SMAN 2 KUNINGAN
TAHUN AJARAN 2023/2024
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Allah S.W.T/Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat-Nyalah tulisan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan naskah
Resensi sebuah novel, yang berjudul “99 Cahaya di Langit Eropa” karya Hanum Salsabiela
Rais dan Rangga Alhmahendra dalam rangka memenuhi tugas dalam mata Pelajaran Sejarah
yang diharapkan dapat bermanfaat dan mengembangkan pengetahuan kami sebagai peserta didik
kelas X.
Penulis Menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan - kekurangan. Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu,
semua kritik dan saran pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi perbaikan naskah
lebih lanjut.
Tulisan ini dapat penuhi dan diselesaikan berkat adanya bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak, terutama kepada Ibu Dra. N. Sri
Endang S., M.Pd. selaku guru mata Pelajaran Sejarah juga Teman Teman Kelas X.7 serta Orang
Tua yang telah memberikan bimbingan dan dukungannya demi kelancaran dan kelengkapan
tulisan ini. Akhinya, semoga tulisan yang jauh dari sempuma ini ada manfaatnya.
ii
iii
A. Identitas Novel
ISBN: 978-979-22-7274-1
1
B. Sinopsis Novel
Buku ini berisi kisah-kisah perjalanan kedua penulis selama berada di Eropa.
Hanum dan Rangga tinggal selama 3 tahun di Eropa tepatnya di Wina, Austria saat
Rangga mendapat beasiswa program doktoral di Universitas di Austria. Keduanya
berkesempatan menjelajahi Eropa dan menemukan keindahan Eropa yang tidak sekadar
hanya Menara Eiffel, Tembok Berlin, Konser Mozart, Stadion Sepakbola San Siro,
Colloseum Roma atau gondola-gondola di Venezia. Namun, mereka menemukan
keindahan lain dari Eropa, mereka menjelajah sejarah dan menemukan bahwa Islam
pernah berjaya di tanah itu. Eropa dan islam pernah menjadi pasangan serasi. Namun,
ketamakan manusia membuat dinasti itu runtuh. Melalui buku ini, penulis ingin
menceritakan tentang beberapa tempat dimana Islam mempunyai kisah yang cukup
menarik didalamnya. Kisah-kisah dari beberapa tempat didalamnya yang bisa membuat
penulis dan pembaca enggan untuk melakukan kesalahan yang sama. Tempat itu antara
2
lain Wina (austria), Paris (Perancis), Granada dan Cordoba (andalusia/Spanyol), dan
Istanbul (turki).
Bukan hanya mengajaknya berkelana di kota Wina, kebesaran hati seorang Fatma
yang menerima cerca dari kalangan non muslim menyadarkan Hanum, bahwa Islam
seharusnya dimaknai luar dan dalam. Bukan sekedar casing yang Islam, namun jiwa dan
pikiran kaum bar-bar. Perjalanan menemukan sejarah Islam yang dianggap Hanum
sebagai pembelajaran tentang makna kehidupan dan juga tentang ajaran Islam yang
penuh cinta kasih dan kedamaian. Setelah itu terdapat SMS yang menyatakan bahwa
Fatma akan kembali ke Turki dan Fatma tiba-tiba menghilang setelah mereka mengikat
janji akan berkelana bersama menapaki jejak Islam yang ada di Spanyol, Perancis, dan
Turki yang pernah berjaya pada masanya. Demi memenuhi janji itu Hanum kemudian
mulai menjelajah sendiri bersama suami.
Tempat kedua yang diceritakan penulis adalah Paris, Perancis. Kota ini dikenal
City of lights, yang berarti pusat peradaban Eropa. Di Paris, Hanum bertemu dengan
3
seorang mualaf, Marion Latimer yang bekerja sebagai ilmuwan di Arab World Institute
Paris. Marion merupakan orang asli Eropa yang jatuh cinta dengan Islam karena
negaranya Paris. Marion menceritakan kepada Hanum dan Rangga alasannya memeluk
Islam yang diawali dengan mengambil jurusan sejarah studi Islam abad pertengahan.
Marion menunjukkan kepada penulis bahwa Eropa adalah pantulan cahaya kebesaran
Islam. Eropa menyimpan harta karun sejarah Islam yang luar biasa berharganya. Seperti
kufic-kufic pada keramik yang berada di musseum louvre. Yang lebih mencengangkan
Hanum, pada lukisan Bunda Maria dan Bayi Yesus, hijab yang dipakai Bunda Maria
bertakhtakan kalimat tauhid, Laa ilaaha illallah.
Selain benda-benda 'kecil' didalam museeum louvre, Marion juga memberi tahu
tentang Voie Triomphale atau Jalan kemenangan yang dibuat Napoleon Bonaparte,
tempat dua gerbang kemenangan (arc du triomphe) yang sangat megah. menurut Marion,
bila ditarik garis lurus imajiner maka akan menghadap arah kiblat. Mungkin akan
menjadi konspirasi apabila Eropa mengakui Napoleon beragama Islam, tapi kedekatan
beliau dengan Islam tak terbantahkan. Selain itu, Jenderal kepercayaan Napoleon,
Francois Menou mengucapkan Syahadat setelah menaklukan mesir dan syariat- syariat
islam juga menginspirasi Napoleonic Code.
Setelah ke Paris, mereka selanjutnya menjelajahi Cordoba dan Granada. Dua kota
di Andalusia yang menurut beberapa ahli adalah True City of Lights. Cordoba merupakan
ibukota Andalusia dimana peradaban Eropa dimulai. Pada kota ini berkembang ilmu
pengetahuan dan menginspirasi kota-kota lain di Eropa. Pada masa keemasan itu,
Cordoba bukan negara islam seluruhnya, namun toleransi antar agama menjadi suatu
landasan kuat hingga menjadi kota yang sangat dikagumi sekaligu membuat iri kota- kota
lain. di Cordoba terdapat Mezquita, yaitu masjid besar yang menjadi Kathedral setelah
jatuh ke tangan Raja Ferdinand dan ratu Isabela. nama bangunan ini sekarang menjadi,
the Mosque Cathedral. Sementara itu Granada adalah kota terkahir dimana islam takluk
di daratan Eropa. Atau bisa disebut sebagai dinasti islam terakhir yang mencoba bertahan
4
di spanyol dan istana Al-Hambra dari kekhalifahan Nasrid. Di Granada terdapat benteng
megah yang menjelaskan betapa megahnya Islam di masa keemasan. Hanum dan Rangga
mengikuti tour guide bernama Luiz. Di istana Al Hambra Hanum terkejut dan takjub
pada saat menyadari ukiran-ukiran itu adalah ayat-ayat al-Quran yaitu la hawla wala
quwwata illa billah. Ukiran kaligrafi al-Quran tersebut dipahat pada setiap sudut, atap dan
dinding istana. Keindahan yang dikatakan Luiz kepada hanum terlihat begitu matahari
terbenam istana Nasrid berpijar terang serta pilar-pilar yang memancarkan Kaligrafi
Qur’ani dan dinding yang berpilin inskripsi Arab mengerlipkan nuansa merah, biru, dan
hijau.
Hanum mendapatkan surat balasan dari Fatma yang memberitahukan kabar duka
tentang anaknya Ayse yang telah meninggal dunia. Dia teringat setiap kenangan dengan
Ayse sehingga membaca email Fatma membuatnya berkeinginan untuk pergi ke Turki
dan disetujui oleh Rangga. Kemudian Hanum dan Rangga melanjutkan petualangannya
ke Turki dan Hanum sudah berjanji untuk menemui Fatma.
Sebelum itu, Hanum dan Rangga pergi ke Hagia Sophia bersama dengan Ranti.
Hagia Sophia sejarahnya adalah sebuah masjid yang pernah berganti menjadi gereja dan
sekarang dijadikan museum. Mereka melanjutkan perjalanan ke Blue Mosque Masjid
Sultan Ahmed, masjid yang dibangun tepat di depan Hagia Sophia dengan ukuran yang
jauh lebih besar. Pada saat bertemu, Hanum dan Fatma saling bertukar cerita,
pengalaman, dan juga membahas email balasan dari Paul, orang waktu kejadian Croissant
waktu di Wina. Mereka berbincang, tertawa, terharu hingga mengeluarkan air mata
bersama.
5
Sultan mereka mencontohkan kesederhanaan. Sesuatu hal yang mulai dilupakan
pemimpin-pemimpin saat ini.
6
Marion: Protagonis, karena membantu Hanum menjelajahi eropa.
Gomez: Protagonis, karena mengantar rangga dan hanum ke tempat-tempat
sejarah islam di eropa.
Hasan: Protagonis, karena sudah menjadi agen muslim yang baik di
spanyol.
Sergio: Protagonis, karena menjadi pemandu yang baik dalam
menjelaskan.
3. Alur :
Novel ini menggunakan alur campuran.
4. Amanat :
Jadikanlah sejarah menjadi pelajaran berharga bagi kita khususnya generasi
muda islam.
Jangan pernah untuk berhenti mempelajari bagaimana perkembangan
sejarah peradaban islam di Negara Eropa yang sebenarnya sangat
membanggakan bagi kita sebagai pemeluknya.
E. Kesimpulan
8
Islam harus ditegakkan dengan jalan yang keras, menebar teror melalui
hembusan jihad, atau demo yang berujung anarkis seperti di Indonesia.
Sudah saatnya umat Islam belajar dari kegagalan Islam berjaya di Eropa.
Nafsu untuk menjadi lebih, nafsu untuk menguasai, dan nafsu merasa paling
benar atas nama agama hanya akan memperburuk citra Islam di mata dunia.