Tari Piring
Sejarah Tari Piring
Di tahun 1930-an, seniman Bali bernama Wayan Limbak dan pelukis asal Jerman bernama
Walter Spies menciptakan tarian kecak. Tarian ini terinspirasi dari ritual tradisional yang
dilakukan masyarakat Bali yang kemudian diadaptasi dalam cerita Ramayana dalam
kepercayaan Hindu untuk dipertontonkan sebagai pertunjukkan seni saat turis datang ke Bali.
Tari kecak biasanya dilakukan oleh puluhan laki-laki bertelanjang dada dan mengenakan kain
kotak-kota di pinggang hingga atas dengkul.
Tari kecak pertama kali dipentaskan di beberapa desa saja salah satunya adalah Desa Bona,
Gianyar. Namun berkembang ke seluruh daerah di Bali dan selalu dihadirkan saat kegiatan-
kegiatan seperti festival yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun swasta.
Tidak diketahui secara pasti kapan tari Saman mulai muncul. Namun, tarian yang diciptakan
oleh Syekh Muhammad Saman ini, disinyalir sudah ada sejak tahun 1700-an atau berusia
lebih dari 300 tahun. Minat yang besar masyarakat Gayo terhadap permainan rakyat ini
menumbuhkan keinginan dari Syekh Saman untuk menyisipkan syair-syair sebagai pujian
kepada Allah SWT.
Tari Saman juga dikenal sebagai salah satu seni tari Islam. Pasalnya, tarian ini memiliki
unsur-unsur keislaman, sehingga jika unsur-unsur tersebut dipisahkan dari seninya, Saman
bukan lagi menjadi sebuah seni.
Di samping itu, tari Saman Aceh telah menjadi suatu warisan budaya yang hingga kini masih
hidup. Untuk itu, tari Saman kemudian mendapat pengakuan dari UNESCO pada 24
November 2011 sebagai warisan tak benda milik masyarakat Aceh.
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Kelas :V
Mapel : Tema 2
SD NEGERI 15 PALEMBANG