Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam ungkapan yang sangat indah memukau Thomas Carlyle mengatakan “the
history of the world is but the biography of great man" sejarah adalah tak lebih merupakan
kumpulan biografi orang-orang besar. Sejarah akan selalu merekam mereka yang mampu
bertarung menegakkan dua sisi kemanusiaan yang saling berseberangan dan diametrik. Maka
dari rahim sejarah umat manusia akan selalu lahir dua sosok manusia yang membela
kemanusiaan dan sosok yang menghancurkan kemanusiaan, antara sosok yang
mengagungkan keadilan dan sosok yang melecehkan keadilan, antara yang menegakkan
kebenaran dan meruntuhkan kebenaran, antara yang menginginkan kedamaian di muka bumi
dan yang menginginkan huru hara, antara yang menebarkan cahaya pada dunia dan yang
menaburkan gulita.
Pada makalah ini, kita akan sama-sama mempelajari sosok yang sangat berpengeruh
dalam Islam, manusia terbaik setelah Rosullullah Shallallahu ‘alaihi wasalam, yaitu Abu Bakar
As-Shiddiq Radhiallahu ‘anhu. Sosok yang memiliki kepribadian baik, selalu membersamai
Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam dalam berdakwah dan menegakkan syariat islam dan
rela mengorbankan segala apa yag ia miliki untuk islam. Semoga makalah ini bisa
memberikan manfaat bagi mahasiswa STIU Darul Hikmah dan bagi kaum muslimin pada
umumnya.

B. Rumusan Masalah
1. Siapakah sosok Abu Bakar As-Shiddiq Radhiallahu ‘anhu.
2. Bagaimana Proses Pembaiatan Abu Bakar As-Shiddiq menjadi Kholifah
3. Peran apa saja yang dilakukan Abu Bakar As-Shiddiq saat menjadi Kholifah

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Biografi Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq Radhiallahu ‘anhu.
2. Untuk mengetahui proses diangkatnya Abu Bakar menjadi Kholifah Rosululah Saw
3. Untuk mengetahui peranan Abu Bakar As-Shiddiq dalam agama Islam

3
BAB 2

PEMBAHASAN

Biografi Abu Bakar As-Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu

Abu Bakar Ash-Shiddiq khalifah Rasulullah. Ia bernama Abdullah bin Abi Quhafah
Utsman bin Amir bin Amr bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taym bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin
Ghalib, Al-Qurasyi, At-Tamimi. Nasabnya bertemu dengan nasab Rasulullah di kakeknya,
Murrah. Imam An-Nawawi dalam bukunya, At -Tabdzib berkata, Apa yang kami sebutkan
bahwa nama Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah Abdullah adalah nama yang benar dan masyhur.
Ada juga yang menyebutkan bahwa namanya adalah Al-Atiq. Namun yang benar ialah apa
yang telah disepakati oleh para ulama bahwa Atiq itu bukanlah nama dia, Atiq adalah
gelarnya. Dia diberi gelar Atiq, karena dia dianggap lepas dari neraka, sebagaimana ini
terdapat dalam riwayat Imam At-Tirmidzi. Juga disebutkan bahwa gelar itu diberikan karena
ia memiliki wajah rupawan, sebagaimana dikatakan oleh Mush'ab bin Zubair, Laits bin Sa'ad
dan sejumlah orang yang lain. Juga dikatakan bahwa dia mendapat gelar iru karena dalam
silsilah keturunannya tidak ada yang mengandung aib.
Abu Ya'la dalam Musnadnya meriwayatkan juga dari Ibnu Sa'ad, serta Al-Hakim dan
dia menyatakan bahwa haditsnya adalah shahih dari Aisyah dia berkata: Demi Allah,
sesungguhnya pada saat saya di rumah di suatu hari, sedangkan Rasulullah bersama para
sahabat berada di beranda rumah dengan dibatasi oleh kain pembatas antara saya dengan
mereka. Kemudian Abu Bakar Ash-Shiddiq muncul. Melihat kedatangan Abu Bakar,
Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang ingin melihat orang yang selamat dari api neraka
maka hendaklah dia melihat Abu Bakar," dan bahwa sesungguhnya nama yang diberikan oleh
keluarganya adalah Abdullah, namun nama Atiq mengalahkan kemasyhuran nama Abdullah.

Kelahiran dan pertumbuhannya

Dia dilahirkan dua tahun dua bulan setelah kelahiran Rasulullah. Dan meninggal
dalam usia enam puluh tiga tahun sebagaimana usia Rasulullah. Dia tumbuh dan besar di
Makkah dan tidak pernah keluar dari Makkah kecuali untuk tujuan dagang dan bisnis. Dia
memiliki harta kekayaan yang sangat banyak dan kepribadian sangat menarik memiliki
kebaikan yang sangat banyak dan sering melakukan perbuatan-perbuatan terpuji.

4
Sebagaimana hal ini dikatakan oleh Ibnu Dughunnah, Sesungguhnya engkau selalu
menyambung tali kasih dan keluarga, bicaramu selalu benar, dan kau menanggung banyak
kesulitan, kau bantu orang-orang yang menderita dan kau hormati tamu.
An-Nawawi berkata: Dia termasuk tokoh Quraisy di masa Jahiliyah,orang yang selalu
diminta nasehat dan pertimbangannya, sangat dicintai di kalangan mereka, sangat tahu kode
etik yang ada di kalangan mereka. Tatkala Islam datang, dia mengedepankan Islam atas yang
lain, dan dia masuk Islam dengan sempurna.
Ibnu Asakir meriwayatkan dari Abu Al-Aliyyah Ar-Rayahi, dia berkata: Dikatakan
kepada Abu Bakar di tengah sekumpulan sahabat Rasulullah: Apakah kamu pernah
meminum minuman keras di zaman Jahiliyah? Dia berkata, Saya berlindung kepada Allah
dari perbuatan itu! "Kemudian dikatakan padanya: "Mengapa tidak kamu lakukan itu? "Dia
berkata, "Saya menjaga kehormatan saya, saya menjaga kepribadian saya, sebab orang yang
minum minuman keras adalah orang yang menyianyiakan kehormatan dan kepribadiannya."
Ar-Rayahi berkara: Perkataan itu didengar oleh Rasulullah dan dia bersabda, "Benar apa yang
dikatakan oleh Abu Bakar, benar apa yang dikatakan oleh Abu Bakar." Hadis ini adalah
hadits mursal dan gharib baik sanad dan matannya.

Gambaran tentang sifat Abu Bakar Ash-Shiddiq

Ibnu Saad meriwayatkan dari Aisyah bahwa seorang laki-laki berkata kepadanya:
Coba sebutkan kepada saya gambaran tentang Abu Bakar! Kata Aisyah: Dia adalah laki-laki
dengan kulit putih, kurus, tidak terlalu lebar bentuk tubuhnya, sedikit bungkuk, tidak bisa
untuk menahan pakainnya turun dari pinggangnya, tulang-tulang wajahnya menonjol, kedua
matanya cekung, keningnya menonjol, dan pangkal jemarinya datar. Ibnu Asakir
meriwayatkan dari Aisyah, bahwa Abu Bakar mewarnai rambutnya dengan daun pacar dan
katam (nama jenis tumbuhan). Dia juga meriwayatkan dari Anas, dia berkata, Rasulullah
datang ke Madinah, dan tidak ada salah seorang dari para sahabat nya yang beruban kecuali
Abu Bakar, maka dia menyemirnya dengan daun pacar dan katam.

Masuk Islamnya Abu Bakar

Imam at-Tirmidzi dan Ibnu Hibban dalam shahihnya meriwayatkan dari Abu Sa'id Al-
Khudri, dia berkara, Abu Bakar berkata: "Bukankah saya yang paling berhak untuk
memangkunya (yakni khilafah), bukankah saya orang yang pertama kali masuk Islam,
bukanlah saya demikian, bukanlah saya demikian?"

5
Ibnu Asakir dari jalur Thariq Al-Harits dari Ali, dia berkata: Orang yang pertama kali
masuk Islam dari kalangan laki-laki adalah Abu Bakar. Ibnu Abi Khaitsamah meriwayatkan
dengan sanadnya yang shahih dari Zaid bin Arqam berkata: Orang yang pertama kali
melakukan shalat bersama Nabi adalah Abu Bakar. Ibnu Saad dari Arwa sahabat Rasulullah
berkata: Orang yang Pertama kali masuk Islam adalah Abu Bakar.
Telah dikatakan bahwa Abu Bakar adalah orang yang pertama kali masuk Islam dari
seluruh sahabat maupun yang lain. Bahkan ada sebagian yang menyatakan bahwa Abu Bakar
orang pertama masuk Islam adalah merupakan ijma' . Namun juga ada disebutkan bahwa
orang yang Pertama kali masuk Islam adalah Ali, ada pula yang mengatakan Khadijah. Dari
beragam pendapat yang ini bisa digabungkan bahwa Abu Bakar adalah orang yang pertama
kali masuk Islam dari kalangan laki-laki dewasa, Ali yang berasal dari anak-anak, sedangkan
Khadijah yang berasal dari kalangan wanita. Orang yang menyatakan gabungan perkataan ini
adalah Imam Abu Hanifah.

Persahabatan dan peristiwa yang diikutinya

Para ulama berkata: Abu Bakar menemani Rasulullah dari sejak dia masuk Islam
hingga meninggal. Dia tidak pernah berpisah dengan Rasulullah baik saat berada di tempat
ataupun saat dia berada di dalam perjalanan. Kecuali pada hal yang Rasulullah izinkah dia
untuk keluar, baik untuk melakukan haji atau ikut dalam peperangan. Dia mengikuti semua
peristiwa perang, hijrah bersama Rasulullah dan tinggalkan anak dan keluarganya sebagai
ungkapan rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Dia adalah orang yang menemani
Rasulullah saat berada di dalam gua. Sebagaimana Allah berfirman:

َ ‫اح ِب ٖه ََل تَحْ زَ ْن ا َِّن ه‬


‫ّٰللا َم َعنَا‬ ِ ‫ص‬ ِ ‫اثْنَي ِْن اِذْ هُ َما فِى ْالغ‬
َ ‫َار اِذْ يَقُ ْو ُل ِل‬
“Sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu dia
berkata kepada sahabatnya, “Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.”
Qs. At- Taubah 40
Dia selalu membantu Rasulullah bukan hanya dalam satu peristiwa. Dia memiliki
jejak sejarah yang sangat indah dalam banyak periitiwa, dia kokoh di perang Uhud dan
Hunain, dimana saat itu para rahabat bercerai berai dan lari, (mengenai ini akan diterangkan
saat kita membahas tentang keberaniannya).

6
Keberanian dan kepahlawanannya

Ali berkata: Saya telah melihat Rasulullah saat dia disiksa oleh orang-orang Quraisy.
Ada di antara mereka yang mencegahnya dengan spontan, ada pula yang menggoyang-
goyang badannya dari tempat di mana dia duduk. Mereka itu berkata: Engkau yang
menjadikan tuhan yang banyak itu menjadi hanya Satu Tuhan? Ali melanjutkan: Demi Allah,
tidak seorang pun dari kamu yang mendekati Rasulullah kecuali Abu Bakar, dia memukul
satu orang di antara mereka, menggoyang yang lain sambil berkata: Celaka kalian semua!!
Apakah kalian akan membunuh orang yang mengatakan Tuhanku adalah Allah? Kemudian
Ali mengangkat selendang yang dia pakai, dan dia menangis hingga air matanya melinangi
jenggotnya. Kemudian dia berkata: Semoga Allah selalu menjadikan kalian sehat dan
semangat, apakah seorang mukmin dizaman Fir'aun (yang mengatakan perkataan yang sama)
lebih baik ataukah Abu Bakar? Orang-orang pada terdiam. Ali berkata: Tidakkah kalian
menjawab apa yang saya tanyakan? Demi Allah, sesungguhnya satu jam dari waktu Abu
Bakar jauh lebih baik dari seribu jam orang mukmin yang ada di masa Fir'aun. Orang itu
menyembunyikan keimanannya, sedangkan Abu Bakar menyatakan dengan terang-terangan
keimanannya.
Ibnu Asakir meriwayatkan dari Aisyah dia berkata: Tatkala para sahabat Rasulullah
sudah mencapai tiga puluh delapan orang, Abu Bakar bersikeras mengatakan kepada
Rasulullah agar melakukan dakwah secara terang-terangan. Rasulullah bersabda, " Kita ini
sedikit jumlahnya." Namun Abu Bakar teap bersikeras agar Rasulullah menyiarkan agama ini
dengan terang-terangan, hingga akhirnya Rasulullah tampil berdakwah dengan terang-
terangan, dan kaum muslimin berpencar di seriap dinding-dinding Masjidil Haram dan setiap
orang berkumpul dengan keluarganya. Saat itulah Abu Bakar tampil berkhutbah di hadapan
manusia. Dengan demikian dia adalah orang yang pertama kali tampil berkhutbah di tengah-
tengah manusia yang menyeru kepada agama Allah dan agama Rasulullah. Saat itulah orang-
orang musyrik merangsek Abu Bakar dan kaum muslimin dan mereka memukuli kaum
muslimin di masjid dengan pukulan yang sangar keras dan memerihkan.

7
Kedermawanan Abu Bakar Ash-Shiddiq

Allah berfirman,
'Dan kelak akan dijauhkan orang-orang yang paling bertakwa dari api neraka, yang
menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya. "
(Al-Lail: 17 -18)
Hingga akhir surat. Ibnul Jauzi berkata: Para ulama sepakat bahwa ayat ayat itu turun
mengenai Abu Bakar. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata, "Tak ada
harta yang memberikan manfaat kepadaku lebih dari apa yang diberikan oleh Abu Bakar."
Mendengar ucapan itu, Abu Bakar menangis, dan dia berkata, Bukankah saya dan harta saya
hanya untukmu, wahai Rasulullah?
Ibnu Asakir dengan berbagai jalur periwayaannya meriwayatkan dari Aisyah dan
Urwah bin Zabir, bahwa tatkala Abu Bakar masuk Islam dia memiliki empat puluh ribu dinar
dalam lafazh yang lain empat puluh ribu dirham, kemudian dia infakkan itu semua untuk
Rasulullah.
Abu Dawud dan Tirmidzi meriwayatkan dari Umar bin Khathab, dia berkata,
Rasulullah menyuruh kami untuk mengeluarkan sedekah. Kebetulan saat itu saya sedang
memiliki harta. Lalu saya katakan: Hari ini saya akan mengalahkan Abu Bakar, dimana saya
tidak pernah mengalahkan Abu Bakar sebelum ini. Saya datang kepada Rasulullah untuk
menginfakkan separuh dari harta milik saya. Rasulullah bertanya kepada saya: "Lalu apa
yang kau sisakan untuk keluargamu." Saya katakan kepada Rasulullah bahwa saya
meninggalkan seperti apa yang saya infakkan. Kemudian Abu Bakar datang kepada
Rasulullah dengan menginfakkan semua hartanya. Rasulullah menanyakan padanya, "Lalu
apa yeng kau sisakan untuk keluargamu?" "Saya menyisakan untuk mereka Allah dan
Rasulullah."
Saya berkata setelah itu bahwa saya tidak mungkin untuk mengalahkannya dalam
segala hal untuk selamanya. Imam Tirmidzi berkata: Hadits ini hasan shahih.

Kepandaian dan Kecerdasan Abu Bakar Ash-Shiddiq

Imam Tirmidzi meriwayatkan dari Aisyah, dia berkata, Rasulullah bersabda:

‫َل ينبغي لقوم فيهم ابو بكر ان يؤمهم غيره‬

”Tidak selayakanya seseorang dari suatu kaum untuk menjadi Imam padahal ditengah-
tengah mereka ada Abu Bakar”

8
Selain paling mengerti tentang Al-Qur'an, dia juga adalah orang yang paling paham
tentang sunnah. Tatkala para sahabat menanyakan kepadanya banyak hal-dan itu bukan hanya
sekali dua kali, dia selalu menampakkan kepakarannya dengan menukilkan hadits dari
Rasulullah. Adapun tidak diriwayatkannya hadits-hadits darinya kecuali hanya dalam jumlah
yang sedikit, karena dia hidup tidak begitu lama setelah meninggalnya Rasulullah. Andaikata
usianya panjang niscaya akan banyak hadits yang diriwayatkan darinya.
Abu Bakar juga sosok yang paling tahu tentang nasab orang-orang Arab, apa lagi
nasab kaum Quraisy. Ibnu Ishaq meriwayatkan dari Ya'qub bin 'Utbah dari salah seorang
pemuka kalangan Anshar, dia berkata: Jubair bin Muth'im adalah orang yang paling tahu
tentang nasab Quraisy dan keturunan Arab secara keseluruhan. Dia berkata: Saya mengambil
silsilah nasab ini dari Abu Bakar Ash-Shiddiq. Dimana dia adalah orang yang paling tahu
tentang nasab orang Arab.
Abu Bakar juga merupakan orang yang paling paham tentang tafsir mimpi. Dia
pernah menakwilkan mimpi pada zaman Rasulullah. Ibnu Sirin salah seorang yang paling
pakar mengenai masalah mimpi ini- berkata: Abu Bakar adalah orang yang paling tahu
tentang takwil mimpi setelah Nabi Muhammad . (Ibnu Saad).
Imam An-Nawawi dalam kitabnya at-Tabdzib berkata: Abu Bakar Ash-Shiddiq
adalah salah seorang sahabat yang hafal Al-Qur'an secara keseluruhan. Riwayat yang sama
juga dikatakan oleh beberapa orang yang lain, di antaranya adalah Ibnu Katsir dalam
tafsirnya.

Sahabat Paling Utama Dan Paling Baik

Seluruh ahlus sunnah sepakat bahwa Abu Bakar adalah orang yang paling baik setelah
Rasulullah, lalu menyusul setelah itu Umar, Utsman, Ali dan semua orang yang mendapat
jaminan Rasulullah untuk masuk surga, mereka yang ikut dalam Perang Badar, yang terjun
dalam Perang Uhud, kemudian mereka yang membaiat Rasulullah pada Bai'at Ridhwan
di bawah pohon pada saat Perjanjian Hudaibiyyah, kemudian seluruh sahabat. Demikianlah,
sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Manshur Al-Baghdadi.
Imam At-Tirmidzi dan Al-Hakim meriwayarkan dari Umar bin Khathab, dia berkata:
Abu Bakar adalah sayyid (tuan) kami, orang yang terbaik di antara kami, dan orang yang
paling dicintai Rasulullah.

9
Pembaiatan sebagai kholifah

Imam An-Nasai, Abu Ya'la dan Al-Hakim dia menyatakan keshahihannya


meriwayatkan dari Ibnu Mas'ud dia berkata, "Tatkala Rasulullah telah dipanggil Allah ke
hadirat-Nya, orang-orang Anshar berkata, 'Dari kami ada seorang pemimpin dan dari kalian
ada seorang pemimpin.
'Kemudian Umar mendatangi mereka dan berkata, ''Wahai kaum Anshar tidakkah kalian tahu
bahwa Rasulullah telah memerintahkan Abu Bakar untuk menjadi imam shalat pada saat
hidupnya. Lalu siapa di antara kalian yang merasa dirinya berhak untuk maju mendahului
Abu Bakar? 'Orang-orang Anshar berkata,'Kami berlindung kepada Allah untuk maju
mendahului Abu Bakar."'
Ibnu Sa'ad, Al-Hakim dan Al-Baihaqi meriwayarkan dari Abu Sa'id Al-Khudri dia
berkata: Tatkala Rasulullah wafar, kaum muslimin berkumpul di rumah Sa'ad bin Ubadah.
Hadir di tengah mereka Abu Bakar dan Umar. Salah seorang dari kaum Anshar berdiri,
Wahai orang-orang Muhajirin sesungguhnya Rasulullah jika menempatkan seseorang dari
kalian maka dia akan senantiasa mengambil dari kami sebagai teman. Maka kami melihat
bahwa pemerintahan ini hendaknya diperintah oleh dua orang, seorang dari kami dan seorang
dari kalian. " Orang-orang yang berpidato dari golongan Anshar menekankan hal itu secara
bergantian.
Zaid bin Tsabit berdiri dan berkata, "Tidakkah kalian tahu bahwa Rasulullah adalah
dari kalangan Muhajirin dan khalifahnya adalah dari kalangan Muhajirin, sedangkan kita
adalah pembantu Rasulullah (Anshar), dengan begitu kita juga adalah pembantu khalifahnya.
Kemudian dia mengambil tangan Abu Bakar dan berkata,'Inilah sahabat Anda sekalian.'
Lalu Umar membaiatnya, diikuti oleh kaum Muhajirin lalu kaum Anshar.
Kemudian Abu Bakar naik ke mimbar, dan dia melihat ke wajah hadirin, namun tidak
dapatkan Zubair . Dia memerintahkan agar Zubair dipanggil, lalu dia datang menemui
panggilan Abu Bakar. Abu Bakar berkata, "Kau adalah anak bibi Rasulullah dan seorang
hawari Rasulullah apakah kau ingin mengoyak-ngoyak kesatuan kaum muslimin?" Zubair
menjawab, "Tidak wahai khalifah Rasulullah!" Lalu dia membaiat Abu Bakar.
Lalu dia kembali melihat orang yang hadir, dia juga tidak mendapatkan Ali di tengah
mereka. Dia kemudian mengutus seseorang untuk memanggil Ali, dan Ali pun datang
memenuhi panggilan tersebut. Abu Bakar berkata, "Kau adalah anak paman Rasulullah dan
dia kawinkan engkau dengan anaknya, apakah kau akan mengoyak-ngoyak kesatuan kaum
muslimin?" Ali menjawab, "Tidak wahai khalifah Rasulullah! Dan dia pun membaiatnya."

10
Ibnu Ishaq dalam kitab Sirahnya berkata, Az-Zuhri berkata kepada saya, Anas bin
Malik berkata kepada saya, dia berkata: "Tatkala Abu Bakar dibaiat di Saqifah Bani Saidah,
keesokan harinya Abu Bakar duduk di atas mimbar. Lalu Umar berpidato sebelum Abu
Bakar. Dia memuji Allah dan menyatakan syukurnya. Lalu berkata, "sesungguhnya Allah
telah menjadikan orang terbaik di antara kalian memangku jabatan khalifah. Dia adalah
sahabat Rasulullah, orang yang menemaninya saat berada di dalam gua. Maka bangunlah
kalian semua dan nyatakan baiat kepadanya."
Lalu para hadirin berdiri dan menyatakan baiat secara umum setelah baiat di Saqifah.
Kemudian Abu Bakar berdiri dan memuji Allah dan menyatakan syukurnya. Kemudian dia
berkata:
"Amma Ba'du. Wahai manusia! Sesungguhnya saya telah dipilih untuk memimpin
kalian dan bukan saya orang terbaik di antara kalian. Maka, jika saya rnelakukan hal yang
baik, bantulah saya. Dan jika saya melakukan tindakan yang menyeleweng luruskan saya.
Sebab kebenaran itu adalah amanah, sedangkan kebohongan itu adalah pengkhianatan.
Orang yang lemah di antara kalian adalah kuat dalam pandangan saya hingga saya ambilkan
hak-haknya untuknya, sedangkan orang yang kuat diantara kalian adalah lemah di hadipanku
hingga saya ambil hak orang lain darinya. InsyaAllah. Dan tidak ada satu kaum pun yang
meninggalkan jihad di jalan Allah kecuali akan ditimpakan kepadanya kehinaan. Dan tidah
pula menyebar kemaksiatan kepada suatu kaum kecuali akan Allah timpakan kepada mereka
petaka. Taat lah kalian kepadaku selama saya taat kepada Allah dan jika saya melakukan
maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya maha tidak ada kewajiban taat kalian kepadaku.
Bangunlah untuk melakukan shalat rahimakumullah. "
Al-Waqidi meriwayatkan dari jalan Aisyah, Ibnu Umar, Sa'id Ibnu Al-Musayyib dan
yang lain, mereka berkata, "Sesungguhnya Abu Bakar dibaiat pada saat Rasulullah wafat
pada hari Senin tanggal dua belas Rabiul Awwal tahun sebelas Hijrah.

Hal-hal yang terjadi pada masa kekhalifahannya

Hal-hal penting yang terjadi di masa kekhalifahannya adalah diteruskannya


pengiriman tentara Usamah yang pernah disiapkan Rasulullah sebelum meninggalnya, perang
melawan orang-orang yang murtad dan para pembangkang yang tidak mau membayar zakat,
perang terhadap Musailamah Al-Kadzdzab, serta pengumpulan Al-Qur'an.
Abu Al-Qasim Al-Baghawi dan Abu Bakar Asy-Syaf i dalam kitabnya Al-Fawaid,
juga Ibnu Asakir meriwayatkan dari Aisyah dia berkata, Tatkala Rasulullah meninggal,

11
kemunafikan muncul dimana-mana, sedangkan orang-orang Arab murtad dari Islam. Adapun
orang-orang Anshar melarikan diri (tidak memihak). Andaikata hal-hal yang menimpa
ayahku menimpa gunung-gunung, niscaya ia akan menghancurkannya. Dan tidak satu
masalahpun dimana orang-orang berbeda pendapat kecuali ayah saya akan datang untuk
memecahkan persoalan itu. Mereka berkata: Dimana seharusnya Nabi dikebumikan? Kami
tidak mendapatkan seorang pun yang mengetahui masalah ini. Lalu Abu Bakar berkata, "saya
mendengar Rasulullah bersabda, Tidak ada seorang nabi pun yang meninggal kecuali dia
harus disemayamkan di tempat pembaringan dimana dia meninggal." Orang-orang juga
berbeda pendapat tentang warisannya. Ternyata tak seorang pun yang mengetahui tentang
masalah ini, maka berkatalah Abu Bakar: Saya mendengar Rasulullah bersabda,
“sesungguhnya kami para nabi tidak rnewariskan (harta), dan apa yang kami tinggalkan
adalah sedekah”.
Sebagian ulama berkata: Ini adalah masalah pertama dimana terjadi perbedaan antara
para sahabat. Sebagian mereka berkata: Kami akan menyemayamkannya di Makkah, di kota
tempat dia dilahirkan. Sedangkan yang lain berkata: Hendaknya dia disemayamkan di
masjidnya, yang lain berkata, Dia hendaknya disemayamkan di Baqi' yang lain berkata
Hendaknya dia disemayamkan di Baitul Maqdis, tempat para nabi disemayamkan.
Demikianlah yang terjadi, hingga akhirnya Abu Bakar memberitahukan kepada mereka
tentang apa yang dia dengar dari Rasulullah.
Hadits ini adalah hadits yang hanya diriwayatkan oleh Abu Bakar, sedangkan kaum
Muhajirin dan Anshar semuanya merujuk kepadanya.
Imam Al-Baihaqi, Ibnu Asakir meriwayatkan dari Abu Hurairah dia berkata, “Demi
Dzat yang tidak ada Tuhan selain dia, andaikata Abu Bakar tidak menjadi khalifah, maka
Allah tidak akan disembah lagi di muka bumi.” Dia mengulangi perkataan tersebut dua kali
hingga tiga kali. Maka ditanyakan kepadanya: Apa yang kau maksudkan wahai Abu
Hurairah? Dia berkata, “Sesungguhnya Rasulullah telah mempersiapkan tentara Usamah bin
Zaid dalam jumlah tujuh ratus tentara ke negeri Syam. Tatkala dia sampai di daerah Dzi
Khasyab, Rasulullah dipanggil Allah menghadap ke hadirat- Nya. Orang-orang di sekitar
Madinah serentak murtad. Para sahabat Rasulullah berkumpul: Terjadi tarik ulur di antara
mereka, apakah mereka akan terus melanjutkan perjalanan ke wilayah Romawi, sedangkan
orang-orang di sekitar Madinah pada murtad? Abu Bakar berkata, “Demi Allah yang tidak
ada Tuhan selain Dia, andaikata anjing-anjing menarik-narik kaki istri- istri Rasulullah, saya
tidak akan pernah menarik mundur pasukan yang telah dipersiapkan Rasulullah, dan saya
tidak akan pernah akan membuka bendera yang diikatkan Rasulullah. Kemudian dia
12
mengirim tentara Usamah. Dan setiap kali pasukan itu melewati kabilah yang hendak murtad
mereka selalu berkata: Jika saja mereka tidak memiliki kekuatan yang demikian besar,
niscaya orang-orang ini tidak akan keluar dari Madinah. Namun demikian biarlah mereka
pergi hingga bertemu dengan pasukan Romawi. Kaum muslimin bertemu dengan pasukan
Romawi, pasukan Islam memenangkan pertempuran dan mereka pulang dengan selamat.
Akhirnya orang-orang yang ingin murtad itu tetap memeluk Islam.”
Al-Baihaqi juga meriwayatkan dari ‘Urwah dia berkata, Rasulullah pada saat sakitnya
bersabda, “Teruskan perjuangan pasukan Usamah.” Dia berjalan dengan pasukannya hingga
sampai ke daerah Al-Jurf. Istrinya, Fatimah binti Qais mengutus seseorang untuk
menemuinya dan berkata, “Jangan terburu-buru berangkat sebab saat ini Rasulullah dalam
keadaan sakit keras.” Tak lama kemudian Rasulullah meninggal. Tatkala Rasulullah
meninggal dia kembali menemui Abu Bakar dan berkata: Sesungguhnya Rasulullah
mengutusku sedangkan saya waktu itu tidak berada seperti keadaanmu saat ini, saya kini
khawatir orang-orang Arab kafir kembali. Dan jika mereka kafir, maka merekalah orang yang
seharusnya diperangi pertama kali. Jika mereka tidak kafir, maka saya akan melanjutkan
perjalanan perang karena masih banyak orang-orang yang tangkas dan baik.
Abu Bakar kemudian berpidato di hadapan kaum Anshar dan Muhajirin, “Demi
Allah, dimakan burung ganas lebih baik bagi saya daripada saya harus memulai sesuatu yang
tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah.” Lalu dia mengutusnya kembali sesuai dengan pesan
Rasulullah.
Adz-Dzahabi berkata, “Tatkala kabar wafatnya Rasulullah telah tersebar luas ke
semua wilayah, banyak golongan Arab yang murtad dari agama Islam, mereka tidak mau
membayar zakat. Lalu Abu Bakar bangkit untuk memerangi mereka. Umar dan yang lain
menyarankan agar tidak memerangi mereka. Demi Allah jika mereka tidak mau memberikan
seutas tali yang mereka pernah serahkan kepada Rasulullah, maka akan saya perangi mereka
atas tindakannya itu.”
Umar berkata, “Lalu bagaimana kau akan perangi manusia sementara Rasulullah telah
bersabda, “Saya diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengatakan: Saya
bersaksi bahwa tidak Tuhan selain Allah dan Muhammad sebagai Rasulullah. Siapa pun yang
mengatakannya maka dia terjaga harta dan darahnya kecuali dengan haknya, sedangkan
perhitungannya ada pada sisi Allah.”
Abu Bakar berkata, “Demi Allah sungguh akan saya perangi siapa saja yang
memisahkan antara shalat dan zakat. Sebab zakat adalah hak harta, dan Rasulullah telah
bersabda: ‘kecuali dengan haknya.”” Umar berkata,
13
.‫صد َْر أَ ِبي بَ ْك ِر ِل ْل ِقتَا ِل فَ َع َر ْفتُ أَنَّهُ ا ْل َح ُّق‬ َّ ‫ّٰللا َما ه َُو ِإ ََّل َرأَيْتُ أَ ْن قَدْ ش ََر َح‬
َ ُ‫ّٰللا‬ ِ َّ ‫فَ َو‬

“Demi Allah saya melihat bahwa Allah telah membukakan dada Abu Bakar untuk berperang.
Maka tahulah saya bahwa apa yang dikatakan itu adalah benar.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari ‘Urwah dia berkata, “Abu Bakar keluar dengan kaum Muhajirin dan Anshar
hingga sampai ke Najd. Sedangkan orang-orang Badui pada melarikan diri bersama dengan
keluarga dan kerabatnya. Orang-orang berkata kepada Abu Bakar, “Pulanglah ke Madinah
kepada keluarga dan wanita-wanita, dan dudukkan seseorang untuk memimpin tentara.
Mereka mengatakan itu hingga akhirnya Abu Bakar pulang. Dan dia memerintahkan Khalid
bin Al-Walid untuk memimpin tentara.’ Dia berkata kepada Khalid, Jika mereka menyerah
dan membayar zakat, maka jika ada di antara kalian yang akan pulang pulanglah; Setelah itu
Abu Bakar pulang ke Madinah.
Imam Ad-Daraquthni meriwayatkan dari Ibnu Umar dia berkata, “Tatkala Abu Bakar
muncul dan dia duduk di pelana kudanya, Ali bin Abi Thalib mengambil tali kekangnya. Dia
berkata, ‘Mau kemana engkau wahai khalifah Rasulullah? Saya akan katakan kepadamu
sebagaimana yang pernah Rasulullah katakan kepadamu pada Perang Uhud: Sarungkan
pedangmu, dan janganlah kau jadikan kami bersedih karena kehilangan dirimu, pulanglah ke
Madinah. Demi Allah jika kami kehilangan dirimu, maka tidak akan ada lagi aturan dalam
Islam untuk selamanya.”
Dari Hanzhalah bin Ali Al-Laitsi, dia berkata bahwa Abu Bakar mengutus Khalid dan
memerintahkannya untuk memerangi manusia atas lima perkara. Barangsiapa yang
meninggalkan salah satunya maka dia harus diperangi karena dia laksana meninggalkan
empat yang lain. Mereka harus diperangi jika mereka tidak mengucapkan syahadatain,
meninggalkan shalat, tidak membayar zakat, meninggalkan puasa dan tidak mau menunaikan
haji.
Khalid bin Walid dan orang-orang yang bersamanya berangkat pada bulan Jumadil
Akhir. Dia memerangi Bani Asad, Banu Ghathafan. Ada yang terbunuh dan ada pula yang
ditawan. Sedangkan sisanya kembali ke pangkuan Islam. Pada peristiwa ini, dua orang
sahabat, yakni ‘Ukasyah bin Muhshin dan Tsabit bin Aqram mati syahid.
Pada bulan Ramadhan di tahun itu Fatimah, putri Rasulullah, penghulu para wanita
dunia wafat, dalam usia 24 tahun.

14
Adz-Dzahabi berkata bahwa Rasulullah tidak memiliki nasab keturunan kecuali
darinya. Sebab dari anak Zainab tidak ada keturunan, sebagaimana dikatakan oleh Zubair bin
Bakkar. Sedangkan Ummu Aiman meninggal sebulan sebelum meninggalnya Fatimah. Pada
bulan Syawwal, Abdullah bin Abu Bakar meninggal.
Kemudian Khalid melanjutkan ekspedisinya ke Yamamah untuk memerangi
Musailamah Al-Kadzdzab di akhir tahun itu. Kedua pasukan bertemu. Mereka dikepung
dalam beberapa hari. Kemudian Musailamah, semoga Allah melaknatnya, terbunuh.
Pembunuhnya adalah Wahsyi, yang tak lain adalah pembunuh Hamzah di perang Uhud.
Pada perang itu, orang yang mati syahid adalah, Abu Hudzaifah bin ‘Utbah, Salim
bekas budak Hudzaifah, Syuja’ bin Wahb, Zaid bin Al-Khathab, Abdullah bin Sahl, Malik
bin Amr, Ath-Thufail bin Amr Ad- Dawsi, Yazid bin Qais, Amir bin Al-Bakir, Abdullah bin
Makhramah, Saib bin Utsman bin Mazh’un, Abbad bin Basyar, Ma’nu bin Adi, Tsabit bin
Qais bin Syamas, Abu Dujanah Samak bin Harb dan beberapa sahabat lain yang jumlahnya
tujuh puluh.
Saat terbunuh, Musailamah berusia seratus lima puluh tahun. Dia lahir sebelum
lahirnya Abdullah ayah Rasulullah. Pada tahun 12 Hijriyyah Abu Bakar mengutus Al-Ala’
bin Al-Hadhrami ke Bahrain. Orang-orang di sana telah murtad. Mereka kemudian bertemu
dengan kemenangan berada di tangan kaum muslimin. Dia juga mengutus Ikrimah bin Abu
Jahal ke Amman yang penduduknya murtad. Sementara itu Al-Muhajir bin Umayyah diutus
kepada orang-orang Najir yang murtad. Sedangkan Ziad bin Labid Al-Anshari di utus kepada
satu kelompok manusia yang telah murtad.
Pada tahun itu, Abu Al-Ash bin Al-Rabi’, suami Zainab putri Rasulullah, meninggal
dunia. Juga Ash-Sha’ab bin Jatsamah serta Abu Martsad Al-Ghanawi.
Setelah usai memerangi orang-orang murtad, Abu Bakar mengutus Khalid bin Walid
untuk menuju wilayah Bashrah dan memerangi Ublah. Dia kemudian membuka dan
menaklukkannya. Dia juga menaklukkan wilayah kaisar yang ada di wilayah Irak dengan
cara perang dan dengan cara damai.
Pada tahun ini pula Abu Bakar menunaikan ibadah haji. Kemudian dia pulang dan
mengirim Amr bin Al-Ash dan pasukannya ke Syam. Pada saat itulah terjadi perang
Ajnadain, yakni pada bulan Jumadil Ula tahun 13 Hijriyyah. Kaum muslimin mendapatkan
kemenangan, sedangkan Abu Bakar mendapat kabar tersebut saat menjelang akhir hayatnya.
Pada perang tersebut Ikrimah bin Hisyam bin Al-Ash mati syahid.
Di saat itu juga terjadi perang Marj As-Shafr. Kaum muslimin dapat memukul
mundur kaum musyrikin dan beberapa orang mati syahid di antaranya Al-Fadl bin Al-Abbas.
15
Pengumpulan Al-Quran

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari zaid binTsabit, Abu Bakar meminta
saya datang dan dia mengabarkan tentang terbunuhnya para sahabat di Yamamah. Saat saya
hadir disitu ada Umar. Abu Bakar berkata, sesungguhnya Umar telah mendatangi saya dan
berkata, ”sesungguhnya banyak para sahabat yang gugur pada perang Yamamah dan saya
khawatir kejadian serupa akan terjadi pada para Qurra' (penghafal Al-Quran) pada peristiwa-
peristiwa yarrg lain, maka akan hilanglah sebagian besar dari Al-Quran kecuali jika mereka
mengumpulkannya. Saya melihat alangkah baiknya, jika Al-Quran dikumpulkan. Abu Bakar
berkata, "Saya katakan kepada, Umar,”Bagaimana mungkin saya akan melakukan sesuatu
yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah?' Umar menegaskan, “Demi Allah ini adalah
perbuatan yang baik! Dan ia berulang kali memberikan alasan-alasan atas baiknya
pengumpulan Al-Quran ini sehingga Allah membukakan hati Abu Bakar untuk menerima
pendapat Umar tersebut. Lalu saya sependapat dengan apa yang menjadi pandangan Umar
itu. Zaid berkata: Umar yang duduk di tempat itu diam tidak bicara.
Abu Bakar berkata, "sesungguhnya kau adalah anak muda yang pintar, yang kami
percaya sepenuhnya. Engkau adalah orang yang menuliskan wahyu untuk Rasulullah. Oleh
karena itu maka carilah ayat-ayat Al-Quran itu dan kumpulkanlah.
Sungguh demi Allah andaikata dia memberiku beban untuk memindahkan salah satu
gunung, itu jauh lebih ringan daripada apa yang dia perintahkan untuk mengumpulkan Al-
Quran. Saya katakan kepada Abu Bakar dan Umar, "Mengapa kalian akan melakukan sesuatu
yang tidak pernah dilakukan Rasulullah?" Abu Bakar menjawab, "Demi Allah ini adalah
perbuatan yang baik!" Saya mengulangi perkataanku "tidak", hingga akhirnya AIlah
membukakan hati saya sebagaimana Allah telah membukakan hati Umar dan dan Abu Bakar.
Lalu saya kumpulkan ayat-ayat Al-Qur'an yang tertulis pada daun, pelepah kurma,
tulang belulang dan dari para penghapal Al-Quran, hingga saya dapatkan dua ayat surat At-
Taubah dari Khuzaimah bin Tsabit, yang tidak saya dapatkan pada orang lain selain dia.
Yakni firman Allah:

‫وف َّر ِحي ٌم‬ ٌ ‫علَ ْيكُم ِب ْٱل ُمؤْ ِمنِينَ َر ُء‬
َ ‫يص‬ٌ ‫ع ِنت ُّ ْم َح ِر‬ َ ‫علَ ْي ِه َما‬
َ ‫يز‬ ٌ ‫ع ِز‬ َ ‫سو ٌل ِم ْن أَنفُ ِسكُ ْم‬ ُ ‫لَقَدْ َجا ٓ َءكُ ْم َر‬
َ ۖ ‫َل ِإ َٰلَهَ ِإ ََّل ه َُو‬
‫علَ ْي ِه ت ََو َّك ْلتُ ۖ َوه َُو َربُّ ْٱل َع ْر ِش ْٱل َع ِظ ِيم‬ ٓ َ ُ‫ٱَّلل‬
َّ ‫ى‬ َ ‫فَإِن ت ََولَّ ْو ۟ا فَقُ ْل َح ْس ِب‬

16
Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya
penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas
kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. Jika mereka berpaling (dari
keimanan), maka katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya
kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung".
Qs. At-Taubah 128-129.
Mushaf yang dikumpulkan itu ada pada Abu Bakar hingga dia wafat, lalu disimpan
pada Umar hingga dia wafat, dan kemudian berada di tangan Hafshah.
Abu Ya'la meriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib dia berkata: Orang yang paling
besar pahalanya dalam masalah Al-Qut'an adalah Abu Bakar. Karena Abu Bakar adalah
orang yang pertama kali menghimpun Al-Quran.

Sakit, wafat dan wasiatnya serta menjadikan Umar sebagai khalifah

Saif dan Al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu Umar dia berkata, "Penyebab kematian
Abu Bakar adalah sama dengan kematian Rasulullah. Dia itu sangat sedih, hingga badannya
kurus dan akhirnya dia meninggal."
Ibnu Sa'ad dan Al-Hakim dengan sanadnya yang shahih meriwayatkan dari Ibnu
Syihab bahwa Abu Bakar dan Al-Harits, adalah dua orang yang makanannya adalah daging
kecil yang diiris-iris yang dituangkan air diatasnya, yang dihadiahkan kepada Abu Bakar. Al
Haris berkata kepada Abu Bakar, "'Wahai Khalifah Rasulullah, angkatlah tanganmu karena
sesungguhnya di dalamnya ada racun tahunan, sesungguhnya engkau dan aku akan mati pada
hari yang sama." Dia kemudian mengangkat tangannya. Dan keduanya sakit hingga akhirnya
mereka mati pada hari yang sama diakhir tahun.
Al- Waqidi dan Al- Hakim meriwayatkan dari Aisyah dia berkata, "Awal sakit
ayahku, Abu Bakar ialah pada saat dia mandi pada hari Senin tanggal 7 Jumadil Akhir.
Kemudian dia merasa kedinginan seharian. Dia terserang demam selama lima belas hari dan
tidak bisa menghadiri shalat jamaah. Dia meninggal pada malam Selasa tanggal 22 jumadil
akhir tahun ke 13 Hijriyah dalam usia 63 tahun. Al-Hakim meriwayarkan dari Ibnu Umar, dia
berkata, Abu Bakar menjadi khalifah selama dua tahun tujuh bulan.
Ibnu Abi Dunya meriwayatkan dari Said bin Al-Musayyab bahwa Umar melakukan
Sholat (jenazah) untuk Abu Bakar di antara kuburan dan mimbar dan dia bertakbir sebanyak
empat kali. Dia juga meriwayatkan dari Urwah dan Al-Qasim bin Muhammad bahwa Abu
Bakar berwasiat kepada Aisyah agar dia dikuburkan disamping makam Rasulullah. Tatkala

17
dia meninggal maka digalilah kuburan untuknya, dan diletakkanlah bagian kepalanya dekat
dengan pundak Rosulullah, Sedangkan lubang kuburannya berdampingan dengan kubur
Rasulullah.
Dia juga meriwayatkan dari Ibnu umar dia berkata, "yang turun ke dalam kuburan
Abu'Bakar adalah Umar, Thalhah,Utsman dan AbdurRahman bin Abu Bakar."
Al-Waqidi meriwayatkan dari berbagai jalur periwayatan, bahwa tatkala dia merasa
ajalnya telah mendekat dia memanggil Abdur Rahman bin 'Auf, dan berkata,"Katakan
kepadaku apa pendapatmu mengenai Umar bin Al-Khathab! " Abdur Rahman bin 'Auf
berkata,'"Tidaklah kau tanyakan tentang sesuatu kecuali bahwa engkau lebih tahu masalah
tersebut dari diriku" Abu Bakar berkata "Oh begitu! " Lalu Abdur Rahman berkara, "Demi
Allah, dia lebih utama daripada pandanganmu tentangnya." Kemudian dia memanggil
Utsman, dan berkata, "Beritahukan kepadaku bagaimana pendapatmu tentang Umar?"
Utsman menjawab, "Di antara kami kaulah yang paling tahu tentangnya." Abu Bakar berkata,
"Oh demikian," kemudian dia berkata, "Ya Allah saya tahu tentangnya bahwa isi kalbunya
jauh lebih baik dari tampilan luarnya dan bahwa tidak ada orang yang sama dengannya di
antara kami." Di samping mereka berdua Abu Bakar juga mengajak musyawarah Sa'id bin
Zaid, Usaid bin Al-Hudhair dan yang lain- lain dari kalangan Muhajirin dan Anshar. Usaid
berkata, "Saya tahu bahwa dia adalah orang terbaik setelah engkau. Dia rela untuk satu hal
yang baik dan akan marah dengan satu hal yang wajib untuk dibenci. Yang dia sembunyikan
(rahasiakan) jauh lebih baik dari apayang dia kemukakan. Dan tidak ada seorang pun yang
akan memangku perkara ini (khilafah) yang lebih mampu darinya.
Sebagian sahabat datang menemuinya. Di antara mereka ada yang berkata, " Apa
yang akan engkau katakan kepada Tuhanmu jika kau ditanya tentang keputusanmu
menjadikan Umar sebagai penggantimu padahal engkau tahu bagaimana sikap dia yang
sangat keras?" Abu Bakar berkata, "Demi Allah apakah engkau menakut-nakutiku? Saya
akan katakan: "Saya telah memutuskan orang yang menggantikanku untuk menjadi khalifah
atas kaum muslimin adalah orang yang paling baik dari hamba-Mu. Sampaikan apa yang saya
katakan ini kepada orang-orang di belakangmu. "
Kemudian dia memanggil Utsman dan berkata, "Tulislah Bismillahhirrohmanirrahim,
inilah apa yang diwasiatkan oleh Abu Bakar bin Abu Quhafah di akhir hidupnya di dunia saat
akan keluar darinya, dan awal hidupnya di ambang akhirat. Dimana orang-orang kafir telah
beriman, orang yang durhaka telah yakin, dan orang yang menyatakan dusta telah
membenarkan (agama Islam). Sesungguhnya saya telah menetapkan Umar sebagai khalifah
atas kalian setelah saya meninggal. Maka dengar dan taatilah dia. Saya telah melakukan yang
18
terbaik kepada Allah, Rasul dan agamanya dan kepada kalian serta saya sendiri. Maka jika
dia berlaku adil, iiulah yang saya harapkan dan yang saya ketahui tentang dirinya. Namun
jika dia berubah, maka setiap orang akan menanggung apa yang dia lakukan. Sedangkan saya
menginginkan hal yang baik, namun saya tidak tahu hal yang ghaib. Dan orang-orang yang
melakukan kezhaliman akan tahu kemana mereka akan dikembalikan. Wassalamu'alaihum
Warabmatullabi Wabarakatuh."
Kemudian dia menyuruh Utsman untuk menuliskannya dan menyetempelnya lalu
menyuruhnya keluar dengan membawa kertas wasiat yang telah diberi stempel itu. Kemudian
orang-orang yang hadir ditempat itu membaiatnya dan mereka sama-sama lega dan rela
terhadapnya. Abu Bakar kemudian memanggil Umar sendirian. Dia memberi nasehat
kepadanya. Kemudian Umar keluar dari dalam kamarnya. Kemudian Abu Bakar mengangkat
tanganny seraya berdoa, "Ya Allah, saya telah menjatuhkan pilihanku untuk kesejahteraan
kaum muslimin dan dengan harapan untuk menghilangkan percekcokan yang mungkin
muncul diantara mereka. Mengenai apa yang saya lakukan Engkaulah yang paling tahu.
Setelah pertimbangan yang matang, saya telah menjatuhkan pilihan kepada orang yangg saya
anggap paling mengikuti jalan yang lurus. Perintah- Mu telah dikeluarkan dan saya
amanahkan semua itu kepada-Mu. Mereka adalah hamba-Mu dan semuanya berada di dalam
genggaman kekuasaanmu ya Allah, jagalah pemimpin mereka agar berjalan di jalan yang
lurus dan saya mohon kepadamu jadikanlah penggantiku sebagai khalifah yang mendapatkan
petunjuk dan memberikan kedamaian."

19
BAB 3

PENUTUP

1. Kesimpulan
Abdullah bin Abi Quhafah Utsman bin Amir bin Amr bin Ka'ab bin Sa'ad bin
Taym bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib, Al-Qurasyi, At-Tamimi, atau akrab
dipanggil Abu Bakar Ash-Siddiq. Nasabnya bertemu dengan Rasulullah di kakeknya,
Murrah.Ia dilahirkan dua tahun dua bulan setelah kelahiran Rasulullah. Dan
meninggal dalam usia enam puluh tiga tahun sebagaimana usia Rasulullah.
Beliau adalah sosok manusia paling mulia, sahabat sekaligus pelindung
Rasulullah tatkala hijrah ke Madinah. Beliau memiliki sifat yang lembut namun tegas,
memiliki jiwa kepahlawanan yang tinggi dan juga pemberani serta seorang yang
diakui kedermawanannya.
Abu Bakar dibaiat pada saat Rasulullah wafat pada hari Senin tanggal dua
belas Rabiul Awwal tahun sebelas Hijrah. Alasannya karena Abu Bakar lah yang
menggantikan Rasulullah menjadi imam shalat tatkala Rasulullah sakit.
Hal-hal penting yang terjadi di masa kekhalifahannya adalah diteruskannya
pengiriman tentara Usamah yang pernah disiapkan Rasulullah sebelum meninggal,
perang melawan orang-orang yang murtad dan para pembangkang yang tidak mau
membayar zakat, perang terhadap para nabi palsu, serta pengumpulan Al-Qur'an atas
ide dari Umar bin Khattab setelah menyaksikan banyaknya ahlul quran yang syahid di
perang yamamah .

2. Saran
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk masyarakat luas,
khususnya bagi mahasiswa STIU Darul Hikmah Bekasi, dan dapat menambah
pengetahan dan wawasan mengenai Kholifah Abu Bakar As-Shiddiq. Penulis
berharap setelah kita membaca makalah ini, kita dapat mengambil keteladanan dari
kholifah Abu Bakar As-Shiddiq, dapat mencontohkan dan menerapkan kebaikan-
kebaikannya dalam kehidupan sehari-hari.

20
DAFTAR PUSTAKA

Imam As Suyuthi. Tarikh Khulafa. Jakarta : PUSTAKA AL-KAUTSAR

21

Anda mungkin juga menyukai