Anda di halaman 1dari 15

99 Cahaya Di Langit Eropa

Oleh:
Dian Melasari
Desti Nurfadilah
Guna Guntara
Lilis Lisyanti
Sickha Ulfah
Tri Wulandari
Yuli Yuliani

Judul Novel : 99 Cahaya di Langit Eropa


Penulis : Hanum Salsabila Rais, Rangga Almahendra
Desain isi & grafis peta : Suprianto
Desain Sampul : Maxima Pictures
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Kota Terbit : Jakarta
Kategori : Novel Islami
Jumlah Halaman : 420 halaman
Tahun Terbit
: Desember 2013
Ukuran : 20 x 13,5
Harga
: Rp.70.000.-

Biografi Penulis
Hanum Salsabiela Rais
Hanum Salsabiela Rais, adalah putri
Amien Rais, lahir dan menempuh
pendidikan dasar Muhammadiyah di
Yogyakarta hingga mendapat gelar
Dokter Gigi dari FKG UGM. Mengawali
karir menjadi jurnalis dan presenter
di TRANS TV.
Hanum memulai petualangannya di
Eropa selama tinggal di Austria
bersama
suaminya
Rangga
Almahendra dan beke rja untuk
proyekvideopodcastExecutive
Academy di WU Vienna selama 2
tahun. Ia juga tercatat sebagai
koresponden detik.com bagi kawasan
Eropa dan sekitarnya.
Tahun 2010, Hanum menerbitkan
buku
pertamanya,Menapak
Jejak
Amien Rais: Persembahan Seorang
Putri untuk Ayah Tercinta.Sebuah
novel biografi tentang kepemimpinan,
keluarga dan mutiara hidup.

Rangga Almahendra
Rangga
Almahendra,
suami
Hanum
Salsabiela Rais, teman perjalanan sekaligus
penulis kedua buku ini. Menamatkan
pendidikan dasar hingga menengah di
Yogyakarta, berkuliah di Institut Teknologi
Bandung, kemudian S2 di Universitas
Gadjah Mada, keduanya luluscumlaude.
Memenangi beasiswa dari Pemerintah
Austria untuk studi S3 di WU Vienna,
Rangga
berkesempatan
berpetualang
bersama sang istri menjelajah Eropa. Pada
2010 ia menyelesaikan studinya dan meraih
gelar doktor di bidang International
Business & Management.
Saat ini ia tercatat sebagai dosen di
Johannes Kepler University dan Universitas
Gadjah Mada. Rangga sebelumnya pernah
bekerja di PT Astra Honda Motor dan ABN
AMRO Jakarta.

Sinopsis
Novel 99 cahaya di langit eropa bercerita tentang
perjalanan Hanum Salsabilah Rais dan Rangga Almahendra
dalam menapak jejak islam di eropa meliputi: Wina (austria),
Paris (Perancis), Granada dan Cordoba (andalusia/Spanyol),
dan Istanbul (turki).
Perjalanan Menapak Jejak Islam di Eropa ini bermula dari
pertemuan Hanum dengan seorang perempuan muslim
bernama Fatma Pasha saat mereka bersama-sama mengikuti
kursus Bahasa Jerman, Seorang imigran Turki yang tinggal di
Wina, Austria, yang berhasil menggugah jiwa kelana Hanum
untuk menyusuri jejak islam di Eropa.
kursus
Bahasa
Jerman,

Perjalanan pertama Hanum berkeliling Wina adalah karena ajakan


Fatma untuk melihat keindahan kota Wina dari atas bukit Kahlenberg.
Dari atas bukit ini, Hanum dapat melihat dengan jelas Kota Wina
seutuhnya, termasuk sebuah sungai terkenal,DonauatauDanube, yang
membelah dua Kota Wina. Tanpa disangka oleh Hanum, ternyata di tepi
Sungai Danube itu berdiri sebuah bangunan berwarna hijau dengan
kubahblendukdan minaret, Masjid ViennaIslamic Center Pusat
Peribadatan umat Islam terbesar di Wina.
Di bukti inilah Hanum pertama kali belajar memahami konsep Fatma
tentang bagaimana menjadi agen muslim yang baik di Eropa. Selain itu
juga mengetahui sejarah Islam bahwa Turki pernah hampir menguasai
Eropa Barat sebelum akhirnya dipukul mundur oleh gabungan Jerman dan
Polandia di atas bukit Kahlenberg.
bukit Kahlenberg
Hanum dan
Bersama Fatma
Fatma, Hanum merencanakan mengunjungi
beberapa
di wina (Austria)
tempat peradaban Islam di Eropa. Namun kemudian, Fatma menghilang
secara tiba-tiba sehingga rencana tersebut sulit diwujudkan.

menuju

Perjalanan selanjutnya menuju Kota Paris, disana Hanum bertemu dengan


seorang mualaf, bernama Marion Latimer yang bekerja sebagai ilmuwan di
ArabWorld InstituteParis. Marion menunjukkan kepada Hanum bahwa Eropa
merupakan pantulan cahaya kebesaran Islam. Eropa menyimpan harta karun
sejarah Islam yang luar biasa berharganya.
Bersama Marion, Hanum menjelajahi Museum Louvre dengan koleksinya
yang terlengkap di dunia mencakup hasil karya maestro-maestro dunia dan
tentu saja lukisan Mona Lisa karya Leonardo Da Vinci yang sangat tersohor. Di
Museum ini jualah terdapat lukisan Bunda Maria dan Bayi Yesus dengan
penemuan yang mengejutkan, yaitu pada ujung kain kerudungnya terdapat
tulisan kalimat tauhid atau piring-piring hias bertulis Arab Kufic.
Penjelasan
penulis
Hanum dan
Marion Marion ini telah membukakan mata
Buktihati
lukisan
Bundadan
Maria
Louvre
membuatnya
dengan agamanya,
Islam
sebagai
dan Bayi
Yesussumber
terdapat
Latimer jatuh cinta lagi Museum
pengetahuan yang penuh kasih dan damai.
tulisan kalimat tauhid

menuj
u

Perjalanan selanjutnya Hanum dan Rangga mengunjungi 2


tempat spesial di Spanyol yaitu Cordoba dan Granada
Di Cordoba Hanum dan Rangga mengunjungi Mezquita. Sebuah
masjid yang beralih fungsi menjadi gereja dengan nama The
Mosque Cathedral. Siapa sangka Cordoba dulu adalah kota seribu
cahaya. Kota yang menginspirasi banyak orang di Eropa. Kota yang
menerangi abad kegelapan di Eropa. Kota yang memiliki ilmu
pengetahuan dan keharmonisan antar umat beragama pada
masanya. Kota yang melahirkanthe double truth doctrinedari
seorang filsuf Ibnu Rushd atau Averroes, dua kebenaran yang tidak
terpisahkan antara agama dan ilmu pengetahuan atau sains.
The Mosque
Hanum dan Rangga
Cathedral di
Cordoba

menuju

Setelah mengunjungi Cordoba Hanum dan Rangga


mengunjungi Granada, Istana Al-Hambra. Tempat terakhir
Islam bertahan di Eropa.Di Granada terdapat benteng megah
yang menjelaskan betapa megahnya Islam di masa keemasan.
Hanum dan
Rangga

Istana Al-Hambra

menuju

Di Istanbul, Hanum mengajak kita untuk melihat lebih dekat


tentang Hagia Sophia, sebuah bangunan yang bernasib hampir
sama dengan Mezquita di Spanyol. Hagia Sophia yang pada
awalnya adalah sebuah gereja namun dialih fungsi sebagai masjid
setelah kejatuhan Byzantium ke tangan Turki Ottoman. Dilanjutkan
dengan Blue Mosque, Masjid Sultan Ahmed yang berdiri tepat di
depan Hagia Sophia.
Di Istanbul itulah, Hanum akhirnya bertemu kembali dengan
Fatma yang mengajak mereka mengunjungi Topkapi Palace. Istana
ini menggambarkan kesedarhanaan kehidupan sultan-sultan Turki
serta bangunan-bangunan asimetris yang tidak lazim dijumpai.
Perjalanan dengan Hanum, Rangga dan Fatma di Istanbul
menorehkan
filosofi
dan pengetahuan baru mengenai
peradaban
Hagia Sophia
di
Hanum dan
Rangga
Istanbul
(Turki)
Islam di Turki dan menguak beberapa hal yang
akan
membuat
kita, umat muslim, merasa bangga.
menuju

Kelebihan dari Novel


Membaca novel 99 Cahaya di Eropa, serasa ikut mengembara langsung
ke Eropa dan sekaligus belajar sejarah Islam di Eropa yang begitu
membanggakan dan mengharukan.
Novel ini pun dilengkapi peta penjelajahan penulis ke tempat-tempat
sejarah Islam di Eropa serta halaman berwarna di bagian belakang,
lengkap dengan foto tempat-tempat yang disinggahi penulis selama
berpetualang di Eropa.
Novel ini ditulis dengan bahasa yang begitu lancar mengalir dan mudah
dipahami. Meskipun ditulis dengan gaya novel, tetap tak mengurangi
esensinya sebagai buku yang sarat akan ilmu dan pengetahuan agama.
Dengan membaca novel ini dapat memberikan gambaran atau
pengetahuan tentang Eropa selain dari segi ke indahan dan kemegahan
bangunan.
Mengajak kita untuk mengamalkan Islam secara total melalui perilaku
yang mencerminkan Islam, lewat contoh tokoh yang bernama Fatma.
Cover novel ini sangat serasi dengan isi novel tersebut.

Kekurangan dari Novel


Pemotongan sub bab dalam novel terkesan
dipaksakan. Ketika telah sampai pada akhir
sub bab, tiba-tiba kita masuk kembali pada
rangkaian cerita sebelumnya yang terputus.
Bagian awal epilog yang kurang
memberikan kesan. Karena ada cerita lain
sebelum sub bab Kabah. Meskipun bagian
tersebut merupakan penjelasan mengapa
penulis ingin berhaji.
Rata atau indent kanan dan kiri tidak sama,
sehingga terkesan tulisan dalam novel
kurang rapih dan indah.

Simpulan
Novel 99 Cahaya di Langit Eropa
merupakan bacaan yang layak bagi
semua kalangan terutama bagi yang
ingin mempelajari sejarah Islam
dengan mudah. Tidak salah bila
novel ini menjadi salah satu best
seller Penerbit Gramedia dan sudah
dicetak ulang sebanyak empat kali
dalam kurun waktu dua bulan
(November dan Desember).

Momen Favorit
Kelompok
Memont favorit kami adalah ketika penulis yang bernama Hanum, yang
sudah berlatar belakang agama islam tetapi belum mendalami arti islam
yang sesungguhnya.
Namun berkat hidayah dari Allah S.W.T melalui
sebuah perjalanan menapak jejak islam di eropa. Pada akhirnya Hanum
mengalami perubahan dalam hidupnya sebagai sosok wanita yang lebih
baik dari sebelumnya dan bahkan sekarang Hanum sudah berhijab.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai