Anda di halaman 1dari 3

konsep pengkaplingan tanah menurut abu ubaid al-qasim Abu ubaid menggolongkan tanah menjadi dua bagian yaitu

tanah al-adhi dan tanah mawat. Adapun yang dimaksud dengan tanah al-adhi adalah setiap tanah yang sebelumnya didapati penghuni, lalu mereka punah atau meninggal sehingga tidak ada manusia pun yang menghuni dan menempati dari kalangan mereka. Oleh karena status tanah itu diserahkan diserahkaan kepada kebijakan dan keputusan imam. Demikian juga dengan tanah mawat adalah tanah yang tidak pernag dikelola oleh siapapun dan juga tidak pernah dikelola oleh muslim lain. Ketentuan tanah kapling 1. Tanah al-adhi dan tanah mawat adalah hak bagi imam ( pemimpin ) Dari ibn sirin, ia berkata, rasulullah SAW telah mengkaplingkan tanah kepada seorang lakilaki dari kalangan anshar yang bernama sulaith, rasulullah selalu menyebut kelebihan dan keutamaanya. Lalu lelaki itu berangkat pergi untuk melihat dan mengelola tanahnya tersebut. Kemudian dia bertempat tinggal ditanah kaplingnya selama beberapa hari. Tetapi , tidak lama kemudian dia pulang. Dari asma binti abu bakar bahwa rasulullah SAW telah memberikan kaplingan tanah kepada az-zubair di khaibar. Didalamnya terdapat pepohonan dan kebun kurma ini adalah contoh hadits nabi, bahwa nabi pernah mengkaplingkan tanah al-adhi kepada zubair. Adapun pengkaplingan tanah rasulullah kepada zubair tersebutkan di dalamnya terdapat pepohonan dan kurma, menurut pendapat abu ubaid, bahwa tanah itu merupakan tanah yang pernah dikaplingkan rasulullah kepada seorang laki-laki anshar. Dia telah mengelola tanah itu dan kemudian meninggalkannya secara sukarela dan penuh keridlaan. Lalu rasulullah mengakplingkannya kepada zubair Dan umar menambahkan dalam riwayatnya jika tidak termasuk tanah jizyah dan juga bukan tanah yang mengalir diatasnya air jizyah, maka berikanlah kaplingan tanah kepadanya. Sekarang sudah jelas bahwa pengkaplingan tanah hanya bisa terjadi pada tanah yang tidak ada pemilik sebelumnya. Apabila kondisi tanah itu demikian, maka pengurusannya dan penentuan hukumnya adalah diserahkan kepada seorang pemimpin. Oleh karena itu umar berkata, kami adalah sebagai tuan-tuan tanah itu. Dan beginilah abu ubaid berkata bahwa dengan cara ini pengkaplingan pada masa rasulullah dan sahabat. Adapun mengenai pengkaplingan tanah yang dilakukan utsman bin affan kepada utsman bin abuil ash di bashrah, yang lebih dikenal dengan daerah pesisir utsman, maka seluruh tanah dibashrah ketika itu masih berbentuk hutan dan semka belukar. Oleh karena itu utsman bin affan mengkaplingkan tanah kepada utsman bin abil ash-tsaqafi sebagainya. Lalu dia mengelola dan mengurusnya. Dan hutan termasuk jenis tanah mawat, sebagaimana telah kita sebutkan diatas. Demmikian juga tanah yang berbentuk rawa dan belukar. Apabila kemudian ada orang yang mengelolanya, maka status hukumnya adalah sama dengan tanah mawat. Dari simaah bahwa tamim ad-dari telah memohon kepada rasulullah supaya dia memberikan kaplingan tanah beberapa perkampungan yang terletak dinegeri syam yaitu: anun, fulanah dan tempat yang ada kubur nabi ibrahim dan nabi yaqub, didaerah tersebut merupakan tanah

air dan perkampungan (rukhun)1. Tamim berkata, lalu perkataanku mengenai hal demikian telah menakjubkan rasullulah, lalu beliau bersabda, apabila aku telah menyelesaikan shalat nantinya, maka mintalah kemudian mengenai hal demikian itu. Lalu akupun melakukannya dan rasululah memberikan kaplingan tanah kepadaku dan seluruh isinya. menurut abu ubaid mengenai hal ini. Adapun mengenai perkampungan yang telah diberikan kepada tamim addari, maka itu merupakan tanah yang telah dikelola dan masih ada penduduknya. Pemberian seperti ini merupakan bentuk pemberian (an-nafal) dari rasulullah kepadanya. Sebab pemberian seperti ini sebelum dilakukan pembebasan negeri syam dan sebelum menjadi hak milik kaum muslimin. Lalu rasulullah telah menjadikannya sebegai an-nafal kepada tamim ad-dari yang akan diperoleh dari harta ahli harbi, dengan syarat apabila sudah dikuasi dan negeri ini telah ditaklukkan. Maka tatkala zaman pemerintahan umar dan Allah telah menaklukkan negeri syam kepadanya, maka dia memberikan tanah perkampungan itu kepada tamim ad-dari. 2. imam boleh membatalkan pengkaplingan apabila menyangkut hak publik.

Dari abyadh bin hammal al-mazini bahwa dia pernah meminta aliran air2 yang selalu ,engalir kepada rasulullah, yang terletak didaerah marab3. Kemudian rasulullah memberikan aliran air kepadanya. Tatkala dia pulang, maka seseorang berkata, wahai rasulullah, apakah engkau mengetahui tetntang sesuatu yang telah engkau berikan kepadanya itu? Engkau telah memberikan kepadanya pengairan air yang sangat strategis kepadanya, lalu rasulullah menyuruh abyadh supaya mengembalikan aliran air itu kepadanya. Adapun mengenai pemberian aliran sungai deras yang telah diberikan rasulullah kepada abyadh bin hammal al-maribi, kemudian beliau meminta supaya dikembalikan lagi pemberian itu, maka pemberian tanah yang telah dilakukannya itu adalah berdasarkan bahwa merupakan tanah mawat disisinya. Tanah itu telah dikelola oleh abyadh dan telah dibina. Tatkala rasulullah mengetahui kenyataan bahwa daerah itu merupakan aliran air sungai yang deras dan aliran airnya tidak pernah terputus seperti mata air dan sumur, maka rsulullah meminta abyadh supaya mengembalikan lagi pemberiannya itu. Sebab sunah rasulullah dalam padang rumput, air dan api telah menyatakan bahwa seluruh manusia mempunya hak yang sama didalamnya, oleh karena itu, rasulullah tidak ingin menjadikannya sebagai hak milik seseorang sehingga orang lain terhalang untuk mendapat hak sepenuhnya. 3. Tanah kaplingan tidak boleh disalahgunakan Dari athiyyah bin qais bahwa segolongan manusia pernah meminta tanah yang terletak didaerah adziri kaisan, damsyik kepada umar ibn khatab. Tujuannya untuk lahan padang makanan kuda mereka. Kemudian umar memberikan sebagian tanah itu kepada mereka. Tetapi akhrinya mereka bercocok tanam ditanah yang telah diberikan umar itu. Lalu umar mencabut kembali tanah yang telah diberikannya tersebut dan mendenda mereka karena telah
Pada bagian akhir hadits : Abu ubaid berkata: apabila penduduk kota membeli sebuah rumah, maka mereka mengatakan dengan seluruh perrkampungannya dan sisinya (rukhuhu) 2 Al-milh adalah aliran sungai yang tidak pernah terputus. Penerupaan air senantiasa mengalir dengan al-milh disebabkan bahwa ia terus mengalir tanpa ada usaha keras untuk memperolehnya. 3 Marab adalah sebuah negeri yang terletak di negeri yaman
1

menyalahgunakan dari tujuan asal, yaitu bercocok tanam pada tanah yang dikhususkan untuk lahan makanan kuda. 4. Diantara ketarangan hal demikian itu adalah hadits sungai said yang terletak dibawah daerah ar-raqqah. Dari raja bin abi salamah bahwa si fulan seseorang dari khalifah bani umayah, telah memberikan sungainya kepada said bin abdul malik yang terletak dipinggiran sungai furat, sebuah rawa yang banyak dihuni binatang buas. Lalu khalifah memberikan sungai itu kepadanya dan kemudian dia mengelolanya. Oleh karena itu, ia dinamakan dengan sungai said. Abu ubaid menulis dalam bukunya, demikian juga tanah yang banyak digenangi air, kemudian dia bertempat tinggal disana sehingga dia bisa sehingga dia bisa membuka jalan kepada orang lain supaya dapat bercocok tanam dan memanfaatkannya ditanah itu, seperti membuat sungai yang ditumpuk dengan pasir atau lain-lainnya. Kemudian ada suatu kaum yang mencoba mengatasinya sehingga pada akhirnya mereka membuang air diasat permukaan air bumi dengan cara membuat saluran atau mengeringkan tanah yang basah sehingga tanah mampu meresap air yang menggenanginya, oleh karena itu, sehingga sama seperti tanah yang telah dikelolanya dan ia menjadi hak milik bagi orang yang telah melakukan hal demikian

Ikrimah berkata, tatkala tamim ad-dhari masuk agama islam , maka dia berkata , wahai rasulullah , sesungguhnya Allah SWT Abu ubaid berkata, hadits-hadits diatas telah menjelaskan dan menerangkan mengenai pengkaplingan dengan cara yang berbeda-beda tetapi Hal ini sama dengan kebijaksanaan rasulullah kepada anak wanita buqailah, penguasa al hirah, ketika asy-syababni memohon kepada beliau supaya memberikan bagian tanah kepadanya sebelum pembebasan daerah hirah. Akhirnya, khalid ibn at-tamim pun melaksanakan perintah itu ketika dia berhasil B. pengelolaan tanah, pemberian tanda hak milik, dan pengalihan hak atas orang yang pernah mengelolanya.

Anda mungkin juga menyukai