggunakan pilihan kata-kata tidak baku.
10) Percakapan
Dalam gaya bahasa ini, pilihan kata yang digunakan adalah kata-kata populer dan
kata-kata percakapan. Selain hal tersebut, penggunaan bahasa percakapan biasa
digunakan dalam berkomunikasi dengan orang lain pada aktivitas sehari-hari.

c. Fungsi Gaya Bahasa


Menurut Al-Ma’ruf dan Ali Imron (2009: 32) fungsi gaya bahasa dalam karya sastra
adalah..
1) Sebagai alat untuk meningkatkan selera, artinya dapat meningkatkan minat pembaca
pendengar untuk mengikuti apa yang disampaikan pengarang atau pembicara.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
171

2) Sebagai alat untuk mempengaruhi atau meyakinkan pembaca atau pendengar, artinya
dapat membuat pembaca semakin yakin dan mantap terhadap apa yang disampaikan
pengarang atau pembicara.
3) Sebagai alat untuk menciptakan keadaan perasaan hati tertentu, artinya dapat mebawa
pembaca hanyut dalam suasana hati tertentu, seperti kesan baik atau buruk, perasaan
senang atau tidak senang, benci, dan sebagainya setelah menangkap apa yang
dikemukakan pengarang.
4) Sebagai alat memperkuat efek terhadap gagasan yakni dapat membuat pembaca
terkesan oleh gagasan yang disampaikan pengarang dalam karyanya.

d. Contoh Gaya Bahasa


Gaya Kutipan Ulasan
Bahasa
Simile “Aku hampir terdesak Kutipan tersebut menunjukkan majas
menyeruput teh panasku. simile ditandai dengan adanya kata
Mawar yang sudah kusiapkan “seolah”. Kata tersebut
seolah ikut layu tatkala menghubungkan antara dua hal yang
mendengar kata-kata Hanum” berbeda. Kondisi bunga mawar yang
(Rais dan Rangga, 2016:58). layu biasanya disebabkan oleh masa
petik yang sudah lama atau
berkurangnya kadar air dalam tangkai
bunga. Namun, pada konteks data
pengarang menghubungkan layunya
tumbuhan dengan ucapan perkataan
tokoh Hanum.

Kutipan di atas menampilkan kata


“Setidaknya, aku melihat
hubung “seperti”. Kata tersebut
semua jalan takdir ini seperti
termasuk ciri adanya gaya bahasa
aliran-aliran sungai yang suatu
simile. Penggunaan kata jalan takdir
saat nanti pasti akan bertemu di
yang bersifat abstrak (tidak dapat
satu titik” (Rais dan Rangga,
dilihat secara jelas) disandingkan
2016:60).
dengan aliran sungai yang bersifat
konkret (dapat dilihat bentuk dan
strukturnya oleh pancaindra).
“Karena Turki adalah negara
dengan penduduk mayoritas
Kutipan tersebut terdapat gaya bahasa
muslim juga. Turki seakan-
simile. Hal tersebut karena Turki
akan mewakili kebesaran Islam
sebagai negara mandiri muslim
di arena kompetisi bola nomor
dianggap sebagai perwakilan orang
dua paling bergensi itu. (Rais,
muslim di seluruh dunia, perwakilan
Rangga, 2014: 100)
kebesaran Islam pada kompetisi
bergengsi dunia.
“Sejurus kemudian aku
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
172

menemukan diriku Kutipan data tersebut menampilkan


terguncang-guncang saat roda penggunaan gaya bahasa simile. Hal
pesawat menyentuh bui dengan tersebut dapat terlihat dengan adanya
serampangan. Seperti jatuh kalimat “Seperti jatuh terjerembap”.
terjerembap”. (Rais dan Dalam konteks kutipan tersebut tidak
Rangga, 2014: 125) memiliki arti “jatuh terjerembab”
dengan sebenarnya. Hal itu hanya
perbandingan kondisi yang mirip
dengan situasi yang dialami tokoh
Aku ketika diguncang dalam pesawat
saat hendak turun menyentuh tanah.
“Jika dulu doktrin agama
dipaksa memberangus Kata seperti dan bagaikan dalam
pengetahuan, kini seolah kedua kutipan di atas, menunjukkan
giliran pengetahuanlah yang adanya gaya bahasa simile dalam dua
berkesempatan memberangus kutipan tersebut. Pada kutipan yang
agama. Keduanya bagaikan pertama, kata “seperti” membuat
kutub yang tak pernah akur di penggambaran dari tokoh Gomez
Eropa ini”. (Rais dan Rangga, yang bersemangat dan tokoh Hanum
2014:281) mengibaratkan baru saja memenangi
undian kuis juataan Euro. Kemudian
pada kutipan kedua, kata “bagaikan”
menjadi perbandingan antara doktrin
agama dan pengetahuan yang tak
pernah akur di Eropa.
Sinekdok “Negeri ini adalah negeri yang Kutipan tersebut memuat gaya bahasa
memendam trauma” (Rais dan sinekdok. Ditunjukkan pada klausa
Rangga, 2016:65). “negeri yang memendam trauma”
mengibaratkan seluruh anggota negeri
tersebut memendam trauma. Namun,
bila ditelaah dari hakikatnya, setelah
delapan tahun berjalan, pihak yang
masih memendam trauma hanya pihak
yang menjadi korban atau pihak yang
terdampak dari tragedi mengerikan
WTC 9/11
Repetisi “Harapan saya sudah centang Kutipan tersebut memuat gaya bahasa
perenang. Bagaikan repetisi ditunjukkan pada kata
menggatang asap. Memeluk “harapan” diulang beberapa kali di
angin. Harapan saya seperti lebih dari satu kalimat berurutan.
gelas kaca yang pecah Makna antar kalimat tersebut juga
beremah-remah. Dan Ibrahim saling sambung melengkapi satu sama
merakitnya lagi untuk saya” lain.
(Rais dan Rangga, 2016:294).

“Fatma menghirup dalam-


dalam udara yang menusuk Kutipan tersebut menunjukkan majas
tulang hari itu sebelum ia repetisi yaitu pengulangan kata
menjawabku dengan “menghirup” dan “udara”.
anggukan. Persis seperti dulu
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
173

dia menghirup dalam-dalam


udara dingin di Kahlenberg
saat turun dari bus” (Rais dan
Rangga, 2014:360).

Antithesis “Sensasi kedigdayaan yang Gaya bahasa tersebut terlihat dengan


rapuh menyengat seketika saat adanya kata yang berlawanan dalam
kami menginjakan kaki di satu kalimat, yakni kata “digdaya” dan
sentra kehidupan modern ini” “rapuh”. Kedua kata tersebut memiliki
(Rais, 2016:68). arti yang berlawanan. Kata “digdaya”
memiliki sinonim kata kuat.
Sedangkan, kata kuat termasuk lawan
kata rapuh.

“Musim gugur yang hamper Gaya bahasa tersebut dapat terdeteksi


tiba membuat segala cuaca tak dengan adanya kata “panas” dan
ubahnya gadis genit yang “dingin”. Kedua kata tersebut
berganti-ganti rupa. Terkadang memiliki arti yang berlawanan.
panas dan tiba-tiba dingin atau
bahkan hujan” (Rais dan
Rangga, 2016:75).
Kata “hitam” dan “putih” adalah dua
“Era diskriminasi hitam putih kata yang memiliki sifat berlawanan
harus diakhiri di Amerika. kata. Kedua kata tersebut pada data
Sebagaimana amanat deklarasi tersebut berada dalam satu kalimat.
kemerdekaan bangsa. Sesuai Meski keduanya memiliki arti yang
perjuangan para pemimin berbeda, tetapi posisi dalam kalimat
sebelumnya. Sejalan dengan saling melengkapi satu sama lain.
keyakinan barunya, Islam, Pada konteks data tersebut, kata
bahwa otak kesejahteraan “hitam putih” mewakilkan masyarakat
manusia adalah keadilan dan kulit hitam dan putih yang tinggal di
kesetaraan”. (Rais dan Rangga, tanah Amerika harus hidup
2016 : 74) berdampingan dengan damai dan
sejahtera.
Metafora “Baru saja aku berhasil Pada kata “telepon genggam
mengiris-iris bawang bombai meraung” memunculkan majas
sebanyak lima suing, telepon metafora. Telepon genggam sebagai
genggamku meraung” (Rais benda digambarkan berperilaku hal
dan Rangga, 2016:21). lain, yakni seperti kebiasaan suara
binatang yang membuat kegaduhan.

“Kini dia mulai mentransfer


beberapa foto liputannya ke Kutipan tersebut memuat majas
alamat surel kantor. Seperti metafora ditunjukkan pada kata
menunggu keong berjalan “keong berjalan” yang dapat dimaknai
hingga garis finis, attachment sangat lama.
foto-foto itu tak kunjung
terunggah” (Rais dan Rangga,
2016:260).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
174

“Islam pertama kali masuk ke Pada kutipan tersebut terdapat


Spanyol membawa kedamaian penggunaan gaya bahasa metafora.
dan kemajuan peradaban. Hal ini dapat terlihat dengan kalimat
Benih-benih Islam itu tumbuh “Benih-benih Islam itu tumbuh
menyinari tanah Spanyol menyinari tanah Spanyol hingga 750
hingga 750 tahun lebih, jauh tahun lebih,” dari kalimat tersebut
sebelum dan lebih lama secara implisit ada unsur mengkaitkan
daripada Indonesia mengenal agama Islam seperti benih tumbuhan
Islam. (Rais dan Rangga, 2014 yang memberi manfaat lebih terhadap
: 5) tanah tempat ia ditanam.

Hiperbola “Aku memandang atasanku itu Pada klausa “entah sudah berapa ratus
sedang membuang pandangan kali jendela ruang kaca itu dia tatap,”
ke jendela. Entah sudah berapa menunjukan kata yang berlebihan
ratus kali jenjela ruang kaca itu dengan penggunaan kata “berapa ratus
dia tatap, seolah jendela itu bisa kali”.
memberikan penyelesaian
semua masalah kantor” (Rais
Kutipan tersebut memunculkan gaya
dan Rangga, 2016:38).
bahasa hiperbola. Hal ini dapat terlihat
dengan adanya kata “setengah mati”.
“Perutku tiba-tiba sakit
Tokoh aku (Hanum) pada data di atas
setengah mati. Aku
merasaka sakit setelah lari
meringkukan tubuh untuk
menyelematkan diri dari kerusuhan
menahan perutku yang tiba-
demonstrasi. Pengarang
tiba melilit” (Rais dan Rangga,
menggambarkan rasa sakit yang
2016:108).
dialami tokoh Hanum disamakan
seperti orang yang mengalami antara
“Hawa Maret kali ini itu dingin
hidup dan mati.
tak terkira menusuk tulang.
Angin perubahan musim
berembus memperburuk
Kutipan tersebut terdapat gaya bahasa
keadaan”. (Rais dan Rangga,
hiperbola, yaitu pada klausa dingin tak
2014: 22)
terkira menusuk tulang. Gaya bahasa
hiperbola merupakan gaya bahasa
“Suara meriam dari pasukan
yang melebih-lebihkan, klausa dingin
artilero berdebum-debum
tak terkira menusuk tulang dapat
menggetarkan bumi dan langit
dikategorikan berlebihan karena
siang itu. Lalu suara ledakan di
dingin pada umumnya tidak sampai
bawah tanah pun berdetum
menusuk tulang. Begitu juga dengan
menyobek permukaan tanah
menggetarkan bumi dan langit yang
pun berdetum menyobek
melebih-lebihkan.
permukaan tanah dan
meruntuhkan bastion-bastion
benteng”. (Rais dan Rangga,
2014: 17)
Personifikasi “Gereja itu melambaikan
tangan untuk terakhir kalinya
pada Azima” (Rais dan
Rangga, 2016:241).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
175

“Pandanganku menjauh ke
arah White House dan Capitol
Hill. Dua gedung putih itu
seolah melirikku” (Rais dan Kutipan tersebut memuat majas
personifikasi dimana benda mati
Rangga, 2016:246).
seolah-olah dapat hidup dan
“Kami pun saling berperilaku seperti manusia.
memperkenalkan suami
masing-masing, lalu hijrah
bergantian ke meja buffet yang
sudah memanggil-manggil”.
(Rais dan Rangga, 2014: 58)
“Arsitektur Schoenbrunn tak
hanya megah dan indah, tetapi
juga menampakkan bangunan
fisik yang sombong luar
biasa”. (Rais dan Rangga,
2014: 64)
“Lukisan itu ingin menangis
juga seperti Fatma. Tapi dia tak
bisa”. (Rais dan Rangga, 2014:
84)
“Matahari yang sama yang
menyaksikan semua
pertikaian, ketegangan, hingga
pertempuran antarmanusia dari
berbagai zaman”. (Rais dan
Rangga, 2014: 308)

Resmi “Sampai tadi malam, saya tak Ketiga kutipan tersebut merupakan
tahu apakah saya layak berdiri penggalan kata-kata dari Philipus
dihadapan anda semua. Sampai Brown seorang miliarder di Amerika
tadi malam, saya masih Serikat ketika memberikan pidato
bingung apa yang telah saya kehormatan dalam acara patron of
lakukan itu benar-benar heroes yang diadakan salah satu media
bernmanfaat dan apakah saya di negara Amerika Serikat. Ketiga
berhak berpidato di sini”. (Raiskutipan tersebut termasuk gaya bahasa
dan Rangga, 2016:276) resmi karena dilakukan dalam acara
resmi, yaitu sebuah penghargaan
“Sampai tadi malam, akhirnya kepada tokoh-tokoh penting dan
Tuhan telah melihat penantian berpengaruh di Amerika Serikat.
saya. Dia memberikan
keajaiban pada saya lewat Kemudian dua kutipan terakhir
seorang pria peserta konferensi menggunakan bahasa yang bersifat
yang saya hadiri kemarin pagi. resmi. Hal yang dibahas termasuk
Namanya Rangga Almahendra, topik yang penting dan bersifat
seorang pria Indonesia”. (Rais formal. Topik pembahasan yang
dan Rangga, 2016:278) ditampilkan seperti teks pidato yang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
176

menyinggung tentang keselarasan


“Kemarin, saya memberikan antara agama dan ilmu pengetahuan
pidato tertutup di pembukaan dalam kehidupan bermasyarakat dan
konferensi terbatas tentang berbangsa. Terdapat pula ajakan
Strategy in an Uncertain World pesuasif penulis kepada para pembaca
yang menghadirkan saya untuk mengilhami agama dengan
sebagai keynote speaker. Saya prespekif positif. Penulis ingin
menyampaikan apa dan siapa mengajak pembacanya untuk
orang-orang memengaruhi memandang agama bukan pelaku atau
hidup saya delapan tahun subjek pemicu kekerasan hingga
terakhir ini”. (Rais dan Rangga, perceraian umat manusia.
2016:278)

“Kalian tahu, sejarah telah


membuktikan, bukan agama
yang membuat perang dan
diperangkan di dunia ini,
melainkan nafsu manusia akan
kekuasaan dan nafsu manusia
yang selalu ingin berbeda”.
(Rais dan Rangga, 2014: 284)

“Aku semakin yakin, esensi


sejarah bukanlah hanya siapa
yang menang dan siapa yang
kalah. Lebih dari itu: siapa
yang lebih cepat belajar dari
kemenangan dan kekalahan”.
(Rais dan Rangga, 2014: 310)
Tak resmi “Mungkin aku bisa
membohongi Ibuku,
membohongi seluruh manusia
diluar sana tentang diriku yang
telah berubah. Tapi aku tak bisa
membohongi Allah dan tak Kutipan tersebut termasuk gaya
bisa membohongi diriku bahasa tak resmi, hal tersebut
sendiri pada akhirnya, Azima dikarenakan konteks kedua kutipan
berhenti dari tawa kecilnya, tersebut yaitu mengobrol dengan
mungkin kau akan tertawa lagi teman dalam keadaan yang santai.
Hanum, tapi inilah caraku”. Pada kutipan kedua tokoh azima dan
(Rais dan Rangga, 2016:181) Hanum dalam kutipan tersebut
melakukan tawa kecil menunjukkan
“Ada satu kemungkinan obrolan tersebut begitu santai dan
mengapa dia tidak bicara rileks. Kemudian Kata “belepotan”
banyak, bahasa Inggrisnya dan kata “kepotan” termasuk kata
belepotan”. (Rais dan Rangga, tidak baku. Kedua kata tersebut sering
2014: 234) digunakan dalam komunikasi tidak
formal menggunakan kata yang tidak
“Aku dan Rangga terguncang- baku.
guncang sepanjang perjalanan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
177

karena kepotan mobil Gomez


ke sana kemari”. (Rais dan
Rangga, 2014: 236)
Percakapan “Julia, fotokan aku di depan
patung Columbus, dong. Aku
benar-benar dipenuhi gelora
kali ini”.
“Aku mau tulis artikel tentang
sejarah yang terceritakan ini,
Julia. Foto ini nanti sebagai Kutipan tersebut memuat gaya bahasa
latar belakangnya”. percakapan antara tokoh Hanum dan
“Kau tidak tertarik berfoto Julia. Berawal dari tokoh Hanum yang
dengan keturunan penemu meminta tolong kepada tokoh Julia
Amerika yang lain?” sahut untuk memfotokan dirinya di depan
Julia. patung Colombus. Kemudian kedua
“Aku bingung, ya aku bingung. tokoh tersebut saling berbalas
Siapa yang dimaksud penemu argument mengenai penemu dari
Amerika yang lain?” Julia benua Amerika yang menjadi
tersenyum sambil cekikikan percakapan diantara kedua tokoh
melihat melihatku tersebut.
mengarahkan pandangan ke
segala arah.
“Aku ini orang Melungeon,
Hanum…”. Sahut Julia dengan
senyum.
“Bisa kau tambahkan nanti
dalam tulisan artikelmu. Aku
bukan satu-satunya Melungeon
di sini. Banyak keturunan
orang-orang terusir itu
kemudian menjadi tokoh hebat
di Amerika ini,” suara Julia
tertahan.
“Abraham Lincoln, presiden
Amerika pembebas budak yang
legendaris itu, merupakan
salah satunya,” ucapnya
menutup keterkejutanku. (Rais
dan Rangga, 2016:135-136)

C. Citraan
a. Pengertian Citraan
Citraan merupakan penggambaran secara konkret sesuatu yang sebenarnya abstrak yang
lazim digunakan dalam teks-teks sastra. Melalui ungkapan-ungkapan bahasa tertentu
yang ditampilkan dalam teks sastra itu, kita sering merasakan indra ikut terangsang,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
178

terbangkitkan seolah-olah ikut melihat atau mendengar apa yang dilukiskan dalam teks
tersebut. Tentu saja tidak melihat dan mendengar semua itu dengan mata dan telinga
telanjang, melainkan melihat dan mendengar secara imajinatif (Nurgiyantoro, 2014:275).
Selanjutnya Menurut Pradopo (2000:79) citraan ialah gambar-gambar dalam pikiran dan
bahasa yang menggambarkannya.

b. Jenis Citraan
Jenis citraan ada bermacam-macam sesuai dengan jenis indera yang ingin digugah atau
yang ingin dikukuhkan lewat karyanya. Nurgiyantoro (2014:81) mengemukakan jenis
citraan menjadi 5 yaitu: 1) citraan penglihatan, 2) citraan pendengaran, 3) citraan peraba,
4) citraan penciuman, dan 5) citraan gerak. Berikut penjelasannya.
1) Citraan Penglihatan
Citraan visual adalah citraan yang terkait dengan pengonkretan objek yang dapat
dilihat oleh mata, objek yang dapat dilihat secara visual. Jadi, objek visual adalah
objek yang tampak seperti meja, kursi, jendela, pintu, dan lain-lain.
2) Citraan Pendengaran
Citraan pendengaran adalah pengongkretan objek bunyi yang didengar oleh telinga.
Citraan auditif terkait usaha pengonkretan bunyi-bunyi tertentu, baik yang
ditunjukkan lewat deskripsi verbal maupun tiruan bunyi, sehingga seolah-olah
pembaca dapat mendengar bunyi-bunyi itu walau hanya secara mental lewat rongga
imajinasi.
3) Citraan Peraba
Citraan perabaan merupakan manifestasi dari indra peraba citra ini hadir karena
adanya perabaan. Citra perabaan dalam karya sastra terutama novel dihadirkan
melalui para tokoh dan situasi atau hal lain yang ada didalamnya. Citra perabaan akan
menimbulkan nilai estetis suatu karya sastra. Pembaca karya sastra pun akan
berimajinasi seolah merasakan efek dari indra peraba, misalnya apakah halus atau
pun kasar (Fathurohman, 2013:39).
4) Citraan Penciuman
Citraan penciuman merupakan citraan yang menggambarkan indra penciuman
seolah-olah dapat merasakan bau sesuatu yang dipaparkan pengarang. Citraan
penciuman dipakai untuk membangkitkan imaji pembaca dalam hal memperoleh
pemahaman yang utuh atas teks yang dibaca melalui indra penciuman.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
179

5) Citraan Gerak
Citraan gerak adalah citraan yang terkait dengan pengongkretan objek gerak yang
dapat dilihat oleh mata. Hal ini mirip dengan citraan visual yang juga terkait dengan
penglihatan. Namun, dalam citraan gerak objek yang dibangkitkan untuk dilihat
adalah suatu aktivitas, gerak motorik, bukan objek diam.

c. Fungsi Citraan
Menurut Nurgiyantoro (2014:278) citraan berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi
pembaca untuk membayangkan, merasakan, dan menangkap pesan yang ingin
disampaikan pengarang. Kemudian menurut Pradopo (2012) citraan berfungsi untuk
memberikan gambaran yang jelas, untuk menimbulkan suasana yang khusus, untuk
membuat (lebih) hidup gambaran dalam pikiran penginderaan dan juga untuk menarik
perhatian, penyair juga menggunakan gambaran-gambaran angan (pikiran), di samping
alat kepuitisan yang lain.
d. Contoh Citraan
Citraan Kutipan Ulasan
Penglihatan “Hamparan samudra Atlantik Kutipan tersebut
yang kelam legam beberapa waktu menunjukkan citraan
lalu berubah menjadi lautan penglihatan yaitu sebuah
gemerlap cahaya sejauh mata pemandangan samudra
memandang” (Rais dan Rangga, Atlantik.
2016:65).

Kutipan tersebut
“Pernah suatu ketika, Cooper menunjukkan citraan
membawakan siaran langsung dari penglihatan yaitu
tragedy gempa bumi di Sichuan, ekspresi wajah, rambut,
China. Wajahnya sudah tak warna kulit dari tokoh
keruan. Rambutnya awut-awutan, Cooper.
kulit putihnya terbakar, mukanya
penuh dengan debu, dan bajunya
tak terkancing sebagian” (Rais dan
Rangga, 2016:35).

“Kantor dan jalanan masih terlihat


sepi pagi itu. Aku melihat satpam Kutipan tersebut
pos keamanan kantor bekerja menunjukkan citraan
sambil bermalas-malasan di depan penglihatan dengan objek
TV lobi kantor” (Rais dan Rangga, kantor, jalanan, dan
2016:38). seorang satpam.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
180

“Dengan rajin dia memelototi Kutipan tersebut


bangunan Eropa Renaissance menunjukkan citraan
neoklasik yang eksotis, suasana penglihatan pada kata
lalu lintas jalanan Wina yang “memelototi”
ramai, dedaunan yang berguguran,
gumpalan salju yang
bergeretakan, pesawat yang
melesat cepat, hingga kesenyapan
Wina saat jam kantor usai” (Rais
dan Rangga, 2016:38).
Pendengaran “Pesawat British Airways Kutipan tersebut memuat
mendecit keras di landasan citraan pendengaran
bandara JFK New York” (Rais dan ditunjukkan pada kata
Rangga, 2016:65). mendecit keras.

Kutipan tersebut
“Seorang pria berwajah India menunjukkan citraan
berteriak-teriak keluar mengusir pendengaran pada kata
dua pria, seorang kulit putih dan berteriak-teriak.
temannya kulit hitam, dari
kedainya” (Rais dan Rangga,
2016:68).
Pada kata sirine mobil
“Berkali-kali sirene mobil polisi polisi menunjukkan
berlalu lalang, menegaskan di citraan pendengaran.
suatu tempat terjadi aksi criminal”
(Rais dan Rangga, 2016:68).
Perabaan “Aku menggeleng keras. Kini Kutipan tersebut memuat
tangan Gertrud sudah citraan perabaan pada
mencengkeram pelan lenganku. kata “mencengkram
Aku benci ini. Ini senjatanya pelan lenganku”.
untuk menjinakanku” (Rais dan
Rangga, 2016:56).
“Rangga memegang kedua
Pada kata “memegang
tanganku penuh makna. Mengaliri
kedua tanganku”
situasi dengan energi positif
menunjukkan kutipan
adalah cara terbaik dalam kondisi
tersebut memuat citraan
tidak pasti seperti ini” (Rais dan
perabaan.
Rangga, 2016:89).
“Kuucapkan doa taawudz berkali- Pada kata “meraba-raba”
kali. Sambal terus meraba-raba menunjukkan kutipan
dan memanfaatkan setitik cahaya tersebut memuat citraan
yang ada, aku langkahkan kaki perabaan.
menuju ruang samping tempat aku
berpisah dengan Fatma” (Rais dan
Rangga, 2014:76).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
181

Gerak Kutipan tersebut memuat


“Rangga meraih tanganku dan citraan gerak pada kata
menggenggamnya” (Rais dan “meraih tanganku dan
Rangga, 2016:24). menggenggamnya”.
“Gertrud bangkit dari duduknya
Pada kata “bangkit dari
dan menghambur memelukku. Dia
duduknya” menunjukkan
merayapi wajahku yang penuh
kutipan tersebut memuat
tekanan batin” (Rais dan Rangga,
citraan gerak.
2016:51).

Penciuman “Inilah kali pertama aku menjadi Pada kata “mencium bau
sasaran lemparan kaleng nyasar. alcohol” menunjukkan
Aku bisa mencium bau alkohol citraan penciuman.
yang menyengat membasahi
punggungku” (Rais dan Rangga,
2016:103).
“Aku hampir tak bisa
membedakan bau parfumnya Kutipan tersebut memuat
dengan aroma yang menyambut citraan penciuman pada
para penghujung dan pasien di kata “bau parfumnya”.
rumah sakit. Percampuran antara
obat antiseptik, disinfektan,
alkohol, dan profol di meja
operasi, yang silih berganti
beredar merebak menjadi
pengingat bahwa rumah sakit
adalah tempat yang tak diingini
satu manusia pun di dunia ini”
(Rais dan Rangga, 2016:121 – Pada kata “bau rumah
122). sakit” menunjukkan
kutipan tersebut memuat
“Tiba-tiba dia menguap panjang
citraan penciuman
hingga ada satu tetes air mata
keluar dari sudut matanya. Ruap
bau rumah sakit semakin
menggejala saja” (Rais dan
Rangga, 2016:145).
Pencecapan Pada kata “rasanya”
“Rasanya biasa-biasa saja, tak bisa
mengalahkan nasi goreng ala menunjukkan citraan
pencecapan dalam
Indonesia yang biasanya kering
dan berbumbu. Namun, Paella kutipan tersebut
yang satu ini untuk sementara
terasa sangat spesial karena kami
menyantapnya tepat di depan
Mezquita” (Rais dan Rangga,
2014:267).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
182

Lampiran 6. Surat Penelitian Perguruan Tinggi


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
183
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
184

Lampiran 7. Surat Pernah Penelitian Dari Sekolah

Anda mungkin juga menyukai