Anda di halaman 1dari 3

Nama : Firman Sigit Wijaya

Kelas : XII.IPA 4

Identitas Buku :
Judul Buku : 99 Cahaya di Langit Eropa
Penulis Buku : Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra
Penerbit Buku : Gramedia Pustaka Utama
Kota Terbit : Jakarta Pusat
Cetakan : ke 11
Tebal Buku : halaman
ISBN : 9789792272741

Sinopsis
Resensi novel 99 Cahaya di Langit Eropa ini menceritakan tentang perjalanan tokoh utama yang
bernama Hanum dan Rangga di Eropa untuk melanjutkan study doktoral. Mereka memiliki
sahabat yang bernama Fatma, Marion, Khan, Stefan, dan Maarja. Pada novel ini menggunakan
sudut pandang orang pertama. Pada novel ini sarat akan membahas perjalanan spiritual penulis di
Bumi Eropa, termasuk buku travelling yang menggunakan gaya bercerita fiksi. Jadi sebagian
nama tokoh disamarkan demi menjaga privasi. Novel ini menggunakan sudut pandang orang
pertama dan alur maju. Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra merupakan tokoh utama
yang melakukan perjalanan panjang di Eropa. Kisah bermula ketika Rangga mendapatkan
beasiswa menempuh pendidikan doktoral di Wina, Austria Eropa. Mau tidak mau Hanum yang
bekerja sebagai jurnalis harus ikut.
Momen keberangkatan tersebut tidak boleh Hanum lewatkan begitu saja. Dia menceritakan
dengan sangat detail mengenai perkembangan Islam di Bumi Eropa. Terlebih lagi novel ini
merupakan kisah nyata penulis yang mengusung fakta sejarah dan interaksi sosial.
Hanum bertekad dan berhasil mengurus administrasi pekerjaan di kampusnya Rangga, sehingga
mereka bisa bersama-sama. Selama di Kota Wina, Hanum sering keliling kota untuk
mendapatkan informasi penting atau menghilangkan kebosanan. Saat musim dingin, Hanum
yang tidak terbiasa selalu merapatkan tubuh di dalam mantel.
Selama perjalanan di dalam bus, Hanum bertemu kawan baru bernama Fatma Pasha. Ternyata
Fatma juga teman satu kelasnya Hanum di kelas Bahasa Jerman. Mereka sering membahas isu
jilbab dan pekerjaan yang ada di Negara tersebut.
Hanum sebagai muslimah yang menjadi jurnalis Trans Tv tentu tidak mengabaikan
kewajibannya sebagai muslimah. Dia bersama Fatma mengelilingi museum, tetapi petugas di
sana mematikan lampu yang membuat mereka ketakutan.
Pada perjalannya ini, mereka menemukan lukisan seorang bernama Kara Mustafa Pasha yang
merupakan salah satu panglima perang Dinasti Usmaniyah dan Ottonom.
Hal yang lebih mengagetkan, ternyata Fatma adalah keturunan dari Kara Mustafa Pasha. Dalam
perjalanan selanjutnya, Hanum dan Rangga pergi ke Paris dan memiliki sahabat bernama Marion
seorang mualaf. Dari Marion, Hanum menemukan fakta sejarah bahwa di lukisan Bunda Maria
dan Yesus terdapat lafaz Allah.
Pada akhirnya, Fatma yang merupakan sahabatnya Hanum telah membuka butik untuk orang-
orang non muslim. Hanum yang mengetahui anaknya Fatma yang bernama Ayse meninggal
dunia, hanya bisa memberikan dukungan moral untuk mengurangi beban psikologisnya Fatma.
Namun, Fatma sudah memiliki anak lagi bernama Baran dan membuat Hanum semakin
mendukung Fatma untuk bangkit dari keterpurukan.
Unsur Intrinstik Novel
1. Tema
Novel 99 Cahaya di Langit Eropa mempunyai tema utama perjalanan dan pengalaman tokoh
Hanum selama di Eropa. Ia menemukan banyak fakta menarik seputar peradaban islam di Eropa.
Bersama teman barunya yakni Fatma, ia menemukan banyak pencerahan mengenai islam.

2. Penokohan
Berikut adalah penjelasan penokohan dalam Novel 99 Cahaya di Langit Eropa:
1. Hanum Salsabiela
Hanum adalah tokoh utama yang memiliki sifat penyayang dan mudah bergaul.
2. Rangga Almahendra
Rangga adalah suaminya Hanum yang memiliki sifat cerdas,
3. Fatma Pasha
Fatma adalah sahabat Hanum di kelas Bahas jerman yang berasal dari Turki, usianya 29 tahun ini
memiliki sifat shalihah dan sudah menikah.
4. Marion Latimer
Marion adalah sahabatnya Hanum yang berada di Paris dan seorang mualaf. Dia seorang wanita
sejarawan yang sangat cerdas, warga Eropa asli dan berpengetahuan luas.
5. Khan
Khan adalah teman Rangga yang sangat suka debat mengenai islam kepada Rangga. Wataknya
keras kepala dan mengikuti gaya hidup orang Barat.
6. Stefan
Stefan adalah temannya Rangga yang atheis, tapi suatu ketika dia mengubah pemahamannya.
7. Maarja
Maarja adalah temannya Hanum yang keras kepala dan mendebat pendapat Hanum dan Rangga.

3. Latar
Latar Tempat   : Paris, Granada,Austria, Cordoba, Mekkah.
Latar Waktu     : Pagi, siang, malam.
Latar Suasana   : Menyenangkan,  menegangkan, menyedihkan. 

4. Alur         : Maju Mundur.

5. Sudut pandang : Orang ketiga

6. Amanat    :   
 Jadikanlah sejarah sebagai  pelajaran berharga bagi kita.
 Jangan pernah untuk berhenti mempelajari bagaimana perkembengan sejarah peradaban
islam di Negara Eropa yang sebenarnya sangat membanggakan bagi kita sebagai
pemeluknya.

Unsur Ekstrinsik
1. Agama
Mengajarkan kepada kita,Bahwa islam di Benua Eropa  dulunya banyak sejarah islam yang
tersimpan disana,yang mana kita ketahui di Eropa banyak yang minoritas islam pada saat
sekarang ini.ternyata dulunya islam juga sangat berkembang di Eropa.
2. Sosial
Bahwa di Eropa agama yang satu akan menghargai agama yang kedua,artinya sikap saling antar
agama kuat disana

3. Politik
Sekolah di eropa tidak mentoleransi umat muslim di sana,jika melaksanakan ujian salat jum’at
bagi  laki laki,tidak diberi toleransi.artinya siapa yang mengikuti salat maka akan ketinggalan
ujian,yaitu harus memilih satu diantara kedua pilihan tersebut.

Kelebihan :
Buku ini ditulis dengan bahasa yang begitu lancar mengalir dan mudah dipahami.
Meskipun ditulis dengan gaya novel, tetap tak mengurangi esensinya sebagai buku yang sarat
akan ilmu dan pengetahuan agama. Membaca buku 99 Cahaya di Eropa, serasa ikut mengembara
langsung ke Eropa dan sekaligus belajar sejarah Islam di Eropa yang begitu membanggakan dan
mengharukan. Mengajak kita untuk mengamalkan Islam secara total melalui perilaku yang
mencerminkan Islam, lewat contoh tokoh yang bernama Fatma.

Kelemahan :
Pemotongan sub bab dalam buku terkesan dipaksakan. Ketika telah sampai pada akhir
sub bab, tiba-tiba kita masuk kembali pada rangkaian cerita sebelumnya yang terputus. Bagian
awal epilog yang kurang memberikan kesan. Setelah dibaca beberapa kali, bercak-bercak hitam
bermunculan pada pinggiran kertas buku ini.

Kesimpulan
Saking populernya, novel 99 Cahaya di Langit Eropa ini sampai dibuat menjadi film layar lebar.
Dan tentu saja dimainkan oleh aktor dan aktris Indonesia papan atas di luar negeri. Pesan moral
yang cukup mencolok yakni perjuangan sepasang suami istri muslim yang hidup di negara asing.
Banyak hal membuat mereka semakin menghargai terhadap segala perbedaan. Termasuk
pemahaman mereka mengenai peradaban islam di Eropa. Semoga resensi novel 99 Cahaya di
Langit Eropa cukup memberikan gambaran betapa menariknya karya yang satu ini.

Anda mungkin juga menyukai