KHALIFATUR RASYIDIN:
HADHRAT ABU BAKAR RA.
Sebelum menjadi seorang Khalifah, beliau ra. biasa memerah susu kambing
milik orang lain. Setelah beliau ra. menjadi Khalifah, anak perempuan dari pemilik
kambing tersebut berpikir bahwa beliau ra. tidak akan lagi melakukan pekerjaan seperti
itu. Namun ternyata Hadhrat Abu Bakar ra. tetap melanjutkan tugas tersebut bahkan
1
setelah beliau ra. menjadi Khalifah dan tetap berlangsung selama enam bulan sampai
beliau ra. pindah dari pinggiran kota ke Madinah.
Hudhur aba. bersabda bahwa sekali waktu, Hadhrat Rasulullah saw. menasihati
umat Islam yang memiliki makanan di rumahnya untuk tiga orang untuk mengajak
orang yang keempat dan memberi makan kepada mereka semua. Selain itu, siapa pun
yang memiliki makanan untuk empat orang harus membawa pulang orang yang kelima
dan begitu seterusnya. Hadhrat Abu Bakar ra. membawa pulang tiga orang bersamanya.
Beliau ra. kemudian pergi ke rumah Hadhrat Rasulullah saw. dan berada di sana hingga
larut malam. Sepulangnya ke rumah, beliau ra. mendapati bahwa tamunya itu bersikeras
untuk tidak akan makan sebelum beliau ra. pulang. Akhirnya setelah beliau ra. tiba,
mereka pun kemudian disuguhi makanan. Akan tetapi, ketika mereka makan, makanan
itu tidak habis-habis, justru semakin terus bertambah sedemikian rupa sehingga setelah
mereka selesai makan pun, jumlah makanan itu menjadi tiga kali lipat lebih banyak
dibandingkan sebelum mereka memakannya.
Diriwayatkan bahwa setelah kewafatan Hadhrat Abu Bakar ra, Hadhrat Umar ra.
bertanya kepada salah seorang pekerja beliau ra. mengenai kebaikan-kebaikan yang dia
lihat dalam diri beliau ra. Di antara hal-hal yang dia katakan adalah bahwasanya beliau
ra. selalu pergi untuk memberi makan seseorang yang miskin setiap harinya.
Mendengar itu, Hadhrat Umar ra. pun lalu pergi ke gua tempat orang tua miskin, buta
dan tidak memiliki lengan itu tinggal, untuk memberinya makan. Saat orang itu diberi
makan, dia justru menangis karena menyadari bahwa Hadhrat Abu Bakar ra. telah
wafat. Ketika ditanya bagaimana caranya dia mengetahui hal tersebut, dia mengatakan
bahwa dia tidak memiliki gigi sehingga Hadhrat Abu Bakar ra. terbiasa mengunyah
makanan itu terlebih dahulu dan kemudian memasukkannya ke dalam mulutnya supaya
dia mudah mencernanya.
Hudhur aba. lalu menceritakan kisah berkenaan dengan bagaimana Hadhrat Abu
Bakar ra. menutupi kesalahan orang lain, yang biasa disampaikan oleh Hudhur aba.,
yaitu jika beliau ra. menangkap seorang pencuri, maka keinginan pertamanya adalah
agar Allah Ta’ala menutupi kesalahan-kesalahan mereka.
Hudhur aba. menyampaikan perihal keberanian Hadhrat Abu Bakar ra. bahwa
beliau ra. selalu berada di garis terdepan di medan pertempuran dan juga dalam hal
pengkhidmatannya kepada Hadhrat Rasulullah saw. bagaimana pun keadaannya.
2
Karena keberaniannya inilah, Hadhrat Ali ra. pernah mengatakan kepada orang-orang
bahwa orang yang paling berani adalah Hadhrat Abu Bakar ra. Di waktu Perang Badar
terjadi, ketika diputuskan siapa yang akan menjaga tenda Hadhrat Rasulullah saw,
Hadhrat Abu Bakar ra. adalah orang pertama yang maju untuk melindungi beliau saw.
Selain itu, Hadhrat Abu Bakar ra. juga termasuk di antara orang-orang yang tetap setia
dan tidak beranjak dari pos mereka dan terus berada di samping Nabi saw. Demikian
pula, di kesempatan lainnya seperti di waktu Perang Khaibar, Perjanjian Hudaibiyah,
Ekspedisi Thaif, Perang Tabuk, Hadhrat Abu Bakar ra. selalu menunjukkan keberanian
yang sangat luar biasa. Bahkan, beliau ra. diberikan kepercayaan untuk membawa
pasukan yang terbesar sewaktu terjadinya Perang Tabuk. Setelah kewafatan Hadhrat
Rasulullah saw., ketika beberapa orang dari kalangan umat Islam menjadi murtad,
Hadhrat Abu Bakar ra. menunjukkan keberanian yang sangat luar biasa dan menghadapi
tantangan tersebut dengan gagah berani.
Hudhur aba. bersabda bahwa suatu kali, beberapa orang bertanya kepada para
sahabat, siapakah sahabat yang paling berani di masa Hadhrat Rasulullah saw. masih
hidup. Mereka menjawab dengan mengatakan bahwa yang paling berani di antara
mereka mestilah orang yang paling sering berada di sisi Nabi saw., terutama selama
terjadinya pertempuran karena di situlah tempat yang paling berbahaya dengan adanya
ancaman serangan-serangan dari para penentang. Oleh karena itu, hanya orang yang
paling beranilah yang berada di tempat itu dan Hadhrat Abu Bakar ra.-lah yang selalu
berada di samping Hadhrat Rasulullah saw., sehingga dengan begitu, para sahabat
mengatakan bahwasanya mereka menganggap beliau ra. sebagai orang yang paling
berani. Demikian pula, sebagaimana halnya Jibril menemani Hadhrat Rasulullah saw.
dalam peristiwa Isra, demikian pula Hadhrat Abu Bakar ra. menemani beliau saw.
sewaktu hijrah ke Madinah. Di perjalanan, ketika timbul rasa khawatir jika seandainya
kaum Quraisy berhasil menemukan mereka, Hadhrat Abu Bakar ra. menyatakan bahwa
beliau ra. tidak mengkhawatirkan nyawanya sendiri, melainkan yang beliau ra.
pedulikan hanyalah Nabi saw.
Hudhur aba. bersabda bahwa setelah wafatnya Hadhrat Rasulullah saw., ketika
terjadi perselisihan apakah Khalifah harus berasal dari kalangan kaum Muhajirin
ataukah Anshar, Hadhrat Abu Bakar ra. meminta untuk diadakan pertemuan. Hadhrat
Umar ra. menganggap bahwa pertemuan itu akan membutuhkan seorang pemimpin
yang berani, dan bukannya yang berhati lembut (seperti Hadhrat Abu Bakar ra.),
sehingga beliau ra. mulai memikirkan berbagai argumen untuk disampaikan di
pertemuan itu. Namun, ketika waktu pertemuan itu tiba, Hadhrat Abu Bakar ra.
memimpin pertemuan tersebut dengan gagah berani dan menyampaikan semua
argumen-argumen yang telah direncanakan oleh Hadhrat Umar ra. untuk disampaikan
jika seandainya beliau yang memimpin pertemuan tersebut. Hadhrat Abu Bakar ra. juga
berdiri tegak dengan penuh keberanian ketika orang-orang menolak untuk membayar
zakat. Beliau ra. bersabda bahwa apa pun yang terjadi, walau pun hanya seutas tali yang
3
diberikan sebagai zakat di masa Hadhrat Rasulullah saw, beliau ra. akan memastikan
bahwa tali tersebut akan tetap diberikan untuk zakat. Beliau ra. bersabda bahwa sekali
pun jika untuk mencapai tersebut, terjadi penyerangan-penyerangan dan dia harus
bertarung seorang diri, maka beliau ra. tetap akan melakukannya.
ۡ ۡ ََ َ َ َ َ ُ َ ۡ ُ ُ َ ُ ٗ َ َ َ ۡ َٰ َ ۡ َ ۡ ۡ ُ
... ۡۖخذ مِن أمول ِ ِهم صدقة تط ِهرهم وتزك ِي ِهم بِها وص ِل علي ِهم
“Ambillah sedekah dari harta mereka agar engkau dapat membersihkan mereka
dan mensucikan mereka dengannya. Dan berdoalah untuk mereka....” (QS. At-Taubah
9: 103)
4
kekayaan yang dikorbankan oleh Hadhrat Abu Bakar ra. Hadhrat Umar ra. bersabda
bahwa suatu kali, terpikir olehnya bahwa Hadhrat Abu Bakar ra. selalu mengungguli
beliau ra. dalam hal pengorbanan harta. Oleh karena itu, suatu hari, beliau ra. berniat
untuk mengungguli Hadhrat Abu Bakar ra. dalam mengorbankan hartanya. Beliau ra.
pun pulang dan mengambil setengah dari semua harta kekayaan miliknya dan
mempersembahkannya ke hadapan Hadhrat Rasulullah saw. Namun, kemudian dia
mendapati bahwa Hadhrat Abu Bakar ra. telah mengorbankan seluruh harta kekayaan
yang beliau ra. miliki di rumahnya. Hadhrat Umar ra. pun kemudian menyadari bahwa
beliau ra. tidak akan pernah bisa mengungguli Hadhrat Abu Bakar ra. dalam hal
pengorbanan harta.
Hudhur aba. bersabda bahwa beliau aba. akan melanjutkan kembali topik
berkenaan dengan peristiwa-peristiwa lainnya yang terjadi di masa kehidupan Hadhrat
Abu Bakar ra. di dalam khutbah yang akan datang.